Sunday, July 21, 2013

It’s All About His Love

(Semuanya Itu tentang Kasih Tuhan)

Sdri. Junia Purnomo

Ulangan 10:12-22
12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
13  berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.
14  Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;
15  tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.
16  Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
17  Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;
18  yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.
19  Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
20  Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
21  Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.
22  Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."

Ada seorang jemaat yang sangat mengagungkan dan mengasihi Tuhan. Sejak berjumpa Tuhan Yesus saat  usianya sekitar 13 tahun, ia begitu mengasihi dan menggebu-gebu melayaniNya. Ia bukanlah seorang yang kaya raya dan bukan dari keluarga percaya. Menariknya, ia bisa menyisihkan uang jajannya untuk membeli Alkitab. Ternyata Alkitab itu dibeli dan dibagikan kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Sejak saat itu sampai usianya saat ini (40 tahun), sudah banyak Alkitab yang dibagikan. Yang lebih menarik, ia divonis menderita kanker stadium 4. Mengalami hal seperti itu, membuat banyak di antara kita menjadi marah kepada Tuhan dan berkata,”Aku sudah melayani Engkau membagikan Injil kemana-mana tetapi kenapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi?” Di usianya saat ini, kanker menggerogoti tubuhnya sampai tulang belakang, sehingga beratnya hanya 35 kg! Tubuhnya jadi bungkuk dan tidak dapat menopangnya. Ia bersyukur memiliki suami yang setia yang metuntunnya  untuk berjalan.  Ia tidak duduk dan tidur saja di rumah tetapi terus berjalan keliling dunia dan memberitakan Injil bagi Tuhan dan memberikan kesaksian bagaimana ia berjumpa Kristus kepada semua orang. Saat ditanya darimana punya kekuatan demikian, ia mengatakan, “Jangan pernah menyerah karena kasih Tuhan lebih daripada cukup.” Hanya orang yang sadar akan kasih anugerah Tuhan yang melimpah dan memberikan kesalamatan dalam hidupnya yang membuat ia terus melayani. Kesadaran akan kasih anugerah Tuhan seharusnya menjadi dasar bagi orang percaya. Tuhan hanya menginginkan , kita taat dalam melakukan kehendakNya.

Seluruh kitab Ulangan berbicara tentang relasi antara umat Israel dengan Allah. Ini berlaku sampai saat ini dimana Abraham dan keturunannya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Mengapa Tuhan memanggil Israel menjadi umat pilihan? Apakah karena mereka sangat baik, hidup kudus tak bercela di hadapan Tuhan, atau karena mereka pintar dan banyak jumlahnya? Sama sekali tidak. Ketika belajar firman Tuhan sepanjang sejarah, bangsa Israel selalu murtad. Meskipun Tuhan mencintai dan memanggil mereka menjadi umat pilihanNya, tetapi akhirnya mereka berpaling. Apakah kasih Tuhan menjauh dari mereka? Tidak. Ayat 14-15.  Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;  tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Hal ini jelas menunjukkan pemilihan Israel semata-mata karena anugearh Tuhan saja. Kembali ke ayat 12. Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Kata “maka sekarang” menunjukkan konsekuensi “oleh sebab ini maka”. Maknanya? Inilah yang dikatakan Tuhan menginginkan ketaatan untuk melakukan kehendakNya. Kita harus melakukannya karena apa? Ayat 20-21. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."
Kalau diperhatikan 21b, “perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri”, hal ini berbicara tegas kepada bangsa Israel, dimana Tuhan sendiri menuntun mereka keluar dari perbudakan. Allah telah membebaskan mereka. Di Perjanjian Baru, Kristus telah datang untuk menebus dosa kita. Anugerah keselamatan yang ditujukan Allah yang menjadi dasar kita taat kepada Tuhan. Namun kita seringkali taat kepada Tuhan karena kita takut kepada Tuhan dan tidak mau dihukum Tuhan. Ada juga yang berkata,”saya taat karena saya mengasihi Tuhan.” Benarkah? Ketika permasalahan hidup mengguncang keluarganya, apakah ia masih datang ke gereja?  Apabila usaha kita mengalami kegagalan dan kebangkrutan, apakah kita masih memuji namaNya? Apabila, anak  atau menantu membuat hidup  susah, apakah kita tetap datang ke gereja dan mengatakan, “Aku mengasihi Tuhan”?  Bukankah lebih sering kita taat karena punya motivasi lain? Kita menunggu berkat Tuhan. Kalau Tuhan tidak memberikan kekayaan, aku tidak akan pernah menginjakkan kembali kakiku ke gereja. Tanpa sadar, kasih anugerah yang dirasakan seakan-akan tidak ada artinya.  Kita jauh lebih menginginkan berkat jasmani daripada rohani yaitu Yesus Kristus sendiri. Tetapi firman Tuhan mengatakan, dasar dari ketaatan yang Tuhan inginkan, menyadari kasih anugerah yang begitu luar biasa membuat kita taat sungguh-sungguh kepadaNya. Dengan demikian, bila ada banyak peristiwa yang dialami kita tetap dapat mengatakan, “Tuhan memang baik”. Ketika menyadari Tuhan tidak pernah melepaskan tangan kita, sekalipun keluarga kita mengalami musibah ,  kita akan setia melayani Tuhan. Karena dasar ketaatan kita, kasih Tuhan. Seringkali saat berhubungan dengan Tuhan, tanpa sadar kita lupa identitas kita.

Di ayat 14 tertulis bahwa Tuhan adalah Allah empunya segala, siapakah kita di hadapanNya? Bukankah kita ciptaanNya? Tapi seringkali kita berlaku seakan-akan kita pencipta. Seringkali kita berkata kepada Tuhan, “Tuhan aku ingin Engkau melakukan apa yang menjadi keinginanku. Aku jauh lebih tahu apa yang lebih baik padaku.” Bukankah saat berkata demikian, kita menjadi sang pencipta? Seakan-akan Tuhan itu suruhan kita.  Sangat memprihatikan, kalau kita datang ke gereja, bukan karena memiliki hati yang rela memuji dan menyembahNya. Tetapi ada begitu banyak agenda pribadi dan motivasi lain namun seakan-akan ibadah kita berkenan di hadapanNya. Tetapi yang Tuhan lihat adalah sikap hati kita. Walaupun banyak kegiatan di gereja, melakukan banyak hal, tetapi kalau motivasi kita tidak sungguh menyembah Dia, Tuhan tidak akan pernah berkenan. Biarlah kita menyadari ada berkat yang jauh lebih besar dari Tuhan yakni keselamatan dan kehidupan kekal. Kasih anugerah , keselamatan yang Tuhan berikan, hidup kekal tidak bisa dibeli dengan uang. Walau kita punya banyak kekayaan, saat meninggal semuanya tidak bisa dibawa. Kalaupun bisa dibawa, kita juga tidak bisa masuk ke rumah Tuhan dengan membayarnya.

Di ayat 16. Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. Hal ini berbicara tentang sunat rohani bukan lahiriah. Maksudnya, kita harus menyangkal diri dan mengekang keinginan daging kita. Kita harus menundukkan keinginan hati kita di bawah Tuhan. Seperti Yesus Kristus menjadi teladan dalam melakukan kehendak Bapak, walaupun tahu jalan yang ditempuhNya begitu sulit dan menyakitkan. Karena Ia harus mati menebus manusia yang berdosa, walau manusia menghargainya. Tetapi meskipun manusia tidak menghiraukan dan menghargaiNya, tetapi Yesus Kristus tetap naik ke kayu salib menebus kita. Kalau Dia mengikuti keinginan dagingNya, mungkin Dia tidak mau. Tetapi karena Dia mengasihi kita, maka Dia ingin kita mengalahkan keinginan kita sendiri di bawah kehendakNya.

Ada sepasang suami istri yang telah menikah selama 5 tahun. Suatu hari sang suami dipindah ke luar kota, sehingga 3 bulan sekali ia baru kembali. Ia sibuk dan hanya bisa menelpon istrinya seminggu sekali. Sang istri yang kesepian karena ditinggal suaminya, mendapatkan perhatian yang begitu luar biasa dari pria lain dan  membuatnya  jatuh dalam perselingkuhan. Padahal ia orang Kristen, seorang aktifis dan membaca firman Tuhan. Namun keinginan daging begitu luar biasa, sehingga karena tidak hati-hati ia jatuh. Walau diingatkan berkali-kali oleh orang tuanya, ia merasa sulit sekali lepas. Tapi bersyukur, saat berjalan ke bandara menjemput suaminya, Tuhan menyapa hatinya. Melalui sebuah lagu, Roh Kudus melawatnya. Selidiki hatiku, lihat hatiku, apakahku mengasihiMu Yesus. Kau yang maha tahu dan menilai hidupku, tak ada yang tersembunyi bagiMu. Mungkin suaminya tidak pernah tahu perselingkuhannya, tapi Tuhan tahu. Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anaknya berkubang dosa dan terus jatuh. Ia menginginkan kesetiaan kita, keluar dari keinginan daging. Bukan karena Dia jahat, tidak tahu kita sulit melepas keinginan daging , tetapi semata untuk kebaikan kita. Ayat 13, Kita harus berpegang pada ketetapan-ketetapanNya supaya baik keadaanmu. Inilah perintah Tuhan.
Bila kita masih dikendalikan hawa nafsu atau bergumul saat datang beribadah dengan motivasi yang salah, kita boleh belajar bahwa kasih anugerah Tuhan selalu cukup buat kita. Kasih itu pula yang akan menopang kita untuk melakukan kehendak Tuhan mengatasi keinginan daging kita. Melalui firman Tuhan, kehidupan rohani yang Tuhan inginkan adalah ketaatan dalam mengasihi sesama. Seringkali kita punya momen-momen tertentu, misalnya berbagi kasih di momen valentine atau di hari ayah dan ibu. Kita menunjukkan kasih kita yang begitu luar biasa, baik dalam bentuk hadiah dan bunga atau kata-kata, saat itu kita boleh belajar untuk mengatakan hal yang sama atau memberikan hadiah, bagi orang lain yang bahkan mungkin tidak kita kenal.

Ayat 17-19 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;  yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.  Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. Siapakah sesama kita, apakah yang dikasihi hanya keluarga kita? Tuhan menginginkan kita mengasihi sesama tanpa memandang bulu. Sekalipun mungkin kita tidak suka dengan orang itu. Atau bahkan kita menyimpan kepahitan. 1 Yoh 4:20-21 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.  Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Mana yang lebih mudah mengasihi Tuhan atau sesama? Ada  yang bilang pastilah manusia karena kelihatan. Tetapi apakah kita bisa mengasihi orang yang misalnya telah merebut suami kita, menantu kita yang membuat kita susah, anak yang tidak peduli dengan hidup kita, orang yang tidak kita kenal? Seorang perempuan bernama Toi, miskin dan dicampakkan suaminya. Tetapi ia bisa memelihara dan mengasihi anak-anak jalanan. Padahal ia sendiri menderita sakit kanker! Ia bukan orang percaya tetapi secara jujur, kasihnya jauh lebih besar dari kebanyakan kita. Seringkali kita terpaku pada kekayaan yang kita miliki dan tidak mau membagi berkat dengan orang lain. Ketika kita dipanggil oleh Tuhan, diselamatkan dan diberikan hidup yang kekal, bukan semata-mata berhenti di situ tetapi menjadi berkat bagi orang lain. Sejak awal Abraham dan keturunannya dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Kita yang telah merasakan kasih TUhan, kita menjadi duta untuk mengasihi sesama. Marilah kita merenungkan firman TUhan, menenangkan diri , menilik hati kita., apakah kita sungguh mengasihi Tuhan dan orang lain. Ketika mengatakan,”TUhan aku mengasihMu”, sungguhkah? Ketika mengatakan ,”Aku mengasihi engkau”  sungguhkah kita mengasihi? Ataukah di dalam hati kita menyimpan banyak kebencian? Tuhan mengasihi kita dan tidak ada sesuatu di dunia yang jauh lebih berharga daripada yang telah diberikan Yesus Kristus pada kita. Kasih anugerahNya menebus kita. Tanpa sadar, kita mengabaikan begitu saja. Bahkan tidak menghargainya, dan ketika datang , hanya menuntut berkat dari Tuhan. Datang dengan motivasi yang tidak benar. Padahal apa yang tidak kita berikan, sudah diberikanNya di kayu salib. Jika hari ini, saat kita menyelidiki hati kita, sesungguhnya kita tidak benar-benar mengasihi Tuhan, kita lebih suka menuruti hawa nafsu kita, menyenangkan diri kita sendiri, maka marilah  kita sama-sama mohon ampun. Biarlah kasih anugerah Tuhan menolong kita untuk lepas dari dosa yang terus kita pegang. Bila kita mengatakan aku mengasihi Tuhan tetapi membenci orang lain, sesungguhnya kita tidak mengasihiNya. Kalau hari ini ada begitu banyak pergumulan, mungkin kita benci menantu, suami yang terus selingkuh, kita jadi sakit hati karena anak tidak pedulikan kita, biarlah kasih anugerah Tuhan, memungkinkan kita mengampuninya dan mengasihi mereka kembali.  

No comments:

Post a Comment