Sunday, July 14, 2013

Focus on God




Ev. Anky Hitro

Filipi 1:12-26
12  Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,
13  sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
14  Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
16  Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,
17  tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
18  Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
19  karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
20  Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
21   Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
22  Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
23  Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus  —  itu memang jauh lebih baik;
24  tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
25  Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
26  sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

Pada Fil 1:12 Rasul Paulus menulis, “Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,”. Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, walaupun secara jarak ia berada jauh dari Filipi yakni di dalam penjara (Fil 1:13). Rasul Paulus menyatakan dengan yakin dalam suratnya bahwa ia sedang berada di penjara karena Kristus. Karena ia tahu bahwa pemenjaraan itu menyebabkan kemajuan Injil dan ia ingin semua jemaat di Filipi tahu tentang hal tersebut. Apa bedanya orang yang telah mengalami penebusan Tuhan dan hidup bukan untuk diri sendiri tetapi Tuhan dibandingkan orang yang sudah mengalami dan dijamah Tuhan tetapi masih mementingkan diri? Bedanya sangat jauh walaupun sama-sama Kristen dan telah mengalami kasih Tuhan. Orang Kristen yang berfokus pada Tuhan berbeda dampaknya. Saat diundang untuk menyampaikan khotbah dengan tema “Focus on God” , saya bergumul tentang tema ini.  Saya rindu menyampaikan apa yang Tuhan ingin saya sampaikan. Bukan dengan konsep dan pengetahuan kita fokus pada Tuhan, tapi biarlah ibadah hari ini kita fokus pada Tuhan dengan hati dan setiap peristiwa dalam hidup kita.

Rasul Paulus  dipenjara karena Kristus dan menyebabkan kemajuan Injil dan ia ingin jemaat Filipi tahu tentang hal ini. Lalu pada  ayat 14, Rasul Paulus menulis “Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.”  Jadi Rasul Paulus berkata, “Saya di penjara karena Kristus dan dampaknya adalah Injil semakin maju. Injil maju karena makin banyak orang memberitakan Injil tanpa takut”. Jadi kita jangan berfokus pada diri sendiri atau berkeluh kesah karena sebagai anak Tuhan, hidup kita tidak akan selalu mudah. Selama 21 tahun saya mengikut Tuhan, hidup tidak lebih mudah bahkan pergumulan lebih sulit karena terkait kekudusan dan integritas. Tetapi hidup lebih bermakna, mulia, hormat, honoured dan worthy. Kalau dulu menderita karena diri sendiri tetapi sekarang walaupun kita susah, sebenarnya kita menderita karena Kristus. Dulu dihukum karena kesalahan sendiri, tetapi sekarang kita sadar bahwa kesulitan hidup bukan karena kesalahan kita tetapi diijinkan terjadi agar kemuliaan Tuhan dinyatakan. Saat berjalan bersama Yesus Kristus dan melihat orang buta, muridNya bertanya, “Salah siapa orang ini buta? Kesalahan dirinya sendiri atau orang tuanya?” Tuhan Yesus menjawab, “Bukan salah dia atau orang tuanya tetapi karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan melaluinya”. Saat saya berusia 19 tahun, mama saya terkena kanker. Salah siapa , kalau mama saya meninggal karena kanker? Hal ini terjadi setelah 1 tahun saya menjadi orang Kristen (saya menerima Kristus di usia 18 tahun lebih sedikit). Padahal sebelumnya selama 17 tahun tanpa Kristen, mama saya tidak apa-apa. 1 tahun kemudian mama saya sakit kanker dan berobat sampai ke Guang Zhou. Karena salah mama saya atau saya? Bukan karena salah mama saya atau saya, tetapi karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Saat itu saya sulit menerimanya. 2,5 bulan saya tidak mau ke gereja dan tidak mau ikut pelayanan. Tetapi kalau hari ini ditanya mengapa hal itu terjadi, saya percaya dan berterima kasih karena hal itu banyak mengubah hidup saya. Dulu saya anak paling dimanja oleh mama sehingga hidup saya tergantung pada mama. Tuhan memakai hal ini membawa saya makin dekat dengan Tuhan dan akhirnya menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Kalau tidak hari ini saya menjadi tukang beras di gang Hober. Rasul Paulus berkata,”Saya di penjara karena Kristus. Karena saya di penjara, orang-orang percaya makin berani memberitakan Injil.”

Pada ayat 15, Rasul Paulus menulis, Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Jadi sementara Rasul Paulus di penjara ada orang yang makin berani memberitakan Injil. Sekelompok orang melayani Tuhan (seperti menjadi majelis) karena mencintai Tuhan dan sebagian karena mencintai diri sendiri. Ada aktivis pemuda yang menjadi pengurus melayani Tuhan dengan menggebu-gebu karena cinta Yesus dan menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mati baginya tetapi ada juga pemuda yang melayani karena diri sendiri. Ada juga sekelompok orang Kristen dewasa membuka sekolah Kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa yang hilang dan ada juga yang membuka sekolah Kristen hanya menjadi label untuk mendapat untung lebih banyak. Demikian juga banyak orang Kristen yang menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan seumur hidup, sama-sama dipersiapkan di sekolah teologia, dididik oleh dosen yang sama, namun faktanya setelah lulus kuliah sebagian menyerahkan diri melayani, mati-hidup bagi kristus, apapun demi Tuhan. Tetapi tidak semuanya begitu. Faktanya ada sebagian yang lulus mendirikan gereja tetapi untuk keuntungan diri sendiri. Sekelompok orang Kristen kuliah di fakultas kedokteran , yang satu merawat pasien untuk kemuliaan Kristus tetapi yang lainnya melayani untuk kepentingan pribadi. Dunia dipenuhi fakta seperti itu. Itu bukan terjadi saat ini, tetapi sejak zaman Rasul Paulus. Kalau hari ini kita berteriak karena majelis yang cinta diri, Rasul Paulus sudah mengalaminya sejak sekitar 2.000 tahun lalu. Ada yang kecewa karena pendiri sekolah Kristen melayani untuk diri sendiri, hamba Tuhan di atas mimbar berkhotbah untuk kepentingan diri sendiri dan ada orang memanfaatkan slogan Kristen untuk kepentingan diri sendiri, namun ada orang yang memberitakan Injil karena kasih Kristus yang mengubahkan dirinya.

Fakta tidak bisa berubah, tapi kita bisa memaknai sejarah bersama Tuhan. Tidak bisa dipungkiri, ada orang Kristen yang anaknya meninggal , lalu tidak jadi Kristen. Ada juga yang setelah melewatinya dengan susah , ia terus menjadi Kristen sampai akhir. Itu sejarah. Tetapi bagaimana kita meresponi fakta sejarah dan peristiwa yang tidak bisa diubah. Rumah sakit, sekolah, majelis tidak diubah. Tetapi kita bisa memilih untuk merespon. Respon Rasul Paulus pada ayat 18 menulis,” Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” Karena fokus saya bukan pada orang lain, tetapi pada Tuhan. Bedanya orang yang tidak mudah dibiaskan dengan orang yang ikut-ikutan panggilan , pekerjaan atau kesuksesan orang lain. Gereja yang fokus pada Tuhan tidak akan gampang mengikuti gereja lain walaupun gereja lain tersebut sepertinya lebih berhasil. Majelis yang fokusnya pada Tuhan tidak mudah diubahkan arah hidupnya walaupun berbagai peristiwa dialami dalam hidupnya. Hamba Tuhan tidak akan mudah dikecewakan dalam hidupnya karena everything is about God. Waktu Rasul Paulus berkata,”Tidak mengapa, karena tidak ada masalah dengan semua itu.” Nanti akan terjadi fakta seperti itu. Mungkin ribuan orang membuat sekolah Kristen atau rumah sakit untuk kepentingan diri sendiri, tapi jangan karena hal itu kita takut membuka sekolah atau rumah sakit Kristen. Kita jangan takut untuk memberitakan Injl hanya karena ada orang yang memberitakan Injil untuk diri sendiri. “Aku akan tetap bersukacita,” kata Rasul Paulus.

Aku tetap bersukacita di dalam Tuhan whatever happen. Walau motivasi orang lain melayani palsu, saya tidak akan tergoyahkan. Walau orang lain menyeleweng, saya tetap fokus ke Tuhan. Saya tidak akan ikut cara yang curang. Saya tidak peduli kalau itu caramu sendiri, aku ada karena Tuhan. Hidup dan gerejaku ada karena Tuhan. Maka tidak mengapa  untuk apa  yang terjadi karena life is not about me but God. Seperti yang dituliskan Rasul Paulus pada ayat 20,”Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.”  Jadi kalau aku mati atau hidup, biarlah Kristus dimuliakan. Hidup yang kuhidupi sekarang bukan milikku tetapi milik Kristus. Kalau orang Kristen seperti ini, maka dunia akan digoncangkan, tidak mudah diselewengkan, dan dipenuhi anak Kristen yang berpacaran dengan bersih. Dipenuhi orang Kristen berintegritas dan tulus di hadapan Tuhan. Dunia dipenuhi gereja yang mencintai dan melayani Tuhan meskipun ada gereja yang didirikan untuk kepentingan diri sendiri. Celakakalah mereka yang memilih begitu. Celakakalah kita kalau kita ikut-ikutan memilih yang salah. Bersukacitalah kita kalau kita fokus pada Tuhan. Ayat 21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Kalau aku hidup, bagiku hidup memberi buah. Tidak ada tujuan yang lain, kecuali menghasilkan buah. Kalau kuhidup bagiMu, agar kutetap memandangMu. Dunia tidak bisa menjauhkan dari kasihMu selama kuhidup bagiMu. Sudah berapa kali dikecewakan dan dikhianati oleh orang yang kita percayai? Saya pun mengalami hal yang sama. Yesus juga. Ia dijual oleh muridNya sendiri, Yudas Iskariot dan diingkari oleh Petrus. Tuhan Yesus, Rasul Paulus, saya dan saudara dikhianati. Berapa lama lagi kita akan kecewa? Karena hidup kita bukan karena mereka tapi Kristus.

Walau banyak kekecewaan dalam hidup , jangan bias dan berfokus pada hidup kita. Hiduplah berfokus pada Kristus. Karena saat mati kita hidup di surga untuk selama-lamanya. Hidup bagi Kristus, aku akan bersukacita dan akan tetap bersukacita, aku akan menunggu kematianku karena mati adalah keuntungan. Selama kematian belum datang, aku hidup untuk Kristus dan berbuah. Hari ini (atau dua hari atau sekian hari lagi) aku hidup, aku hidup berbuah untuk Tuhan dan hari ini (atau 2 hari atau sekian hari kemudian) menyambut kematian karena keuntungan. Aku bersukacita walau tidak akan mengubah sejarah orang Kristen yang menjual Tuhan, tetapi aku mati untuk Tuhan dan itulah panggilanku. Bahkan setelah kita mati, rumah sakit yang menjual Kristus niscaya masih ada. Namun orang Kristen yang cinta Tuhan masih banyak. Kita mati untuk Kristus. Kita mewariskan teladan bagi orang lain. Di saat orang lain memilih untuk diri sendiri, kita memilih Tuhan dan mati merupakan keuntungan serta memberikan warisan iman yang sejati. Dengan begitulah kita menjalani hidup dan kembali kepada keseharian. Kita kembali ke istri bukan ke wanita manapun, kita menjadi ayah yang mencintai anak-anak kita. Karena hidup adalah Tuhan, kita kembali pada pekerjaan dan Tuhan , untuk itulah kita melayani Tuhan seperti menjadi majelis atau aktifis dan tidak dibiaskan dari cinta kepada Tuhan. Jangan pernah menyerah, karena Tuhan tidak pernah menyerah dengan kita. Biarlah kita pulang menjadi orang yang menemukan, melakukan, menghayati dan mewariskan iman yang hidup.

No comments:

Post a Comment