Friday, April 17, 2009

Penerimaan Diri IV - Komsel Minggu 3 Maret 2009


Dalam bagian ini, kita akan mengakhiri tema penerimaan diri, tetapi bukan artinya kita berhenti bergumul tentang penolakan dan penerimaan diri. Tema tentang penolakan dan penerimaan diri menjadi sebuah proses hingga akhir hayat kita, bahkan perlu diwariskan kepada anak cucu kita sebagai sesuatu yang harus digumulkan oleh mereka, bahkan generasi berikutnya.
Dalam bagian ini, kita akan melihat ada prinsip yang perlu kita miliki dalam menjalani hidup sebagai anak2 Tuhan : kebahagiaan kita tidak tergantung pada kecantikan lahiriah kita, melainkan pada kemampuan kita untuk mengalami karakter Tuhan Yesus Kristus; dan, kebahagiaan/kepuasan sejati akan dirasakan pada kita menjadi alat Tuhan yang unik dalam berbagian memberitakan Kristus. Pernahkah engkau merasakan bahagia yang sangat amat setelah orang lain mendengarkan atau merasakan siapa Kristus melalui diri kita? Dapatkah seorang karyawan perusahaan atau pemimpin perusahaan merasakan kepuasan atau kebahagian seperti ini? Jawabannya adalah ya, karena Tuhan hendak memakai tiap2 orang Kristen menurut keunikannya masing2.
Perbedaan penampilan, kemampuan/talenta, keturunan, dan warisan social adalah cara khusus Allah untuk memakai kita menjadi alatNya yang unik dalam menyampaikan berita tentang Tuhan Yesus. Jadi, kita tidak boleh menghina diri kita karena kekurangan dan kelemahan kita. Tetapi sebaliknya, syukurilah itu karena semua itu berasal dari Allah dan Allah mempunyai tujuan dengan semua itu. D.L. Moody dari seorang tukang sepatu dipakai Allah dengan unik dalam segala hal yang dimiliki dalam hidupnya, bayangkan apa jadinya jika Moody tidak minder dan terus menerus menolak dirinya yang adalah tukang sepatu.. Demikian juga Lena Maria seorang yang tidak mempunyai kedua tangannya dipakai Allah dengan cara yang unik, apakah kurangnya fisik kita dibandingkan dengan Lena Maria? Kita jauh lebih baik. Tetapi mungkin juga kita jauh lebih buruk dalam meresponi panggilan Allah.
Allah juga hendak memakaimu dalam keunikanmu (kelebihan dan kekurangan), maukah engkau dipakai Allah? Jika ya, Allah ingin kita berespon terhadap panggilanNya untuk hidup sesuai dengan nilai-nilaiNya. Mulailah dengan menggumulkan dan melakukan nilai2 ini. Nilai2Nya secara jelas dapat dilihat di dalam khotbah di bukit (Mat.5:1-12) : rendah hati, kelembutan, berduka rohani dan mengampuni sesama, hati yang murni (pure), lapar rohani, pembawa damai (peacemaker) dan tekun dalam menghadapi penderitaan seperti Kristus. Semua nilai ini adalah sikap menerima diri.
Nilai2 manakah yang kita belum berespon dengan baik dalam menjalankan untuk memuliakan Allah? Hafalkan, ingat, dan lakukanlah nilai2 ini, maka Allah akan sungguh memakaimu.

No comments:

Post a Comment