Friday, April 17, 2009

Penerimaan Diri II - Komsel Minggu I Maret 2009


Bagian ini merupakan kelanjutan dari tema bulan lalu tentang penerimaan diri bagian pertama. Tema ini menjadi menarik karena perlu kita ketahui bahwa tema ini jarang dibahas di gereja2 umumnya. Mengapa? Karena tema ini bersifat membongkar diri, kekurangan, dan kelemahan diri. Lalu? Ya, dengan demikian orang Kristen dibawa kepada titik untuk terbuka (self openness) dan hal ini bukan menjadi hal yang mudah dilakukan. Banyak yang berpikir bahwa dengan terbuka (open) nanti kelemahan saya akan diketahui, dan jika demikian, saya tidak dihormati lagi. Hal ini berarti, orang ini mengejar kehormatan diri. Orang ini sesungguhnya adalah orang yang sombong karena ia mau dilihat selalu baik. Padahal Paulus sebagai seorang rasul justru membukakan semua kelemahannya di dalam banyak suratnya, dan ia dihormati. Jadi pemikiran bahwa terbuka (open) adalah awal tidak dihormati adalah salah di dalam terang Alkitab (meski kita juga harus bijaksana dalam terbuka – hal ini tergantung konteks, tetapi intinya adalah terbuka). Dan hal ini tidak berhenti sampai disini, melainkan setelah open, orang Kristen harus berani mengakui kelemahan, kekurangan, dosa, bahkan jika memungkinkan segala hal yang ia sembunyikan. Dan hal ini menuntut kejujuran, bukan sandiwara. Dan setelah ini, bersedia dikoreksi oleh Allah sendiri. Dan setelah dikoreksi, ia akan menjadi orang yang diberkati dan dipakai Allah dengan leluasa. Akhirnya, ia akan memuliakan Allah. Bukankah hidup orang Kristen adalah untuk kemuliaan Allah? Banyak orang Kristen yang pandai, baik rupa dan lainnya tetapi tidak dipakai Allah, mengapa? Karena ia tidak melewati tahap2 di atas. Ini merupakan beberapa tahap yang harus dilalui oleh mereka yang mendengarkan FT, dan mereka harus memberikan respon (positif – makin kenal Tuhan atau negative – stag iman).
Setelah bulan lalu membongkar siapa diri kita dan masalah diri (Self Rejection), sekarang telah masuk ke tingkat membangun (rekonstruksi) diri. Hal ini tidak mudah tetapi juga tidak sesulit yang dibayangkan. Yang diperlukan disini hanyalah Iman dan ketaatan (trust and obey), inilah yang Allah minta.
Di dalam Penerimaan Diri 2 ini, ditekankan tentang keberadaaan orang Kristen yang mempunyai seperangkat hal di dalam dirinya yang telah diletakkan Allah sebelum ia dilahirkan, yang ia tidak dapat ubah, misalnya warna kulit, bentuk wajah, keluarga, sifat dasar dll. Yang terpenting dalam bagian ini adalah RESPON YANG BENAR DI HADAPAN ALLAH. Kita tidak perlu mengubah warna kulit kita seperti yang dilakukan Michael Jackson, karena apakah hal tersebut memberikan nilai lebih baginya di hadapan Allah?? Jelas tidak. Yang perlu di dalam hal ini adalah kita MENERIMA HAL-HAL YANG TIDAK DAPAT DIUBAH TERSEBUT. Sulit?? Ya, pasti ada hal2 yang kita tidak puas dari hal-hal tersebut. Tetapi percayalah, Allah hendak berkarya dalam hidupmu melalui segala hal tersebut, bahkan yang kita dan orang lain anggap sebagai kekurangan. Lihatlah Tukul, apakah ia ganteng seperti coverboy yang seperti yang ia akui? Tetapi ia bisa menerima kekurangannya dan mengolahnya dengan baik menjadikah keuntungan bagi dirinya. Tetapi penerimaan diri Kristen berbeda dengan konsep Tukul karena Tukul berpola pikir humanis (berpusat pada diri), tetapi Kristen mengolah dan menggunakan kekurangan untuk KEMULIAAN ALLAH (baca tentang orang buta sejak lahirnya dalam Yoh.9: 1-3), hal ini tidak dimiliki Tukul pastinya. Inilah penerimaan diri Kristen.
Ingat, Allah mempunyai tujuan bagi setiap kita. Ia tidak menciptakan kita secara kebetulan atau karena orangtua kita, melainkan Allah ingin memakai hidup kita sebagai alat kemuliaanNya. Maukah engkau dipakai Allah? Mulailah dengan menerima diri.
Ingatlah, tidak ada orang yang sempurna di dalam dunia ini. Hanya Allah yang sempurna. Orang Kristen juga bukanlah orang yang sudah sempurna, tetapi masih di dalam proses pembentukan Allah. Tangan Allah sedang menggodok dan berkarya dalam hidup kita, meski kita seringkali tidak melihatnya. Boleh dikatakan bahwa Allah seperti sedang membuat lukisan. Di dalam lukisan tidak hanya ada warna terang seperti merah, biru, kuning, hijau dan lainnya. Sebuah lukisan yang indah mempunyai berbagai warna, termasuk warna hitam. Perhatikan dengan seksama, hampir di semua lukisan yang indah ada warna hitam, setidaknya untuk bayangan. Sebagaimana hidup kita sebagai orang Kristen, kita tidak dapat hanya menginginkan warna terang di dalam hidup kita, tetapi juga warna gelap seperti hitam. Warna terang bagaikan semua hal yang menyenangkan dan kita sukai, tetapi warna gelap bagaikan penderitaan dan kesulitan hidup. Jika kita hanya menghendaki yang terang, maka ‘lukisan hidup’ kita tidak menjadi indah, bahkan bukan lukisan. Jadi, Allah sedang ‘melukis’ di dalam hidup kita, anak-anakNya. Allah adalah seniman sejati. Ia yang telah menjadikan semesta dan isinya dengan indah (lihatlah pemandangan yang indah, itu adalah buatan Allah), Ia juga yang melukis hidup kita. Bagian kita adalah tidak mengeluh/bersungut, tetapi mempercayakan hidup kepadaNya. Ini adalah tentang penyerahan diri. Tentang hati. Tentang iman.
Dunia melihat luar, tetapi Allah melihat hati (1Sam. 16:7). Allah tidak melihat kekuranganmu, ia ingin memakaimu apa adanya kamu, jika engkau berserah hati padaNya. Jadi, jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan (Ams. 4:23). Beresponlah dengan benar di hadapan Allah. Dengan demikian, engkau menerima dirimu dan engkau akan dipakai Allah sebagai AllahNya.
Apakah engkau berespon dengan benar di hadapan Allah atas semua kekuranganmu?


Oleh : Ev. Pangsuri

No comments:

Post a Comment