Sunday, March 24, 2019

Janji Tentang Penebusan Melalui Silsilah Abraham

Pdt Beny Tjen

Kej 17:1-9
1  Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
2  Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
3  Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
4  "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
5  Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
6  Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
8  Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
9  Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Ibrani 11:11-12
11  Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
12  Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

Pendahuluan

              Tema hari ini  “Janji Tentang Penebusan Melalui Silsilah Abraham” dan tema  ini penting. Mengapa? Ada 2 hal yang sangat serius (penting) tapi seringkali jarang dipikirkan oleh manusia. Bukan saja jarang dipikirkan bahkan mungkin banyak yang tidak ingin memikirkannya sehingga sewaktu diajak bicara mereka akan berkata,”Jangan bicarakan hal itu”. Padahal hal tersebut penting. Kedua hal itu adalah :

1.     Kematian

Bicara tentang kematian adalah penting. Ada penderitaan, ada tua dan ada kematian. Sekarang bukan hanya orang tua, tetapi juga banyak orang yang meninggal di usia yang muda. Pada hari Rabu,6 Maret 2019 pk 7 pagi terjadi kecelakaan di dekat Pos Polisi Pinangsia. Saat itu ada seorang perempuan berusia 47 tahun yang sudah rapi ingin pergi bekerja. Ia berjalan melewati jalan Pinangsia, Pancoran dan Pos Polisi. Ketika sedang berjalan, ada seorang supir taxi on-line yang sedang menstarter mobil. Namun saat di-starter, mobil meloncat lalu menabrak serta melindas perempuan tersebut. Setelah diangkat, perempuan tersebut masih sempat menelpon saudaranya dan memberitahukan bahwa  dia terlindas mobil dan merasa sakit sekali. Secara fisik, tidak ada darah yang keluar di tubuh bagian luarnya. Ia pun dibawa ke klinik, namun pihak klinik tidak bisa menanganinya sehingga dibawa ke rumah sakit. Di Rumah Sakit Husada, ia dimasukkan ke ruang gawat darurat, namun beberapa menit kemudian ia menghembuskan nafas terakhir karena ternyata ia mengalami luka dalam. Kematian adalah hal yang sangat serius dan kita tidak tahu kapan akan terjadi. Jadi pikirkanlah tentang kematian itu! Jangan menjadikan kematian sebagai hal yang tabu dan hal yang tidak disukai.

Suatu kali saya berbincang-bincang dengan mertua saya. Dari  berbagai topik pembicaraan akhirnya topiknya beralih tentang kematian.  Selama 1-2 menit pertama pembicaraan masih lancar. Namun pada menit ketiga, ia memandang saya dengan tajam. Tiba-tiba ia bertanya,”Kita bicara tentang kematian ya? Mengapa kita membicarakan tentang kematian?” Saya menjawab, “Karena topik kematian penting.” Kemudian ia berkata, “Jangan-jangan kamu mau saya ….” tanpa melanjutkan kata yang menjadi topik pembicaraan kami. Sejak hari itu ia ngambek sehingga selama 3 hari dan 3 malam ia tidak mau menyediakan saya makanan.

Mengapa ada kematian?

 Roma 6:23  Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Kita adalah manusia berdosa , sudah melanggar ketetapan Tuhan. Manusia sudah memberontak dan berdosa kepada Tuhan. Ketika berdosa terhadap Tuhan akibatnya maut (kematian). Setiap manusia sudah berdosa, bahkan saya sebagai pendeta pun adalah manusia berdosa. Tidak ada manusia yang sedemikian baik yang tidak berdosa. Semua orang telah berbuat dosa.

Bagaimanakah manusia menyelesaikan dosa-dosanya di hadapan TUHAN?

Seharusnya setiap agama bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena ini pertanyaan yang penting. Namun tidak semua agama memberikan jawaban yang memuaskan, hanya Alkitab saja. Begitu banyak orang berkata, “Dosaku bisa diselesaikan dan dilunaskan dengan perbuatan baik.” Apakah pernyataan itu betul? Apakah manusia bisa menyelesaikan dosa-dosanya dengan melakukan perbuatan baik, amal ibadah, mempersembahkan korban dll?

Suatu kali dari kota saya mau menjemput anak saya di Pasar Baru melewati lampu merah di Stasiun KA Beos. Karena sedang terburu-buru dan kurang memperhatikan lampu merah maka mobil saya menerobos lampu merah, padahal di depan ada polisi yang sedang menanti. Sang Polisi pun mengambil pluitnya dan membunyikannya. Setelah saya berhenti dan ia menghampiri saya, ia bertanya, “Bapak, apakah tidak melihat lampu sudah berubah merah?” Saya menjawab, “Saya lihat! Karena terburu-buru menghajar lampu merah, tapi saya tidak melihat Bapak.” Saya pun akhirnya ditilang (ini kesaksian yang buruk sehingga jangan diikuti). Sebelum ditilang, saya coba bernegosiasi,”Saya seorang pendeta. Mohon maaf ya Pak. Saya sudah berbuat baik ke banyak orang. Ampuni saya! Baru kali ini saya melanggar lalu lintas”. Sebagai seorang polisi yang baik, ia  tetap menjalankan tugasnya dan saya pun ditilang. Ternyata kesalahan saya tidak bisa diganti dengan perbuatan baik. Siapakah kita? Kalau sudah melakukan kesalahan tetaplah salah, walaupun kesalahan dilakukan oleh seorang pendeta. Ilustrasi itu menggambarkan bagaimana mungkin manusia bisa menyelesaikan dosanya sendiri (walau dengan berbuat baik). Tidak mungkin bisa! Sehingga jalan satu-satunya yang ada, manusia berdosa perlu JURUSELAMAT untuk menyelesaikan dosa di hadapan TUHAN. Dan Juruselamat itu hanya ada di dalam Alkitab. Tuhan Yesus adalah Juruselamat manusia, Tuhan datang ke dalam dunia, melayani manusia, mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia dan mengampuni dosa manusia, sehingga dosa manusia tidak diperhitungkan kembali.
Dosa itu serius! Dosa itu mengerikan! Bayangkan suatu masalah sampai Tuhan (yang punya sorga) harus turun tangan sendiri! Masalah itu pasti besar dan sangat serius. Jangan menganggapnya ringan tentang dosa. Jangan menganggap enteng kesalahan kita. Akibat kesalahan kita, Tuhan sammpai datang ke dunia dan rela mati di kayu salib untuk menebus dan menggantikan dosa kita.

2.     TUHAN

Banyak yang berkata, “Jangan bicara tentang Tuhan karena nanti kita bertengkar”. Padahal penting untuk bicara tentang Tuhan. Saya menyarankan kalau bicara tentang Tuhan, kalimat pembukaannya, “Kamu mau untung tidak?” Jangan menyinggung tentang benar atau salah karena akan salah. Kekristenan menawarkan keuntungan. Tuhannya orang Kristen datang ke dunia dan menjadi manusia. Ibrani 11:11-12   Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.  Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Ayat-ayat ini memberitahukan bagaimana dahulu janji yang diberikan Tuhan kepada Abraham tentang keturunan (anak) walaupun Abraham dan Sara sudah tua. Alkitab memberitahukan Sara sudah mati haid sehingga bagaimana bisa mengandung dan punya anak? Ada suatu keterangan tentang mati pucuk. Mati pucuk adalah kelainan. Ini adalah istilah kedokteran yang terjadi terhadap pria di alat vitalnya. Karena mereka sudah tua, maka tidak masuk logika bila mereka mendapat keturunan tetapi Tuhanlah yang menjanjikannya, Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. sejumlah besar bangsa.   Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. (Kejadian 17:4b-5)
Saya senang sekali membaca Ibrani 11:11 karena ada kata “Karena iman” Abraham percaya sungguh-sungguh (serius) kepada Tuhan, maka ia percaya (tidak meragukan). Ia tidak meremehkan Tuhan dalam kehidupannya. Melalui keturunan Abraham, mengalirlah sejarah bangsa Israel. Tadi pagi saya menyampaikan khotbah di persekutuan remaja tentang Ester dan Mordekai. Pada zaman mereka bangsa Yahudi dibuang dan hampir musnah , tapi Tuhan terus menjaga dan menyertai bangsa Israel sehingga mereka berhasil survive dan keturunan Abraham dan Sara tetap ada. Abraham seperti janji Tuhan, memiliki keturunan yang begitu banyak. Dari keturunan Abrahamlah lahir Sang Penebus. Pada Matius 1 ditulis tentang Abraham dan garis keturunannya. Ujung-ujungnya ditulis Maria mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Beribu-ribu tahun dan keturunan demi keturunan , janji Tuhan tidak pernah salah dan gagal. Ia adalah setia. Bagaimana dengan kita? Percayakah kita akan janji Tuhan? Percayakah kita sungguh-sungguh akan janji Tuhan?

Tuhannya orang Kristen adalah
-        Tuhan yang datang ke dunia dan menjadi manusia,
-        Tuhan yang menebus dosa manusia di atas kayu salib,
-        Tuhan yang menyediakan hidup kekal.

Apakah kita percaya? Kita harus percaya karena Firman Tuhan telah dibukakan kepada kita karena dahulu ada Abraham, orang yang benar-benar percaya dan ia betul-betul mendapat apa yang dijanjikan. Rasul Paulus menulis pada 1 Tim 1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita orang berdosa. Ini merupakan harta yang begitu bernilai (berharga) dan tidak bisa digantikan apapun.

Manakah yang lebih penting : kesehatan atau keselamatan?

Banyak yang menjawab, “Yang penting sehat”. Benarkah? Kesehatan dan keselamatan , keduanya penting. Tapi mungkinkah manusia sehat selalu? Tidak mungkin! Pastikah kita mendapat keselamatan? Pasti! Manusia tidak mungkin sehat selalu tetapi manusia pasti selamat. Jadi jawaban atas pertanyaan di atas adalah ”Yang penting selamat!” Bila orang Kristen mengatakan hal ini, maka ini merupakan kesaksian. Karena di dalam Kristus Yesus, walaupun saya sakit tetapi bagi saya lebih penting selamat. Berani kita berkata demikian? Keselamatan pasti di dalam Yesus Kristus. Ketika hati kita percaya dan menerimaNya, Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Raja kita , maka keselamatan itu diberikan kepada kita. Roma 10 : 9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Percaya kepadaNya dan jangan main-main, jangan ada nomor 2, jangan ada yang lain , hanya ada 1 yaitu Tuhan Yesus.

Janji Tuhan Yesus di dalam hidup ini

Janji Tuhan tentang keselamatan kita dapatkan setelah kita meninggal. Namun sekarang dalam hidup kita, apa janji Tuhan yang harus kita pegang? Matius 11:28-29  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.   Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Kapan kita mendapatkan kelegaaan (ketenangan)? Sekarang ini! Panggilan Tuhan Yesus, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Kondisi ekonomi zaman dulu atau zaman sekarang mana yang lebih susah? Zaman sekarang? Kenyataannya kita tidak pernah hidup di zaman dulu sehingga merasa kondisi sekarang lebih sulit dibanding yang lalu, padahal sama saja. Zaman dulu, sekarang, masa depan juga susah. Tetapi Firman Tuhan memgberitahukan bahwa walau dahulu dan sekarang susah, tetapi orang yang menaruh harapan pada Tuhan bisa hidup. Bukan saja hidup tetapi keluar menjadi saluran berkat. Rahasianya adalah percaya penuh kepada Tuhan dan rejeki pasti akan Tuhan berikan kepada kita. Janji Tuhan harus kita pegang sebagai orang Kristen. Harus ada damai sejahtera dan  sukacita dalam kehidupan kita. Kehidupan yang berbeda. Di luar kekristenan dan orang Kristen bisa bangkrut. Orang Kristen bisa bangkrut tetapi membawa kesusahan kepada Tuhan Yesus, agar dapat ketenangan. Jangan takut sakit dan susah, serahkan kepada Yesus Kristus. Di dalam kehidupan kita ini janji Tuhan yang harus dipegang. Sehingga kehidupan kita berubah, tidak sama lagi.
         Kita punya Allah yang setia dan berkuasa. JanjiNya tidak pernah meleset dan gagal. Maukah kita setia dan percaya?

No comments:

Post a Comment