Friday, March 1, 2019

Allah Sanggup Pelihara Keluargamu

Pdt. Theofilus Sudari

Mazmur 46
1      Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian.
2 Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
3  Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;
4 sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela
5  Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
6  Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
7 Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur.
8 TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela
9  Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi,
10 yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api!
11 "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"
12 TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela

Sekalipun hidup kita di dalam Tuhan, hidup tetap merupakan perjalanan dari satu masalah ke masalah lainnya

              Kita semua mempunyai iman yang sama yakni iman kepada Yesus Kristus, iman kepada Allah yang hidup dan yang memperhatikan pergumulan-pergumulan kita. Kita bersyukur iman itu diberikan karena anugerah di dalam Yesus Kristus. Dalam iman kepada Yesus Kristus ada mujizat, pemulihan, kuasa , kekuatan dan lainnya namun harus diakui dengan jujur sekalipun kita hidup di dalam Tuhan, hidup kita merupakan perjalanan dari satu masalah ke masalah yang lain. Masalah yang satu belum selesai, sudah antri masalah yang ada di belakangnya. Masalah-masalah itu bahkan seringkali menghampiri kita secara bersamaan.
              Ketika masalah datang bertubi-tubi kita mempertanyakan benarkah Tuhan itu ada? Kita menjadi stres, depresi,  ragu, takut, cemas.  Masalah dan kemunduran kemudian hadir dalam hidup kita. Sekitar 25 tahun lalu, saya menjadi orang percaya. Saya lahir dari keluarga non Kristen. Papa saya adalah seorang penerjemah Al Quran, kakek-nenek saya khotib (pengkhotbah) di mesjid. Saya keturunan dari keluarga yang sungguh-sungguh belajar agama. Sehingga suatu hari, keluarga saya percaya kepada Yesus Kristus, namun saya tidak mau percaya. Saya sekolah SMP kelas 3  di sekolah yang mayoritas teman saya adalah orang-orang Tionghoa. Suatu hari seorang teman mengajak saya ke gereja dan akhirnya percaya dan menerima Kristus. Belum seminggu saya dibaptis, keluarga kami didatangi orang sekampung. Mereka berkata,”Iman kamu dengan kami sudah berbeda. Kalau tetap percaya, kamu tinggalkan kampung ini. Tetapi kalau kamu sangkal imanmu, kamu tetap tinggal di sini”. Keluarga kami sebenarnya sangat baik dan diterima oleh masyarakat . Tetapi hanya karena percaya kepada Yesus, mereka mengatakan hal yang berbeda. Akhirnya papa yang sudah terlebih dahulu percaya mengatakan, “Kalau memang susah biar kita susah.” Kami hanya diberi waktu 1 bulan untuk pindah, dan kami tidak tahu mau pindah ke mana. Tanah yang kami tinggali sebenarnya diberikan oleh seorang sahabat papa. Karena tidak ada secarik kertas, maka tanah tersebut diambil lagi. Belum selesai bergumul dengan persoalan pindah tempat tinggal, papa terkena stroke. Belum selesai hal itu teratasi, adik saya yang paling kecil terkena kanker otak. Saat kami belum tahu adik saya mau dibawa ke rumah sakit mana, usaha keluarga kami bangkrut sampai ke titik nol. Dalam kondisi seperti itu, keluarga papa dan mama mulai berdatangan dan membujuk, “Kami akan bantu kalau kalian kembali ke agama semula”. Dalam kondisi seperti itu, akan sangat mudah buat saya untuk mengatakan, “Iya ternyata salah pintu, salah Allah.” Ternyata apa  yang dikatakan sebagai Allah yang membela ternyata tidak juga karena hidup makin susah. Masalah benar-benar bertumpuk. Puji Tuhan karena kami diberi kekuatan walaupun akhirnya adik saya meninggal dan papa sembuh walau tidak sungguh sembuh secara tuntas. Namun hal itu membuat pengalaman iman kami menjadi nyata. Kami pindah ke satu tempat dan puji Tuhan di sana ada 1 gereja dan di sana iman saya bertumbuh dan kemudian menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan.
              Pada umumnya ketika masalah datang ke dalam keluarga kita tidak bersamaan waktunya (datang satu per satu), tetapi sering kali berefek domino. Misalnya : sakit fisik berkepanjangan mengakibatkan kita kehilangan pekerjaan. Kehilangan pekerjaan menyebabkan  ekonomi menjadi tidak baik. Kondisi ekonomi tidak baik menyebabkan anak-anak putus sekolah. Ini terjadi pada kakak saya semua yang keluar dari sekolahnya. Kemudian muncul masalah-masalah lain  alias berefek domino. Satu masalah  yang tidak selesai akan menimbulkan persoalan-persoalan lain. Seperti ada pernyataan yang sering dipakai orang ketika ditanya, “Apa di sini banyak nyamuk?” Yang dijawab,”Tidak. Nyamuknya tidak banyak. Hanya ada 1 nyamuk. Tetapi teman-nya banyak sekali.” Masalah hanya 1 seperti sakitnya berkepanjangan sehingga akhirnya menimbulkan masalah. Begitu satu masalah datang, muncul masalah lain karena ada efek domino.

Mazmur 46 (Kekuatan saat menghadapi Masalah)

Biarlah saat membaca Mazmur 46 menjadi kekuatan bagi kita yang sedang menghadapi masalah, krisis dalam keluarga yang sedang terjadi saat ini seperti dalam relasi suami-istri, relasi orang tua-anak, pekerjaan dan lain sebagainya . Kita tidak tahu sampai berapa lama masalah itu datang dan sampai kapan masalah selesai. Tetapi Mazmur memberi kekuatan, Allah dulu sekarang dan selamanya tetaplah melindungi dan  menjaga kita. Mazmur 46 mengingatkan kita pada  peristiwa 31 Oktober 1517 yaitu peristiwa Martin Luther  dengan 95 dalilnya yaitu ketika ia menancapkan dalilnya pada pintu gerbang gereja Wittenberg. Jelas Martin Luther sedang ingin mengajak orang-orang percaya agar kembali kepada anugerah Allah dan iman sesungguhnya. Karena pada saat itu orang Kristen mulai meninggalkan imannya, Alkitab dan Tuhannya, maka Martin Luther berjuang dan terus mendorong di tengah kondisi yang sangat sulit (dikejar-kejar untuk dibunuh). Martin Luther mengambil lagu dari Marzmur 45 ini (A Mighty Fortress is Our God - Allah Kota Benteng Teguh, KPPK no. 387). Syair lagunya sangat bagus sekali. Di tengah kondisi yang menghimpit dan sepertinya persoalan itu tidak akan selesai Martin Luther mengatakan Allah bentengku yang teguh, perisai dan pelindungku, menolong bilaku jatuh dan jadi pengharapanku. Meski musuh keji, menyerang tak henti, ngeri kuasanya dan tipu dayanya, namun Kristus p’liharaku. Martin Luther dengan pujian ini selama berabad-abad memberi kekuatan dan kemampuan bagi orang percaya, mereka yang sedang ditindas , dikucilkan dan akan dibunuh. Pujian ini membuat mereka tetap percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang hidup. Pemazmur mengungkapkan satu bagian yang sangat baik yang memberi tahu kepada kita, saat engkau tertekan oleh satu masalah (apapun persoalannya), Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti (Maz 46:2). Dia mengungkapkan  tetap bagaimana pun Allah adalah sumber kekuatan dan pemeliharaan, tidak ada yang lain. Sumber perlindungan yaitu tempat di mana kita merasa aman, diamankan, mencari rasa aman. Pada waktu itu orang selalu berfokus bahwa tempat teraman adalah di dalam benteng. Sehingga orang-orang zaman dahulu saat peperangan pasti akan membangun benteng yang sangat kuat seperti Tembok Besar di Tiongkok adalah benteng untuk mempertahankan diri agar musuh tidak bisa masuk. Benteng yang kokoh bisa jadi tempat berlindung tetapi tidak punya kekuatan untuk mengusir musuh dan tidak ada jaminan orang yang berada di dalamnya akan selamat.

Sebagai Penolong dalam Kesesakan Sangat Terbukti

Kalau membaca sejarah, kita akan tahu peristiwa benteng Masada. 2 tahun lalu saya pergi ke sana dan belajar ke Yordania dan ke beberapa tempat situs-situs Alkitab dengan beberapa teman. Pada tahun 72/73 Masehi, ada peristiwa benteng Masada yang merupakan peristiwa tragis bagi bangsa Yahudi. Benteng Masada mulanya adalah  istana yang dibangun oleh Raja Herodes sebagai tempat ia beristirahat. Dari atas benteng itu , dia akan melihat semua kota yang ada di Israel (terlihat dari atas, bahkan kalau diteropong dapat melihat ke seluruh penjuru). Dari istana, Herodes dapat melihat semuanya. Tetapi pada tahun 68 orang Yahudi dipimpin oleh kaum Zelot yang merupakan pasukan berani mati dan sangat perkasa dan ingin menyerang benteng Masada dan akhirnya dikuasainya. Semua orang di dalamnya dihabisi termasuk Raja Herodes. Zaman kaisar Titus panglima Romawi mengirim pasukan dan mengepung benteng Masada pada tahun 72 SM. Lalu orang Yahudi yang tinggal di dalam terkepung dan tidak bisa keluar. Setelah 1 bulan lebih, mereka kehabisan makanan. Ketika tidak punya makanan, lalu Eliezer  berpidato kepada rakyatnya,”Kita mungkin tidak bisa bertahan dan akan mati. Tetapi kita masih punya kehormatan yang tidak terletak di kaki bangsa Romawi. Kita punya kehormatan tidak pernah menyembah tentara Romawi. Kalau kita keluar dari benteng maka kita menjadi hamba Bangsa Romawi.” Eliezer kemudian mengajak semuanya bunuh diri. Sebelum bunuh diri Eliezer meminta untuk memilih 10 orang untuk membunuh semuanya. Dari 10 orang tersebut ditunjuk 1 orang untuk membunuh yang 9 orang lainnya, lalu yang 1 orang ini kemudian membunuh dirinya sendiri. Akhirnya saat tentara Romawi masuk ke benteng Masada mereka kaget menjumpai sekitar 960 orang Yahudi sudah mati. Peristiwa Masada ini menjadi dasar untuk memperingati kepahlawanan orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengingat ada orang yang berani mati demi suatu kehormatan tidak mau menyembah kepada tentara Romawi.
              Dari benteng yang sangat indah tadi,, benteng yang kokoh dan kuat memang dapat menjadi tempat perlindungan tetapi tidak mempunyai  kekuatan untuk menolak musuh. Benteng yang kuat tidak ada jaminan bahwa orang yang tinggal di dalamnya akan selamat selamanya. Tetapi berbeda waktu pemazmur mengungkapkan “ Siapa Allah orang percaya? Allah bukan hanya adalah tempat perlindungan tetapi juga memberi kekuatan untuk melawan segala sesuatu yang bisa membahayakan orang itu. Dengan kata lain pemazmur ingin mengungkapkan Allah yang hidup bukan hanya menjaga kita tetapi kalau ada musuh datang, Allah yang hidup memberi kekuatan bagi kita untuk menolak dan melawannya. Kalau iblis datang, kita bisa usir dalam nama Yesus. Dengan kata lain pemazmur ingin mengatakan Allah benteng yang hidup tetapi benteng Masada adalah benteng yang mati, yang hanya memberi kekuatan sementara. Pemazmur mengatakan bahwa harta bisa beri kenyamanan tetapi tidak bisa menjamin orang itu damai sejahtera. Rumah yang megah bisa menjamin orang bisa berlindung di dalamnya tetapi tidak menjamin tidak akan roboh oleh badai dan sebagainya. Baik uang maupun harta benda semua dikejar manusia tetapi tidak pernah menjamin manusia tetap selamat di hadapan Tuhan. Pemazmur mengatakan,”Sebagai penolong, benteng yang kokoh dan kuat dapat menjadi tempat perlindungan tetapi tidak mempunyai kekuatan.”

Pemazmur mengatakan sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti berarti peran Allah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan tidak perlu diragukan. Sejarah mencatat dari kitab Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru memperlihatkan bagaimana orang-orang yang tetap berlindung setia kepada Tuhan, Tuhan akan pelihara sampai kesudahannya. Menjelang pagi artinya  Allah tidak pernah terlambat walaupun terlihat agak terlambat. Pemazmur berkata  ketika Daud dalam kesulitan, dikejar musuh, dalam kesesakan Daud naik ke atas gunung. Maz 121:1-2 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?  Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Gunung pada saat itu adalah simbol keamanan karena banyak dewa di sana. Ketika saya naik ke gunung Sinai pk 1 malam, naik tanpa dituntun orang tetapi naik di atas onta dalam kondisi gelap dan  onta berjalan sampai ke puncak.   Saya baru tahu setelah ada matahari, di kanan-kiri jalan adalah jurang yang curam. Kalau kita berteriak “Haleluyah” gemanya bisa sampai ke mana-mana. Saya bertanya kepada orang di sana, “Gunung di sana punya kekuatan mistis yang luar bisa”. Hingga saya percaya Daud berkata, “Adakah kekuatan yang bisa menolong saya?” Tidak ada! Karena pertolonganku dari TUHAN yang menjadikan langit dan bumi. Tuhan disini adalah TUHAN (memakai huruf besar semua) YHWH yakni Allah yang menciptakan langit-bumi, alam semesta, umat manusia, yang berjanji ya dan amin , Allah yang memelihara umatNya dengan sungguh-sungguh. Ada yang mengatakan TUHAN merupakan simbol Allah Tritunggal ada di sana. Adakah di antara kita yang menghadapi pergumulan, kesulitan (sakit-penyakit) datang kepada Tuhan lalu ada damai sejahtera. Kalau kita sudah menyerahkan pergumulan, tetapi masih cemas , takut dan bimbang, saya ragu saudara bukan sedang datang kepada Tuhan.
Saya masih ingat saat diusir, kami sama-sama berdoa pada pk 4 pagi. Doa kami persis sama dengan lagu tadi. Jangan lepaskan kami Tuhan. Kalau Engkau lepaskan, kami pasti sangkal imanMu. Apalagi adik dari papa kami berkata, “Sudahlah kalau kamu tinggalkan iman, satu keluarga semua umroh.” Saat itu umroh adalah kebanggaan luar biasa. Dalam doa kami tidak minta disediakan rumah. Doa kami hanyalah,”Tuhan jangan lepaskan”. Kami tidak minta agar papa disembuhkan karena kami tahu sakit stroke dan kanker otak bukan perkara mudah untuk disembuhkan. Kami tidak ragu dengan iman. Saat itu kami di GBI  yang katanya penuh mujizat sebelum saya kuliah di STRII. Kami hanya berdoa, “Tuhan jangan lepaskan. Beri kami kekuatan damai sejahtera.” Terkadang kita begitu kurang ajar datang kepada Tuhan.  Ketika kondisi baik, kita tidak datang dengan serius. Baru setelah masalah, kita “paksa-paksa” Tuhan.
              Seperti kemarin di lapangan Monas ada yang berkata, “Kalau Tuhan tidak pulihkan dan sembuhkan, kami tidak sembah Engkau lagi.” Banyak orang Kristen seperti itu. “Tuhan kalau tidak pulihkan ekonomi dan keluargaku, sembuhkan sakitku, saya tidak akan melayani Engkau lagi, perpuluhan akan saya kurangi.” Di gereja saya banyak jemaat seperti itu. Kita begitu kurang ajar, tidak serius ikut Tuhan. Siapa orang yang paling kurang ajar memandang Allah sehingga tidak ada damai sejahtera? Selalu saya katakan sebagai mantan orang Muslim yang taat adalah orang  Kristen yang mengaku sebagai anak Allah dan selalu menyebut Allah sebagai Bapa. Saya tidak  pernah lihat di mesjid orang berdoa bawa handphone sambil lihat Instagram, Facebook, balas  pesan WA, tidak ada, tetapi di gereja banyak. Lagi buat pengakuan dosa, dia buat dosa. Cekakak-cekikik baca yang lucu-lucu. Tidak ada orang di klenteng, saat sedang berdoa membalas pesan handphone terlebih dahulu. Moga-moga di sini tidak ada jemaat seperti itu. Kalau ada bertobatlah! TUHAN adalah Allah yang dahsyat. Jangan engkau main-mainkan. Engkau menyebut Dia sebagai Bapa sehingga harusnya ada hormat. Saya tidak sedang marah tetapi sedang banyak menegur gereja. Mentang-mentang sekarang tidak tidak bawa Alkitab, maka ketika khotbahnya membosankan, lalu membuka Instagram, Whatsapp, Twitter, Facebook. Kita sedang beribadah ke Tuhan, bukan sedang datang ke Ko Akiong untuk pinjam uang. Barangkali saat ibadah, tidak sunggguh-sungguh datang kepada Tuhan. Dalam doanya dikatakan,”Aku datang kepada Tuhan siapa tahu Tuhan tolong saya.” Di dalam Maz 46:3 mengatakan  Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Kalau sungguh percaya bahwa pertolongan dan  perlindungan adalah Tuhan, maka kita yang percaya kepada Allah YHWH , tidak akan takut sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang, di dalam laut sekalipun ada tsunami, bencana dan sebagainya. Pemazmur mengungkapkan apa yang dirasakannya saat menjadikan Allah sebagai tempat perlindungan karena Allah tidak tergoncangkan. Situasi dunia bisa goncang, laut bergelora, terjadi gempa bumi, tsunami, banjir di mana-mana, tetapi Allah tidak tergoncangkan.
              Tiap hari saya mendengar, stock makanan di bulan April tidak ada, tidak tahu apa yang akan terjadi. Kalau terjadi dalam kedaulatan Allah akan memurnikan kita. Kita boleh bersiap-siap tetapi jangan melampaui kekuatan iman kita. Situasi dunia akan semakin buruk, masalah demi masalah hadir. Pemazmur berkata, orang yang disembah orang Kristen adalah Allah yang tidak tergoncangkan. Saya bersyukur kepada Allah dan hanya mengatakan ,”Bapa, Bapa jangan lepaskan tangan kami, anakmu.” Sampai hari ini kami beriman dan cukup. Pemazmur memberi 2 alasan kenapa kita tidak takut dan kita percaya Allah sanggup menjaga dan memelihara kita :

1.     Ayat 5. Kota Allah, kediaman yang maha tinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.

Ayat 6. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang. Allah akan menolongnya menjelang pagi. Bagian ini ingin mengatakan bahwa orang -orang yang mengandalkan pertolongan Tuhan, tidak akan pernah layu. Sungai itu adalah lambang kehidupan. Tuhan Yesus mengatakan,”Akulah air hidup”. Kalau dekat dengan Tuhan, maka kita tidak mengalami kekeringan rohani dan segala kebutuhan kita karena Dialah yang terus menghidupi kita.  Pemamur memaksudkan sungai bukan secara lahiriah tetapi sebagai Roh Kudus. Yoh 7:38-39  Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Diberikan kepada  mereka yang percaya kepadaNya. Apakah kita yakin percaya kepadaNya. Saya bertanya kepada anak saya,”Kamu percaya papa akan mengasihi dan menjagamumu?” Dia menjawab,”Saya percaya karena papa saya”. Percaya itu ada 2 yaitu trust dan believe dan keduanya berbeda. Believe sekedar percaya. Trust melampaui believe. Ia bukan sekedar percaya kepada papanya tetapi papanya sudah membuktikan artinya dia kenal dan punya pengalaman bersama papanya. Banyak orang Kristen tidak punya pengalaman bersama dengan Tuhan karena hanya percaya. Dia tidak pernah menguji firman Tuhan untuk dialami. Sudah waktunya kita menguji firman Tuhan artinya kita mengalami apa yang dikatakan Firman itu. Roh Kudus ketika kita percaya, akan berperan, Kalau masalah belum selesai fungsinya memberi damai sejahtera, mengingatkan kita kepada firman Tuhan. Di saat kita mulai mencari pegangan yang lain, Roh Kudus akan berkata, “Jangan ke sana!  Datang kepada Tuhan!” Saat masalah belum selesai karena menunggu menjelang pagi, Alkitab mencatat Roh Kudus memberi kekuatan, penghiburan, kepekaan bahkan damai sejahtera yang melampaui segala akal pikiran.
         Roh Kudus tinggal di hati orang yang sungguh-sungguh percaya kepadaNya dan menaruh hidupnya kepada Kristus dan Kristus hidup di dalamnya. Itulah sebabnya Kristus saat berkhotbah di bukit pernah berkata, “Bukan setiap orang yang berseru-seru ‘Tuhan, Tuhan’, bukan setiap orang  yang melakukan mujizat , mengusir setan demi nama Yesus pasti masuk sorga.” Siapa yang diterima? Orang yang melakukan kehendak Tuhan dan mengenal Dia. Hidup kekal adalah mengenal satu-satunya Allah. Dalam hidup kita banyak allah.  Allahnya  bisa berupa harta, jabatan atau uang. Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Kalau sungguh – sungguh percaya kepada Yesus Kristus, maka Roh Kudus akan memampukan kita menghadapi masalah.

2.     Tuhan semesta alam menjaga dan menyertai kita (ayat 8).

Mazmur 46:6-8 , Tuhan semesta alam menjaga dan menyertai kita. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela. Allah menjaga dan memelihara setiap kita. Pemazmur kembali mengatakan Sesungguhnya tidak tertelelap dan  tertidur penjaga Israel, Tuhanlah penjagamu dan naunganmu. Di sebelah tangan kananmu Ia menjaga kita artinya kalau ia berada di sebelah kanan kita , Ia tidak akan pernah membiarkan kita jatuh tergeletak. Ketika kita sudah mau jatuh , ditopangnya.
         Apabila kita sudah percaya dari kecil, apakah kita sungguh-sungguh mengalami topangan Tuhan yang dahsyat. Ayat selanjutnya berkata, “Diamlah dan ketahuilah Akulah Allah.” Dari kata “diamlah” pemazmur ingin mengingatkan kita yang seringkali merasa lebih mampu , tahu atau berinisiatif  ketika kita menghadapi masalah , otak cepat bergerak (kita ingin ini-itu, selesaikan ini-itu minta bantuan sana -sini) sehingga Tuhan membentak kita ,”Diam kamu! Kamu percaya kepadaKu, Aku tetap Allah yang mengontrol hidup kamu”. Saat kita tidak tahu mau berbuat apa lagi, Allah berkata,”Diamlah! Be still! Akulah Allah. Tidak ada bandingannya” Di sini dalam kehidupan seringkali , kita hanya menghubungkan dengan Allah saat duduk seperti ini. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga harus praktek. Setiap saya ke mal susah cari tempat parkir. Saya ajari anak saya berdoa yang sederhana tapi kuasanya luar biasa,”Tuhan hari ini saya tidak minta mobil tetapi cukup 1 tempat parkir saja.” Selalu dapat. Selesai berkata “amin” ada mobil yang keluar atau bila tidak keluar dikasih tempat yang spesial. Jadi anak saya (Rexy) sebelum masuk mal minta berdoa, “Pi tutup mata dulu Rexy mau berdoa. Tuhan tidak minta ganti mobil , hanya minta parkir satu saja.” Itu hal sederhana , tetapi kalau tidak minta bila ke Central Park bisa 1 jam mencari tempat parkir. Kita seringkali menganggap untuk apa untuk hal yang sepele minta Tuhan, padahal kita anakNya. Saya banyak minta hal-hal yang sederhana. Tadi pagi saya berdoa,”Tuhan salama khotbah jangan saya bersin-bersin”  sampai saat ini tidak bersin-bersin dan jangan bersin-bersin. Saya tidak minta untuk sembuh dulu, mungkin dengan sakit ini saya bisa punya alasan untuk istirahat di rumah. Kadangkala saya berpikir karena minggu ini saya harus beberapa kali berkhotbah , pimpin retreat dan pembinaan , Tuhan kasih pilek agar bisa di tempat tidur. Tapi saya tidak mungkin batalkan di sini. Ternyata benar. Pdt. Hery Kwok berkhotbah di tempat lain, kalau dibatalkan bingung mencari penggantinya. Dalam kehidupan, bukan hanya tiap Minggu kita berkaitan dengan Tuhan. Tiap hari kita berhak asal kita sungguh-sungguh. Kata diamlah secara hurufiah dalam bahasa Ibrani  berarti“Angkatlah tanganmu” dan berkata,” I will be still  know you are God”. Kalau Tuhan berkata, “Aku masih Tuhanmu” dan kau berkata,”Aku masih tetap menenal Engkau adalah Allah yang menolong saya”.  Kadangkala kita perlu angkat tangan agar Tuhan turun tangan. Biarkan Tuhan secara leluasa bekerja dalam hidup kita.
         Istri saya orang Bangka asli. Membentuk 1 keluarga tidak mudah. Setelah menikah baru 6 tahun Tuhan beri kami anak. Keluarga kami dari Bangka dengan tradisi Tionghoa yang kuat, setahun pertama kami belum punya anak kami ditanya. Waktu belum menikah ditanya kapan. Belum punya anak ditanya kapan. Sekarang sudah punya anak satu tiap minggu ditanya kapan tambah. Di gereja jangan kepo (jangan tanya urusan orang lain). Mau jomblo atau menikah apakah terganggu, bukan urusanmu. Kalau sudah punya anak, kalau tambah satu apakah kamu akan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebelum punya anak saya capai. Tahun kedua mulai ada desakan keluarga banyak. Tahun 3 tingkat stess tinggi karena papa-mama berkata “Oh iya, waktu menikah belum dikasih selendang.” Saya bertanya,”Selendang buat apa ma?” DIjawab,”Itu tradisi kita.” Akhirnya cari dokter sana-sini, capai. Istri saya memaksa terus berobat seminggu 2 kali terapi padahal saya pelayanan. Saya berkata di dalam taxi,”Kalau kamu masih menuntut anak terus, kita pisah. Dari awal kita nikah bukan untuk punya anak” Sampai supir taxi berkata,”Ada apa Pak? Kalau ada masalah  selesaikan dulu Pak. Jangan marah-marah.” Saya sudah capai. Semua berusaha. Setiap hari Minggu jemaat saya banyak dan mereka membawa toge agar supaya subur. Maka sampai hari ini kalau saya melihat toge menjadi trauma.Saat itu  di kulkas penuh toge. Ada jemaat yang baru datang di gereja berkata,”Mu shi  ini dimakan ya. Tambah sambal kacang enak.” Tiap hari makan toge. Sehari tiga kali .Jadi sebulan berapa. Maka hari ini kalau saya melihat tauge saya tutup mata karena  trauma. Sampai titik tertentu, saya berdoa, “Tuhan saya capai. Saya marah dengan Tuhan.” Saya suka mengungkapkan isi hati,”Tuhan lihat cicak di dinding saja punya anak. Kecoa yang menjijikkan punya anak. Ini Theofilus, seorang pendeta! Pendeta mendoakan pernikahan dan hampir 99% punya anak. Tuhan, saya minta anak Tuhan.” Bahkan sampai titik tertentu bahasa saya sudah tidak benar,”Tuhan tahu. Saya buat dengan cara yang benar di tempat yang benar bukan di semak-semak. Seperti Tuhan berkata, “Diam Theo!! Aku tetap Allah.” Saya baru mengerti singkat kata hingga saya minta ampun, dari awal saya menikah bukan untuk punya anak tetapi agar hidup saya makin dewasa dan efektif dipakai Tuhan. Rupanya Tuhan ingin saya selesai S2 di Reform. Istri saya selesai S2 di UPH. Doa saya ,”Kalau Tuhan tidak kasih kami soerang anak, saya punya anak sekolah minggu banyak dan saya akan mengasihi mereka. Tetapi kalau Tuhan kasih anak, persis pas istri saya mau wisuda sebagai bukti . Kalau tidak jangan kasih anak, saya tidak butuh anak lagi.” Persis saat istri saya besok wisuda, dia merasa perutnya sakit. Walau istri saya lembut tapi kalau sudah keluar marahnya menjadi galak. Waktu itu di Karawaci ia sedang antri ambil undangan wisuda, lalu ditikung oleh 2 cowo dan disikut perutnya hingga terjatuh. Sehingga kerah cowo tersebut dipegang dan ditariknya. Karena sakit perut, temannya mengusulkan untuk diperiksa. Setelah diperiksa ternyata ada bayi. Saat kehamilan 7 bulan, air ketubannya habis sehingga bayi tersebut lahir saat usia kandungan 8 bulan. Waktu istri saya memberitahu, “Saya hamil!” Saya tidak bereaksi dengan lompat-lompat. Saya masuk kamar sehingga dia marah sekali. “Kamu tidak senang?” istri saya bertanya. “Saya mau bersenang-senang dengan Tuhan dulu,” jawab saya.  Saya berdoa,”Tuhan terima kasih!” Saya belum memberitahu papa-mama dahulu. Setelah istri wisuda dan ucapan syukur baru saya memberitahu,”Ada berita yang baik. Dia Tuhan tetaplah Tuhan yang menjawab semua masalah menjelang pagi” Semuanya menjadi gembira.
Sebelum nikah kita tertekan mencari pasangan. Setelah menikah tertekan mencari anak. Setelah punya anak, tertekan mencari biayanya. Setelah ada biaya, tertekan untuk tambah anak. Setelah tambah, sakit-sakitan. Jadi jangan kepo. Jadi suka tanya kapan nikah, kapan punya anak dll. Itu urusan dengan Tuhan. Tetapi ini sudah menjadi budaya. Orang yang ditanya (beberapa teman saya ditanya begitu) menjadi stress dikonseling dan akhirnya tidak ke gereja. Jadi kalau tidak punya anak, berlutut berdoa , “Tuhan punya anak membuat saya damai.”
         Saya usia 9 tahun baru kelas 1 SD karena terlahir dengan IQ tidak sampai 100. Anak saya belum 5 tahun sudah kelas 1 SD. Saya berkata kepadanya,”Kamu setelah selesai kuliah kalau bisa menikah karena papi masih sehat. Sekarang usia 49 tahun. Saya hanya ingin mengantarkan kamu ke altar adalah saya.” Doa saya sekarang,”Tuhan, kalau Tuhan kasih jodoh kepada anak saya, saya tidak mau yang menuntun anak saya ke altar orang lain. Yang berkati boleh orang lain.” Jangan khawatir yang masih muda-muda. Mungkin ada yang sudah berdoa 15 tahun, tetapi 15 tahun  itu mungkin baru pk 3, masih ada pk 4. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Saya bersyukur semua keluarga saya sudah percaya, tinggal 1 lagi (kakak saya). Saya percaya dia percaya. Karena sudah 3 tahun natal dan paskah, ia mengirim pesan “Yesus mati bagi orang berdosa”. Kakak saya dulu sebenarnya Katolik, sekarang ia seorang pelukis dan pemusik. Ia berdakwah lewat musik. Ia yang berkata,”Kalau kamu jadi pendeta, saya orang pertama yang akan turunkan kamu kalau motivasi kamu bukan pelayanan tetapi uang. Mari kita bersaing. Kamu menyatakan kepada orang untuk menerima anugerah Yesus, dan saya akan berbicara kepada orang untuk menerima hidayah.” Saya berkata,”Suatu kali saya berdoa kamu menerima anugerah Yesus Kristus.” Dan ia berkata,”Suatu kali  saya akan berdoa kamu akan menerima hidayah”. Kata “diamlah” secara hurufiah mau berkata, “Tuhan, aku berserah kepadaMu.” Kenapa? Pegang janji Tuhan.
Yesaya 41:10 janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yesaya 46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

Percaya bahwa Tuhan beserta kita? Saya tidak tahu apa pergumulan saudara. Tetapi pergumulan seberat apa pun yang dialami, kalau sampai hari ini kita masih bisa ke gereja, berarti Tuhan sedang menuntun dan memelihara kita. Tuhan ingin menyatakan perkara-perkara besar. Seberapa jauh kita menangkap iman itu, kita berkata,”Tuhan aku menyerah di hadapanMu” dan Ia akan berkata,”Diamlah! Akulah tetap Allah.” Jikalau Tuhan sudah menolong banyak orang, menolong dan memelihara saya sampai hari ini, Tuhan akan menolong saudara. Kalau Tuhan pakai Theofilus yang bodoh , IQ-nya  tidak sampai 100, 9 tahun baru kelas 1 SD. Dia bisa menjadi alat Tuhan, apalagi hidup saudara yang Tuhan pakai juga akan luar biasa. Apakah kita berkata, “Tuhan aku tetap percaya, Engkau Allah yang memelihara”? Amin.


No comments:

Post a Comment