Thursday, September 13, 2018

“Yahweh/Yehova Jireh” = Tuhan Menyediakan





Pdt. Hery Kwok

Kejadian 22:1-14
1  Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
2  Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
3   Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
4  Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
5  Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
6  Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
7  Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
8  Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
9  Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
10  Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
11   Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
12  Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
13  Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

Pendahuluan

              Pada tanggal 24 Agustus 2018 (Jumat) bertepatan dengan SIL di Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta (GKKK Mabes ikut ambil bagian di sana), diadakan silaturahmi  antara pengurus Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia ( PGI) dengan Presiden Joko Widodo. Acara berlangsung secara tertutup. Saat itu saya diutus untuk mewakili Sinode GKKK ke acara tersebut. Ini adalah sebuah kesempatan langka karena tidak semua orang boleh datang ke sana (peserta yang akan hadir harus terdaftar namanya). Bila tidak terdaftar maka tidak boleh masuk. Awalnya saya tidak mau ikut, tetapi setelah berembug dengan rekan-rekan akhirnya saya pergi. Peserta yang hadir ingin bersalaman dengan presiden. Karena jumlah pendeta , karyawan PGI dan Lembaga Alkitab Indonesia yang hadir relatif banyak (250 orang) , saya tidak terlalu berharap banyak untuk dapat bersalaman.  Sewaktu mau masuk ke ruang acara, peserta yang hadir harus di-screening terlebih dahulu. Padahal kami sebelumnya telah berada di ruang tersebut, namun semuanya diminta untuk turun lalu dibersihkan lagi oleh tim kepresidenan. Ada seorang pendeta dari Surabaya yang membawa tas ransel sehingga harus disimpan karena tidak boleh dibawa masuk ke dalam ruang. Akhirnya ia menitipkan tas-nya dalam mobil saya.Karena saya parkir agak jauh (di sebelah gedung pertemuan), maka setelah menaruh tas ranselnya di dalam mobil, saya masuk ke ruang pertemuan paling akhir . Saya perkirakan saya tidak akan mendapat giliran untuk bersalaman dengan presiden. Saya duduk di deretan 3 baris bangku terakhir di sisi kiri dari 2 jalur. Waktu sedang duduk menunggu, tiba-tiba Bapak Presiden datang. Kebetulan ia memilih jalur di mana saya duduk dan saya menjadi orang ketiga yang disalaminya. Rasanya senang sekali. Karena merasa sebagai tuan rumah maka saya ucapkan, “Selamat datang!” Seorang ibu yang duduk di sebelah saya menyalami Bapak Presiden dan menempelkan tangan presiden  sampai ke dahinya karena merasa begitu senangnya. Kemudian dia berkomentar, “Tangannya halus padahal tukang kayu.” Mendengarnya, saya berpikir apa hubungannya tangan halus dengan tukang kayu? Semua orang di sana merasa antusias. Saat sesi foto semua yang hadir berebut agar dapat ikut berfoto. Saya perhatikan, “Ini presiden di mana orang banyak merasa senang dan memberi hormat. Ia orangnya ramah dan menyalami semuanya satu per satu. Ini merupakan sukacita.” Ini kunjungan pertama dari seorang presiden ke PGI. Saat melihat sosoknya saya berkata dalam hati,”Presiden ini banyak orang hargai karena orangnya rendah hati dan mau berbicara dengan rakyat jelata. Itu baru seorang presiden.” Bertemu dan mengenalnya kita sudah merasa sangat senang sekali. Apalagi kalau kita bertemu dan mengenal Allah.
              Tema khotbah selama 2,5 bulan ke depan adalah tentang Allah dengan nama-namaNya. Hari ini “Yehowa Jireh = Tuhan yang Menyediakan”. Selama 2,5 bulan ini, kita akan belajar nama-nama Allah yang menunjukkan sifat dan karakter Allah. Di sana kita akan belajar tentang Allah yang  melayani, melawat dan menyelamatkan kita. Waktu kita belajar tentang nama-nama Allah dan karakter-karakter Allah, apa yang seharusnya terjadi pada diri kita waktu kita mengenalNya dan memahami nama-namaNya? Kita dapat melihat di Alkitab bahwa seluruh orang suci saat berjumpa dengan Allah respons mereka luar biasa. Mereka sungguh-sungguh bersujud , merendahkan diri dan menaruh hormat, karena Allah sungguh-sungguh maha mulia dan suci. Nabi Yesaya dalam suratnya mengatakan, “Saya akan binasa karena saya melihat Allah yang hidup.” Nama Allah yang akan kita pelajari selama 2,5 bulan ini seharusnya membuat kita sukacita untuk melihat dan memahami bahwa Dia Allah yang hebat, dapat dipercaya dan sungguh-sungguh mengasihi kita. Saat belajar nama dan karakterNya, kiranya kita bertumbuh dalam kebenaran Kitab Suci.

Allah Menyediakan AnakNya untuk Menebus Dosa Manusia

              Dalam kitab Kejadian 22:14 ada pernyataan yang disampaikan oleh Abraham setelah peristiwa-peristiwa di atas  terjadi, “Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." Pernyataan yang disampaikan oleh  Abraham tentang Allah yang menyediakan domba untuk menggantikan anaknya, memberi gambaran Injil yang ada dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Lama memberikan kita gambaran – gambaran Injil meskipun tidak secara nyata seperti pada Perjanjian Baru. Tetapi apa yang disampaikan oleh Perjanjian Baru tentang Yesus Kristus ada di dalam  Perjanjian Lama. Sehingga beberapa penafsir mengatakan Kitab Kejadian pasal 22 merupakan gambaran yang sangat nyata bagaimana hati Allah Bapa sungguh-sungguh rela  memberikan anakNya. Dan anakNya yang  diberikan kepada manusia tersebut adalah Anak yang menjawab seluruh pergumulan manusia. Waktu Allah menyediakan anakNya (Yesus Kristus), itu cukup untuk seluruh kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan yang paling hakiki adalah kebutuhan di mana dosa manusia ditebus oleh Yesus Kristus. Itu sebabnya gambaran Injil yang ada pada Kitab Kejadian pasal 22 menggambarkan betapa luar biasanya Allah  merelakan AnakNya untuk diberikan kepada  manusia. Yang diminta Allah kepada  Abraham adalah anak tunggalnya, anak yang dikasihinya.

Pada ayat ke 2 dikatakan, "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Ada  2 frasa yang ditekankan yakni “anak yang tunggal” dan “anak yang kaukasihi”. Kata tunggal menjelaskan anaknya hanya Ishak (tidak ada yang lain). Anak perjanjiannya hanya satu orang saja yaitu Ishak. Yang tunggal itu adalah seorang anak yang sangat dikasihi. Karena Abraham telah menanti anak itu selama 25 tahun sejak Kitab Kejadian pasal 12 (dia dipanggil saat usia 75 tahun dan ia memperoleh janji Allah di usia 100 tahun). Proses mendapatkan Ishak bukanlah proses yang mudah, karena Sara mandul dan usia mereka berdua sudah tua. Jadi kemungkinan mendapat anak secara biologis sudah tidak ada. Sehingga saat mendapat anak, maka itu adalah anak yang ditunggu-tunggu dan luar biasa dikasihinya. Sehingga tepat sekali apa yang dikatakan di ayat 2. Kejadian pasal 22 menggambarkan hati Bapa yang mungkin tidak kita temukan secara panjang lebar di dalam kitab Injil. Karena Kitab Injil menceritakan Tuhan Yesus hadir di dunia dan Tuhan Yesus menebus dosa. Tetapi Allah yang memberikan Yesus Kristus digambarkan dalam cerita tentang Abraham yang menyerahkan dan memberikan anaknya,Ishak. Itu adalah anak yang dinanti-nanti, satu-satunya dan yang dikasihi. Belum lagi Abraham harus berbicara kepada Sara. Kalau kisah itu benar-benar terjadi, apa yang harus dikatakan Abraham kepada Sara? Hati Allah yang rela digambarkan di dalam diri Abraham yang rela memberikan anak satu-satunya sesuai dengan yang tertulis pada ayat 12b  dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.

Sebelumnya Abraham tawar menawar waktu Allah ingin memusnahkan Sodom dan Gomora. Beberapa kali Abraham bertanya, Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" (Kej 18:24-25). Tuhan pun menjawabnya ,”Tidak!” Lalu Abraham bertanya lagi, Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana." Berapa kali Abraham menawar kepada Tuhan seperti itu? Lima kali! Saya cukup tertegun ketika membaca Kej 22:3   Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Sebelum kisah di pasal 22, waktu Sodom dan Gomora akan dibakar dan Abraham tahu ada Lot (keponakannya) dikatakan Abraham meminta kemurahan Allah. Jadi Abraham tawar menawar dengan Allah supaya Allah jangan menghukum. Abraham seperti orang Tionghoa yang jago tawar-menawar. Orang Tionghoa dan Yahudi punya kemiripan karena menawarnya  banyak (menawarnya bisa rendah sekali atau di bawah harga dasar). Tawar-menawar dilakukan oleh Abraham saat Ia ingin menolong Lot. Tetapi waktu Allah meminta anaknya, tidak diceritakan Abraham tawar-menawar dengan Allah. Ia tidak mengatakan, “Tuhan, apa Ismael saja?” Kalau perlu Ismael yang sudah diusir dipanggil lagi. Atau ada bujang lain yang melahirkan anaknya. Dia tidak menawar seperti itu. Gambaran tentang kerelaan hati Abraham untuk memberikan anaknya itulah gambaran hati Bapa. Ada begitu banyak kesulitan yang dialami Abraham, tetapi kesulitan itu tidak membuatnya mundur terhadap apa yang Allah minta. Itu sebabnya Kejadian pasal 22 menjelaskan hati Bapa. Seperti pujian Ya Bapa kupanggil Engkau Bapa. Waktu Bapa memberikan dan menyediakan anakNya (Yesus Kristus) sungguh-sungguh cukup untuk kebutuhan manusia.

Allah Melihat

Waktu kita lanjutkan lagi kisahnya pada ayat-ayat selanjutnya, Abraham diberkati luar biasa. Kisah ini sangat kita pahami. Tetapi dalam tema “Yehova Jireh”, saya ingin mengangkat mengapa Abraham sungguh-sungguh mempunyai sebuah pernyataan yang luar biasa yang mengatakan : Tuhan menyediakan. Dia Allah yang menyediakan. Mengapa pernyataan ini keluar dari mulut Abraham? Pada Kejadian 22:1a dikatakan Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Isilah “setelah semuanya itu” adalah istilah di mana pada pasal-pasal sebelumnya Abraham sudah mengalami dan melewati proses hidup, yaitu proses di mana ia keluar dari Ur-Kasdim, ia berpisah dengan Lot lalu ia menyelamatkan Lot, ia mendapat anak (Ishak , anak perjanjian), ia pernah juga salah paham di mana ia mengambil Hagar. Semua peristiwa itu terjadi , setelah pasal 21 di mana Ishak diberikan pada Abraham. Lalu pada pasal 22 dikatakan, “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham”. Istilah “mencoba” dalam Perjanjian Lama adalah istilah yang dipakai oleh seorang tukang logam yang ingin memurnikan logamnya. Istilah “mencoba” adalah istilah untuk memurnikan logam agar benda-benda yang bukan unsur logam itu hilang pada waktu proses pemurnian. Tukang emas akan membersihkan kadar emas itu agar seluruh karat yang menempel dalam emas gugur dan hilang sehingga tinggal emas murni. Seorang tukang logam akan memanaskan sedemikian panasnya sehingga hanya zat emas yang tertinggal (yang lain hilang). Ayat 1 terjadi setelah Abraham sudah mendapat janji Allah (Ishak) dan Ia ingin membuat Abraham untuk memiliki iman yang lebih. Sehingga pada ayat 22:1 dikatakan, “Lalu Allah mencoba Abraham”.  Yang dicoba dan diuji Allah kepada Abraham adalah Allah meminta anaka satu-satunya. Waktu membaca di dalam ayat ke-12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Iman Abraham dicatat oleh penulis kitab Ibrani. Ia merangkum ayat 1 sampai 13 pada Kitab Ibrani 11:17-19 tentang iman Abraham. Hanya 3 ayat yang ditulis dalam Kitab Ibrani 11 tentang iman Abraham yang menyerahkan anaknya.

Pernyataan yang lahir dari mulut Abraham adalah pernyataan yang lahir dari Abraham yang mempunyai iman yang diuji. Iman yang sungguh-sungguh ditempa oleh Allah. Iman yang berani mengorbankan dan mempersembahkan yang terbaik. Itu sebabnya Abraham berani mengatakan bahwa Allah yang menyediakan. Istilah menyediakan dalam bahasa Ibrani sebenarnya berarti melihat .  Kejadian 22:7-8  Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"  Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Istilah “menyediakan” akar katanya dalam bahasa Ibrani artinya melihat. Juga pada ayat 14 Tuhan menyediakan akar katanya adalah melihat. Maka istilah “Tuhan menyediakan” berarti “Tuhan melihat”. Apa yang Tuhan  lihat adalah iman Abraham. Waktu Injil mencatat pada waktu nanti Anak Manusia datang, apa yang Dia cari? Iman! Ia tidak mencari yang lain (bukan manusia dengan kekayaan, kesuksesan dan segala kegemilangan dunia), tetapi Dia mencari dan melihat iman. Inilah yang dikerjakan Allah. Abraham diuji imannya dan Allah melihat iman Abraham. Waktu imannya sungguh-sungguh dan rela memberikan  anaknya yang satu-satunya maka di dalam ayat 14 dicatat bahwa baru setelah itulah dikatakan “Allah melihat” apa yang kita lakukan.

Jehova Jireh

Beranikah kita berkata,”Jehova Jireh”? Istilah ini seringkali digunakan oleh beberapa orang yang mengatakan bahwa Allah adalah Allah menjawab doa. Seringkali kita mengartikan Jehova Jireh secara keliru karena tidak melihat konteksnya. Memang perkara Allah menjawab doa adalah hak dan wewenang Allah dan orang percaya diberi anugerah untuk memintanya. Tetapi istilah “Jehova Jireh” bukanlah istilah yang membuat kita meminta kepada Allah dan berseru kepadaNya lalu Allah akan menjawab apa yang kita minta. Tetapi istilah Yehova Jireh adalah ungkapan dari Abraham saat imannya sungguh-sungguh dilihat oleh Allah. Beranikah kita mengatakan “Allah melihat atau menyediakan untuk saya”? Allah sudah menyediakan Yesus bagi kita dan itu sudah dibuktikan di kayu salib untuk kita. Bukti dari Allah menyediakan itu sudah nyata. Tetapi pertanyaan Allah yang menyediakan untuk kita , apakah Allah yang benar-benar kita katakan dengan iman kita bahwa Dia melihat saya, Dia yang menyediakan saya? Abraham berani mengatakan “Allah yang menyediakan” karena ia melakukan dan menyerahkan anaknya dalam perjalanan iman. Ibrani pasal 11 menceritakan tokoh – tokoh iman yang hebat. Mereka berani membayar harga dan orang yang sungguh-sungguh menyatakan bahwa mereka mengasihi Allah sampai menyerahkan dirinya. Namun sekarang ini berbeda. Allah baru minta talenta kita saja, kita sudah hitung-hitungan. Allah baru minta persembahan kita saja, kita sudah pikir jauh-jauh. Allah meminta waktu kita saja, kita sudah kesulitan. Bagaimana kita berani berkata “Yehova Jireh” (Allah menyediakan. Allah melihat). Saat menyiapkan catatan khotbah ini, saya merasa takut. Mengapa? Apakah benar Allah melihat saya dan iman saya? Iman yang bagaimana? Iman yang rela dengan Tuhan dan tidak hitung-hitungan dengan Tuhan. Iman yang berani berkata, “Tuhan apa yang Kau minta aku beri”. “Apa yang Engkau mau, saya persembahkan”. “Apa yang Kau minta, Aku tidak akan pernah tolak!” Saya khawatir kita adalah orang yang selalu hitung-hitungan dengan Tuhan.  Orang-orang yang selalu pakai kalkulator dalam segala aspek. Waktu Tuhan minta Allah melihat pekerjaan saya, berkata,”Apa yang kamu minta diberikan, tidak adan ditolak. Kita berani? Kita selalu hitung-hitungan dengan Tuhan. Segala aspek kita pakai kalkulator. Saat Tuhan tidak minta yang mungkin hatimu ada di sana yaitu harta ia tidak memintanya tetapi waktu ia minta talentamu saja maka kita sudah hitung-hitungan. Jemaat Tuhan waktu dilibatkan melayani Tuhan, seringkali kita berpikir Tuhan saya sibuk dll. Abraham dengan imannya berkata, “Tuhan aku beri apa yang Engkau minta.” Itu sebabnya ayat ke-14, waktu Allah menyediakan , Allah melihat, Abraham berkata “Jehova Jireh” dalam hidupnya.

Penutup

              Di Bulan Oktober 2018, di GKKK Mangga Besa diadakan pemilihan-pemilihan pengurus. Sebagai gembala saya bertanya,”Apa yang berani engkau berikan kepada Tuhan dalam hidup?” Allah sudah berikan Yesus buat kita , Dia sudah berikan yang terbaik. Saat waktu Ia menguji iman kita dan memurnikan iman kita dan meningkatkan iman kita, Dia minta hanya sedikit tetapi kita hitung-hitungan. Itu sebabnya kita tidak pernah mengalami Jehova Jireh dalam hidup. Itu sebabnya kita tidak pernah mengalami betapa Dia Allah yang menyediakan dan sudah mencukupi kita. Mari kita pikirkan tentang Allah Jehova Jireh sungguh-sungguh telah memberikan yang terbaik bagi kita. Sekarang apakah kita berani sungguh-sungguh memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Apakah kita berani berkata, “Tuhan seperti Abraham, aku ingin memberikan apa yang Engkau minta.”  

No comments:

Post a Comment