Sunday, December 3, 2017

Inti Nubuatan Kelahiran Kristus Menurut Kitab Mikha




Pdt. Hery Kwok

Mikha 5:1-3
1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
2 Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
3 Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.

Matius 2:1-8
1   Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
2  dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
3  Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
4  Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
5  Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
7  Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
8  Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."

Pendahuluan

              Tema hari ini “Inti Nubuatan Kelahiran Kristus Menurut Kitab Mikha”. Mengapa kita mencoba mengangkat nubuat dari Kitab Mikha? Pada zaman ini, ada orang yang berkata bahwa ia memiliki talenta untuk menyampaikan nubuatan. Sehingga ada jemaat yang bertanya-tanya,”Apa benar zaman sekarang masih ada nubuat?” Kesalahan kita dalam mempelajari kitab suci adalah kita tidak benar-benar masuk ke dalam apa yang diajarkan Kitab Suci. Zaman nabi-nabi Perjanjian Lama, Allah memang memakai nabi-nabi untuk menyampaikan pesan (nubuat) Allah. Nubuat tersebut mempunyai 2 sifat yakni :

1.     Kekinian.

Artinya sifat di mana pada zaman itu ada nabi yang menyampaikan pesan Allah. Pesan itu bisa terkait dengan isu yang ada seperti tentang ketidakadilan, mereka yang tidak lagi mencari Tuhan, hidupnya tidak mengasihi sesama dan memutarbalikkan keadilan. Isu-isu seperti ini disampaikan oleh nabi-nabi Tuhan di dalam nubuatan agar mereka bertobat oleh karena Tuhan tidak menyukai umatNya itu melakukan kejahatan dan Allah memakai nabi-nabiNya untuk menyampaikan pesan Allah dalam nubuatan kekinian (nubuatan saat di mana nabi itu hidup dan ia berbicara atas nama Allah)

2.     Jauh ke depan.

Artinya bersifat bagaimana Allah ingin berbicara tentang sesuatu yang akan datang dan biasanya berbicara tentang hari-hari Tuhan yang akan Ia genapi dan janji-janjiNya kepada orang Israel. Pada zaman seperti itu Allah memakai metode dan cara seperti itu. Pada waktu Kitab Suci sudah lengkap dan Firman Allah sudah cukup dan dibukukan, kita mempunyai perkataan Tuhan yang cukup untuk membawa kita mengenal dan mengasihi Allah. Sehingga bila kita mendengar ada orang yang berbicara tentang nubuatan, maka marilah kita mengujinya dengan firman dan perkataan Allah sendiri karena Allah tidak pernah salah di dalam perkataanNya. Maka kita belajar Kitab Suci dengan baik agar kita tidak terombang-ambingkan perkataan orang-orang. Zaman sekarang adalah zaman yang semakin gila dimana orang mencoba menaikkan sensitif kerohanian (keagamaan)  yang sifatnya spektakular sehingga membuat orang takjub. Tetapi sesungguhnya firman yang diberikan Allah sudah cukup bagi kita dalam mengenal Allah, mengenal kehendak Allah dan menolong kita menjalani hidup percaya sampai Dia memanggil kita ke sorga.

Inti Nubuat Kelahiran Yesus menurut Kitab Mikha

              Matius adalah kitab yang sebenarnya diarahkan untuk orang-orang Israel sehingga isinya berbicara tentang kerajaan Allah dll. Jadi penggambaran Allah sebagai raja ada di kitab Matius. Sedangkan kita Lukas berbeda lagi. Lukas, seorang dokter, dekat dengan orang yang papa , Ia bicara tentang orang Samaria yang baik hati, berbicara tentang anak yang hilang. Markus menggambarkan Allah yang bekerja luar biasa di dalam anakNya. Dari pasal 1 kitab Markus, Allah menunjukkan pekerjaanNya melalui Yesus Kristus dengan segala kegiatannya. Sedangkan Yohanes berbicara tentang sesuatu yang sifatnya tinggi sekali (filosofi dan filsafatnya luar biasa). Ia ingin menggambarkan tentang Allah di dalam Kristus Yesus yang adalah firman Allah yang hidup. Pada pasal 2, Matius mencoba mengangkat tentang nubuatan Mikha yang dimasukkan dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Ia berbicara sesudah Yesus dilahirkan. Ia mencatat bahwa Yesus sudah dilahirkan di Betlehem. Waktu ia mengangkat kitab Mikha , ia mengakat peristiwa setelah Yesus setelah dilahirkan. Kalau kitab Lukas mencatat saat Yesus belum dilahirkan (masih di kandungan ibunya). Matius menceritakan Yesus sudah dilahirkan artinya nubuatan kitab Mikha sudah terjadi (digenapi) yaitu Yesus Kristus ada di tengah-tengah dunia.

Dua hal yang disoroti dalam pesan yang disampaikan Mikha yang diangkat oleh Kitab Matius :

1.     Di dalam Kristus, ada pengharapan

Matius 2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Siapa ‘mereka’? Mereka adalah ahli-ahli  Taurat yang ditanya oleh Raja Herodes untuk meneliti  apakah benar berita yang disampaikan oleh orang-orang Majus bahwa telah lahir seorang raja. Pada ayat 5 dikatakan ‘mereka berkata’. Yang dimaksud dengan ‘mereka’ adalah ahli-ahli  Taurat artinya orang-orang yang menekuni firman Allah yakni orang-orang yang sangat teliti terhadap firman Allah. Ayat 5 ingin memberi gambaran bahwa pada waktu Matius mengutip kitab Mikha, ia tidak sembarangan mengangkatnya , karena mereka adalah ahli-ahli Taurat yang tahu kapan ayat ini berbicara, berlaku dan benar-benar nyata. Matius ingin mengatakan bahwa ahli-ahli Taurat mengangkat satu bagian dari nubuatan dari kitab Mikha.   Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (Matius 2:6).
Di zaman Nabi Mikha orang-orang Israel hidup dalam moral yang sangat bobrok dan akhlaknya buruk sekali. Pada pasal 7:5, Nabi Mikha berkata kepada orang-orang Israel,”  Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu!. Sampai sedemikian bobrok moral orang Israel karena di sana hukum diputarbalikkan, hakim tidak lagi memutuskan yang benar, imam-imam tidak mengajarkan yang baik, semua orang yang seharusnya menjadi penuntun justru membelokkan kebenaran. Kondisi kehidupan rohani orang Israel saat itu adalah kehidupan yang sangat susah. Ditambah lagi hidup negara mereka juga menjadi susah. Akibatnya , keadaan mereka sangat memprihatinkan. Di tengah kondisi yang prihatin seperti itulah, Allah memberi nubuatan melalui  Nabi Mikha. Yang pertama ada harapan di tengah ketiadaan harapan.
Matius ingin mengatakan ada pengharapan di tengah dunia , lokasi hidupmu, pemimpinmu, imam yang tidak memberi harapan. Artinya Allah yang memberi pengharapan. Ini sangat penting dan luar biasa. Bila kita hidup di zaman yang susah, hanya ada 1 yang bisa menolong kalau masih ada pengharapan. Saat kita masih punya pengharapan, itu menjadi titik pengharapan  yang membuat kita bertahan dan bisa keluar dari masalah. Kalau pengharapan tidak ada, kita akan menjadi susah dan lemah.
Saat tim besuk saat datang ke rumah sakit pada minggu ketiga, kata-kata yang kita berikan kepada pasien (termasuk yang menderita kanker stadium 4), kita masih tetap berani menyampaikan bahwa masih ada pengharapan dalam Kristus. Itu bukan omong kosong atau perkataan pepesan bahwa pengaharapan itu ada. Kitab suci memberikannya kepada kita. Pada Roma 8, Rasul Paulus memberikan kepada kita suatu perjuangan iman bahwa pengharapan yang kita miliki dalam Anak adalah pengharapan yang luar biasa. Sehingga dikatakan kita lebih dari orang-orang yang menang karena pengharapan itu ada.
Kitab Mikha berlatar kondisi negara Israel yang susah. Intinya sangat berarti bagi mereka, Kalau intinya pengharapan di tengah kesulitan yang ada maka orang akan menjadi kuat dan bisa bertahan. Pdt. Stephen Tong mengangkat satu komentar dari salah satu murid Kong Hu Cu (551 SM -479 SM) yang bernama Mencius (372 SM-289 SM) yang mengatakan,”Kalau di suatu negara muncul banyak orang-orang aneh dan tidak benar maka itu tandanya negara tersebut sedang menuju kehancuran. Berarti negara itu sedang dalam kesusahan (darurat).” Mencius dalam hikmatnya melihat orang-orang yang muncul aneh artinya negara dalam keadaan darurat dan bila tidak bisa diatasi maka negara menjadi susah. Kota di mana Nabi Mikha hidup, orang-orang aneh muncul dan itu lambang dari  kehancuran orang-orang Israel. Orang percaya merasa terpuruk dan sepertinya tidak ada jalan keluar , maka di situlah titik pengharapan yang Allah berikan. Ini menjadi berita hebat dan besar karena waktu pengharapan diberikan, ia bisa membuat orang bertahan sampai akhir garis pertandingan.

Ada cerita yang menjadi legenda tentang sejarah kerajaan Tiongkok pada ujung dinasti Han. Saat itu kerajaan Tiongkok dibagi menjadi 3 kerjaaan besar (Cao Wei , Dong Wu dan Shu Han) yang dikenal dengan Zaman Tiga Negara atau Sam Kok (seperti juga negara Israel yang juga pecah setelah keturunan Raja Salomo yakni Rehabeam menjadi 2 kerajaan). Kerajaan Wei dipimpin oleh Cao Cao (panglima perang yang menjadi raja pada tahun 216). Dia memimpin kerajaan Wei. Dia  seorang panglima perang yang hebat dan politikus yang luar biasa. Suatu kali ia memimpin perang dan membawa pasukan untuk mengejar musuh. Ternyata pengejarannya memakan waktu yang lama, akibatnya dalam perjalanan perang mereka mengalami kesulitan air karena persediaan air habis. Perang dalam jangka panjang tidak boleh mengabaikan air karena minuman dibutuhkan oleh tubuh. Apalagi perangnya di padang belantara yang panas luar biasa. Sehingga banyak yang mulai mati perlahan-lahan termasuk unta. Cao Cao menyadari ia dalam dilema besar dan sadar bahwa prajurit-prajurit nya sudah mulai kelelahan dan tidak tahan karena kekurangan air. Waktu Israel keluar dari Mesir dan menyeberang Laut Teberau, lalu mereka berjalan-jalan di padang gurun dan bersungut-sungut karena tidak ada air. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa di Mara dan Elim (di Elim ada 12 pohon korma dan mata air yang banyak, di sana mereka minum). Karena tidak ada air , Raja Cao Cao paham bahwa tentaranya akan kepayahan. Ia kemudian berkata kepada tentaranya, “Prajurit-prajuritku, kita akan masuk ke bukit di depan kita (bukit ini tidak dekat walau kelihatan).  Di belakangnya ada kebun persik yang sangat ranum dan kebun itu menanti kita untuk dimakan. Buah persik itu akan menghasilkan air yang menolong tubuh kita, mari kita menuju ke sana.” Sewaktu berbicara seperti itu, prajurit-prajuritnya  menjadi bersemangat kembali. Mereka pun menuju ke tempat di belakang bukit itu. Penyerangan pun berlanjut lagi karena sebuah kalimat perkataan Raja Cao Cao bahwa mereka akan dapat buah persik di balik bukit itu. Pertanyaannya : apakah ada buah persik di balik bukit itu? Dalam catatan cerita itu, ternyata buah persik itu tidak ada. Tetapi perkataan Raja Cao Cao membangkitkan semangat dan kekuatan kembali di tengah-tengah prarjurit yang sedang berjuang dalam kondisi kehabisan air. Raja Cao Cao tahu pengharapan harus diberikan kepada prajurit-prajuritnya. Cerita ini menjadi legenda dan cerita motivasi yang sering diangkat orang pada saat orang tidak punya pengharapan. Perkataan Cao Cao memberi semangat. Waktu Nabi Mikha mengatakan nubuatan, tidak seperti Raja Cao Cao, ia memberikan nubuatan yang pasti, jelas, digenapi Allah  dan datangnya dari Allah. Sehingga Matius 2:1 mengatakan, “Sesuah Yesus dilahirkan”. Saat itu orang-orang Israel berada di dalam jajahan Yunani, mereka jadi orang-orang yang tertawan. Bahkan di tengah orang-orang yang memberikan reaksi-reaksi yang tidak nyaman, tetap ada pengharapan bagi kita yang percaya.  Yesuslah pengharapan itu. Yesus tidak pernah berdusta dalam apa yang Dia janjikan. Maka Nabi Mikha berkata kepada orang-orang Israel di zamannya, bahwa nanti ada raja yang akan lahir di satu kota yang kecil yang tidak dipandang dan dianggap, tetapi Allah akan memunculkan pemimpin dari sana yang menjadi pengharapan orang yang percaya.


Minggu lalu waktu mau ke Medan, saya naik taxi dan ngobrol dengan tukang taxi. Ia berkata, “Sekarang Indonesia susah sekali untuk mencari uang. Uang setoran belum dapat penuh dan  tidak seperti dulu. Mudah-mudahan setelah pemillu berubah keadaannya.” Ia berkata lagi, “Saya kadang berpikir , pemimpin tidak perlu benar tapi yang penting ekonominya bagus. Karena punya pemimpin yang mencegah korupsi , repot juga. Ekonomi jadi susah.” Saya jadi terdiam mendengar pikiran yang kacau ini tapi kemudian meluruskan, “Iya Pak. Memang sekarang kondisi sedang susah karena pemerintah sedang memberantas korupsi. Tetapi nanti kalau kondisi sudah aman dan jalan, maka ekonomi akan jadi baik. Tetapi walau susah, tetap ada kekuatan dan pengharapan.” Ia berkata,”Kalau bisa jangan seperti ini.” Saya menanggapi lagi,”Namun tidak berarti tidak memilih presiden yang baik. Karena yang benar pasti ada pengharapan.” Kristus adalah pengharapan kita dan dikatakan Ia adalah pengharapan dunia. Kita dimiliki Kristus jadi kita punya pengharapan. Pengharapan itu  yang harusnya menjadi dasar kita. Jangan sampai kita berjalan tanpa pengharapan. Entah pengharapan di tengah ekonomi, rumah tangga atau pekerjaan (dagang), pengharapan itu ada.

2.     Kristus memberikan damai sejahtera

Nabi Mikha berkata pasal 5:4a,”dan dia menjadi damai sejahtera.” Siapa Dia? Yaitu Raja yanga akan muncul di Betlehem. Matius 2:6  Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Siapa orang itu? Ia yang memimpin dengan mengembalakan. Ia akan memberikan damai sejahtera. Intinya, di tengah rasa keputusasaan dan rasa di mana kelaliman dan kekejaman orang-orang yang  ada di sekeliling itu , Raja itu akan memberikan damai sejahtera. Yesus yang adalah pengharapan sejati, Dialah pengharapan yang memberikan damai sejahtera. Dia adalah raja yang memberi shalom, raja damai. Yesus berkata kepada orang banyak,” Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Saat Ia menawarkan ajakan untuk datang kepadaNya, Ia sedang berbicara bahwa  Dialah sumber damai sejahtera. Dialah yang sanggup memberi damai sejahtera  yang tidak bisa hilang dari dunia. Itu sebabnya Ia memberi garansi kepada murid-muridNya di loteng saat perjamuan kudus, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)  karena damai sejahtera ini tidak akan dan tidak  bisa hilang. Kalalu dapat damai sejahtera dari dunia sifatnya tidak kekal. Sewaktu uang banyak, rasanya agak enak. Uang memang bisa memberi damai sehingga waktu melihat banyak deposito hati jadi enak. Itulah ornag dunia (Matius 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada). Hati sejahtera kalau punya uang dan deposito yang banyak. Orang yang punya tabungan kecil, saat bertemu dengan orang yang punya banyak uang menjadi malu. Uang tidak bisa memberi damai sejahtera yang kekal dan tidak bisa menjamin damai sejahtera. Ada orang kaya yang menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan berkata,”Kalau ada yang bisa saya tukar dengan uang, maka akan saya tukar penyakit saya. Saya tidak mau sakit.” Ada juga orang kaya yang tidak bisa tidur, padahal orang yang dagang di Manggarai bisa tidur dengan nyenyak dan mulut menganga padahal banyak mobil lewat. Orang kaya itu berkata, “Tolong doakan agar saya bisa tidur. Kalau bisa membeli tidur dengan uang, saya mau beli.” Ternyata uang tidak bisa memuaskan. Nabi Mikha berkata, “Dia adalah Raja yang memberi shalom (damai sejahtera)”

Penutup

Dalam memasuki natal di tahun 2017, apakah Yesus benar-benar ada di dalam hatimu, Yesus berotoritas dalam dirimu, Yesus benar-benar menguasai hidupmu? Kalau benar dia berotoritas dan memimpin, maka damai sejahtera yang Dia berikan tidak akan pernah hilang meskipun kita berada dalam kondisi yang paling sulit. Karena Nabi Mikha sudah menubuatkan , “Dialah damai sejahtera yang diberikan Allah kepada kita.” Mari kita mensyukuri tentang kebaikan Allah dalam berita natal ini. Ada 2 berita besar yang kita bawa pulang, pengharapan yang tidak pernah hilang dan damai sehjahtera yang bisa diambil oleh apapun dan siapapun. Pertanyaannya , Benarkah Yesus ada di hati kita? Benarkah Yesus sungguh-sungguh lahir di hati kita? Itulah pertanyaan yang harus kita jawab dalam hati.

No comments:

Post a Comment