Monday, September 11, 2017

Beribadah dengan Penuh Kesiapan


Ev. Lili Suwandi

Ibrani 10:19-25
19   Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
20  karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
21  dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
22  Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
23  Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24  Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Pendahuluan

                Kita harus mempersiapkan hati dengan baik untuk datang beribadah kepada Tuhan. Sayangnya seringkali saat datang beribadah kita tidak melakukannya (secara fisik tubuh berada di gereja tapi hati kita di luar). Satu hari sebelum beribadah (Sabtu) kita begitu sibuk. Kita menganggap hari Sabtu sebagai akhir pekan sehingga kita memforsir tenaga kita untuk bekerja dengan sekuatnya pada hari Sabtu. Jadi pada hari Sabtu kita lembur sehingga esok harinya pada waktu beribadah kita merasa lelah dan mengantuk. Ini adalah pekerjaan iblis. Iblis tidak takut kita datang beribadah. Dia hanya takut kita hadir dengan tenang beribadah. Ada yang berkata,  “Di rumah saya tidak bisa tidur, namun di gereja saya bisa tidur dengan nyenyak.” Mengapa? “Kalau kamu mau datang ke gereja tidak masalah, yang penting kamu tidak mendengarkan firman Tuhan”, kata iblis. Sehingga ada yang waktu datang merasa mengantuk kemudian tertidur, sehingga ia tidak mendengar dan tidak memperoleh apa-apa dari firman Tuhan. Mengapa hari ini iman kita tidak teguh? Karena tidak mendengar firman Tuhan dengan baik! Mengapa kita tidak bisa melakukan firman Tuhan ? Karena firman Tuhan tidak tersimpan dalam hati untuk memberi respon dengan baik. Jadi kita perlu mempersiapkan hati dengan baik!

Jagalah Sikap dalam Beribadah

                Pada waktu berbicara tentang ibadah berarti kita bicara tentang datang ke hadapan (hadirat) Tuhan dan uniknya setiap kita datang dengan sikap yang berbeda-beda. Ada yang mau datang ke gereja setelah mengetahui hamba Tuhan yang akan berkhotbah. Ada hamba Tuhan tertentu yang kalau berkhotbah, cara penyampaian khotbahnya membuatnya merasa ngantuk sehingga ia pun malas datang. Di samping itu ada juga pengkhotbah yang disukai karena cara membawakan khotbahnya mudah dimengerti dan disampaikan dengan ‘menarik’ sehingga hati merasa gembira. Ada juga yang saat beribadah dan mendengarkan firman Tuhan , membuka telpon selulernya sehingga orang lain mengira dia sedang membaca Alkitab, namun begitu diperhatikan ternyata sedang membaca dan mengirim pesan singkat (SMS)  atau membuka gambar (laman internet). Bahkan ada seorang jemaat yang berkata,”Orang yang  duduk di samping saya adalah seorang majelis. Ia biasanya memimpin ibadah. Tapi saat duduk di sebelah saya, majelis ini dari awal sampai akhir ibadah memainkan telepon selulernya. Saat saya mengintipnya , rupanya ia sedang bermain game.” Untuk kebaktian yang dihadiri oleh orang-orang lansia (lanjut usia) banyak yang gaptek (gagap teknologi) alias tidak cekatan memainkan telpon seluler karena  orang tua merasa susah mengikuti kemajuan zaman. Pada waktu telepon selulernya berdering, ada yang tidak tahu cara meniadakan suaranya atau mematikannya sehingga nada deringnya terus berbunyi. Walau gaptek , sebagai orang lansia kita seharusnya terus berada dekat dengan Tuhan. Sedangkan sebagai orang muda  walaupun teknologi berkembang dengan sangat pesat, namun jangan mengabaikan hubungan dengan Tuhan. Kita harus menguduskan hari sabat (Sabtu). Hari Minggu adalah hari Tuhan. Kita menguduskannya. Kita harus beribadah kepada Tuhan. Persiapkanlah hati, kondisi fisik dan jangan terlambat. Puji syukur kepada Tuhan, hari ini tidak banyak jemaat yang datang terlambat. Waktu pergi ke gereja pagi ini, saya mengingatkan diri sendiri jangan sampai terlambat. Saya terkadang khotbah di tempat yang berjarak jauh, sehingga kalau macet bisa terlambat.
Pernah sekali waktu saya diundang menghadiri perayaan ulang tahun pernikahan yang ke-60 (berlian). Pasangan yang menikah tersebut dikaruniai 5 orang anak (4 perempuan, 1 laki-laki yang menjadi dokter). Yang semua anak perempuan jadi profesor dan pengajar di universitas. Dia datang ke gereja. Lalu saya tanya,”Apakah ibu mengalami kepikunan atau tidak?” Dijawabnya tidak.  Kalau ia ditanya ada berapa miliar saldonya di bank, dia pasti mengingatnya. Saya katakan,”Sangat bagus”. Sekarang ini banyak yang tidak pikun karena punya dan dapat banyak uang. Kalau tidak punya uang, malah jadi pikun. Betul kah? Bagaimana untuk orang tua yang tidak bekerja? Anaknya yang kasih uang  dan pekerjaan orang tua menghitung uangnya. Setelah saya sudah tua dan memimpin Pendalaman Alkitab (PA), ada orang tua perempuan yang berkata,”Apa yang dikatakanmu semua benar. Tante saya sekarang sudah hampir berusia 90 tahun. Setiap kali duduk di toko palawija, ia yang menjadi kasir dan tidak pikun!” Bila ada uang maka dapat menghitung dengan baik. Percaya atau tidak terserah. Saat pergi ke perayaan ulang tahun ke-60 tersebut, dari rumah ke tempat resepsi memerlukan waktu 4,5 jam karena macet sana-sini. Sehingga berangkat dari pk 17, tiba sekitar pk 21.30, namun mereka masih pada menunggu karena saya katakan ,”Pulang saja, tetapi saya pasti datang!” Di Bandung yang paling macet adalah daerah Kopo Permai dan Taman Kopo Permai. Kalau mau khotbah di sana, maka dari siang saya sudah harus berangkat. Usahakan kita jangan terlambat, jangan pulang ibadah lebih dulu dan jangan mengantuk di ruang kebaktian saat mendengar khotbah. Kita harus semangat beribadah. Kalau ada yang mengantuk maka yang duduk di sebelahnya bisa menepuk bahunya untuk membangunkannya.

Mengapa harus mempersiapkan hati dengan baik untuk beribadah?

Ada 3 poin terkait dengan kesiapan kita dalam beribadah.

1.       Saat beribadah merupakan anugerah (berkat) untuk setiap orang percaya.

Waktu beribadah kita merasakan bahwa kita orang berdosa namun Tuhan telah melayakan dan mengangkat kita. Dia telah menumpahkan darahNya untuk menyelamatkan kita, sehingga kita tidak takut untuk datang kepadaNya. Anugerah Tuhan diberikan kepada kita dengan percuma. Karena Tuhan telah mencurahkan darahnya untuk menghapus dosa manusia yang mau menerimaNya dan menggenapi penebusannya.
          Ia membuka jalan yang baru sehingga kita bisa hidup di dalamnya (ini jalan baru dan hidup). Ada tabir yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus. Waktu Yesus disalibkan di atas kayu salib, tabir  yang memisahkan kedua ruang tersebut terbelah. Artinya orang biasa bisa masuk ruang maha kudus, padahal sebelumnya hanya imam besar yang dipilih yang bisa masuk ke sana dan itupun dilakukan setahun sekali. Imam besar tersebut mewakili seluruh orang dunia untuk datang kepada Tuhan, meminta pengampunan kepada Tuhan dan Tuhan pun mengampuninya. Waktu imam besar ini masuk ruang maha kudus maka kakinya diikat degan tali. Karena kalau waktu ia tidak kudus dan masuk ruang maha kudus sehingga mati dihukum Tuhan maka orang akan menariknya dari luar ruang maha kudus. Tetapi hari ini Tuhan Yesus telah membukanya , suatu jalan yang baru dan hidup di hadapanNya sehingga kita bisa datang beribadah kepada Tuhan.
          Apa yang telah Tuhan Yesus perbuat bagi kita? Bukan hanya mencurahkan darahNya dan Dia juga  membukakan pintu baru tetapi juga membasuh hati nurani kita. Setiap orang berbicara dengan aksen (logat) daerahnya. Misalnya : saya orang Bandung memakai bahasa sunda, tetapi sebenarnya saya orang Tiongkok  (toto) karena lahir di Amoi. Petugas pembuat paspor bertanya di mana daerah itu? Saya jelaskan Amoi terletak di Xia Men. Dia bertanya mengapa bahasa Indonesia saya lancar. Saya berkata, karena setelah minum air Indonesia maka bahasa Indonesia saya lancar. Apakah percaya? Ini adalah benar dan sangat penting. Air yang diminum akan menjadi orang di sana. Kakek saya lahir di Tiongkok. Waktu datang ke Indonesia ia tidak bisa berbahasa Indonesia. Telur dibilang tulul. Sekarang ia bisa bicara bahasa daerah dengan lancar lancar. Seperti Ev. Suwandi minum air Jakarta, maka bahasa Betawinya lancar.

2.       Datang beribadah dengan sikap hati yang menyembah.

          Tuhan membersihkan (menyucikan) dosa kita sehingga kita menjadi orang kudus (suci). Pada waktu ada objek yang kita sembah, maka bagaimana sikap hati kita menyembah? Sesuai Ibrani 10:22-23 (Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.  Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia),  ada 2 macam sikap menyembah:

a.     Datang dengan hati penuh iklas (tulus hati), tidak berpura-pura. Ini adalah sikap hati yang sangat berharga. Tuhan kita memeriksa hati kita. Dengan demikian kita saat beribadah dengan hati yang tulus.
b.     Kita punya iman yang teguh. Artinya, Tuhan Yesus adalah Juruselamat kita satu-satunya  dan Dia mengasihi kita sampai akhir. Ini adalah janji dari Tuhan. Tuhan Yesus mengasihi kita dan iman kita teguh. Tuhan mengasihi semua orang di dunia ini apa pun warna kulit kita.

Suatu kali anak sulung perempuan bertanya,”Apakah mama percaya bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua orang di dunia?” Saya membenarkannya. Lalu ia bertanya lagi,”Benar? Mama yakin?” Saya heran mengapa ia bertanya demikian. Saya memandang dia., lalu ia mengatakan“Ma pacar saya orang India. Badannya hitam semua kecuali giginya,” Saya hanya menjawab,” Hanya kalau ia percaya Tuhan dan berdua saling mengasihi tidak masalah” Tahun 2005 mereka menikah dan dikaruniai 2 anak laki-laki yang sangat tampan. Bulu mata mereka lentik. Orang India ini sangat tahu tentang pergaulan dan tegur sapa. Hari ini tangal 10 September 2017. Pada waktu tanggal 7 September, dari USA ia terbang ke Eropa dan Afrika (Etiopia). Etiopia adalah negara yang sangat berkembang di Afrika. Banyak orang Tiongkok yang datang ke sana. Ada perusahaan yang menyuruh 600 orang Etiopia untuk datang belajar lalu setelah itu perusahaan ini pindah ke Etiopia. Negara Etiopia menjadi negara yang sangat berkembang sekali. Menantu saya akan tiba ke Kuala Lumpur dan ia sampaikan keinginannya mau datang ke Bandung walau hanya satu hari. Paginya dari Kuala Lumpur, ia terbang ke Bandung. Lalu sorenya pk 16 dari Bandung dengan maskapai penerbangan Air Asia ia melanjutkan terbang ke Singapore. Lalu tanggal 8 September ia terbang kembali ke USA (Texas). Saya katakan, orang ini naik pesawat seperti naik angkot. Terhitung dari tiba di Bandung sampai berangkat lagi dari Bandung hanya makan waktu 6 jam. Ia katakan, “Karena mama tanggal 20 September mau berangkat ke Kanada dan Amerika sedangkan papa tidak mau pergi” sehingga ia datang ke Bandung. Suami saya takut berada di pesawat begitu lama karena ia tidak bisa tidur. Saya katakan kepada suami, “Engkau tidak mau pergi , tidak apa. Saya sendiri yang akan berangkat.” Menantu saya berkata, “Saya datang mau besuk papa.” Ini hati dari seorang anak. Sebagai anak apakah ada yang datang membesuk orang tua? Apakah kita mau pulang ke rumah menengok mereka?

Apakah kita mau datang kepada Tuhan dan kita punya iman yang teguh dan percaya Tuhan? Waktu punya iman yang teguh, kita terus memegang pengharapan kita. Pengharapan yang teguh karena  Tuhan kita tidak pernah berubah setia dan meninggalkan janji walau manusia bisa lupa akan janjinya sendiri. Tetapi Tuhan kita tetap teguh di dalam iman. Inilah iman pengharapan orang percaya. Oleh sebab itu di dalam diri kita, ada hati yang tulus ikhlas dan iman.

c.     Pada waktu datang beribadah kita menjaga ‘penampilan’ kita

Waktu kita beribadah, kita datang dengan penuh iman. Kita datang dengan penuh hati ke ibadah. Apakah kita punya hati dan ada perbuatan? Ada yang punya perbuatan tetapi belum tentu ada hatinya. Pada waktu orang ada hati pada saat ibadah, maka ia akan menampilkannya dalam perbuatan. Ada 3 hal :

a.     Ada hati yang mengasihi. Ini hal yang penting.
b.     Rajin melakukan hal-hal yang baik
Bukan hanya saling mengasihi tetapi kita juga dengan rajin melakukan hal-hal baik. Kasih kita dinyatakan dalam perbuatan. Perbuatan baik kita menunjukkan iman kita. Iman tanpa perbuatan akan mati. Kalau seseorang benar-benar beriman maka akan tampak pada  perbuatannya. Ini menunjukkan bahwa ia punya kasih.
c.     Jangan meninggalkan ibadah.
Selain saling mengasihi dan semakin giat melakukan kebaikan, kita juga jangan sampai meninggalkan ibadah. Ada yang suka terbiasa datang terlambat untuk beribadah dan mengantuk saat mendengar firman Tuhan, mengapa? Karena sudah sekian lama ia melakukannya, sehingga menjadi kebiasaan sehingga bila dinasehati pun ia tidak mau mendengarnya. Ini adalah sikap hati kita kepada Tuhan. Tuhan telah mengasihi kita, namun berapa besar kasih kita kepada Tuhan? Saat kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita harus menyatakannya melalui perbuatan yang baik karena hari Tuhan sudah dekat. Jadi kita mempersiapkan hati dengan baik untuk datang beribadah, punya hati yang saling menasehati dan menghormati.

Penutup

Di New York ada 2 lapangan terbang yaitu bandara John F Kennedy dan bandara LaGuardia. John F. Kennedy adalah presiden Amerika yang muda, cerdas dan tampan. Orang tampan dan pintar jarang jadi satu . Orang tampan biasanya hanya bersolek sehingga tidak belajar. Tetapi John F Kennedy, ia cakap dan pintar luar bisa. Waktu ia diangkat jadi presiden dan saat dilantik ia katakan, “Saya tidak menuntut negara berbuat sesuatu bagi saya, tetapi aku menuntut  bagiku berbuat sesuatu untuk negara.”
                Sedangkan bandara domestik LaGuardia namanya diambil dari nama mantan walikota New York yang bernama Florello LaGuardia yang berprofesi sebagai hakim. Postur tubuhnya tidak tinggi (150 cm). Sebagai warga negara Amerika, ia harus mau menjadi hakim yang baik. Dikisahkan peristiwa yang terjadi di kota New York, Amerika Serikat pada pertengahan 1930-an. Saat itu hampir seluruh negara di dunia, termasuk AS mengalami depresi ekonomi. Cuaca di sana juga digambarkan tengah mengalami cuaca ekstrem. Bahkan di hampir seluruh penjuru kota New York, orang-orang yang hidup miskin nyaris mati kelaparan. Suatu kali sebagai hakim ia harus mengadili seorang nenek di pengadilan karena dituduh mencuri sepotong roti. Nenek tua itu berdalih Ia mencuri karena empat cucu perempuan kelaparan. Orang tua mereka adalah putranya dan istrinya telah meninggal dunia dalam suatu kecelakaan meninggalkan anak-anaknya menjadi yatim piatu. Pada waktu hakim mendengar hal itu, ia menganggukan kepalanya dan merasa sangat kasihan, tetapi mencuri adalah melanggar hukum. “Apakah engkau mengerti?” tanya hakim. Nenek ini menjawab, “Mengerti!’ Hakim melanjutkan,”Engkau mau tidak mau harus diadili. Engkau hanya punya 2 jalan. Yang pertama engkau membayar denda 10 dolar AS dan yang kedua engkau masuk ke penjara selama 40 hari.” Nenek ini menghela nafasnya karena untuk roti saja ia tidak sanggup beli apalagi membayar denda sebesar itu.  Akhirnya ia pun berkata,”Hakim, saya pilih masuk penjara.” Hakim mendengar keputusan Sang Nenek dan berdiri. Ia tidak ingin memasukkannya dalam penjara, karena kalau nenek itu masuk penjara maka cucu-cucunya juga akan mati. Maka bagaimana? Lalu hakim mengeluarkan dompet dari sakunya dan memberikan 10 dolar AS kepada sang nenek untuk membayar denda. Jadi semuanya beres. Mengapa LaGuardia bisa melakukan ini? Karena ia punya hati yang penuh simpati. Seringkali kita mengatakan bahwa kita merasa kasihan tetapi tidak mau mengulurkan tangan langsung untuk menolong. Kemudian LaGuardia mengatakan kepada semua orang yang duduk di situ dan  telah menyaksikan semua proses pengadilan, “Kalian semua sudah mendengar dan melihatnya. Maka setiap orang agar berbelas kasihan untuk menyumbangkan sedikitnya 50 sen.” Lalu uang dikumpulkan sehingga berjumlah 40 dolar AS dan diberikan kepada sang nenek. Kemudian pada hari berikutnya, berita ini menjadi berita utama di surat kabar. Semua mengatakan, “Betapa mulianya La Guardia.” Bukan saja ia seorang Kristen tetapi ia juga melakukan perbuatan baik.
Hari ini kita mempersiapkan hati dengan baik kepada Tuhan. Kita bersyukur kepada Tuhan dan memohon kepada Tuhan agar kita bisa beribadah dengan baik , memuliakan nama Tuhan dan menyaksikan kemuliaan Tuhan sehingga orang dapat memperoleh berkat saat melihatnya.

                

No comments:

Post a Comment