Tuesday, November 8, 2016

Kisah Seorang Penabur


Ev. Susan Kwok

Mat 13:1-23
1  Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
2  Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
3  Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4  Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
5  Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
6  Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
7  Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
8  Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
9  Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
10  Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
11  Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
12  Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
13  Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.
14  Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
15  Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
16  Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
17  Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
18  Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
19  Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
20  Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
21  Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
22  Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
23  Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Pendahuluan

                Agar mudah mengingat firman Tuhan yang tercantum pada Mat 13:1-23 (perikop paralel Markus 4:1-20 dan Lukas 8:4-15), kita dapat menyanyikan lagu Kisah Seorang Penabur.

Ada tanah yang keras di pinggir jalan. Ada tanah berbatu-batu.
Ada tanah yang penuh belukar duri. Hingga benih tak dapat tumbuh
O Tuhan jadikanlah hatiku lembut. Sperti tanah yang baik dan subur
Agar benih FirmanMu. Dapat bertumbuh – berbunga dan berbuah lebat

Perumpamaan tentang penabur adalah satu di antara sejumlah perumpamaan yang dicatat dalam ketiga Injil sinoptik [Matius, Markus dan Lukas]. Benih yang ditaburkan adalah “firman tentang Kerajaan” (Matius13:19), “firman” (Markus 4:14) atau “firman Allah” (Lukas 8:11).

                Saat berdoa saya menyampaikan hal yang merupakan isi hati saya,”Selama menjadi orang percaya, saya mungkin sudah mendengarkan kisah ini lebih dari 20 kali. Saat membacanya, saya sering bertanya dalam hati, ‘Apalagi yang Tuhan mau ajarkan kepada saya? Kalau Tuhan mau mengajar 20 kali, bagaimana respon hati saya?’” Ada empat respon yang mungkin diambil yakni : 1. Mendengar-lupa;  2. Mendengar - bertumbuh sebentar - lalu lupa; 3.  Mendengar – ingat - melakukan tetapi saat mengalami kesusahan, dikatakan bahwa firman ini tidak cocok untuk saya; 4. Saya terus berjuang untuk melakukan firman ini. Mungkin saya bisa berdiri di antara semak belukar atau bertumbuh di semak duri karena  di ladang gandum juga ada lalang. Ataukah saya akan setia sampai mati? Ketika membaca firman Tuhan, apa yang kita mengerti tentang firman Tuhan? Sebelum Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur , pada Mat 13:2a dikatakan Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Berarti pada saat itu banyak orang yang mengerumuni, mencari dan bertanya pada Dia. Apa motivasi mereka? Orang yang mengikut Tuhan Yesus banyak sekali. Di pasal-pasal sebelumnya dicatat Tuhan Yesus sudah membuat begitu banyak mujizat dan perkara ajaib di mana orang yang buta menjadi celik, yang lumpuh berjalan, yang terikat kuasa gelap dilepaskan. Semua orang senang melihatnya dan tidak ada orang yang mau melihat hal-hal yang tidak baik. Itu sebabnya semua orang yang melihatnya kemudian mengikuti dan mengerumuni Yesus. Alasannya hanya satu yaitu mereka ingin terus melihat mujizat-mujizat dan mengalami hal-hal yang baik dan mengherankan dari Tuhan. Di antara orang – orang yang berbondong-bondong itu ada yang sedang sakit atau bermasalah. Mereka ingin agar mereka ditolong oleh Tuhan. Hal tersebut tidak ada salahnya. Yang salah kalau motivasi ikut Tuhan berhenti sampai di sana. Itu sebabnya Tuhan Yesus memberi banyak perumpamaan. Mereka kemudian berharap Tuhan memberikan mujizat yang lain karena yang sebelumnya tidak cukup. Sehingga Tuhan marah dan menegur mereka,”Kamu ini angkatan dan generasi yang jahat. Kamu sudah melihat tapi hatimu tidak percaya. Kamu hanya sekedar melihat, kamu tidak bertumbuh dari orang yang biasa saja menjadi orang yang militan bagi Tuhan.” Sehingga Tuhan berkata, “Kepada mereka hanya diberikan tanda Yunus.” Nabi Yunus yang membangkang dihajar oleh Tuhan melalui ciptaan-ciptaan yang lain. Dengan demikian kita melihat bahwa perumpamaan tentang penabur ini adalah cerita yang Tuhan Yesus sampaikan untuk mengeritik , mengorek, menegur hati mereka sekaligus untuk menguatkan hati orang-orang yang sudah percaya. Tuhan mengajak kita untuk mengintrospeksi diri. Hatimu seperti apa saat mendengar firman Tuhan? Setiap minggu kita datang ke gereja dan menanyakan hal yang sama, sesudah mendengar firman untuk apa dan sesudah mendengarnya lalu apa? Lebih bertumbuh, berhikmat dan lebih mencintai Tuhan?

1.    Menabur benih yang jatuh di pinggir jalan

          Mari melihat kisah ini pada Matius 13:3-4. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Pada ayat 18-19, Yesus memberi pengertian bahwa benih yang jatuh di pinggir jalan adalah orang yang mendengar firman, tapi tidak bertumbuh dan iblis dengan mudah mengambilnya dan benihnyapun mati. Benih itu tidak sempat tumbuh karena firman Tuhan betul-betul tidak mendapat tempat di dalam hatinya sehingga firman Tuhan tidak masuk dan berakar. Sebagai orang Kristen, kapan firman tidak mendapat tempat dalam diri kita? Ketika kita berkata, “Khotbah itu bukan untuk diri saya tapi untuk orang lain. Itu tidak relevan untuk saya tapi untuk dia.” atau “Hamba Tuhan-nya terlalu sombong rohani sehingga tidak cocok untuk saya. Firman nya tidak cocok untuk saya sehingga tidak mendapat tempat dalam hati saya.” Kalau tidak merasa cocok, bagaimana mungkin membaca  firman Tuhan, melakukan saat teduh dan mempelajarinya? Bagaimana keluarga bisa mencintai Tuhan? Bagaimana mungkin sebagai pekerja di kantor mau menceritakan tentang Tuhan? Seharusnya hidupnya memperlihatkan ciri-ciri sebagai orang yang percaya Tuhan. Kalau firman tidak tumbuh maka ia akan mati.

2.     Menabur benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu.
          Matius 13:5-6  Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Benih itu jatuh di tanah yang berbatu-batu yang permukaan tanahnya tipis sehingga benih itu cepat bertumbuh. Dia tidak perlu berjuang keras untuk menembus tanah karena tanahnya tipis. Tetapi ketika matahari mulai terbit dan terik (pk 11-12) karena akarnya tidak kuat, maka membuat dia tidak tahan sehingga menjadi layu dan mati. Tuhan Yesus memberitahu arti benih yang jatuh ke tanah berbatu-batu. Mat 13:21  Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.  Orang yang menerima firman Tuhan dengan gemibira tetapi mereka tidak mengerti ada harga yang harus dibayar untuk pertumbuhan yang baik. Setelah menerima firman, ia menganggap sudah selesai. Easy-going terhadap hal-hal yang bersifat rohani. Dia bertumbuh sebentar lalu mati. Rasul Pualus berkata, “Ketika gereja harus mencari seorang penatua, majelis atau pelayan jangan mencari orang yang baru betobat.” Apakah Rasul Paulus menganggap bahwa orang yang baru bertobat tidak rohani? Rasul Paulus ingin agar orang yang baru bertobat menjadi matang dan dewasa terlebih dahulu. Saat betobat, sukacitanya luar biasa.  Saat mendengar firman Tuhan, ia berkonsentrasi penuh dan cepat menangkap maksudnya. Kalau tidak paham, langsung mencari hamba Tuhan dan bertanya apa maksudnya. Keitka hamba Tuhan memberinya buku rohani , langsung dibaca karena ingin tahu. Pertobatan hanyalah awal perjalanan karena masih harus menjalani proses pembentukan. Mengapa ada orang yang baru 2 tahun dibaptis lalu pindah kepercayaan? Rasul Paulus tidak bermaksud mengecilkan orang yang bertobat. Itu bagus tapi harus dimatangkan. Tanah yang berbatu-batu tetap punya potesi untuk tumbuh. Masalahnya harus dibarengi dengan menggali firman Tuhan . Ibarat benih di tanah berbatu-batu, tanah hatinya tidak mau digarap, tidak mau repot untuk menginvestasikan hal-hal yan bersifat rohani. Zaman sekarang kita diperhadapkan pada semangat untuk berinvestasi fisik lebih tinggi dibanding memikirkan hal-hal yang bersifat rohani.

3.    Menabur benih yang jatuh di pinggir jalan

          Matius 13:7  Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.  Benih jatuh di tanah yang bersemak belukar. Tanahnya cukup baik, tetapi benih tidak dapat bersaing dengan semak belukar sehingga mati. Pada Matius 13:18-19, Tuhan Yesus memberi arti bahwa orang ini mendengar firman Tuhan tapi tidak berbuah. Penderitaan dan kekecewaan menghimpit proses pertumbuhannya. Saya suka menanam di ladang yang kecil. Tiap malam tumbuh tanaman yang tidak saya tanam. Mungkin berasal dari ada benih tanaman lain yang tertiup angin. Sehingga saya selalu memperhatikan tanaman yang merusak saya cabut, supaya tanaman yang saya tanam tidak mati. Ketika firman Tuhan ditaburkan di tanah, memang tidak selalu tanahnya bebas dari semak duri dan belukar. Benihnya bisa bertumbuh, tetapi semak itu bisa mengalahkan benih yang baik. Tantangan dari dalam bisa menjadi ‘semak belukar’ dan menghimpit pertumbuhan iman seseorang. Eka Darmaputera (1942-2005), seorang pendeta yang sangat dihargai di lingkungan gereja di Indonesia (di GKI benar-benar diakui), merupakan seorang hamba Tuhan yang semasa hidupnya mengamati hal-hal terkait politik di negara kita. Saya pernah bertemu dengannya di suatu kebaktian penghiburan. Ia seorang yang pintar namun ketika itu ia tengah menderita kanker stadium 4. Walau tidak kenal baik, saya senang membaca bukunya. Ketika malam itu berjumpa saya bertanya, “Pak, bangaimana kesehatannya?” Kepada orang yang tidak benar-benar beriman, belum tentu saya berani bertanya, “Ada kemungkinan sembuh?” Dia menjawab, “Secara logika tidak mungkin sembuh.” Saya bertanya lagi,”Lalu apa kegiatan setelah menjalani kemoterapi?” Dia lalu berkata, “Yang mungkin saya bisa hadapi akan saya hadapi. Tetapi puji Tuhan sampai hari ini saya tetap berjuang dan berhasil menerima kondisi saya dan tetap berkarya dan pergi pelayanan.” Sebulan kemudian ia meninggal. Hidup itu penuh belukar dan semak duri yang selalu ada di sekitarnya. Kadang kebencian terhadap orang lain bisa menjadi semak duri dan belukar itu. Semura orang melakukannya, padahal itu tidak sesuai dengan firman Tuhan. Bisa jadi eksklusifme (yang paling penting diri sendiri). Menurut Pak Eka, “Justru tantangan dari diri sendiri hanya pikirkan diri sendiri. Itu jauh lebih berbahaya.”

4.    Menabur benih yang jatuh di tanah yang baik.

Matius 13: 28 8  Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Benih jatuh di tanah yang baik akan bertumbuh dengan subur dan berbuah berlipat-lipat. Tanah yang baik dan bertumbuh adalah orang yang mendengar firman , belajar mengerti firman (mungkin tidak semua dia mengerti) dan melaksanakannya. Ketiganya sepertinya mudah dan ada di proses pertumbuhannya. Saat kita tidak mengerti , kita mau menggali dan bertanya. Kita tidak menjadi jemaat yang acuh saja. Jangan berpikiran, “Untuk apa buang waktu supaya mengerti dan mau melakukannya?” Apakah selalu kita harus melakukannya? Itu bukan bagian saya (saya tidak termasuk). Saya merasa tidak bisa untuk membuka diri untuk melakukannya. Karena dengan membuka diri berarti ada hal yang harus dibayar dan dikorbankan. Hasilnya tidak mengarah ke hal yang bersifat materi. Kalau hati kita tanah, maka tanah hati kita seperti apa? Apa serta merta tanah menjadi lebih baik? Tidak. Kalau tanah ialah tanah di pinggir batu maka kita selalu mengalah pada dunia. Terkadang dengan mengalah kita mengorbankan hal-hal yang benar.
Contoh praktis : Ketika anak seorang aktifis gereja masuk kuliah saya bertanya,”Mengapa kamu ingin menyekolahkan anakmu di sana?” Ia terdiam. Ia punya tujuan untuk memberikan sekolah yang bagus untuk anaknya. Ia menjawab,”Supaya anak saya bisa bertemu dengan siswa-siswi yang berlatar belakang keluarga yang berada, keren dan beken sehingga mungkin diangkat jadi menantu”. Bagaimana kalau ada aktifis menjawab seperti tadi? Mengikuti aktivitas gerejawi tidak pernah menjamin kerohanian seorang aktifis. Kita jangan lagi tertipu untuk mengikuti aktivitas rohani. Kita harus ingat bahwa Tuhan tidak bisa ditipu dengan mengucapkan 1.001 macam alasan. Ia tidak bisa ditipu dan disogok. Ketika Tuhan Yesus memberikan perumpamaan ini mereka bertanya, “Guru mengapa Engkau memberikan perumpamaan?” Orang sekarang ada yang mendengar khotbah merasa berat sekali dan bisa jatuh tertidur. Apalagi, kalau dengar firman tidak masuk ke dalam hati. Ia hanya menangkap sekedar kesaksian tentang hidup. Hati-hati dengan spirit ini. Suatu hari kita bisa tertipu. Lalu Tuhan Yesus mengatakan, “Begini muridku. Dari zaman dulu, mereka sudah dikasih tahu. Namun mereka masih tidak mau menerima. Buktinya walau Tuhan Yesus sudah membuat banyak mujizat mereka masih tidak percaya dan hatinya tertutup. Maka “hanya orang yang mau belajar mengerti dan bersedia diajar yang dapat menerima firman” Jangan sampai orang yang mendengar tidak bisa mengerti. Cahaya yang sudah diberikan itu mereka tutup sehingga sinarnya tidak kelihatan.

                Kisah seorang penabur ini sebenarnya menggambarkan hati kita. Bagaimana kita harus berespon sepanjang hidup? Saat jatuh harus berdiri lagi dan berbicara pada Tuhan. Ada seorang penulis Kristen yang digantung oleh Adolf Hiler (1889-1945). Ia menulis, “Orang Kristen merasakan anugerah. Anugerah Kristus dalam hidup bukan murahan. Tetapi yang berharga adalah menciptakan orang Kristen yang tidak manja/cengeng/tidak berani berjuang dan murah hati. Seringkali kita membuat diri kita menjadi orang Kristen yang murahan. Pdt Eka Darmaputera, “Mungkin dalam banyak hal kita tidak bisa mengalahkan dunia dan merasa kecil  bila dibandingkan orang lain. Minimal untuk diri sendiri harus sehat. Kita harus tahu apa spirit dunia ini supaya hati terus digarap oleh Dia.”

Kesimpulan

Kisah Seorang Penabur merupakan perumpamaan yang menceritakan tentang seorang penabur benih yang menaburkan benihnya. Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini kepada murid-muridNya saja. Penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan. Benih yang jatuh ke tanah adalah "firman tentang Kerajaan Sorga" yang masuk ke hati manusia. Benih yang ditaburkan jatuh ke empat jenis tanah (melambangkan jenis hati manusia):
1.     pinggir jalan. Benih yang jatuh di sini diinjak orang (Injil Lukas) dan dimakan habis oleh burung. Hal ini melambangkan hati orang yang tidak mengerti firman yang dikabarkan dan datanglah si jahat (iblis) yang merampas firman tersebut dari hatinya, "supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan" (Injil Lukas)
2.     tanah yang berbatu-batu. Benihnya bertumbuh dengan cepat tetapi segera layu dan kering karena tidak berakar (Injil Matius dan Markus) dan tidak mendapat air (Injil Lukas). Hal ini melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut dan menerimanya, namun ia tidak tahan pencobaan, dan apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
3.     semak duri. benih di tengah semak duri terhimpit hingga mati dan tidak berbuah (Injil Markus). Hal ini melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut tetapi terbuai oleh hal-hal duniawi (kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, kenikmatan hidup) menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

4.   tanah yang baik. benih di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat (Injil Matius dan Markus), ada yang tiga puluh kali lipat (Injil Matius dan Markus). Hal ini melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut dan mengerti (Injil Matius) atau menyambut (Injil Markus) firman tersebut dan menyimpannya dalam hati (Injil Lukas) dan mengeluarkan buah. 

No comments:

Post a Comment