Monday, August 17, 2015

Keluarga yang “Dimerdekakan”


Pdt. Kasdi Kho

2 Sam 14:21-33
21  Sesudah itu berkatalah raja kepada Yoab: "Baik, kukabulkan permohonan ini. Pergilah, bawalah kembali orang muda Absalom itu."
22  Lalu sujudlah Yoab dengan mukanya ke tanah dan menyembah sambil memohon berkat bagi raja. Dan Yoab berkata: "Pada hari ini hambamu mengetahui bahwa tuanku raja suka kepada hamba, karena tuanku telah mengabulkan permohonan hambamu ini."
23  Lalu bangunlah Yoab, ia pergi ke Gesur dan membawa Absalom ke Yerusalem.
24  Tetapi berkatalah raja: "Ia harus pergi ke rumahnya sendiri, jangan ia datang ke hadapanku." Jadi pergilah Absalom ke rumahnya sendiri dan tidak datang ke hadapan raja.
25  Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak ada cacat padanya.
26  Apabila ia mencukur rambutnya — pada akhir tiap-tiap tahun ia mencukurnya karena menjadi terlalu berat baginya — maka ditimbangnya rambutnya itu, dua ratus syikal beratnya, menurut batu timbangan raja.
27  Bagi Absalom lahir tiga orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, yang bernama Tamar. Ia seorang perempuan yang cantik.
28   Setelah Absalom diam di Yerusalem genap dua tahun lamanya, dengan tidak datang ke hadapan raja,
29  maka Absalom menyuruh memanggil Yoab untuk diutus kepada raja. Tetapi ia tidak mau datang kepadanya. Kemudian disuruhnya memanggil dia lagi, untuk kedua kalinya, tetapi ia tidak mau datang.
30  Lalu berkatalah ia kepada hamba-hambanya: "Lihat, ladang Yoab ada di sisi ladangku dan di sana ada jelainya. Pergilah, bakarlah itu." Maka hamba-hamba Absalom membakar ladang itu.
31  Lalu Yoab pergi mendapatkan Absalom ke rumahnya, dan bertanya kepadanya: "Mengapa hamba-hambamu membakar ladang kepunyaanku itu?"
32  Jawab Absalom kepada Yoab: "Ya, aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: datanglah ke mari, supaya aku mengutus engkau kepada raja untuk mengatakan: apa gunanya aku datang dari Gesur? Lebih baik aku masih tinggal di sana. Maka sekarang, aku mau datang ke hadapan raja. Jika aku bersalah, biarlah ia menghukum aku mati."
33  Kemudian masuklah Yoab menghadap raja dan memberitahukan hal itu kepadanya. Raja memanggil Absalom, dan ia masuk menghadap raja, lalu sujud ke hadapan raja dengan mukanya ke tanah; lalu raja mencium Absalom.

2 Sam 18:31-33
31  Maka datanglah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu: "Tuanku raja mendapat kabar yang baik, sebab TUHAN telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini dengan melepaskan tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang tuanku."
32  Tetapi bertanyalah raja kepada orang Etiopia itu: "Selamatkah Absalom, orang muda itu?" Jawab orang Etiopia itu: "Biarlah seperti orang muda itu musuh tuanku raja dan semua orang yang bangkit menentang tuanku untuk berbuat jahat."
33  Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: "Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!"

Ef 4:25-22
25  Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
26  Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
27  dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
28  Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
29  Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
30  Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
31  Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
32  Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Pendahuluan

Siapakah orang Kristen itu?
Yang dimaksud dengan orang Kristen di dalam Alkitab adalah :
1.     2 Kor 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
2.     Ef 2:10 10  Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
3.     Gal 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

Pertanyaannya adalah apakah kebenaran yang tercantum dalam Alkitab ini sunguh-sungguh terwujud dalam hidup kita sebagai orang Kristen? Ketika kita menjadi ciptaan baru dan dimerdekakan, sungguhkah kita menjalani hidup yang sudah dimerdekakan? Apakah kita telah menjadi pribadi yang sudah merdeka dalam Tuhan? Berikut adalah 3 contoh kehidupan yang dapat dijadikan pelajaran :

-        Ada sebuah  keluarga di mana sang suami punya hobi memelihara burung berkicau seperti burung murai batu, kacer, anis merah, cucak hijau, lovebird, kenari, cucak jenggot dll. yang harganya mahal. Rumah bagian depannya dibangun tempat tinggal sedangkan bagian belakangnya dibiarkan kosong untuk menaruh sangkar-sangkar dari burung yang harganya mahal itu. Keluarga ini memiliki 3 pembantu. Sang suami dalam sebulan, 2 minggu ke gereja (minggu pertama dan ketiga) dan 2 minggu lagi (minggu kedua dan keempat) tidak pergi karena ia pergi ke tempat lokasi lomba burung berkicau seperti di Pluit, Cempaka Putih dll. Ia bangun pagi-pagi karena tidak mau terlambat kalau ada kontes burung (bird contest) tapi kalau ke gereja malas-malasan. Untuk hobinya itu ia bersedia mengeluarkan banyak uang, sedangkan untuk keluarga dan gereja kikir. Saat sekeluarga ke mal istrinya menunjukkan harga-harga barang sudah naik dengan harapan anggaran belanja dinaikkan, namun ia sengaja mengacuhkan. Ketiga anaknya laki-laki, memakai pakaian dengan motif yang sama namun berbeda warnanya saja. Kebetulan sang suami punya adik yang berjualan pakaian di Tanah Abang yang memberi diskon kalau beli lebih dari 1. Terhadap gereja juga pelit. Ketika gereja mengadakan program janji iman untuk membangun youth centre untuk pemuda-remaja, sang suami menulis angka yang saat dibaca istrinya (yang bertugas sebagai bendahara) membuat sang istri terkejut. Istrinya mengatakan,”Jemaat yang berprofesi sebagai karyawan saja memberi lebih besar dari kita.” Sang suami menjawab,”Ini janji iman. Iman saya hanya segini.” Padahal ia punya 3 showroom mobil di daerah Bekasi. Untuk hobinya, ia bersedia membayar langsung ke orang yang punya burung berkicau kualitas unggul seharga Rp 5-10 juta! Hobinya telah memperbudaknya.

-        Hari ini dari orang muda sampai orang tua sibuk dengan peralatan gadget dan telpon selulernya. Hal ini berlangsung termasuk saat makan, nonton dan momen-momen lainnya. Tanpa disadarai kita diperbudak oleh peralatan elektronik.

-        Ada jemaat yang walaupun anaknya sudah dewasa namun ingin menikah lagi. Istrinya tidak bersedia bercerai. Ia bertemu dengan seorang perempuan (janda dengan satu anak laki-laki) di daerah Mangga Besar yang terkenal sebagai daerah Sodom Gomora. Akhirnya sang suami keluar dari rumah dan menikah dengan janda tersebut. Istrinya yang mau ketemu dengannya, tidak bisa. Akhirnya saya ketemu dan berbicara dengannya, “Pdt. Kasdi saya tahu apa yang saya lakukan dan konsekuensinya akan saya tanggung.” Ia adalah seorang General Manager di satu bank terbesar di Indonesia, namun akhirnya karirnya merosot dan hanya menduduki jabatan biasa di bank tersebut. Hal ini terjadi karena hawa nafsu telah memperbudaknya!

Semua ini terjadi padahal sudah dimerdekakan Tuhan. Apa yang terjadi tidak mencerminkan bahwa kita sudah merdeka di dalam Tuhan! Walau status kita telah lahir baru, menjadi manusia baru, telah dilahirkan kembali tapi kehidupan kita masih jauh dari rencana Tuhan.

Bagaimana supaya kita benar-benar merdeka?

1.     Tuhan memperbarui cara pandang dan pikir kita.
Hati kita sudah dijadikan baru oleh Tuhan tapi pikiran kita seringkali masih yang lama dan cara pandang kita belum diperbarui. Cara pandang ibarat kacamata yang dipakai untuk melihat apa yang terjadi dalam hidup kita. Bagi orang Kristen cara melihat segala sesuatu adalah dari sudut pandang Tuhan, merasa dan bertingkah laku seperti yang Tuhan kehendaki. Jadi cara pandang dan pola berpikir kita harus diperbarui.
Ada seorang Ibu yang suka sekali kerapihan dan kebersihan di rumahnya dan kebetulan lantai rumahnya dipasangi karpet. Kalau ada kotoran seperti jejak sepatu suaminya maka ia akan marah dengan suaminya dan akan tetap cemberut sampai suaminya pulang kerja. Keluarganya dikaruniai 3 anak laki-laki kecil. Mainan mereka tersebar dimana-mana. Susu  tertumpah dan remah-remah makanan tercecer di mana-mana. Hal-hal tersebut membuat sang Ibu marah-marah. Akhirnya mama dari sang Ibu nya berkata, “Kamu pergilah mencari psikolog”. Sang Ibu pun menuruti saran mamanya. Saat bertemu dengan psikolog ia ditanya,”Mengapa kamu marah-marah karena hal-hal sepele?” Sang Ibu menjelaskan bahwa  ia emosi dan marah-marah karena ia suka kerapian dan kebersihan sedangkan anak-anak dan suaminya sering kotor. Sang psikolog kemudian meminta sang Ibu tiduran, memejamkan mata dan membayangkan keadaan di rumahnya yang rapi dengan karpetnya bersih serta tidak ada kotoran berupa jejak sepatu. Wajah sang Ibu berseri-seri membayangkannya. Sang psikolog kemudian mengingatkan, “Berarti di rumah Ibu tidak ada orang. Suami dan anak  tidak ada di dalam rumah. Berarti Ibu sendirian di rumah!” Wajah Sang Ibu berubah, bibir dan badannya gemetar membayangkan apa yang terjadi dengan suami dan anaknya? Sang psikolog kemudian berkata,”Sekarang Ibu lihat kembali. Ibu berada di rumah. Ibu melihat karpet kotor karena ada bekas sepatu, tumpahan susu dan remah-remah roti di situ, mainan bertebaran. Hal itu menandakan bahwa suami dan anak Ibu ada di rumah!” Waktu membayangkannya, wajah Sang Ibu menjadi cerah. Sang Psikolog kembali berkata, “Sekarang ibu bangun” dan  Sang Psikolog melanjutkan dengan  bertanya , “Sekarang karpet yang kotor dengan jejak sepatu dan tumpahan susu, apakah masalah buat Ibu?” Sang Ibu menjawab “Tidak!”. Kalau sudut pandang negatif berubah, maka yang negatif menjadi positif. Itu juga terjadi dengan kehidupan kita. Jika kita ingin dimerdekakan dalam Kristus, maka kita jangan terjebak. Masalahnya bukan saja dalam cara pandang kita yang keliru tetapi untuk hidup yang merdeka maka ubahlah hidup kita (hidup yang diubahkan) dan yang bisa ubah adalah Tuhan!  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2).

2.     Sikap hidup dan tingkah laku diubah oleh Tuhan supaya sesuai sikap dan prinsip firman Tuhan.
2 Sam 14 dan 18 berbicara tentang Absalom dengan Raja Daud. Kisahnya tentang keluarga besar Raja Daud. Kepahlawanan dan keberhasilan Raja Daud sebagai pemimpin tidak diragukan. Ia mempersatukan kerajaan Israel sehingga menjadi besar dan disegani. Ia seorang panglima perang dan pemimpin negara yang hebat dan tidak ada yang meragukannya. Namun keberhasilannya sebagai pemimpin negara dan panglima tidak membuatnya menjadi kepala rumah tangga yang berhasil. Tercatat beberapa kegagalan dalam membereskan masalah yang terjadi dalam keluarganya. Apa yang dilakukan Absalom merupakan kudeta terhadap papanya. Pasal 18 merupakan puncak kekesalan Absalom terhadap ayahnya. Peristiwa pertama ada pada 2 Sam 13.  Nama Absalom berarti "ayah damai". Dalam 1 Raja-raja 15:2, Absalom mempunyai nama panggilan yaitu "Abisalom". Ia merupakan putra ketiga Raja Daud. Ibunya bernama Maakha yang merupakan anak perempuan dari Talmai, seorang raja dari Gesur. Ia merupakan anak kesayangan Raja Daud. Absalom tampan luar biasa dan punya adik, Tamar, yang cantik sekali. Anak pertama Raja Daud yaitu Amnon jatuh cinta pada Tamar. Suatu kali Amnon memperkosa Tamar dan berita ini sampai ke Raja Daud. Raja Daud marah tetapi tidak melakukan tindakan apa-apa (tidak ada hukuman yang dijatuhkan ke Amnon). Absalom merasa gagal melindungi adiknya namun ia menghormati ayahnya. Tapi selama 2 tahun ayahnya Daud tidak melakukan sesuatu untuk menegakkan kebenaran untuk adiknya yang diperkosa.  Maka Absalom pun main hakim sendiri dan membunuh kakaknya Amnon. Raja Daud tidak menghukum Amnon karena ia pernah melakukan hal yang sama (berzinah dengan Batsyeba). Setelah membunuh kakak (tiri) nya sendiri Absalom lalu lari ke Gesur ke rumah kakeknya. Selama 3 tahun ia tinggal di sana dan tidak bertemu dengan papanya. Setelah 3 tahun, Absalom diizinkan kembali ke Israel dengan catatan, ia tidak boleh masuk istana dan melihat Raja Daud. Hal ini terjadi sehingga Absalom tidak bertemu papanya selama 2 tahun.  Ini kekecewaan Absalom yang kedua. Disuruh pulang tapi tidak boleh masuk istana dan bertemu ayahnya. Akhirnya ia tidak tahan. Absalom ingin kejelasan “Kalau memang aku salah biarlah ia (papanya) menghukum aku, paling tidak ada keputusan yang jelas.” Absalom menghendaki sikap yang tegas dari papanya. Maka ia meminta bantuan Yoab agar ia bisa bertemu ayahnya. Dibantu Yoab akhirnya Absalom bertemu dengan papanya. Tetapi dalam pertemuan itu, Raja Daud tidak menyinggung pembunuhan Absalom ke Amnon, seperti saat Tamar diperkosa, Amnon tidak dihukum. Raja Daud merasa tidak berdaya karena ia melakukan kesalahan yang sama. Ia menyuruh Uria (bawahannya yang merupakan suami dari Batsyeba) ke tempat pertempuran yang hebat agar mati. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Mulutnya terkunci karena ia salah. Ketika dosa membelenggu hidup kita, maka kita menjadi orang yang celaka. Saat dibelenggu dosa, kita tidak dimerdekakan. Kita terjebak dan tidak bisa berbuat apa-apa. Hal ini menghancurkan orang yang kita kasihi seperti dosa yang menghancurkan dirinya dan keluarganya. Membuatnya tidak berdaya berhadapan dengan dosa.

Ada sebuah keluarga yang mau bercerai. Ketika datang ke gereja , suami-istri ribut saling menyalahkan. Saat dibesuk, di rumah mereka ada 1 anak laki-laki dan papa sang suami yang lumpuh di kursi roda (papanya tidak bisa bergerak tapi bisa bicara dengan lancar). Papanya berkata, “Pendeta, saya tidak setuju anak saya bercerai.” Ketika papanya berbicara, anaknya memotong,”Papa diam! Papa kalau tidak disuruh ngomong jangan ngomong!” Anak ini kurang ajar terhadap papanya. Rupanya ketika berusia 3 tahun, papanya ini mengusir mamanya dari rumah dan kemudian bercerai. Papanya seorang pengusaha yang berhasil. Ia mengusir mamanya dan kawin lagi! Ketika papanya stroke, istri mudanya telah meninggal, sang anak ini yang mengurus papanya karena saudara tirinya tidak ada yang mau. Tapi sang anak ini punya kepahitan. Sehingga ketika anaknya bercerai, papanya tidak bisa berbuat apa-apa karena dulu ia pernah melakukan kegagalan dalam hal yang sama. Saat dosa membelenggu, kita tidak berdaya. Sebagai orang tua saat dibelenggu dosa, bagaimana melayani anak kita? Bagaimana menjadi model baginya? Dosa  memperbudak dan membuat kita tidak berdaya. Maka kita harus diperbarui oleh Tuhan. Sikap dan kehidupan kita harus diperbarui untuk menjalani kehidupan dengan pola hidup, sikap dan perbuatan seperti apa yang Tuhan mau.

Bukti Orang Percaya Sudah Benar-Benar Merdeka

Ef 4:25-32 memberitahu sikap hidup kita yang Tuhan mau sebagai bukti kita dimerdekakan.
1.     Ayat 25.  Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota
2.     Ayat 26. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. Apapun masalah yang terjadi agar diselesaikan.
3.     Ayat 28. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4.     Ayat 29.. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Gunakan kata yang positif. Tidak ada yang tahan berbicara dengan orang yang bicara negatif sehingga rasanya duduk dan berbicara 2 menit bersamanya seperti sudah berbicara 2 jam.
5.     Ayat 30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Jangan menduka-citakan Roh Kudus dan mengabaikan pimpinanNya. Apa yang Tuhan mau dari kita dan apa yang berkenan pada Tuhan, itulah yang Tuhan mau kita lakukan.
6.     Ayat 31, Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Hal-hal negatif membuat negatif diri kita.
7.     Ayat 32. hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Ini yang Tuhan mau sebagai bukti kita sudah dimerdekakan oleh Tuhan. Jika sikap hidup sudah diperbarui maka kita bisa menjalani hidup yang merdeka. Hubungan suami-istri, orang tua - anak, antar teman, antar jemaat, antar anggota masyarakat bisa menjadi baik bila setiap pribadi sudah diperbarui Tuhan.

Penutup

Suatu kali saat seorang pendeta sedang mempersiapkan khotbah, anaknya yang baru berusia 6 tahun ingin bermain bersamanya sehingga Sang Pendeta merasa terganggu. Agar bisa lepas dari gangguan, Sang Pendeta tiba-tiba mendapat sebuah ide. Diambilnya sebuah kertas memuat gambar peta dunia lalu dipanggilnya anaknya. Sang pendeta itu berkata, “Kertas ini papa robek, lalu kamu susun lagi. Kalau berhasil papa akan beri hadiah!” Anaknya pun pergi dan mulai mengerjakannya. Sang pendeta berpikir untuk anak 6 tahun akan tidak mudah menyusun gambar peta dunia. Ternyata tanpa diduganya, anaknya memanggil dan berkata, “Papa sudah selesai!” Waktu sang pendeta memeriksanya ternyata perkataan anaknya betul! Peta dunia telah tersusun dengan benar! Sang pendeta jadi penasaran dan bertanya,”Nak, bagaimana kamu bisa menyusun dengan cepat peta dunia ini?” Sang anak pun menjawab,”Karena di balik kertas peta dunia tersebut ada gambar orang!” Jadi anaknya menyusun gambar orangnya sehingga gambar peta pun tersusun! Ketika orang (individu) diperbarui cara pandangannya, hatinya, sikap hidupnya maka dunia akan lebih baik. Relasi kita dengan istri, anak , orang tua menjadi lebih baik. Kita tidak menuntut orang lain untuk berubah, sehingga membuat relasi lebih baik. Demikian pula di gereja. Aktifis, majelis dan jemaat tidak ribut lagi kalau semua individu diperbarui Tuhan. Itulah buktinya kita sudah dimerdekakan Tuhan!


No comments:

Post a Comment