Tuesday, April 14, 2015

TRANSFORMASI TOMAS


Pdt. Djie S. Mahoni

Yohanes 20 : 24-29
24  Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
25  Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
26   Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
27  Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
28  Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
29  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Pendahuluan

                Setiap orang memiliki pola berpikir yang berbeda. Orang yang sederhana berpikir secara sederhana juga namun seringkali imannya lebih besar dibandingkan dengan  orang yang pintar. Pada zaman dulu ada banyak orang yang meragukan Tuhan dan saat ini jumlahnya semakin banyak termasuk ada pendeta yang ragu apakah Yesus pernah ada atau tidak. Bahkan ada pendeta yang mengklaim dirinya sebagai seorang ateis. Misal : seorang ‘pendeta’ dari gereja Metodist di Inggris mengklaim diri sebagai orang ateis. Saat dilarang untuk memberi khotbah di gereja, ia mengajukan tuntutan di pengadilan dan menang! Sehingga akhirnya ia tetap diberi kesempatan untuk berkhotbah di gereja. Di Amerika, ada komunitas ‘pendeta’ ateis. Masyarakat Kristen dikagetkan saat diadakan sebuah seminar besar , seorang dosen mengklaim dirinya sebagai seorang ateis setelah anaknya pindah sekolah. Juga saat para dosen seminari dikumpulkan pada suatu acara di Puncak, seorang pendeta senior  yang diundang sebagai penceramah mengatakan bahwa ia tidak percaya Tuhan! Kalau ia seorang ateis, lalu apa yang akan ia ajarkan di kelas?. Pada zaman dulu orang begitu sederhana pola pikirnya berbeda dengan sekarang di mana orang menjadi semakin pintar , ironisnya otak manusia telah membunuh imannya.

Rasio  vs Iman

                Sejak 2.000 tahun lalu, orang yang bersama dengan Yesus bahkan murid-murid  Yesus pun meragukan bahwa Yesus telah bangkit! Ketika Yesus mati , kita tidak punya kesan sedikit pun bahwa para murid menantikan kebangkitan Yesus. Padahal Yesus sudah mengatakan bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga. Justru musuh Yesus ingat akan perkataan Yesus tersebut, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.  Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." (Matius 27:63-64). Berbeda dengan murid-muridNya yang  tidak terkesan menantikan Guru mereka bangkit, bahkan ketika Guru mereka bangkit, mereka tidak percaya!

                Semakin kemari, semakin banyak orang yang skeptis. Anak-anak yang pintar dan otaknya encer, dengan ilmu yang banyak , mungkin suatu saat mereka terjebak oleh logika mereka sendiri. Manusia tidak menyadari bahwa manusia adalah mahluk natural  sedangkan Tuhan adalah supra natural. Untuk manusia memahamiNya dengan tuntas tidak mungkin, karena ada lompatan yang tak terseberangi antara yang natural ke supra natural. Bahkan banyak hal yang natural yang tidak diketahui manusia. Dikatakan bahwa dokter saja hanya mengetahui 25% dari tubuh manusia, bagaimana mau berbicara tentang Tuhan? Hanya karena Tuhan mengirimkan wahyuNya sehingga apa yang tadinya tertutup , kemudian manusia bisa mengerti.

                Ukuran otak manusia hanya sebesar genggaman tangan manusia. Ada ilmuwan yang berkata, manusia umumnya baru menggunakan kapasitas otaknya sebanyak 4-5%, sedangkan Albert Einstein (1879-1955) menggunakan 15% dari kapasitas otaknya sehingga ia menjadi orang yang jenius. Walaupun kita bisa menggunakan otak kita 100% , maka otak kita tidak mungkin memahami Tuhan dengan tuntas. Bila Tuhan bisa dipahami seutuhnya , hal ini  berarti yang lebih besar adalah otak manusia yang seukuran kepalan tangan. Otak manusia tidak mungkin lebih hebat dari Allah. Kalau Allah tidak ada sesuatu yang tersembunyi itu adalah allah dalam filsafat. Tetapi Allah kita juga bukan Allah yang tidak masuk akal. Allah kita mengetahui otak kita walau kita tidak bisa memahami Tuhan dengan tuntas.  Berapa besar ukuran bulan? Ukuran bulan sebesar piring saat terlihat dari jauh, padahal ukuran bulan sebenarnya jauh lebih besar dibanding piring walau lebih kecil dari bumi. Bulan sepertinya kecil tapi bulan bisa berjuta kali dari ukuran yang dilihat mata mansuia. Mata kita dirancang untuk melihat dengan kapasitas seperti itu. Otak kita dirancang terbatas. Jadi jangan berusaha memikirkan Tuhan sampai tuntas.

                Seorang rabi  (guru dalam masyarakat Yahudi) bernama Kutcher anaknya lahir cacat dan ia berusaha mengerti Tuhan. Pada Yesaya 55:8 dikatakan, Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Setelah beberpa waktu dalam pergumulan, Kutcher tidak bisa menerimanya dan akhirnya ia berkata, “Tuhan memang baik, tetapi sayangnya Tuhan tidak maha kuasa. Karena kalau Dia maha kuasa, maka Dia tidak akan menciptakan anak saya yang cacat.” Rabi Kutcher tidak memahami rancangan Tuhan. Demikian pula dengan murid-murid Yesus yang percaya setelah melihat Yesus muncul di tengah-tengah mereka setelah kebangkitanNya. Tomas yang diberi tahu oleh murid-murid yang lain menolak. Tomas bersikeras tidak percaya. Hal ini sama seperti saat ini, ada orang-orang yang begitu skeptis. Namun Allah kita memberi jawaban pada orang-orang seperti Tomas. Kita harus memahami Alkitab melalui 2 jalur yaitu otak dan iman dan keduanya harus seimbang.  Ada orang yang memahami melalui satu jalur saja yaitu ada yang memahami iman tanpa otak dan ada juga orang-orang liberal mendekati Alkitab dengan rasio (otak) tanpa iman. Sehingga iman dibunuh oleh rasio. Maka ada ekstrim  kiri dan  ekstrim kanan. Seharusnya ada gabungan otak dan iman. Iman yang diajarkan Alkitab tidak membabi buta namun iman yang mempunyai alasan dan argumentasi yang membuat kita percaya.  

                Di dalam Alkitab terdapat banyak tulisan yang memuat argumentasi. Misalnya dari Perjanjian Lama kita belajar tentang bumi yang bulat. Sebelumnya kalau tidak belajar ilmu pengetahuan, saat ditanya apakah bumi bulat atau datar maka akan dijawab datar. Hal ini saya alami sendiri. Sewaktu kecil saya ke rumah kakek di Singkawang. Di sana saya berenang di laut namun saya takut berenang sampai ke ujung karena  takut jatuh di ujungnya karena berpikir bumi itu bentuknya datar. Di samping itu dalam benak saya, langit bentuknya seperti kuali bulat yang menudungi bumi dan suatu saat akan jatuh menimpa saya. Pikiran saya sebagai anak kecil masih kuno dan tidak ilmiah. Padahal sekitar sekitar 2.700 tahun lalu Yesaya  bericara tentang bumi yang bulat (Yesaya 40:22a Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang). Manusia baru mengetahui hal ini beberapa ratus lalu. Kalau dahulu Nabi Yesaya menggunakan logika, maka ia tidak mengatakan hal itu. Karena semua orang akan berkata, “Mana bulatan bola dunia? Semuanya datar” karena kekeliruan ini baru diperbaiki 2.000 tahun kemudian. Nabi Yesaya sudah ada 700 sebelum Yesus lahir, jadi 2.700 lalu ia sudah mengatakan hal itu. Sedangkan Christopher Columbus (1451-1506) baru membuktikan bahwa bumi ini bulat pada abad ke-15.

                Alkitab juga berbicara tentang rotasi bumi di mana yang bergerak adalah  bumi (bukan matahari). Bagi orang yang tidak mengerti tentang bumi, orang yang mengatakan “bumi  yang berputar” dikatakan sebagai orang bodoh karena baginya bumi tempatnya berpijak tidak dirasakan berputar. Padahal apa yang kita amati dan rasakan, belum tentu mewakili esensinya. Kalau kita membayangkan bola sebesar gedung gereja, lalu kita berdiri di atasnya, maka saat diputar kita akan pusing jadi kalau bumi berputar maka kita akan pusing karena rotasi, padahal saya tidak merasa bumi bergerak. Inilah masalah bagi orang yang tidak memahami pengetahuan. Di kitab Ayub banyak menggambarkan ilmu pengetahuan seperti rotasi. Misalnya : saat membuat tempayan, ada papan yang bisa berputar, lalu ada objek tanah liat yang dibuat berputar dan bumi digambarkan seperti itu dan hal Itu mirip dengan teori rotasi. Ternyata perputaran bumi itu benar adanya. Pada 19 Januari 1616, Galileo Galilei membuat dua pernyataan bahwa  matahari adalah pusat galaksi (heliocentric) dan bumi bukanlah pusat tata surya. Kita membicarakan hukum termodinamika 1 dan 2, siklus air dan arus laut yang baru ditemukan kemudian dan para ahli setuju Alkitab bukan omong kosong, karena Allah yang memberitahukan hal itu.

                Beberapa bulan lalu, saya membahas hal ini di majalah Standard, bukan saja ilmu pengetahuan tapi ilmu medis. Di Alkitab dikatakan bayi disunat pada hari ke delapan. Mengapa hari ke delapan? Hal ini disebabkan kandungan vitamin K prothrombin paling tinggi yakni  110 % dari normalnya. Kalau bayi disunat sebelum hari ke delapan, maka ia harus disuntik vitamin K terlebih dahulu karena vitamin K prothrombin berperan dalam pembekuan darah. Setelah hari ke delapan, jumlah vitamin K sudah menurun kembali. Alkitab (pada zaman Musa) juga sudah membicarakan  tentang karantina. Saat seseorang menderita kusta maka ia harus tinggal di suatu tempat yang dikhususkan (dikarantina) Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya (Imamat 13:46). Pembasuhan tangan juga sudah dibicarakan di Alkitab. Ada dokter kandungan di Rumah Sakit di Eropa dulu yang heran menemukan fakta banyak ibu-ibu yang setelah melahirkan meninggal dunia. Awalnya ia menduga  penyebabnya adalah pastor yang masuk ke rumah sakit  dengan membunyikan lonceng sehingga membuat terkejut ibu-ibu yang sedang menantikan kelahiran sehingga membuatnya meninggal. Lalu pastor tersebut diminta datang ke rumah sakit tanpa lonceng. Ternyata ibu-ibu yang meninggal tetap tinggi. Lalu ia terus menyelidikinya. Rupanya para dokter setelah melakukan operasi kelahiran bayi, berpindah-pindah dari satu operasi ke operasi lain karena banyak bayi yang lahir tanpa mencuci tangan sehingga darah ibu-ibu bercampur. Bila mencuci darah di baskom pun tanpa mengganti airnya yang kotor. Sehingga ditemukan penyebabnya. Padahal di zaman Musa sudah disampaikan tentang cuci tangan dengan air mengalir dan pembasuhan dengan hisop. Baru sekarang ada hari mencuci tangan international. Tentang larangan makan lemak (Imamat 7). Dilarang di Alkitab. 3.000 tahun lalu Alkitab berbicara. Ilmu pengetahuan baru menemukan kejelekkan bila memakan lemak. Di Alkitab juga disinggung tentang larangan untuk memakan binatang yang haram (Imamat 11). Riset kemudian mendukung kebenaran perkataan di Alkitab.

                Juga terdapat hal yang menarik tentang nubuat. Di dalam Aklitab terdapat lebih dari 216 nubuat tentang Yesus. Ada seorang ahli statistik di Amerika yang menghitung kemungkinan digenapinya  nubuatan. Untuk menggenapi 8 buah nubuatan kemungkinannya adalah 1 berbanding 10 pangkat 17 alias luar biasa kecil kemungkinannya. Sebagai ilustrasi digunakan daerah Texas (negara bagian terbesar kedua di AS dengan luas 696.200 km2) yang dipenuhi oleh koin. Texas luasnya 5 kali dari luas pulau Jawa (138.794 km2). Texas kemudian ditutup koin setinggi 2 kaki (sekitar 60 cm). Dengan demikian jumlah koin yang digunakan untuk menutupi luas kota Texas sungguh banyak sekali. Setelah seluruh Texas ditutup koin, lalu diambil 1 buah koin yang kemudian diberi-tanda dan selanjutnya koin tersebut diaduk dan dicampur dengan koin-koin lainnya. Lalu diundang seseorang yang tertutup matanya untuk mengambil koin yang satu itu. Itu artinya 1 berbanding 10^17. Itu baru kemungkinan penggenapan 8 nubuatan saja, padahal di dalam Alkitab terjadi penggenapan yang luar biasa. Untuk menggenapkan 48 nubuat maka kemungkinannya terjadi pada 1 orang adalah sebanyak 1 berbanding 10 pangkat 157! Di sini kita tidak bisa menggunakan koin lagi. Maka untuk mengilustrasikannya digunakan electron (1 inci elektron = 2,5 cm). Bila diasumsikan dalam waktu 1 menit bisa dihitung 250 hitungan maka untuk menghitung jumlah elektron dalam 1 inci digunakan waktu 19 juta tahun!. Tapi sekarang yang dihitung bukan 1 inci melainkan, 1 meter kubik sehingga waktu yang digunakan 19 juta x 19 juta  x 19 juta tahun. Sangat banyak sekali. Lalu elektron diaduk dan diambil sekali saja sehingga kemungkinannya 1 berbanding 10 pangkat 157. Ini sudah absolute mustahil. Tetapi di Alkitab bukan hanya terdapat 48 nubuatan!

Yesus Benar-Benar Bangkit!

                Alkitab memberikan hal-hal yang luar biasa memuaskan. Alkitab bukan omong kosong. Beriman pada Yesus bukan isapan jempol atau iman yang membabi buta. Bagi yang termasuk kelompok skeptis janganlah ragu! Bukan kita tidak lebih pintar dari orang lain. Beberapa puluh tahun lalu ada seorang wartawan bernama Albert Henry Ross (1881 – 14 September 1950 dengan nama samaran Frank Morison) dan seorang ahli hukum. Ia  mendapatkan tugas untuk menulis buku tentang kebangkitan Yesus adalah omong kosong dan isapan jempol. Frank Morison mengadakan riset dan akhirnya ia menulis buku Who moved the stone? (1930). Ia berakata bahwa  ini adalah buku yang saya tidak mau tulis karena justru dalam risetnya ia berkesimpulan bahwa Yesus telah bangkit! Frank Morison membaca buku Lee Strobel (63, seorang ahli hukum, mantan ateis, jurnalis, yang memang dilatih untuk melakukan riset). Kebangkitan Yesus adalah sentral dari kekristenan, dan Lee Strobel ingin membantahnya. Ia kemudian melakukan riset panjang lebar dan akhirnya ia berkesimpulan, bahwa Yesus memang benar-benar bangkit! Demikian pula dengan Simon Greenleaf (December 5, 1783 – October 6, 1853) yang bukunya sangat mendunia. Ia seorang professor Yahudi, ahli pembuktian yang sangat terkenal. Simon Greenleaf juga seorang pengacara terbaik dan mengalahkan semua pengacara di Eropa. Simon Greenleaf menganggap bahwa kebangkitan Yesus omong kosong sampai ia ditantang mahasiswanya. Dalam risetnya akhirnya Simon Greenleaf yang skeptis dan ateis menjadi Kristen! Karena melalui risetnya ia  sampai pada kesimpulan bahwa Yesus bangkit!.

Yoh 20:27-29  Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."


Saya awalnya berpikir bahwa setelah  orang yang diyakinkan maka ia akan menjadi orang percaya, ternyata tidak. Orang yang yakin Yesus bangkit ternyata belum tentu percaya! Berbeda dengan kita yang bisa percaya! Berbahagialah orang percaya walau tidak melihat. 

No comments:

Post a Comment