Sunday, February 8, 2015

(Perubahan Evolusioner) – Berubah dalam Karakter


Pdt. Abdiel Angkasa

Mat 5:48  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
2 Kor 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Rm 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Yak 1:2-4   Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,   sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.  Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Pendahuluan

                Lagu “Waktu Kuserahkan Semua” (Aku berubah, sungguh ku berubah, waktu ku s’rahkan semua) mengindikasikan perlunya perubahan hidup orang percaya setelah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Yang berubah bukan iman percaya kepada Tuhan Yesus tetapi hidup kita harus berubah dari hari ke hari sehingga menyerupai Tuhan Yesus. Minggu lalu sudah dibicarakan tentang perubahan revolusioner (besar) yakni dulu kita belum percaya dan sekarang sudah percaya dan menjadi milik Kristus. Mat 5:68 memberitahukan bahwa haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. Setelah percaya Kristus, kita belum langsung sempurna dan kita belum banyak berubah. Kita perlu berubah agar menjadi sempurna dan menyerupai Kristus. Manusia sekarang lebih suka yang serba instan (cepat). Contoh  kopi “3 in 1” yang rasanya cukup enak.  Namun jika kita mengolah, menyeduh dan memasaknya sendiri akan terasa lebih asli dan enak karena sesuai dengan selera yang kita inginkan (misalnya : ingin gula atau susu yang banyak) jadi perlu proses yang lebih lama. Kopi “3 in 1” sangat murah kalau dibanding kopi yang kita beli di coffee shop. Manusia sekarang inginnya serba cepat (tergesa-gesa) dan sempurna namun kenyataannya tidak bisa begitu.  Masalahnya manusia terlalu sibuk dan tergesa-gesa. Bagaimana cara mengatasinya? Ada berita di surat kabar yang menyampaikan bahwa Jakarta merupakan kota yang paling macet di dunia. Suatu kali ada seorang asing yang diajak temannya tinggal di apartemen yang tinggi. Sewaktu melihat kemacetan dari atas apartemen ia berkata kepada temannya, “Saudaraku saya sangat kagum dengan kota Jakarta. Saya melihat orang di mana-mana memarkir mobilnya.” Hal ini dikatakannya karena kendaraan pada berhenti saat macet sehingga seperti sedang parkir. Jakarta penuh dengan manusia dan kendaraan sehingga macet. Manusia terus berusaha dengan cepat untuk mencapai tujuan. Tetapi dalam iman kepada Tuhan Yesus, kita perlu mengalami dan menikmati perubahan sedikit demi sedikit.

Sedikit demi Sedikit Berubah (Perubahan Evolusioner)

                2 Kor 4:16 mengatakan Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Kita perlu sedikit demi sedikit mengalami pembaharuan. Tubuh fisik manusia bisa menjadi lemah dan semakin lemah dengan bertambahnya usia, tapi manusia batiniah kita harus makin maju dan seharusnya sedikit demi sedikit semakin baik. Secara lahiriah mata kita tidak bisa melihat proses pembaharuan tubuh kita dari hari ke hari. Namun kenyataannya semakin berusia, tubuh fisik kita makin merosot. Sebenarnya tubuh kita secara biologis terus berubah. Menurut penelitian, tubuh kita memiliki sekitar 100 miliar sel, jadi sel yang kecil tersebut sangat banyak jumlahnya. Fakta mengatakan bahwa dalam 1 hari ada sekitar 300 juta sel tubuh kita yang mati. Jikalau tidak ada sel baru untuk menggantikan sel yang mati tersebut, maka tubuh kita menjadi sumber penyakit dan membusuk. Tapi kita bersyukur Allah kita sangat ajaib. Kita kehilangan 300 juta sel sehari  tetapi 300 juta sel baru menggantikannya. Secara otomatis tubuh kita mengalami pembaharuan. Tetapi Rasul Paulus dalam 2 Kor 4:16 mengatakan bahwa bukan hanya lahiriah yang merosot dan mengalami perubahan, tetapi batiniah kita harus mengalami perubahan. Tubuh kita berubah dan rohani kita juga mengalami perubahan. Rm 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Di sini dikatakan jangan serupa dengan dunia. Sejak kamu percaya Yesus Kristus jangan lagi menjadi serupa dengan dunia tetapi jangan berhenti di situ saja. Rasul Paulus memberitahu agar kita setiap hari mengalami pembaharuan. Pembaharuan ini bukan sekali terjadi lalu selesai  , tetapi berjalan terus menerus. Ibarat membersihkan dan menyapu rumah, tidak mungkin dilakukan hanya setahun sekali tapi setiap hari karena bila tidak debu dan kuman akan begitu banyak sehingga lebih sulit dibersihkan. Bahkan ada orang yang sangat peka terhadap kebersihan sehingga menyapu rumah bisa 3 kali sehari. Namun umumnya menyapu dilakukan sehari sekali. Demikian juga dengan pembaharuan tubuh kita yang perlu dilakukan setiap hari karena bila tidak, tubuh kita menjadi kotor. Ini mengingatkan kita bahwa kita perlu mengalami perubahan sedikit demi sedikit.

Bagaimana Mengalami Perubahan Evolusioner?

1.     Sedikit demi sedikit membaik. Kita harus mengikuti kehendak Allah. Apa yang baik adalah apa yang memenuhi kehendak Allah. Karena bila mengikuti kehendak manusia, apa yang baik bagi kamu belum tentu baik bagi saya dan sebaliknya. Bagimu seseorang dikatakan tampan ataucantik, tetapi bagi saya belum tentu. Standar manusia itu tidak pasti. Kebenaran dunia ini seringkali sudah terbalik. Sekarang orang naik motor sembarangan dan melawan arah. Ini  tidak benar. Bagi dunia ini benar karena dengan melawan arah, pengemudi motor bisa lebih cepat sampai ke tempat tujuannya. Hal ini mencerminkan bahwa banyak hal sudah terbalik. Jika tidak punya pegangan dalam menjalani hidup, maka kita akan jatuh dalam dosa. Untuk itu kita harus memegang teguh firman Tuhan, karena tidak akan pernah salah. Firman Tuhan mengajarkan bagaimana kita menjadi manusia, apa yang benar dikatakan benar dan bila salah dikatakan salah, tidak ada posisi di tengah-tengah. Maka kita harus mengandalkan firman Tuhan  untuk mengatakan mana yang benar dan mana yang salah. Sayang sekali kalau setelah jatuh dalam dosa dan pencobaan baru kita sadar bahwa kita sudah bersalah! Jauh lebih baik waktu kita menyadari sesuai dengan firman Tuhan mana yang benar dan mana yang salah agar kita dapat mengatasinya. Maka kita perlu menjadi lebih baik. Bagaimana melakukan dengan baik? Apapun yang kita katakan dan lakukan , lakukanlah dengan baik. Kita harus menjadi berkat bagi orang lain. Mulailah dari diri sendiri. Sedikit demi sedikit dan hari demi hari. Jika hari ini  belum baik, besok harus lebih baik. Bila besok belum juga, lusa harus lebih baik. Itu tergantung bagaimana kita membaca, merenungkan dan melakukan firman Tuhan. Contoh sederhana adalah bagaimana kita berterima kasih. Ucapan terima kasih merupakan hal yang baik. Ada kebiasaan orang Indoneisa yang cukup baik yaitu ucapan terima kasih (di luar negeri jarang). Kita mengucapkan terima kasih bukan pada orang yang kita suka (orang tertentu) saja. Memang ada orang tertentu yang membuat kita susah mengucapkan terima kasih. Saat kita mengemudikan mobil dan membayar tol, apakah kita mengucapkan terima kasih kepada petugas tol karena ia telah melayani kita? Jarang karena siapa yang mau berpikir tentang mereka yang bertugas dari dalam kotak kecil dan terus mencium asap mobil dengan pekerjaan yang sangat membosankan? Jikalau kita mengucapkan terima kasih kepadanya bagaimana responnya? Saya mencoba melakukan kebiasaan seperti itu. Saat diberi tiket tol saya mengucapkan terima kasih. Minggu lalu ada respon dari penjaga tol yang berkata, “Wah bapak putih sekali!” Apakah kita mendatangkan berkat kepadanya saat mengucap terima kasih? Apakah hal kecil ini sudah kita lakukan? Sedikit demi sedikit menjadi baik.

2.     Sedikit demi sedikit menjadi sempurna. Apakah mungkin kita menjadi orang sempurna? Yesus mengatakan haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. Artinya kita melakukan yang baik itu menuju kepada yang sempurna. Kebaikan yang kita lakukan terus menjadi semakin baik dan sempurna. Bagaimana menjadi sempurna? Yaitu kita menjadi sempurna dengan kesungguhan dan ketulusan hati.  Kita harus menghadapi ke depan dan terus makin berkenan kepada Tuhan. Oleh karena itu kita harus melihat Tuhan kita. Untuk menjadi sempurna tidak bisa mengandalkan diri sendiri karena kita terbatas. Sedangkan Allah tidak terbatas dan Ia sempurna sehingga kita harus mengandalkanNya. Oleh sebab itu kita harus terus mendalami bagaimana kita harus menjadi sempurna. Yak 1:2-4   Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,   sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.  Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Kita perlu mengalami ujian. Kalau motivasi benar maka kita akan menuju ke yang sempurna. Orang Kristen hari ini saat mengalami ujian mengomel dan mengeluh. Dikatakan ujian terhadap iman kita menghasilkan ketekunan dan bila matang kita menjadi sempurna. Jikalau mengalami ujian kita bersyukur karena kita ingin menjadi sempurna. Seperti siswa sekolah bila tidak mengalami ulangan, maka  tidak mungkin mereka bisa naik kelas. Padahal waktu kecil maunya kalau bisa tidak ikut ujian karena pusing. Bagaimana kita naik kelas, kalau tidak mau ujian? Kalau kita ikut ujian, kita bisa naik kelas. Sehingga kita bersyukur pada Tuhan waktu kita ikut ujian dan naik kelas. Demikian juga batiniah kita harus ikut ujian dan naik kelas. Orang yang tidak pernah diuji Tuhan mungkin orang itu tidak hidup, karena orang hidup selalu mengalami ujian. Sehingga kalau kita mengalami ujian kita merasa syukur karena kita bisa naik tingkat. Ucapkan terima kasih dan puji kepada Tuhan saat kita naik kelas. Sempurna artinya naik kelas! Sedikit demi sedikit menjadi sempurna.

3.     Sedikit demi sedikit berkenan kepada Allah. Setelah mengetahui bagaimana menjadi baik dan sempurna, kita jangan lupa menuruti kehendak Allah. Apakah kehendak Allah sudah kita lakukan? Jikalau kita hanya melakukan apa yang baik tapi tidak berkenan pada Tuhan sama saja sia-sia. Oleh sebab itu kita kembali kepada Firman Tuhan (Alkitab), kita maju selangkah lalu kita bertanya kepada diri sendiri, “Apakah hal yang dilakukan itu merupakan kehendak Allah?” Waktu saya berada pada semester terakhir kuliah di sekolah teologia, seorang dosen bertanya kepada semua siswa di kelas,”Menurut kamu semua apa artinya kehendak Allah?” Semua mahasiswa terdiam. Dalam hidup kita, yang paling tinggi adalah kehendak Tuhan. Semua yang kita lakukan seharusnya sesuai kehendak Tuhan. Oleh sebab itu sang dosen memberikan kata yang menghiburkan, “Sesungguhnya kehendak Allah itu sederhana. Kehendak Allah seperti hukum yang utama. Dan itu yang paling penting dan itulah kehendak Allah.  ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat 22:37 dan 39)’”. Kehendak Allah supaya kita mengasihi Allah karena kita diciptakan oleh Allah sehingga kita menyerahkan segalanya kepadaNya. Namun di dunia kita hidup dengan orang lain. Oleh sebab itu Tuhan mengatakan agar selain mengasihi Allah di dunia ini harus mengasihi orang lain. Orang yang sungguh berkenan kepada Allah adalaah orang yang mengasihi Tuhan dan sesama. Namun tidak ada manusia yang dapat menilai apakah seorang benar-benar mengasihi Tuhan. Namun manusia tetap ingin menilainya dengan melihat apakah seseorang mengasihi sesama-nya. Oleh karena itu kita harus mengasihi Allah dan sesama. Mengasihi sesama bukan hanya pada orang yang kita suka saja seperti orang tua, anak, keluarga (suami-istri) tetapi juga orang yang duduk di sebelah kita dan bukan hanya di gereja saja. Tatkala seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus, "Dan siapakah sesamaku manusia?" (Luk 10:29). Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik (Lukas 10:30-37). Jadi orang yang menentang dan tidak sependapat dengan kita juga termasuk sesama kita (bukan saja orang yang baik kepada kita yang menjadi sesama kita). Mengasihi sesama  lebih mudah dikatakan daripada dipraktekkan. Jauh lebih mudah mengasihi orang yang baik daripada orang yang sulit dikasihi. Untuk ini kita harus sedikit demi sedikit berubah dan kita perlu melakukannya dengan penuh ketekunan supaya kita berkenan kepada Allah. Kita yang hidup di dunia ini perlu mengalami proses perubahan sedikit demi sedikit dan yang paling utama adalah kita harus mengasihi Tuhan (itu harus dilakukan lebih dahulu). Kata-kata , pikiran, perasaan dan hati kita dipusatkan kepada tujuan untuk berkenan kepada Tuhan. Sehingga kita perlu mengalami pembaharuan sedikit demi sedikit baru kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Dengan mengasihi sesame, kita bisa memancarkan kasih Tuhan. Kita juga bersyukur akan keberadaan orang lain. Untuk mengasihi sesama harus ada orang sehingga kita bersyukur pada Tuhan, kita bisa mengasihi Tuhan dan sesama. 
               
Penutup


                Mari kita melihat orang-orang di sekeliling kita. Apakah kita menghargai sesama seperti yang diperintahkan Tuhan?  Seorang pengkhotbah asal Taiwan mengatakan kalimat yang sangat berarti bagi sesama ,”Ada engkau sangat baik”. Kita harus meghargai keberadaan orang. Dan di dalam diri orang itu kita bisa memancarkan kasih Allah. Saya juga mengatakan kepada para jemaat muda,”Saya bersyukur dengan keberadaan kalian!” Apakah kita bisa mengatakan, “Ada kamu saya bersyukur. Ada kamu sangat baik”. Tatkala kita menghargai orang lain , maka respon (senyuman) orang itu akan  muncul dan berkat atas pujian itu bisa kita nikmati bersama. Kiranya Tuhan menolong kita sehingga sedikit demi sedikit kita menjadi baik, sempurna dan berkenan kepada Allah.

No comments:

Post a Comment