Sunday, October 26, 2014

FirmanMu Mengubahku


Ev. Susan Kwok

1 Kor 15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Efesus 3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
1 Tim 1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

Pendahuluan

                Beratus tahun lalu John Henry Newton (24 Juli 1725- 21 Desember 1807) mengarang sebuah lagu yang dikenal sampai saat ini yakni Amazing Grace . Amazing Grace, how sweet the sound,that saved a wretch like me. I once was lost but now am found, was blind, but now I see. Newton lahir di London dan ia putra seorang komandan kapal dagang yang berlayar di Mediterania.  Waktu kecil ia aktif ke Sekolah Minggu berkat ibunya, seorang yang hidup dekat dengan Tuhan. Namun sang ibu meninggal ketika Newton berumur 7 tahun.  Ayahnya kemudian menikah lagi.  Pada usia 11 tahun, Newton meninggalkan sekolah dan menjadi seorang pelaut.  Ia tinggal di tepi pantai barat Afrika untuk mengumpulkan budak-budak lalu menjualnya ke Amerika.  Selama pelayaran yang dilakukan, ia sering melakukan cara hidup yang sangat menjijikkan. Sebelum para budak sampai ke tangan majikannya, ia meniduri mereka terlebih dahulu. Ia juga sering mabuk-mabukan dan melakukan banyak tindakan kriminal.  Pada tahun 1748, ketika akan pulang ke Inggris, kapalnya diserang badai. Nampaknya seluruh kapal akan tenggelam beserta penumpangnya, tetapi akhirnya mereka selamat.  Seusai pengalaman itu, ia mulai membaca buku “Teladan Kristus”, buku  yang sangat memikatnya.  Pengalaman melalui badai maut dan isi buku tersebut ternyata dipakai oleh Roh Kudus untuk menanam benih pertobatan di dalam hatinya sehingga mau menerima Kristus sebagai Juruselamat.  Selama tahun-tahun berikutnya, Newton tetap menjadi kapten di kapal pengangkut budak-budak tetapi gaya hidupnya telah berubah.  Tiap hari Minggu, ia mengadakan kebaktian dengan 30 awak kapalnya.  Akhirnya Newton meninggalkan pekerjaan sebagai pedagang budak karena ia menyadari usaha itu tidaklah manusiawi.  Kemudian ia ingin menjadi hamba Tuhan dan mulai belajar.  Pada umur 39 tahun, ia diangkat menjadi pendeta di Olney, Inggris.  Sering ia bercerita tentang bagaimana Tuhan menangkap dirinya.  Tahun 1780 Newton menjadi rektor dari Woolnoth St Maria, St Mary Woolchurch, di London.  Di sana ia menarik dan mempengaruhi banyak orang, di antaranya William Wilberforce, yang kemudian menjadi pemimpin dalam kampanye untuk menghapus perbudakan.  Newton terus berkhotbah sampai akhir hidupnya, meskipun dia telah buta! Bagaimana mungkin orang seperti Newton bisa berubah kalau bukan karena firman Tuhan yang bekerja? Demikian pula dengan Rasul Paulus (3–67 M). Ia seorang Yahudi dari suku Benyamin yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga negara Romawi. Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damsyik (Kis 9:1-22), ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus.
                Firman Tuhan sanggup mengubah manusia dari tidak percaya menjadi percaya. Itulah salah satu karya Roh Kudus yang bisa kita nikmati saat ini. Karya Roh Kudus yang mengubah orang tidak percaya menjadi percaya adalah karya evangelistis (penginjilan). Itu sebabnya John Newton , Saulus dan kita bisa bertobat. Tetapi karya Roh Kudus bukan hanya karya penginjilan. Karya penting dari Roh Kudus lainnya adalah karya pengajaran. Roh Kudus mengajar dan memimpin sehingga setelah orang menjadi percaya maka ia akan berubah tingkah lakunya.  Ibarat seorang guru yang mengajar muridnya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Demikian juga Roh Kudus berkarya sehingga orang yang percaya kepada Tuhan melakukan perubahan dalam dirinya baik dalam kata, pikiran, tingkah laku dan dari semua aspek kehidupannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh (Gal 5:25). Seorang yang tidak mau dipimpin Roh Kudus tidak akan pernah mau berubah. Mungkin dia berubah dari tidak percaya menjadi percaya tapi tidak berubah dalam hal karakter dan mental yang jelek. Itu sebabnya kita sering menemukan, banyak orang yang sudah puluhan tahun mengikut Tuhan, tetapi tutur kata yang jelek dan menjijikkan tetap ada dalam dirinya!

Rasul Paulus Berubah dalam Karakter Setelah Bertobat!

                1 Kor 15:9, Efesus 3:8 dan 1 Tim 1:15 adalah 3 bagian firman Tuhan yang membuktikan bahwa Rasul Paulus juga berubah dalam karakter (cara berkata, berpikir dan berbuat) setelah bertobat! Sebelum Saulus betobat, ia adalah seorang tokoh yang pintar, terkenal saleh dan baik, pandai berkhotbah di lingkungan jemaat agama Yahudi dan sangat pintar beradu argumentasi. Tidak banyak orang yang bisa berdebat dengan Rasul Paulus. Ia sangat dihormati banyak orang. Tetapi sewaktu ia mengetahui bahwa  apa yang ia lakukan tidak sesuai dengan yang Tuhan mau, Saulus pun bertobat. Namun setelah bertobat , tidak menjamin ia berubah. Masih ada hal-hal  yang perlu dipergumulkan dan berargumentasi dengan hamba Tuhan lain sebelum ia berubah.
                1 Kor 15:9 (Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah) ditulis Rasul Paulus pada waktu ia memulai pelayanan setelah ia baru bertobat dalam perjalanan ke Damsyik.  Di sini ia membandingkan dirinya dengan para rasul, orang-orang yang punya panggilan khusus. Jadi di antara orang panggilan Tuhan, ia orang yang paling hina.
                Tapi pada Efesus 3:8 yang ditulisnya 6 tahun kemudian ia mengatakan,”Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu” Di sini ia menulis bahwa ia adalah orang yang paling hina dari antara orang kudus yaitu jemaat gereja (jemaat pada umumnya, orang awam yang tidak sekolah teologia). Jadi dalam perjalanan pelayanan bertahun-tahun, ia mulai menyadari dirinya dan ia melihat dirinya tidak lagi dengan angkuh dan mendapatkan bahwa “aku adalah yang paling hina di antara lingkungan jemaat”.
                Tetapi  pada 1 Tim 1:15 ia menuliskan , Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tuhan  Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (baik orang kaya, miskin, pintar, bodoh dll) dan di antara orang-orang berdosa itu, akulah (Paulus) yang paling berdosa. 
                Dalam bahasa sehari-hari pada 1 Kor 15:9 Rasul Paulus masih membandingkan dirinya, “Aku paling miskin di antara 10 orang terkaya di dunia.”  atau aku nomor 11 di antara yang terkaya di dunia. Pada Efesus 3:8 ia sedang membandingkan seolah-olah, “Aku paling miskin di antara 10 orang terkaya di Indonesia”. Berarti sekarang nomor 11 terkaya di Indonesia. Tetapi dalam 1 Tim 1:15, ia membandingkan dirinya dan seolah-olah berkata“Aku miskin. Di antara orang-orang yang paling miskin, aku lebih miskin.” 
                Perbedaan ini terjadi setelah Rasul Paulus melewati proses waktu bertahun-tahun. Tidak ada yang instan terjadi waktu mengikut Tuhan. Kita harus bersedia dikorek, dipukul dan dibentuk sampai menjadi sesuatu yang indah. Kalau kita mengatakan, “Saya adalah orang yang paling sabar di antara orang yang paling marah berarti belum sabar.” Oleh sebab itu Rasul Paulus harus melewati tahun demi tahun untuk tiba pada ayat 1 Tim 1:15 (Aku adalah orang yang paling berdosa di antara orang berdosa). Itu adalah suatu perubahan dari dalam. Ia berani mengakui keberadaan diri sendiri. Tidak semua orang dapat melakukannya. Sulit menyampaikan hal yang paling memalukan dalam diri kita pada dunia. Kita berusaha menutupi dan memoles supaya orang mendapat kesan berbeda dari aslinya. Itu sebabnya banyak sekali orang Kristen munafik. Kekristenan yang tidak berubah dari dalam tapi berusaha memoles apa yang dari luar. Apa yang bisa membuat kita berubah? Firman Tuhan yang kita baca setiap hari dengan tekun, itu adalah cara Tuhan untuk mengubah kita. Firman Tuhan mempunyai pengaruh mengubah kita, kalau kita hidup dalam firman Tuhan. Tetapi bila firman Tuhan hanya dibaca terburu-buru, jangan harap firman Tuhan akan bekerja. Firman Tuhan akan berkuasa dan menjadi bagian dalam diri kita, untuk itu kita harus punya waktu yang cukup untuk membaca dan membiarkan Firman Tuhan mempengaruhi kehidupan kita. Kalau tidak , maka kita hanya menjadi orang Kristen yang kelihatan baik di luar.
                Ada seorang misionaris yang memberikan kitab Amsal ke seorang pedagang di kota Srilangka. Seminggu kemudian, pedagang ini mencari hamba Tuhan tersebut dan mengembalikannya. “Saya kembalikan karena saya tidak suka membaca kitab Amsal ini,” katanya. “Mengapa?” tanya sang misionaris. “Karena kitab Amsal ini mengoreksi cara saya berdagang, jadi saya tidak suka.”jawab si pedagang. Memang di kitab Amsal banyak tegoran, peringatan dan nasehat, sehingga pedagang ini tidak suka. Kalau demikian bagaimana Firman Tuhan akan mempengaruhi? Selain tidak punya waktu yang cukup untuk membaca, kita juga suka memilih-milih bagian Alkitab yang akan kita baca. Karena saya suka ayat-ayat yang menguatkan saya, dan tidak suka ayat-ayat  yang menyentil kehidupan saya. Ayat seperti ini, nanti saja dibacanya karena tidak ada waktu. Kekristenan itu harus dari dalam ke luar, baru bisa firman Tuhan mengubahkan. Karena firman Tuhan itu , saya punya cukup waktu untuk membacanya dan membiarkan Alkitab mengoreksi saya dan menuntun hidup saya. Kalau Rasul Paulus tidak punya kehidupan yang indah dengan firman Tuhan tidak mungkin ia berubah dari tahun ketika ia menulis 1 Kor ke tahun ketika ia menulis 1 Tim. Dari tidak percaya menjadi percaya, itu baru permulaan. Tetapi setelah hidup di dalam Kristus, harus ada proses yang nyata dalam perubahan karakter.  Firman Tuhan itu adalah alat ukur yang tepat. Perkataan orang belum tentu tepat. Firman Tuhan pasti tepat. Seringkali orang percaya tidak percaya dengan alat ukur yang tepat itu tetapi  dia lebih percaya, pada apa kata orang lain.
                Suatu hari ada seseorang yang ingin membeli sepatu. Lalu ia mulai mengukur dari tumit ke jari kaki yang paling panjang dan kemudian mengukur lebarnya dengan menggunakan seutas tali. Begitu sampai ke toko, ternyata tali yang tadi dipotong sesuai ukuran kakinya tertinggal. Lalu ia berkata ke penjaga toko, “Sebentar ya. Jangan tutup toko dulu. Saya mau ambil tali ukuran kaki saya.” Penjaga toko bingung, “Mengapa orang tersebut  tidak mengukur kaki dengan sepatunya saja? Kenapa harus pulang dulu? Bukannya kakinya ada?” Lucu bukan? Tetapi itu yang sering terjadi dalam hidup kita. Firman Tuhan adalah alat ukur yang tepat, tetapi kalau firman Tuhan memberitahukan kesalahan, maka kita marah dan tidak suka.

Penutup

                Saat berkhotbah di suatu KKR Dwight Lyman Moody (1837-1899), tokoh kebangunan rohani gelombang ketiga di Amerika Serikat pada abad ke-19 dan seorang pengkhotbah ulung yang sering mengadakan KKR, didatangi oleh seorang doktor teologia (S3). Doktor ini datang dengan satu tujuan yakni mempermalukan D.L.. Moody karena ia tahu Moody bukan seorang sarjana. Ia dulunya seorang pembuat sepatu. Pada tahun 1860, ia memutuskan untuk menjadi penginjil penuh waktu, tanpa pernah menempuh pendidikan teologi formal. Jadi doktor ini datang untuk mencari kesalahan-kesalahan yang akan disampaikan D.L. Moody dalam khotbahnya. Namun apa yang terjadi? Setelah selesai KKR, doktor ini mendatangi D.L. Moody dengan menangis. D.L. Moody bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Sang doktor pun menjelaskan, “Saya malu. Saya datang untuk mendengarkan kesalahan-kesalahan dalam khotbah yang kamu sampaikan, sebab saya tahu kamu bukan seorang sarjana sedangkan saya seorang doktor dalam bidang teologia. Namun dari awal sampai akhir khotbah, saya tidak menemukan kesalahan, tetapi saya menemukan firman Tuhan luar biasa keluar dari mulut kamu. Saya minta maaf dan saya tidak akan pernah melakukan ini lagi kepada siapapun!” Moody mengatakan, “Ketika engkau datang kepada Tuhan, jangan engkau datang untuk mengkritik Tuhan. Biarkan Tuhan mengkritik kamu. Ketika engkau membaca Alkitab , jangan engkau membaca dengan keinginan untuk mencari kesalahan Tuhan. Cobalah belajar untuk membiarkan Firman Tuhan mengkoreksi kamu!” Karena Firman Tuhan adalah alat ukur yang paling tepat.  Itu sebabnya saya sering berkata, “Ucapan hamba Tuhan bisa salah, ucapan jemaat bisa salah, hanya ucapan Tuhan yang tidak pernah salah.” Bagaimana jemaat GKKK Mabes dapat diubahkan oleh Firman Tuhan? Hanya kalau Firman Tuhan menjadi satu dengan hidup dan diri kita. Banyak orang Kristen malas dan tidak suka membaca firman Tuhan. Kalau begitu bagaimana mungkin bisa berubah? Biarlah kita menjadi jemaat GKKK Mabes yang tahun demi tahun ada perubahan dalam diri kita. Mungkin hari pertama bertobat, kita adalah orang yang bengis, tetapi setelah 10 tahun bertobat, kita sudah harus bisa meninggalkan kebengisan itu. Waktu kita baru bertobat, kita orang yang suka gossip, tetapi dalam perjalanan dengan Tuhan, seharusnya kesukaan bergosip itu hilang.  Ketika mengenal  Tuhan pertama kali, kita mungkin orang yang masih berpikiran negatif. Tetapi kemudian , kita berubah menjadi orang yang berpikiran positif. Hal ini dimungkinkan bila seperti kata pemazmur pada Maz 1:1-2  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.


No comments:

Post a Comment