Sunday, September 14, 2014

Waspadalah : “Semakin Nyaman Bisa Tenggelam”


Pdt. Christhantio

1 Pet 5:8
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Pendahuluan

                Seabad yang lalu diluncurkan sebuah kapal penumpang Inggris yang diklaim sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam. Namanya Titanic. Panjangnya  269   m, beratnya 52.310 ton dan dirancang oleh arsitek laut Thomas Andrews. Kapal ini mulai dibuat 31 Maret 1909. Uji coba pertama 31 Mei 1911. Ternyata kapal yang mewah, terbesar, luar biasa dan tercanggih saat itu tenggelam setahun kemudian (15 April 1912) di Samudra Atlantik Utara dalam perjalanan dari Southampton (Inggris) ke kota New York setelah menabrak gunung es! Bersamanya, sekitar 1.514 orang ikut tenggelam. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Di tengah kenyamanan, tidak ada yang menduga bahwa akhirnya kapal itu tenggelam dalam perjalanan perdananya. Oleh karena itu di masa sekarang ini kita perlu hati-hati dalam segala kondisi terutama dalam kenyamanan hidup. Waspadalah! Semakin nyaman hidup, kita bisa “tenggelam”.

Waspadalah!

                Kita diingatkan oleh firman Tuhan dan pengalaman Rasul Petus seperti yang tertuang pada 1 Petrus 5:8. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Seekor singa yang mengaum menandakan ia sudah bersiap untuk menerkam musuhnya (tingal sekali melompat mangsanya diterkam). Kalau sudah mengaum dipastikan mangsanya tidak bisa lari lagi. Karena iblis sebagai musuh kita diibaratkan sebagai singa yang mengaum, berjalan keliling dan siap menerkam, maka kita harus waspada! Tentara Gurkha (prajurit asli Nepal) yang disewa untuk berperang, ternyata bisa tidak tidur selama beberapa bulan. Hal ini dapat dilakukan karena tangan kirinya memegang senjata sedangkan tangan kanannya memegang batu. Sewaktu tertidur, batu yang dipegangnya akan  jatuh dan menimpa kakinya sehingga ia terbangun dan tidak bisa tidur. Lawan kita , iblis, siap siaga menghancurkan kita. Bisa di tempat kerja, keluarga dan bahkan pelayanan kita! Di tengah kenyamanan kita bisa tenggelam. Seorang eksekutive muda ditanya temannya, “Kamu sudah punya berbagai fasilitas (mobil, rumah, gaji besar, kedudukan tinggi), apakah kamu punya WIL (Wanita Idaman Lain) tidak?” Sang eksekutive yang merupakan anggota gereja berkata, “Tidak punya. Karena itu dosa!” Temannya berkata, “Bodoh! Kamu kan punya semuanya.” Temannya berkata demikian karena apa yang zaman kuda gigit besi (dulu) tidak boleh dan dianggap abnormal, tetapi sekarang diperbolehkan dan dianggap normal dan sebaliknya. Ada juga seorang gadis di pojok gereja ditanya,”Mengapa termenung?” Dia rupanya menaksir seorang pemuda di gereja namun tidak berani mengatakannya. Temannya berkata, “Memang dulu seorang gadis menunggu pria datang. Namun sekarang gadis sudah umum berkata, ‘Aku cinta padamu’ kepada orang yang ditaksirnya.  Itu normal.” Ada juga hamba Tuhan yang dibekali  keris oleh pendeta terkenal agar punya keberanian berkhotbah. Maka berhati-hatilah! Sekarang zaman edan.

                Suatu kali dalam suatu even olah raga, di atas meja tersedia 5 gelas aqua. Kemudian datang 5 orang pria yang kehausan setelah lelah berolah raga. Sewaktu mau minum, ada yang mengingatkan untuk tidak meminum dari gelas aqua tersebut karena bisa gila. Namun karena terlalu haus, minumlah 4 orang di antaranya. Berapa dari kelima pria tersebut yang gila? 1 orang! Itu jawaban kalau ditanya zaman sekarang. Karena kalau tidak gila nanti dibilang gila, maka lebih baik gila sekalian. Kita ada dalam dunia yang banyak tantangan dan masalah, dunia yang bisa menjerat kita. Suatu kali anak pertama berkata, “Saya sudah 4 tahun membawa mobil Avanza dan saya ingin mengganti mobil.” Saya persilahkan karena memang ia sudah punya penghasilan sendiri. Lalu saya ke Medan untuk khotbah. Di sana, saya  dijemput oleh orang yang punya perkebunan. Setelah balik ke Jakarta, dia menelpon saya untuk mampir ke rumahnya di Kayu Putih. Saya datang dan disambut oleh menantu wanitanya. Sang menantu kemudian memberi saya BPKB, STNK dan mobilnya dan mengatakan bahwa itu dari papi mertuanya. Saya berkata,”Tidak. Kami harus berdoa terlebih dahulu.” Sekitar satu-dua minggu kemudian saya berkata, “Maaf saya tidak bisa menerimanya” padahal saat itu anak saya sedang ingin mengganti mobil. Saya khawatir karena mungkin saja hartanya berasal dari sumber yang tidak jelas dan di kemudian hari terkait dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ini masalah dalam hidup kita. Sehingga dimana-mana ada jebakan, masalah dan tantangan yang bisa menjebloskan dan menenggelamkan kehidupan kita. Di sekitar kita sangat banyak bahaya. Kita berada dalam peperangan rohani. Kita ada dalam kehidupan yang sangat rawan. Saya punya seorang asisten pendeta yang melayani di komisi pemuda-remaja. Orangnya pandai, hebat dan luar biasa. Namun  karena tidak hati-hati, istrinya nikah siri dengan pria lain dan punya anak. Saya tidak mempercayai berita tersebut dan mencari istrinya di Surabaya. Ternyata benar dan anaknya sudah 3 bulan. Hal ini terjadi karena waktu musim banjir, sang asisten pendeta terlalu sibuk dan istrinya ditinggal. Saat banjir , istrinya harus mengurus 3 anak dan ditinggal sendirian karena sang suami harus khotbah dan mengajar. Lalu ada pesan masuk ke ponsel sang istri dari mantan pacarnya yang mengajak reuni. Sang suami tidak peduli, sedangkan mantan pacar peduli. Sewaktu banjir, sang mantan membawakan makanan, sedangkan suami tidak tahu di mana. Karena ia tidak hati-hati , iblis pun menyodorkan perselingkuhan itu dan sang suami pun tenggelam. Istri dan hamba Tuhan ini tenggelam. Siapa yang mau pakai hamba Tuhan seperti ini? Iblis berjalan seperti singa mengaum dan siap menerkam!

                Banyak orang Kristen tenggelam karena tidak mau melayani, tidak mau membaca firman Tuhan dan berdoa. Allah mau kita beribadah , setia kepadaNya dan memberi persembahan. Anak perempuan saya kuliah teologia dengan bea siswa di Amerika. Ia bercerita bahwa ada seorang pengusaha di sana yang usahanya jatuh namun ia tetap terbeban mau bangun gereja. Ia pun memberikan uangnya sebesar Rp 30 miliar! Dalam waktu 1 tahun, usahanya bangkit kembali. Ia mau tenang dan tidak tenggelam, karena ia dekat dengan Tuhan.

Bagaimana kita bisa berhati-hati (waspada) agar di tengah-tengah kenyamanan kita tetap nyaman dan tidak tenggelam?

1.     Maz 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Kita bisa hati-hati agar di tengah berkat kita bisa menikmati berkat Tuhan, kita hidup nyaman di tengah kenyamanan karena dekat dengan Allah. Mana yang dipilih : ikut kebaktian di hari minggu atau diadakan kebaktian untukmu (karena sudah meninggal)? Mau ikut bernanyi atau dinyanyikan (di kebaktian penghiburan di rumah duka saat meninggal)? Mau beri persembahan atau mau diberi persembahan (pe-pao = amplop putih yang diberikan saat kedukaan)? Kalau setia denganNya, maka kita dekat dengan Tuhan dan jauh dari hantu.  Sebaliknya, kalau hidup jauh dari Tuhan maka kita dekat dengan hantu yang sering menggoda dan menghancurkan kehidupan kita. Kata pemazmur hanya dekat Allah saja, aku tenang (nyaman). Setiap pendeta punya banyak tantangan dan masalah. Kalau ia memakai dasi kecil, dibilang pendeta pakai dasi anaknya dan  kalau pakai besar, dibilang pinjam dari siapa?. Kalau badannya kurus, dibilang kurang iman sedangkan kalau gemuk dikatakan kurang puasa. Ketika hidup dekat dengan Tuhan, kita nyaman dan tidak akan tenggelam. Ketika tidak waspada maka kita akan terjebak. Dosen teologi sekarang terbujuk (tergoda) untuk memperoleh jabatan fungsional, akta mengajar dan sertifikat dosen. Saya seringkali ditawarkan untuk punya hal-hal itu. Saya ditawarkan untuk diuruskan agar punya jabatan fungsional dengan tingkat lektor kepala karena dengan demikian maka saya akan digaji pemerintah sebesar Rp 20 juta tanpa mengajar. Saya bilang tidak. Saya tidak perlu itu. Yang saya perlukan adalah melayani dengan hati-hati. Karena bila tidak , saya akan tenggelam. Kalau tidak hati-hati dalam hidup dan bisnis kita akan tenggelam, karena iblis selalu mengganggu kita. Sehingga Rasul Petrus mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dan waspada!

2.     Maz 27:4-6 4  Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN. Yang kukehendaki adalah diam di rumah Tuhan, beribadah dan belajar dari  firman Tuhan. Kalau kita seperti itu tegaklah kepalaku mengatasi musuh di sekeliling kita. Dan kita akan mampu mengatasi musuh kita itu. Waktu final World Cup 2014, saya sedang di New York karena ada seorang jemaat yang minta didoakan untuk membeli apartemen 2 tahun lalu dan tahun lalu ia sudah mendapatkannya sehingga Juni-Juli 2014 saya ke sana dan tinggal di apartemennya.  Dekat apartemennya ada restoran “Borca Junior Steak House” milik orang Argentina. Saya perhatikan pada pk 4 pagi, banyak sekali orang Argentina berkumpul di sana. Malamnya saya ke gereja untuk khotbah. Selesai kebaktian pk 18-19 saya berjalan di pusat keramaian di sana dan melewati restoran tersebut. Saya melihat ada kelompok orang Argentina yang tertunduk kepalanya karena tim sepakbolanya kalah. Sedangkan ketika bertemu dengan anak muda Jerman, mereka bersorak-sorai dan terangkat kepalanya karena tim sepakbola negaranya menang. Orang yang kalah keluar dengan kepala tertunduk. Kalau kita menang dan beribadah dengan setia kepada Tuhan, maka kita akan mampu mengatasi musuh di sekitar kita. Bila ada telpon masuk kita harus berhati-hati karena sekarang penjahat memakai hipnotis. Dengan suara kita sudah dihipnotis. Dia menelpon kita saat dia berada di kantor / di luar rumah kita dan minta bertemu. Lalu tanpa sadar, kita diajak ke bank untuk mengambil uang dan diberikan kepadanya sampai semuanya terkuras habis. Maka itu kita harus berhati-hati dan kita harus berada di rumah Tuhan. Saat menghadapi bujukan , maka tegaklah kepalaku mengatasinya. Penipuan, hipnotis, tawaran yang membawa nikmat dan kehancuran telah terjadi. Ada seorang ibu yang sangat memanjakan anaknya. Ia membelikan anaknya ponsel yang harganya Rp 8-10 juta. Ternyata anaknya menggunakan ponsel tersebut untuk mengunggah foto dan film porno! Padahal untuk alasan agar mudah dihubungi, maka sang ibu seharusnya cukup membelikan ponsel biasa saja. Saya telah 20 tahun lebih mengajar di SMA di mana 80% dari siswanya berasal dari keluarga broken home. Ada anak yang sekolah 2 hari, namun 3 hari mamanya ke sekolah karena mengurus skorsing anaknya. Karena tidak waspada, orang tua yang kaya-raya pemilik pabrik rokok besar tersebut membiarkan anaknya seperti itu dan akhirnya mereka lebih sering ke sekolah daripada anaknya dan sekarang anaknya tersebut mengendalikan bisnis orang tuanya! Di sekitar anak kita, iblis sedang mengganggu. Di tengah kenyaman, kita digiring kepada hidup yang tenggelam. Makanan yang saya suka swike (sup kodok). Saat berbicara dengan koki yang memasaknya, saya bertanya apa resepnya sehingga swike yang dibuatnya enak sekali. Sang koki menjelaskan bahwa kalau masak swike jangan dipotong melainkan taruh saja kodoknya pada air dingin di panci sehingga sang kodok bisa bermain di air. Lalu nyalakan kompor secara perlahan sehingga suhu airnya terus meningkat. Sang kodok tidak menyadarinya sehingga akhirnya mati dalam keadaan senang. Itu yang enak katanya dan hal seperti itu yang dilakukan iblis sehingga hidup kita sepertinya nyaman, enak namun akhirnya kita binasa dalam kekekalan. Ada anak muda minta didoakan untuk mendapat pekerjaan. Setelah dapat, awalnya ia masih ke gereja walaupun sudah berkurang. Setelah 3 bulan bekerja, ia ke gereja selama sekali sebulan. Lalu setahun kemudian ia hanya sekali setahun ke gereja dan 2 tahun kemudian ia tidak lagi ke gereja! Ada juga seorang pemudi yang dulunya sangat aktif melayani, namun setelah menikah ia jarang ke gereja dan melayani. Awalnya karena ia sibuk mengurus rumah tangganya sehingga ia tidak lagi mengikuti paduan suara dan melayani Sekolah Minggu. 3 bulan kemudian ia hamil dan mengalami pendarahan sehingga tidak ke gereja karena menurut dokter ia harus istirahat total (bed-rest). Ia berjanji setelah anaknya lahir , ia akan ke gereja. Namun ternyata setelah anaknya lahir, ia hamil lagi dan kembali tidak ke gereja! Lama-lama ia tenggelam dan akhirnya tidak pernah ke gereja lagi. Apakah kita baru mau ke gereja setelah dibuat kebaktian (saat disemayamkan)? Berhati-hatilah! Lawanmu si iblis berjalan keliling ingin menenggelamkan dan menghancurkan kita.

Penutup

                Sewaktu saya, istri dan kedua anak saya masih tinggal bersama maka sepanjang malam, kita tidur dan berdoa bergantian. Pk 23 kami pertama-tama berdoa bersama-sama. Pk 24 kedua anak saya masuk ke kamarnya masing-masing. Anak kedua saya yang perempuan berdoa dari Pk 00-01.30. Lalu anak pertama saya yang lelaki menyambungnya dari pk 1.30-2.30. Setelah itu saya yang berdoa sampai pk 4 dan selanjutnya istri saya yang berdoa. Rangkaian doa ini berjalan terus dan tidak pernah terputus sehingga iblis tidak mampu mengganggu. Pk 6 pagi  kami sudah di gereja. Anak perempuan saya melayani dalam music (main piano). Pk 12 siang ia latihan lagi untuk kebaktian sore dan pelayanan ditutup pada malam hari. Dengan ikatan seperti itu, iblis tidak mampu masuk dan menghancurkan keluarga kami. Karena waspada kita tetap bisa nyaman dan tidak tenggelam, di tengah kenyamanan yang Tuhan berikan dan kita nikmati. Sewaktu anak kedua saya bekerja di Charoen Pokphand, tiap bulan ia komitmen untuk memberi makan ke panti asuhan dan dia puas. Ketika ada 20 pendeta datang ikut seminar di Jakarta, anak pertama saya mengambil uangnya untuk diberikan ke para pendeta tersebut dan ia merasa puas! Hidup kita nyaman karena dekat dengan Tuhan!
                Ada seorang eksekutif ditawarkan gaji yang mencapai Rp 250 miliar setahun! Namun kalau ia menerima pekerjaan itu, ia bisa meninggalkan Tuhan dan tidak bisa pergi ke gereja. Apakah dia akan menerimanya? Dalam kehidupan, pilihan ada di tangan kita. Apakah kita mau nyaman namun tenggelam? Mari kita dekat dengan Tuhan saja agar mengatasi gangguan dan hambatan.


No comments:

Post a Comment