Saturday, June 28, 2014

Allah Mencarimu, di Manakah Engkau?


Pdt. Gunar Sahari

Kej 3:1-10
1   Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2  Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3  tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
4  Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5  tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
6   Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
7  Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
8  Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9   Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
10  Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

Maz 139,7-12
7   Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
8  Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
9  Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
10  juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
11  Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"
12  maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

Pendahuluan

                Ada pepatah mengatakan, “Mau jadi apakah anda nanti tergantung dengan siapa anda berjalan hari ini”. Jadi kalau mau jadi pengusaha (pendeta) di ujung perjalanan anda, berjalanlah dengan pengusaha (pendeta). Demikian juga dengan Adam dan Hawa kalau mau terus berada bersama dengan Tuhan, maka seharusnya mereka terus menerus berjalan dengan Tuhan. Namun kenyataannya berbeda. Pada pasal 1 dan 2, mereka berjalan bersama Tuhan, namun pada pasal 3 mereka berjalan dengan iblis sehingga hubungan manusia dan Tuhan terputus. Maka jangan sekali-kali melibatkan iblis dalam pembicaraan apapun juga karena iblis memberi pengaruh dalam hidup kepada kita. Di samping itu ada juga pepatah yang mengatakan, “Adalah penting bagi kita untuk mengenal siapakah sesama kita tetapi yang lebih penting adalah mengetahui siapakah diri kita (seringkali banyak waktu kita habiskan untuk memikirkan tentang tentangga kita atau orang lain namun kita tidak tahu diri kita sendiri) dan adalah penting mengetahui diri kita, tetapi lebih penting lagi untuk mengetahui siapa Allah kita (karena akan mendatangkan perubahan)”. Pengenalan akan Allah mempunyai dampak besar dalam diri kita. Jadi dari kedua pepatah tersebut, maka seharusnya kita (terus) berjalan bersama Tuhan dan kita mengetahui siapakah Allah kita.

Allah mencarimu!

                Allah mencari manusia, namun kontrasnya manusia bersembunyi. Allah adalah Allah yang Maha Tahu. Pasal 3 ada peristiwa yang sangat tragis dibanding pasal 1 dan 2. Pada saat penciptaan Allah melihat ciptaanNya baik (pasal 1 ayat 4, 10, 12, 18, 21, 25, pasal 2:9 dan sangat baik pasal 1:31). Tetapi pasal 3 ternyata yang baik pada pasal 1 dan 2 berubah total karena manusia jatuh dalam dosa dan bergaul dengan iblis. Padahal Adam dan Hawa berada di taman Eden yang indah dengan beraneka buah-buahan yang menjadi kebutuhan pokok manusia. Mereka boleh makan apa saja, hanya 1 yang tidak boleh dimakan (Kej 2:17). Tapi justru mereka jatuh di tempat yang sangat indah itu. Sedangkan di Perjanjian Baru (Matius 4:1-11, Yesus setelah 40 hari dan malam berpuasa di padang gurun lalu dicobai oleh iblis sebanyak 3 kali. Yesus berada di tempat yang sulit tetapi Dia sanggup memenangkan godaan. Adam dan Hawa berada di tempat yang menyenangkan dan indah tetapi justru mereka kalah. Artinya kita harus berhati-hati berada di tempat yang nyaman (comfortable zone termasuk di gereja). Kalau di gereja suasananya enak (AC yang sejuk), ada jemaat yang  tertidur. Hati-hati ada di tempat yang aman, usaha yang berjalan baik karena kemungkinan kita tidak lagi bergantung pada Tuhan tapi bergantung pada diri sendiri. Yang terjadi kemudian manusia jatuh dan mengalami dosa dalam banyak hal yang dialami manusia.

                Seorang guru Sekolah Minggu (SM) yang memberikan tugas kepada anak-anak SM untuk melukiskan seperti apa Allah. Ada anak yang melukis langit dan bumi karena Allah itu Sang Pencipta. Ada yang mengambarkan telapak tangan karena Allah menciptakan semua ini, Allah yang berbuat, berkarya dan terus bekerja. Ada juga yang menggambar Allah sebagai mata yang besar sekali, dengan alasan Allah melihat dimana pun kita berada. Sembunyi di manapun juga, Allah pun tahu. Termasuk Adam dan Hawa.        Ada juga artikel tentang seorang pengacara yang sangat terkenal. Di belakang meja kantornya ada tulisan “God is nowhere” (Allah tidak berada di manapun juga) dan ia berkata , “Oleh karena itu jangan berdoa”. Sang pengacara punya seorang anak berusia sekitar 4-5 tahun. Anaknya datang ke  kantor ayahnya dan diminta untuk menyalin tulisan yang ada di belakang mejanya. Secara perlahan anaknya mengeja dan menulis kalimat tersebut dan kemudian memberikan kepada ayahnya. Sang ayah pun membaca tulisan anaknya dan terkejut. Ternyata walau semua huruf ada, tapi kalimatnya menjadi berbeda maknanya karena sang anak menulis “God is now here” (Allah sekarang ada di sini).  Anak yang baru bisa mengeja itu memberikan rasa takut kepada kita dengan tulisannya bahwa Allah selalu ada di sini. Allah tahu persis pergumulan gereja dan rumah tangga kita. Allah yang dikatakan “tidak tahu dimana” tapi “now here” (ada di sini). Kalau dikatakan “Allah mencarimu” sebetulnya Allah tidak pernah kehilangan, karena Allah ada di sini. Dengan yakin “Allah ada disini” banyak hal yang bisa dikerjakan karena Allah terus memberi motivasi kepada semua orang untuk terus melayani. Keberadaan Allah juga bisa dilihat pada Maz 139:7-12.

                Kalau kita memperhatikan kasus di kitab Kejadian saat Tuhan bertanya “Di manakah engkau?”, seakan Tuhan tidak tahu apa yang terjadi pada Adam dan Hawa karena memang lebih indah diceritakan seperti itu. Padahal Allah tahu persis (bukan karena Dia tidak tahu) tapi supaya manusia mengatakan yang sebenarnya. Setiap kali berdosa, manusia cenderung tidak mengaku dan mencari kambing hitam. Misalnya Adam menjawab pertanyaan Allah tentang apakah apakah ia memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan, "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." (Kej 3:12) dan saat Allah bertanya kepada Hawa,” "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Dijawab "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." (Kej 3:13).  Ada sebuah artikel tentang seorang pendeta yang berkhotbah pada sebuah KKR dan mengatakan, “Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan. Tuhan kasih tahu saya bahwa di sini ada 5 orang yang berselingkuh dengan wanita lain. Bila yang bersangkutan tidak mengaku dan memberi persembahan Rp 1 juta maka akan saya umumkan.” Ternyata setelah diedarkan kantong kolekte dan dihitung ternyata ada 20 amplop berisi Rp 1 juta! Ada juga yang diamplopnya tertulis, “Pak maaf baru Rp 500.000 dulu, sisanya minggu depan.” Ada asumsi dosa lebih kecil dari realitanya. Adam dan Hawa sudah berdosa bukan sekedar mereka makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat saja, tapi ada banyak hal yang dilakukan dan ditutupi dan itu mendatangkan dosa. Asumsi lain : kebenaran selalu lebih besar dibandingkan realita. Kalau dikatakan ada 100 orang benar di tempat ini realitanya tidak ada 100 orang. Contoh lain : waktu Abraham bertanya kepada TUHAN jumlah orang yang benar di Sodom Gomora (Kej 18) bagaimana bila ada 50 orang benar (ayat 24), kemudian diturunkan menjadi 45 orang (ayat 28), 40 orang (ayat 29), 30 orang (ayat 30) dan akhirnya diturunkan menjadi 10 orang (ayat 32).  Seringkali kita tidak menyadari bahwa kita melakukan banyak kesalahan (dosa) tetapi anugerah Tuhan lebih dari semuanya ini. Allah adalah pribadi yang peduli kepada Adam dan Hawa (manusia) sekalipun sudah jatuh dalam dosa. Maka pertanyaan “Di manakah engkau?” merupakan bukti kepeduliaan Allah kepada orang yang sedang dicari. Biasanya orang yang sudah dikecewakan, tidak peduli lagi. Saat Adam mengatakan, "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."  implikasinya , ia menyalahkan Allah. Seakan-akan Adam mengatakan, “Coba kalau Allah tidak memberikan Hawa”. Demikian juga Hawa yang menyalahkan ular (seakan-akan Hawa berkata, “Coba kalau tidak ada ular, aku tidak jatuh dalam dosa”). Mudah bagi kita untuk menyalahkan orang lain dan iblis. Ada sms yang sering kali beredar judulnya “iblis minta pensiun dini”. Dikatakan, iblis berkata,”Hai Lucifer, aku mau pensiun dini karena pekerjaanku sudah digantikan manusa. Dulu aku menggoda mereka untuk korupsi sekarang mereka lebih ahli dan justru mereka pamer ke mana-mana. Aku disalah-salahkan dan yang enak manusia.” Terlalu sering kita menyalahkan orang lain, iblis dan Allah atas perbuatan yang kita lakukan. Namun tidak ada indikasi Allah begitu marah kepada Adam dan Hawa. Allah bertanya kepada Adam, "Di manakah engkau?", "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" dan kepada Hawa "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Adam dan Hawa memberi alasan. Tetapi iblis tidak ditanya Tuhan alasan ia menggoda Hawa. Karena Dia sudah tahu jawaban iblis, “Tuhan lupa ya, pekerjaanku adalah menggoda manusia agar jatuh dalam dosa.” Sehingga jangan pernah bergaul dengan iblis. Iblis yang paling “baik” tetap jahat. Tidak ada jin atau tuyul yang baik. Namanya tuyul tetap saja tidak baik. Jadi iblis tidak perlu dikonfirmasi.

                Maksud Tuhan mengkonfirmasi agar manusia mengaku bahwa ia bersalah. Apapun kesalahan kita, pengakuan itu yang sangat diperlukan. Kita bisa berdosa dengan berjuta cara, namun hanya ada 1 cara untuk mendapatkan pengampunan yaitu pengakuan. Jadi Tuhan diskusi dengan Adam dan Hawa agar mereka mengakuinya. Apapun kesalahan kita, Tuhan merindukan agar kita mengakui dosa kita. Asumsi dosa itu lebih sedikit dibanding realtianya. Ada banyak dosa yang kemungkinan belum kita akui. Tapi Tuhan peduli dan mencari dan menginginkan kita mengakui. Allah mencari kita, karena Dia ingin menyelesaikan masalah itu. Setelah jatuh dalam dosa, mereka sembunyi tetapi Allah mencari mereka sampai menemukannya. Allah juga mencari Yunus sampai menemukannya. Yunus disuruh khotbah ke Niniwi namun dia ingin lari sejauhnya yakni ke Eropa. Dari Israel. Tetapi Allah mencari dan menemukan dia. Itu kepedulian Allah kepada manusia. Saya senang dengan kalimat di sebuah buku teologi, “Yesus yang ada di atas turun ke bawah untuk mencari saya, dan ibu-bapak sekalian yang ada di dunia ini  agar kita bisa naik ke atas dan dipermuliakan.” Itu beda Kristen dan agama. Agama adalah cara dan usaha manusia mencari Allah, tetapi kekristenan adalah cara Allah mencari manusa. Banyak cara orang yang mencari Allah. Satu orang punya cara sendiri untuk mencari Allah. Kalau ada 100 orang, maka ada 100 cara untuk mencari Allah. Allah punya 1 cara untuk mencari miliaran manusia. Padahal manusia menggunakan miliaran cara untuk mencari Allah. Kekristenan berbeda sekali. Allah pasti sanggup mencari kita. Walau persoalan dan pergumulan mungkin coba kita tutupi, tetapi Allah sanggup mencari kita sekalian. Apakah kita seperti Adam dan Hawa yang sedang sembunyi karena kegagalan dan dosa? Allah peduli, memperhatikan dan menemui kita dan memberikan jalan keluar. Pada ayat 15 dikatakan, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Manusia diberi pengharapan. Manusia jatuh karena iblis, namun Tuhan memberikan penghiburan , “Jangan takut dan khawatir”. Di kampung anak kecil suka berkelahi. Ada anak nakal yang memukul saya sehingga saya mengadu ke kakak. Kakak saya berkata,”Tenang saja” maka saya jadi tenang. Seakan-akan dia berkata, nanti aku akan selesaikan. Pernyataan Allah membawa kita ke pemikiran tentang keselamatan. Ini pertama kali Allah mendeklarasikan adanya keselamatan (mengevakuasi dan menyelamatkan kita). Jangan pernah takut kalau kita dicari Allah.  Allah sanggup mencari kita. Petemuan kita dengan Allah itu jalan keluarnya! Allah tidak bermasalah dengan kita yang punya masalah tapi tidak mau datang dan ditemui Allah. Allah adalah pribadi yang selalu memberikan jalan keluar apapun masalah dan persoalannya. Allah sangat proaktif mencari. Allah pribadi lepas pribadi bertemu dengan kita.


                Ada kisah menarik. Suatu saat ada perlombaan menghias gereja saat natal. Pemenangnya adalah orang (tim) yang mendekorasi gereja dengan patung Maria, Yusuf dan bayi Yesus. Tetapi setelah dirayakan , patung Yesus tersebut hilang. Tahun depannya, ada perlombaan yang sama dan kali ini bayi Yesus dilapis emas sehingga menarik luar biasa. Awalnya perlombaan ini akan dibatalkan karena khawatir akan hilang. Namun orang (tim) yang mendekorasi berkata kepada panitia untuk tetap diadakan perlombaan dekorasi dan ia mengatakan, “Nanti kalau hilang lagi, ia siap bertanggung jawab.” Tim ini ternyata memang lagi. Setelah perayaan patung Yesus hilang lagi! Tim penyandang dana mengatakan , “Kita kehilangan banyak”. Untuk tahun ketiga, perlombaan ini dibatalkan. Tetapi orang yang mendekorasi lagi-lagi berkata, “Pa tolong diadakan lagi. Kita akan pasang GPS di patung Yesus untuk cari tahu siapa yang curi.” Ternyata setelah menang, lagi-lagi patung Yesus hilang! Ternyata pertanyaannya, yang hilang itu sebenarnya patung Yesus atau kita? Yang hilang kita! Bukankah yang dicari kita? Maka GPS diganti menjadi God Positioning System supaya Allah bisa menemukan kita karena ada GPS  di dalam hidup kita. Sehingga kita akan ditemukan dimanapun kita berada. Tidak ada satu orang pun dari kita yang terhilang. Ada yang bersembunyi karena persoalan, namun Allah tetap mencari kita. Bagi yang menutupi persoalan, Allah mencari kita. Adam dan Hawa menggunakan daun pohon ara untuk menutupi kesalahan tetapi Allah berbeda dengan manusia. Allah bisa marah luar biasa karena mereka tidak taat kepadaNya. Untuk menyelamatkan manusia harus ada pengorbanan, dan Allah membuat “pakaian dari kulit binatang” untuk menutupi dosa kita. Allah mencari kita untuk diselamatkan  dan diberkati.  

No comments:

Post a Comment