Monday, June 9, 2014

Generasi X, Y , Z

Generasi X, Y, Z

Ev. Lie Wei Jien

Lukas 16:1-8
1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
3  Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
5  Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
6  Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
7  Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.

8  Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Generasi X, Y dan Z

                Dalam sejarah umat manusia, generasi berubah setelah sekian tahun. Dahulu lamanya satu generasi antara 40-50 tahun sehingga orang tua dan anak berada dalam 1 generasi. Kemudian perubahan lamanya satu generasi bertambah cepat.  Sekarang generasi berubah hanya dalam waktu 10 tahun sehingga generasi orang tua sudah pasti bukan generasi anaknya. Orang-orang yang ada saat ini, berasal dari beberapa generasi yakni :
1.     Generasi yang mengalami Perang Dunia II. Ini adalah generasi yang sudah lama berlalu.
2.     Generasi sesudah PD II dikenal sebagai generasi baby-boomer (banyak anak kecil).  Pada jaman perang banyak orang mati,  tapi setelah perdamaian tercapai terjadi banyak kelahiran.  Umur mereka sekarang 48-65 tahun. Ini adalah orang-orang yang harus membangun negara setelah perang. Saat kecil mereka harus bekerja keras. Tetapi makin lama ekonomi mereka membaik.
3.     Generasi X yaitu anak-anak  dari baby-boomer. Mereka lahir tahun antara 1963-1980. Umurnya sekarang 30-50 tahun. Mereka adalah generasi yang sangat cuek. Tidak mau mengurus orang, seringkali menghindari tanggung jawab. Tidak punya komitmen, tidak focus pada sesuatu. Seringkali bertanya mengapa harus saya? Karena seperti itu, generasi seperti ini sering mengalami perceraian. Meskipun begitu mereka bisa menerima perbedaan (bangsa dan agama dll). Bahkan mereka bisa menerima orang-orang yang mempunyai orientasi seksual yang berbeda seperti LGBT (lesbian, gay, bisex, transgender) yang ditolak oleh generasi yang lebih tua.
4.     Generasi Y yang disebut generasi yang malas. Mereka lahir tahun 1981-1994. Jadi saat ini yang berumur 20-30 tahun masuk generasi ini. Mereka punya pikiran, “Kalau bisa tidak kerja kenapa harus kerja?” Mereka adalah generasi yang berutang. Bukan utang sembarang utang, tapi utang dengan kartu kredit. Kalau mau makan enak, makan dulu bayarnya bulan depan. Generasi-generasi sebelumnya berusaha untuk menabung kalau ingin sesuatu.  Tetapi generasi Y bilang, “Ambil dulu siapa tahu besok mati.” Kalau butuh mobil, gunakan kredit asal uang muka cukup. Bahkan kenikmatan pun bisa didapat sebelum bayar. Generasi sebelumnya kalau mau jalan-jalan, mereka menabung dahulu. Generasi Y akan bilang, “Pergi dulu jalan-jalan, setelah pulang baru bayar.”  Generasi ini ingin mendapat kepuasan segera.  Segala sesuatu harus instan (segera) alias tidak sabar menunggu. Mereka kecanduan internet dan dibesarkan dengan teknologi, gadget dsbnya. Mereka harus on-line 24 jam/hari, 7 hari/minggu, 365 hari/tahun. Mereka selalu berusaha mengikuti teknologi.
5.     Generasi Z. Mereka yang lahir tahun 1995-2009. Umur mereka sekarang 5-20 tahun. Waktu mereka lahir, internet sudah ada. Mereka sulit hidup tanpa mesin pencari (engine search) seperti Google. Mereka menganggap internet sebagai kebutuhan dasar seperti air, listrik yang tidak bisa tidak ada. Mereka lahir dengan fokus teknologi. Seorang ibu yang anaknya baru berumur 7 tahun, tidak memberi anaknya ponsel karena khawatir digunakan untuk main game seharian. Anaknya hanya boleh main setelah papa-mamanya pulang dengan meminjam ponsel papa-mamanya. Jadi setiap papa atau mamanya pulang, ia berseru,”Papa, mama pulang. Handphone…handphone…!” Setelah ia dapat ponsel, akhirnya ia pun bermain. Anak ini akrab dengan teknologi. Suatu kali neneknya punya ponsel baru. Saat ia kebingungan menggunakannya karena terlalu banyak fitur yang ada (biasanya hanya digunakan untuk telpon dan SMS saja), sang anak membantu dengan mempelajari cara memakainya. Hanya dalam waktu beberapa menit, sang anak sudah bisa memakai dan mengajarinya. Itu yang disebut lahir dengan fokus teknologi. Tapi generasi ini belum bekerja karena usianya masih di bawah 20 tahun. Jadi tidak tahu nanti setelah dewasa mereka menjadi apa. Namun diprediksi , mereka akan bergaya hidup dan berkoneksi tinggi dengan high-tech. Mereka sangat ahli menggunakan perangkat media sosial seperti Facebook, Twitter dll
6.     Generasi Alpha yang lahir tahun 2010 – sekarang. Mereka umurnya baru 4 tahun.

Apapun Generasinya, Perlu Penebusan Dosa!

                Generasi berubah semakin cepat dan kita hidup dengan generasi yang berbeda dengan kita. Kita perlu melihat generasi ini dari 2 hal yang berbeda. Kita harus membedakan, apa yang kelihatan dan apa yang menjadi isi sesungguhnya. Kita bisa melihat apa yang disebut generasi yang berubah-ubah dan ciri-ciri generasi ini dari “kemasan” yang dapat dilihat dari luar.  Makin ke depan, generasi akan berubah makin cepat. Namun isi dari manusia, kebutuhan manusia dari tiap generasi tidak akan berubah. Setiap generasi dari jaman dulu sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya, punya kebutuhan yang sama yakni untuk ditebus dari dosa! Seorang penulis, Dr. Richard Pratt dari Reformed Theological Seminary, mengatakan bahwa manusia sejak dulu sampai sekarang tidak pernah berubah yaitu lahir dalam dosa dan hidup di dalamnya. Sehingga kebutuhan mereka akan Tuhan tidak berubah yaitu untuk mengenal Yesus dan diselamatkan. Generasi boleh berubah tapi kebutuhan manusia akan Kristus adalah tetap. 

Pelajaran dari Bendahara yang Tidak Jujur

                Lukas 16:1-8 mengisahkan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Pada ayat 8, tuannya  memberi pujian kepada bendaharanya yang cerdik karena ia bisa melewati masa kesusahannya dengan baik. Kita belajar beberapa hal dari kecerdikan (bukan ketidakjujuran) sang bendahara.
Pertama, bendahara ini dapat mengetahui kondisi yang dihadapi yakni apabila ia dipecat sebagai bendahara oleh tuannya (ayat 4). Kalau hal itu terjadi, ia tidak akan punya pekerjaan lagi. Dalam aplikasi, sebagai orang tua kita perlu belajar tentang perbedaan generasi saya dan generasi berikutnya. Dengan mengetahuinya, bisa berguna bagi orang yang memerlukan.

                Kedua, bendahara ini bisa memprediksi masa depan . Dia tidak akan mendapat pekerjaan lagi yang sama dengan sekarang. Jaman itu situasinya berbeda dengan sekarang. Dulu kotanya kecil dan semua orang saling mengenal. Kalau ia dipecat semua orang di kota akan tahu, sehingga tidak akan ada yang mau memperkerjakan dia yang tidak jujur. Itu sebabnya bendahara ini tidak berpikir bekerja di tempat lain. Ia berpikir, yang saya bisa lakukan adalah betani tetapi ia tidak bisa mencangkul. Itu kerja keras yang tidak bisa dilakukan. Itu sebabnya ia tiba ke alternatif yang kedua yakni  mengemis atau meminta-minta, tapi dia malu melakukannya. Dia bisa melihat masa depannya  ada dalam kondisi yang sangat kritis. Demikian juga kita, ketika kita menjadi orang tua atau kakek-nenek, kita perlu melihat generasi di bawah kita. Orang tua harus memikirkan bahwa generasi anak bukan generasinya. Sehingga kita tidak bisa mendidik anak kita dengan megatakan, “Mama dulu…. (begini-begitu).” Atau “Kalau mama sudah ngomong begini harus ikut…” Karena generasi sekarang berbeda. Apa yang dialami dulu sering dianggap kuno sekarang. Meskipun begitu kita perlu ingat apa yang efektif untuk kita belum tentu efektif untuk anak. Jaman dulu kalau dipletotin papa-mama, kita akan ketakutan. Kalau sekarang orang tua melotot, maka anak pura-pura tidak melihat. Dan kita tidak bisa melakukan cara-cara yang dulu kita lakukan kepada anak-anak kita. Bagaimana kita akan mendidik anak-anak kita? Ini yang menjadi kesulitan bagi sang bendahara namun ia pintar. Dia mengambil strategi yang baik. Dia pecahkan masalah dengan tepat. Bukankah kita bisa belajar dari bendahara ini? Kita bisa mencari cara bagaimana kita menggunakan cara-cara yang beda. Ciri-ciri dari setiap generasi adalah hal yang kelihatan seperti baju yang bisa berubah setiap waktu. Yang tidak berubah adalah kebutuhan akan Kristus. Bagaimana dengan generasi yang muda membutuhkan Kristus seperti orang tuanya juga?
Karena itu gunakanlah kekuatan jaman untuk memberi isi pada tiap keadaan. Misalnya, kita akan bicara tentang generasi Z yang hidup dengan internet dan gadget (media sosial sangat penting bagi mereka). Bagaimana mengajarkan ke anak-anak tersebut bahwa Kristus penting untuk mereka.  Kita bisa menggunakan media sosial dan mereka mengikutinya sedemikian rupa sehingga anak kita mendengar banyak kesaksian, sehingga mereka merasakan bagaimana hidup di dalam Kristus bisa menerima itu sebagai kekuatan. Kita perlu memikirkan cara yang efektif agar anak bisa menerima Tuhan Yesus Kristus.

____
Bekerja di Yayasan Eunike yang bergerak dalam bidang pembinaan keluarga dan guru. Bersama orang tua mengajarkan bagaimana orang tua bisa berperan dalam membangun anak-anak mereka. Ul 6: yang memegang peran iman untuk mewariskan iman ke anak adalah orang tuanya. Bergereja di GKY Green Ville.

No comments:

Post a Comment