Sunday, November 10, 2013

Jemaat GKKK yang Setia

Sparrow (Burung Gereja)
 
(Unedited)
 
Pdt. Hery Kwok

Kis 2:41-47
41  Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42  Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
43  Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.


Pengalaman Hidup Berjemaat
Burung gereja (sparrow) adalah jenis burung pipit kecil yang berasal dari keluarga Passeridae. Burung-burung ini mendiami kota-kota dalam jumlah yang sangat besar. Burung gereja merupakan burung yang jinak dari semua burung liar. Pada umumnya, burung gereja berbentuk kecil, berwarna coklat-kelabu, gemuk, berekor pendek, dan memiliki paruh yang kuat. Makanan burung ini adalah biji dan serangga kecil. Pada awalnya, burung gereja berasal dari Eropa, Afrika, dan Asia, kemudian burung ini disebarkan ke Australia dan Amerika. Entah kenapa diberi nama burung gereja. Ada mitos yang mengatakan mungkin karena burung ini senang hinggap dan membuat sarang di bangunan gereja. Tetapi dalam realitanya bukan saja hinggap di gereja, ia juga hinggap di tempat lain. Tema hari ini “Jemaat GKKK yang setia”. Jangan sampai kita punya predikat jemaat tetapi tidak punya kesetiaan beribadah. Jangan sampai berlabel “burung gereja”  hinggap di mana saja.

Dalam pengalaman hidup berjemaat, ada beberapa hal (kalimat / komentar) yang saya dapati :
1.     Saya tidak bertumbuh di gereja tersebut. Pernyataan ini perlu dipikirkan bersama-sama apa maknanya (apa yang dimaksud dengan “tidak bertumbuh”)? Pernyataan “tidak bertumbuh” dari mana? Kalau berkata demikian tapi tidak memahami makna perkataan tersebut jadi aneh.
2.     Saya tidak menikmati ibadah di gereja tersebut. Mungkin pernyataan ini ingin menjelaskan bahwa puji-pujiannya tidak sampai ke surge karena ada gereja yang saat bernyanyi seakan-akan rohnya pergi ke suatu tempat. Atau rasanya roh Tuhan tidak ada sehingga tidak bisa menikmati ibadah di tempat tersebut. Atau musik menggelora sedemikian sehingga membawa ke sebuah emosi.
3.     Saya tidak mendapat berkat di gereja tersebut. Saya tinggal di Kalimanis yang banyak mesjid dan saat tahlilan sering membawa nasi bungkus. Sedangkan di gereja tidak mendapat berkat atau nasi bungkus. Kalau pengertian berkat seperti itu, maka setiap kali ibadah diberi nasi bungkus (besek). Mungkin yang dimaksud berkat, artinya kita tidak mengalami sesuatu dalam hidup kita.
4.     Saya senang menjadi jemaat GKKK (Gereja Kristen Keliling Keliling). Kalau poin 1-3  di atas ada di dalam diri kita, maka jemaat kita memang senang berkeliling-keliling. Di Pos Kelapa Gading dulu saat pelayanan, banyak sekali gereja (katanya sampai tidak bisa dihitung). Tetapi yang hebat ada yang bilang bahwa ia sudah pergi ke semua gereja di Kelapa Gading. Mungkin orang ini cocok disebut GKKK.

Kenapa sulit setia dalam bergereja?
1.     Pemahaman tentang bergereja. Kis.2:42a Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Perlu dikaji pemahaman kita tentang hidup bergereja. Jemaat mula-mula di Kisah Para Rasul 2 hidup dalam keadaan sulit beribadah. Kalau ketahuan percaya pada Kristus , mereka akan ditangkap dan dihukum. Salah satu orang yang mengejar orang Kristen mula-mula adalah Saulus (Rasul Paulus). Hal ini tidak kita alami saat ini. Namun dalam kondisi jemaat seperti itu, dikatakan Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (ayat 41-42a). Mereka hadir dan mendapat pengajaran dari firman Allah. Ukuran bertumbuh di sini ialah mendapat berkat dan menikmati dimana firman Allah yang mengubah hidup kita. Bagaimana firman Tuhan disampaikan dari mimbar gereja membuat kita mengenal Allah. Apakah firman Allah yang dialami jemaat mengubah diri jemaat? Mengubah cara hidup berkeluarga, cara berbisnis dan keseharian jemaat?. Jemaat di sana dikatakan “mereka bertekun dalam perkara itu”. Meskipun mereka sulit untuk datang beribadah karena dikejar musuh tetapi mereka setia bersekutu. Karena ada satu yang mereka cari yaitu firman Allah yang sanggup menghibur mereka, yang sanggup mengubah hidup orang. Firman Allah yang mengubah hidup dari hal yang negatif (pemarah, culas). Dari pelaku bisnis kotor ke bersih, dari suami yang jahat menjadi lembut, itu berarti perubahan. Apakah kita mengalami perubahan seperti jemaat mula-mula. Mengapa kita datang ke gereja? Karena ingin mendengar firman Allah. Bukan karena ada artisnya, pengobatan gratis, pengadaan nasi murah dll. Kalau itu menjadi dasar maka kita tidak akan menjadi setia. Gereja menyediakan pengobatan, makanan sebenarnya tidak salah. Tetapi apakah firman Allah menjadi dasar untuk mendengar?

2.     Keterlibatan Jemaat yang melayani. Pada Kisah Para Rasul dikatakan, Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kis 2:42b) dan Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati (Kis 2:46). Keterlibatan jemaat sangat jelas dalam gereja mula-mula. Mungkin ada jemaat yang berkata, “Pak Petrus nanti di rumah saya yah” atau “Setelah di rumah dia, ke rumah saya ya”. Mereka saling melayani satu dengan yang lain. Mereka melakukan hal itu dengan gembira dan tulus hati. Jemaat kalau melayani sekarang karena  ada hamba Tuhan yang “menodong” (kasih ancaman). Misalnya : kalau tidak melayani nanti bisnismu hancur, kalau tidak menyanyi  maka suaramu jadi serak-serak kacau,  kalau melayani anakmu jadi pintar dll. Padahal apa hubungan melayani dengan anak pintar? Jemaat di sana memahami firman Allah mengubah diri mereka dan mereka ingin melayani satu dengan yang lain. Ada banyak gereja memberikan kesempatan untuk melayani tetapi responnya sangat sedikit sekali. Mungkin hanya 1-2 orang yang meresponi pelayanan. Kebanyakan yang hanya hadir beribadah lalu pulang. Pdt Benny Solihin memberikan ilustrasi berikut. Di sebuah kota kecil, ada gereja yang membutuhkan orang muda untuk melayani. Dia berdoa agar orang muda dibangkitkan untuk melayani. Ternyata ada seorang executive di perusahaan yang gagah dan pintar mau melayani. Namun orang muda ini jatuh sakit dan menjadi semakin parah dan akhirnya meninggal. Hamba Tuhan ini marah kepada Tuhan, dia kecewa dan komplain kepada Tuhan. “Tuhan ini tidak adil, orang ini mau melayani tapi “dicabut”, sedangkan orang yang tidak mau melayani dididamkan saja.” Waktu hatinya begitu Tuhan berbicara, “Yang kasih kesempatan melayani itu Aku dan yang tidak kasih kesempatan juga Aku”. Hamba Tuhan ini terkejut dan sadar bahwa “melayani Tuhan itu anugerah”.  Ada banyak pelayanan di gereja ini. Saya dulu pernah mengajak guru-guru Sekolah Minggu (GSM) visitiasi ke gereja lain. Ada jemaat yang usianya sudah 70 tahun masih menjadi GSM! Jangan berpikir pelayanan Sekolah Minggu  hanya untuk orang-orang muda. Saya punya kerinduan, GSM melayani di waktu ibadah KU1 lalu setelah itu GSM beribadah di KU2. Nanti diatur lantai 4 ada ruang main anak sehingga setelah selesai kelas, anak-anak sekolah minggu bisa bermain di sana. Saya rindu ada jemaat yang rela melayani saat GSM beribadah. Waktu kita melayani maka akan lahir kesetiaan. Kalau hanya hadir lalu pulang, maka rasa untuk memiliki tidak akan muncul.

3.     Kekuatan jemaat yang berdoa. Pada Kisah Para Rasul 2:42b dikatakan Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Salah satu kekuatan gereja adalah saat gereja menjadi gereja yang berdoa. Kalau bangunan, maka pilar yang menopang bangunan itu adalah doa. Saat tekun berdoa, maka kita punya hati untuk gereja. Jemaat mula-mula berdoa dan hidup di dalamnya. Saya berkenalan dengan hamba Tuhan dari Batak. Saya pergi ke Israel ikut dengan rombongan mereka. Gerejanya banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Menurut rekan hamba Tuhan tersebut, salah satu kekuatan gereja yang melayani adalah doa. Seluruh  hamba Tuhan gereja mereka dari seluruh Indonesia berkumpul berdoa sebulan sekali. Jemaat (di Batam) dilatih untuk berdoa. Jemaat hadir untuk berdoa. Mendengar itu, saya terpesona. Kalau di gereja Proteston yang berdoa bisa dihitung dengan jempol. Jemaat tidak senang berdoa, sehingga jemaat tidak mengalami perubahan di gereja. Waktu mengalami beban, maka tidak akan tumbuh setia.

4.     Kehidupan jemaat yang bersaksi. Pada Kisah Para Rasul 2:47 dikatakan Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Karena kita tidak menjadi jemaat yang bersaksi. Walau jemaat awal sulit beribadah, jumlah mereka terus bertambah. Saya melihat keajaiban jemaat Tuhan yang bersaksi melalui hidup mereka sehingga jumlah jemaat bertambah. Saya berjumpa dengan jemaat salah satu gereja. Dia menawarkan saya untuk datang ke gerejanya. Saya pikir orang ini sangat bangga dengan gerejanya. Dia berkata, “Kalau saudara ke gereja saya, saudara akan mengalami lawatan Allah”. Dia tidak pusing, yang diajak pendeta atau bukan. Saya pikir , dia sangat senang, gerejanya dikenal orang dan di sana ada Tuhan yang hibup. Pernah bangga dengan gereja kita : “Gereja saya GKKK Mabes adalah gereja di mana saya diberkati Tuhan”. Atau malu gerejanya saja kusam dan atapnya bolong-bolong. Menurut saya, waktu kita setia bersaksi, akan lahir cinta kita pada gereja. Gereja kita banyak kesempatan bersaksi.  Selama 3 bulan kunjungan, banyak keluarga yang belum percaya pada Tuhan. Saya sangat berapi kalau diajak ke keluarga yang belum mengenal Yesus karena saya ingin berbagi cerita. Saya berkata Yesus adalah Tuhan. Selebihnya kalau mau bertumbuh saya persilahkan datang ke gereja. Mau kah kita menjadi gereja yang bersaksi?  Bersaksi melalui perkataan dan hidup kita? Maka orang akan mencari Tuhan di mana orang itu bertumbuh. Papa saya dulu suka “ribut” dengan saya karena tidak sependapat. Tapi sebelum mama meninggal, ia berkata, “Papa mau ke gereja di tempat saya melayani”. Waktu itu saya melayani di GKY Ketapang. Kebaktian dimulai pk 7, namun pk 5.30 papa saya sudah datang. Sampai satpam berkata, “Saya malu dengan orang tua bapak”. Ternyata dia melihat kesaksian hidup seseorang.

Kesimpulan
Untuk menjadi jemaat yang setia, marilah :
-        jangan hanya menonton. Kalau hanya datang ke gereja, langsung pulang seusai ibadah dan hanya “menonton”, maka jemaat tidak akan pernah bertumbuh kesetiaannya kepada gereja. Karena bila hanya menjadi penonton, jemaat tidak akan tahu apa yang menjadi beban dari gerejanya. Ibarat orang menonton bioskop, setelah selesai, ia tidak pusing apakah ada yang membersihkan ruang bioskop atau apakah gedung bioskopnya mau ambruk atau tidak.
-        jangan menjadi jemaat yang pasif. Karena waktu menjadi jemaat yang pasif, tidak akan timbul kesukaan terhadap gereja ini.
-        jangan jadi jemaat yang bersifat eksklusif (untuk golongan sendiri saja). Jangan menjadi jemaat yang tidak peduli dengan orang lain.
Dengan melihat dan mencontoh teladan jemaat Kristen mula-mula, maka jemaat GKKK Mabes dapat menjadi jemaat yang setia. Saya rindu ada regenerasi dari jemaat yang militan (benar-benar punya kesetiaan dalam bergereja atau seperti pemazmur katakan : senang pergi ke rumah Tuhan).

No comments:

Post a Comment