Sunday, April 7, 2013

Sukacita dan Damai

Pdt Liem Ie Liong

Yohanes 20:19-23
19  Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20  Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
21  Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
22  Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
23  Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

 Yoh. 14:27
 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Filipi 4:4.
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

Pendahuluan.
            Hari ini banyak orang yang stress, yang memerlukan terapi dengan tertawa. Tertawa tidak sama dengan sukacita. Untuk menghilangkan stress, ada yang dengan tertawa, sehingga nonton film yang lucu agar tertawa.
            Beberapa perempuan pergi ke kubur Yesus pagi-pagi hari , masih dalam suasana sedih, tiba-tiba malaikat Tuhan berkata, “Dia tidak ada di sini, sebab Dia telah bangkit, sama seperti yg telah dikatakanNya.” Berita kebangkitan Yesus  membuat mereka berubah, yaitu mereka memperoleh sukacita (kesedihan mereka diubah menjadi sukacita) dan Yesus mengubah ketakutan mereka, dengan memberikan salam… “damai sejahtera”. Berita kebangkitan yang memberi mereka sukacita harus diberitakan kepada murid-muridNya. Lalu Yesus juga menampakkan diriNya kepada murid-muridNya dan berkata, “damai sejahtera bagi kamu”.  Dan setelah mereka menerima salam damai sejahtera itu, lalu Yesus menunjukan bekas paku di tanganNya dan bekas tombak di lambungNya kepada murid-muridNya. Firman Tuhan  mengatakan ,” Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat TUHAN YESUS  sudah Bangkit (Ia sudah Hidup )”.

Mengapa ada orang Kristen yang kehilangan sukacita? Mengapa ada orang Kristen yang kehilangan damai sejahtera? Karena tidak hidup dalam kemenangan, tetapi sebaliknya hidup dalam kekalahan, yaitu jatuh dalam dosa/berbuat dosa lagi. Sehingga orang Kristen tidak memiliki sukacita dan damai sejahtera.
      
Setelah Yesus terangkat ke Sorga, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Saudara sukacita mereka diwujudkan dengan mereka senantiasa berada di dalam bait Allah dan memuliakan Allah. Sukacita yang mereka alami , membawa mereka menyembah Allah di  bait Allah dan memuliakan Allah dengan memuji Allah.

Lihat Mazmur 32:11.  Bersukacitalah dalam Tuhan, bersorak-soraklah orang-orang benar dan orang-orag jujur. Sukacita itu dialami oleh orang-orang benar/orang-orang jujur.  

Sukacita kita karena kehadiranNya. (Yoh. 15:11 “Semua ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh”). Tuhan memberikan sukacita di hati kita, bukan dari luar diri kita  atau dari dunia ini. Ketika kehadiranNya kita rasakan di dalam persekutuan kita dengan Tuhan Yesus.
Yesus  menyediakan sukacita  bagi kita, bukan dari dunia ini.
Bagaimana kita mentaati tuntutan Yesus, Bergembiralah  karena dunia membenci kita dan Bersukacitalah karena kita mengalami penganiayaan/penderitaan karena namaNya. -Lukas 6:22-23.  Kita harus memperhatikan fakta bahwa Yesus menyerahkan diriNya untuk mati demi pengampunan dosa kita – pengampunan akan kegagalan kita yang seharusnya bersukacita di dalam Dia.
 Pada perjamuan terakhir, Ia mengambil cawan dan berkata, “inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat. 26:28). Inilah alasan yang utama Ia datang: “ Anak Manusia datang… untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mrk. 10:45). Maka sukacita kita mempunyai dasar yang kuat yakni  Yesus mencurahkan darahNya agar kegagalan kita untuk bersukacita di dalam Dia dapat diampuni. Jadi Yesus mati untuk menyediakan sukacita bagi kita. Ketika MANUSIA BERDOSA berdamai dengan Allah.

Rasul Paulus dalam Filipi 4:4 mengatakan,”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan, sekali lagi ku katakan bersukacitalah.” Tidak ada limit (batasan) pada intensitas sukacita di dalam  Tuhan Yesus. Rasul Paulus menulis surat Filipi ketika ia ada di dalam penjara, tetapi di dalam penjara ia dan silas dapat memuji Tuhan. Rasul Paulus bersukacita di dalam keadaan ia tidak enak di dalam penjara, tapi ia tetap bersukacita.

Pada  1 Petrus 5: 7 Masalah kekuatiran, membuat kita kehilangan sukacita.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Inilah yang dijanjikan Tuhan, ketika kita menyerahkan segala kekuatiran kita, maka ada kedamain  yang sejati. (bukankah ini juga sudah diajarkan Tuhan Yesus dalam kotbah di Bukit dalam matius 6. Jangan kuatir akan apa yang kita makan, minum dan pakai, dan jangan kuatir akan haris esok. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Ini merupakan jaminan yang Tuhan berikan kepada kita,   Orang Kristen yang percaya pada pemeliharaan Allah, akan mendapatkan damai sejahtera.
Ada seorang raja yang akan memberikan hadiah pada seniman yg dapat membuat suatu lukisan terbaik tentang kedamaian. Banyak seniman yang mencobanya. Raja melihat hasil semua lukisan-lukisan itu. Tetapi hanya ada dua yang ia suka, dan ia harus memilih salah satu di antaranya. Salah satu lukisan menggambarkan danau yang tenang. Danau itu bagaikan cermin yang sempurna bagi gunung-gunung yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Di atasnya langit biru dengan awan di sana-sini. Semua orang yang melihatnya akan berpendapat itulah lukisan yang sempurna tentang kedamaian. Lukisan yang satu lagi menggambarkan gunung-gunung juga, tetapi tampak tegak, angkuh dan kasar. Langit  hitam berawan gelap, ada halilintar di situ. Di bawah  ada air terjun yang airnya bergejolak. Tampak tak ada kedamaian sama sekali. Tetapi raja melihat di belakang air terjun ada sarang burung, Diantara riak gejolak air, duduk seekor induk burung yang  sedang memberi makan pada anaknya dengan penuh kedamaian. Lukisan yang mana yang Anda kira akan menang? Raja memilih lukisan yang kedua.  Karena kata raja,  damai bukan berarti tempat yang tidak ada kegaduhan, permasalahan dan kerja keras. Kedamaian berarti  bila di tengah-tengah semuanya itu tetap ada ketenangan di hati dan tanpa kuatir. Itulah makna sejati kedamaian.

Kekuatiran adalah upaya untuk melindungi diri seperti selimut. Dengan kuatir seolah-olah kita berjaga-jaga. Kekuatiran itu seperti alarm dan seringkali tidak terjadi. Antara kekuatiran dengan ketakutan, secara psikologi dibedakan  menjadi dua, yang memiliki objek dan tidak memiliki objek. Kekuatiran itu ketidakpercayaan kepada Allah. Firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:7 mengatakan  ,”Serahkanlah (dalam bahasa Yunani berarti “Lemparkanlah) segala kekuatiran kita kepada Allah. Ia yang memelihara kita”.

 2 kunci yang harus kita lakukan sebagai anak-anak Tuhan, ketika ada kekuatiran.
 1. Berdoa “serahkanlah kepada Allah”.
 2. Mempraktekkan penyerahan diri yang terus menerus kepada Allah.
 Dalam Buku:”Kuasa penyerahan diri“,ditulis oleh Jerry White, menulis:” Penyerahakan diri setiap hari merupakan jalan yang indah untuk kita tetap tinggal dalam penyerahan pada kehendakNya”
Hidup orang Kristus yang demikian, dapat memiliki damai sejahtera yang                   melampaui  segala akal, akan memelihara  hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:7).

Penutup:
Di dalam dunia ada kesusahan, ada penderitaan, ada tantangan dalam kehidupan ini , kita tidak punya kuasa mengerti apa yang akan terjadi pada hari esok.  Maka percayalah dan alami selalu KUASA KEBANGKITAN  YESUS KRISTUS  dalam kehidupan saudara dan saya. Orang benar  akan hidup  oleh iman / percaya kepada Tuhan Yesus, bukan karena  melihat. Inipun dikatakan Rasul Paulus ( 2 Kor. 5:7).  Tuhan Yesus berkata: Berbahagialah mereka yang tidak melihat ,namun percaya . (Yoh. 20:29).
Ada jaminan untuk hari esok, maka Sukacita dan  Damai sejahtera itu  kita miliki, dalam  Yesus  yang sudah BANGKIT!   Kristus  sudah  HIDUP…! (seperti pada pujian “ Sebab Dia Hidup, ada hari esok”).

No comments:

Post a Comment