Monday, January 8, 2018

Keselamatan yang Tak Hilang Namun Dihidupi dengan Sembarangan?

Pdt. Hery Kwok

Efesus 1:4-5
4  Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
5  Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

Efesus 2:1-3, 8-9
1  Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
3  Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
8  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
9  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Efesus 4:17-18, 20-25
17  Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
18  dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
20  Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
21  Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
22  yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23  supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24  dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25  Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

Pendahuluan

              Selama setahun akan dibicarakan tentang kedaulutan Allah dan dimulai dengan tema “Keselamatan yang Tak Hilang ,  Namun Dihidupi dengan Sembarangan?” Sembarangan artinya sembrono, tidak sesuai dengan keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Terkait dengan tema “Keselamatan yang Tidak Hilang”, timbul pertanyaan : “Apa benar keselamatan itu tidak bisa hilang?” Kalau keselamatan tidak hilang, bagaimana kita menghidupi keselamatan itu sehingga sepadan dengan keselamatan yang dianugerahkan dan hidup yang dijalani? Sebelum membahas tema di atas, terlebih dahulu dilemparkan 2 buah pertanyaan yakni :

1.     Apa Anda yakin sudah Diselamatkan?

Ini adalah pertanyaan penting menyangkut pribadi kita dengan Tuhan. Setiap minggu kita datang beribadah, tetapi apakah kita yakin bahwa kita  sudah memiliki keselamatan itu? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan kata “rasanya” atau “perasaan saya” karena jawaban seperti itu menunjukkan dasar yang sangat rapuh . Bila “perasaan” yang menjadi dasar keselamatan, maka kita perlu mengkaji ulang tentang apa yang kita yakini.
Misalnya ada seorang laki-laki dan seorang perempuan.  Laki-laki itu kemudian berkata “Sepertinya perempuan itu jatuh cinta kepada saya” maka perkataannya itu tidak memiliki landasan yang kuat karena belum dikonfirmasi oleh sang perempuan. Kalau ditanya dasar perkataannya,  sang lelaki memberi alasan yang tidak tepat seperti “Dia terus memandang (tersenyum ke) saya, jadi jangan-jangan dia jatuh cinta”. Karena bisa saja saat ditanyakan ke sang  perempuan, dia bisa menyangkal “Siapa yang cinta kamu?” sehingga dengan jawaban ini,  pernyataan sang lelaki menjadi tidak benar dan selanjutnya penolakan ini bisa menghancurkan hati sang lelaki .

Pernah sewaktu saya dan shi mu sedang makan di sebuah restoran, tiba-tiba ada seorang perempuan melihat kepada saya lalu kemudian tersenyum. Karena saya takut dia adalah jemaat yang tidak saya kenal karena saya sudah menyampaikan khotbah di mana-mana , maka bila tidak membalas senyumnya saya akan dikatakan sombong. Maka saya pun ikut senyum. Lalu ia datang ,”Ko, saya mau menawarkan bak pao”. Rupanya ini alasan sebenarnya sang perempuan tersenyum kepada saya. Jadi bisa menjadi pemahaman yang keliru kalau seseorang menilai orang lain ,”Dia jatuh cinta kepada saya.” berdasarkan perasaan semata.

Seharusnya dasar keselamatan kita adalah firman Tuhan. Pada waktu seseorang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, membuka hati dan menerimaNya dalam hidup karena anugerah dan belas kasihan Nya maka itulah dasarnya bahwa kita memperoleh keselamatan. Jadi dasarnya adalah Firman (perkataan) Tuhan di mana kita diingatkan bahwa setiap orang yang mulutnya mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Engkaulah Tuhan saya, maka disitulah kita memperoleh keselamatan. Dulu sewaktu muda saya pernah ikut pelayanan mudika di gereja Katholik (ikut menyanyi walau suara fals). Saya ke gereja dan melayani tetapi belum berjumpa dengan Tuhan Yesus secara pribadi. Saat saya menjadi mahasiswa jurusan teologia, baru saya dibukakan bahwa saya orang berdosa dan Kitab Suci mengatakan ,”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Roma 10:9). Itulah keselamatan yang menjadi keyakinan yang kokoh dalam kehidupan kita.

2.     Bagaimana Anda menjalani hidup yang Anda yakini sudah diselamatkan?

Kalau ada yanag berkata, “Sepertinya saya sudah diselamatkan tetapi masih suka bicara kotor, sering memukul istri, tipu-menipu , hidup dalam perzinahan, hidup yang sembrono (seperti main judi dll)”, apakah Anda diselamatkan dengan hidup yang seperti itu?  Maka itu membuktikan bahwa keselamatannya itu bukan dari sorga karena hidup dijalani dengan sembarangan. Sayangnya, banyak orang Kristen yang hidupnya tidak karuan.  Saya pernah melakukan konseling terhadap sepasang suami-istri. Istrinya diperlakukan dengan tidak karuan seperti dipukul oleh suami. Kalau kita (berani) berkata bahwa sudah diselamatkan tetapi hidup seperti itu maka kita harus malu. Kalau masih bicara kotor maka malu dengan mulut kita. Kalau masih pukul orang maka kita malu dengan tangan kita, masih nonton film porno malu dengan mata kita, kalau masih senang bergosip maka malu dengan telinga. Artinya hidupmu dengan keselamatan yang diyakini adalah 2 hal yang berbeda. Saya ingin jemaat mengalami apa yang benar-benar anugerah Allah dan dihidupi itu sesuai.

Pemahaman tentang keselamatan

Roma 10:9  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. maka apakah saat kita mengaku percaya itu karena kita mampu untuk merespon tawaran Allah melalui hamba Tuhannya? Saya dididik dan dilayani seorang mentor dari kakak tingkat mahasiswa yang melayani di Perkantas dan ia membimbing saya untuk mengaku dan menerima Tuhan. Saat saya menerima Tuhan, apakah saya mampu meresponi tawaran Allah? Kalau salah tafsir, maka kita menjadi sombong dalam keselamatan dan tidak bisa mengisi keselamatan dengan baik dan benar.  Dasar untuk bisa percaya apakah karena kita mampu meresponi saat ada panggilan untuk percaya (siapa yang mau terima Tuhan angkat tangan). Pdt. Stephen Tong dalam rally (pelayanan di daerah), ia merasa terpanggil untuk datang ke Kalimantan Barat. Pdt. Stephen Tong selalu mengakhiri dengan tantangan (altar call). Pdt. Rudi (ipar mu shi yang melayani di GRII) bercerita , “Pdt Stepehn Tong dalam rally pelayanan ke daerah, saat ia tantang semua orang , banyak orang Tionghoa yang maju.” Ia berkata,”Di lingkungan gereja Tionghoa , apakah kita melihat orang Tionghoa perlu diselamatkan atu tidak itu menjadi tanggung jawab yang Tuhan taruh dalam diri kita. Saat di Kalbar, Pdt. Stephen Tong memberitakan firman dan banyak yang merespons percaya. Apakah saat Pdt. Stephen Tong menantang keselamatan dari Kitab Suci dan kita percaya berdasarkan kekuatan kita?. Apakah keselamatan itu saya yang bisa responi?

Efesus 2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Saat Rasul Paulus berkata dahulu kamu sudah mati, kamu adalah orang berdosa. Dulu kami seperti kamu karena kami mengikuti jalan dunia dan mentaati penguasa dan hidup dalam nafsu daging (menurut kehendak daging). Dengan kata lain, Rasul Paulus berkata, kita orang berdosa dan tidak punya kemampuan untuk percaya Allah. Orang mati tidak bisa meresponi. Kalau orang meninggal dicubit, maka ia tidak meresponi bahwa ia sakit. Kalau ia berteriak maka pengunjung akan kabur. Kalau ia meresponi berarti ia tidak mati. Orang mati tidak bisa berbuat apa-apa. Rasul Paulus berkata, “Kita orang berdosa adalah orang yang tidak bisa meresponi apa-apa.” Itulah hidup kita. Kita hidup dikuasai oleh dunia ini. Orientasi hidup kita adalah mengikuti penguasa di udara dan kesenangannya mengikuti keinginan daging. Maka saat mengenal Allah, kita tidak merasa gentar / takut. Orang berdosa saat berbuat dosa tidak merasa apa-apa. Sedangkan orang benar saat berbuat jahat merasa takut dan dag-dig-dug.  Kalau tukang nyontek saat nyontek tidak merasa dag-dig-dug. Saat Rasul Paulus berkata pada pasal 2 , kita tidak bisa meresponi apa yang sebenarnya kita lihat.

Ilustrasi, pada waktu kertas jatuh, ia tidak bisa naik sendiri ke meja lagi kalau bukan manusia yang mempunyai inisiatif mengangkatnya kembali maka kertas ini akan tetap tergeletak di bawah. Tetapi saat manusia mau dan punya keinginan dan meletakkannya kembali maka kertas itu bisa ada di meja kembali. Waktu kita menjadi orang berdosa maka kita mati dan tidak bisa untuk bangkit, naik ke atas tetapi tetap berada dalam keberdosaanmu.
Efesus 2: 8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.  Karena anugerah dan kasih karunia kita bisa percaya dan meresponinya, karena kita mendapat belas kasihan, maka kita bisa mengaku percaya. Bagaimana Allah membuktikan itu? Ia sudah menetapkannya pada Efesus 1:4  Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.Sebelum dunia dijadikan, Aku sudah memilih engkau. Sebelum engkau melakukan kejahatan / berdosa, Aku sudah menetapkan engkau sebagai orang yang dianugerahkan keselamatan. Inilah keagungan keselamatan , doktrin keselamatan yang dengan jelas disampaikan Alkitab bahwa kala kita bisa meresponi , itu merupakan kemurahan Allah. Ini menjadi dasar untuk kita bisa melihat dengan baik, bagaimana kita bisa menghidupinya?

Menghidupi Keselamatan dalam Hidup

Ada 3 hal yang ingin disampaikan. Kalau kita ditetapkan untuk diselamatkan sebelum dunia dijadikan (seperti tertulis pada Efesus 1:4), Sebelum dunia ada, sebelum Kejadian 1 (diciptakannya pada mulanya langit dan bumi) atau sebelum Adam dan Hawa, Allah sudah menetapkan saya untuk nanti diselamatkan. Waktu saya dihadirkan melalui orang tua saya menjadi anak kecil, saya adalah orang berdosa. Tetapi waktu Ia menentukan saya sudah mendapat anugerah, suatu saat Ia memberikan pernyataan keselamatan itu sehingga saya bisa percaya. Kalau anugerah itu hebat, mulia dan luar biasa dan kita memahami anugerah yang benar seperti itu, bagaimana hidup kita? Keselamatan yang adalah anugerah Allah, harus nyata dalam hidup Anda melalui :

1.     Beribadah kepada Allah, bersekutu dengan Allah, bereleasi dengan Allah (orientasi /focus/tujuan hidup kita)
Efesus 4:20-21 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus. Waktu dia menentukan bahwa saya mendapat anugerah dan Dia memberikan pernyataan itu maka saya bisa percaya. Kalau kita dianugerahkan keselamatan maka itu seharusnya nyata dalam ibadah, sekutu dan relasi kita dengan Allah. Itu yang menjadi orientasi dan tujuan hidup kita yaitu untuk menyembah Dia.  Waktu bangsa Israel dibebaskan dari Mesir (kitab Keluaran), Musa menyampaikan ke Firaun, “Aku akan membawa umatku keluar ke tanah perjanjian. Pada waktu di padang gurun, mereka harus beribadah kepada Allah.” Pembebasan Israel dari perbudakan orang Mesir maksudnya agar orang Israel harus beribadah kepada Allah. Pada Kitab Keluaran, orang Israel dilepaskan dari perbudakan Mesir dan mereka harus beribadah. Seperti juga setelah kita dilepaskan dari dosa, Tuhan ingin kita beribadah kepadaNya. Karena Tuhan tahu bahwa ibadah itu penting, maka Ia memberikan suatu hari khusus (Pada Kitab Keluaran pasal 20 dikatakan kuduskanlah hari Sabat). Ibadah itu khusus dan penting dan karena manusia bisa tidak punya waktu maka Allah memberikan satu hari yang khusus. Pada hukum ke-4 “Kuduskanlah hari Sabat”, Allah ingin bersekutu dengan umat yang ditebusNya. Ibadah penting sehingga setelah umat Israel diselamatkan mereka perlu beribadah. Bersekutu dan beribadah bukan pilihan. Orang Kristen yang tidak memahami dan menghargai tentang keselamatan menganggap ibadah sebagai pilihan sehingga boleh datang boleh tidak. Ibadah adalah perintah dari Allah. Allah katakan ke bangsa Israel bahwa ibadah adalah kewajiban (bukan kerelaan). Orang Israel hidup 430 tahun dalam perbudakan Mesir di mana mereka menyembah ilah-ilah orang Mesir (seperti dewa matahari dll), hidup rohani mereka tidak ada yang baik. Makanya Tuhan minta mereka wajib beribadah.

Seorang dokter mendiagnosa bahwa pasiennya kena sakit jantung dan mewajibkan pasiennya untuk minum obat setiap hari. Perkataan “wajib minum obat” adalah perkataan yang tidak bertujuan jahat. Karena kalau obat tidak diminum maka pasiennya akan mati. Apakah perkataan dokter tersebut adalah peraturan yang jahat? Tidak, karena akan membuat pasiennya hidup. Waktu Tuhan berkata orang Israel wajib beribadah, itu bukan pilihan atau kehendak (kemauan) saya untuk beribadah. Saat beribadah dengan baik maka kita tidak akan merasa terbebani. Saat beribadah kepada Allah, maka yang beruntung adalah kita. Dia memberikan rahmat, anugerah dan sukacitaNya, maka itulah yang Dia ingin berikan. Dalam ibadah raya, bila ada seorang laki-laki yang diwajibkan tidak hadir maka ia harus dihukum mati. Sepertinya Tuhan tidak adil karena tidak memberikan pilihan sendiri. Ternyata salah, Allah ingin kita hidup maka dia ingin kita beribadah. Keselamatan anugerah Allah yang sudah didapat karena kebenaran kitab Suci, apakah kita hidup dalam ibadah yang baik? Ibadah di mana kita datang dalam kehausan. Mari kita refleksikan apakah ibadah kita bolong-bolong atau menjadi kesukaan kita? Allah menyelamatkan kita agar kita bisa datang kepadaNya.

2.       Manusia baru yang diubahkan dari hari ke hari (cara/ sikap hidup kita)
         Orang-orang Kristen yang mengaku telah diselamatkan tetapi masih suka menampar istri atau istri yang suka berkata kasar kepada suami, anak yang tidak hormat kepada orang tua, orang-orang muda yang masih suka perkara porno maka pertanyaannya sederhana : apakah manusia baru itu benar-benar telah terjadi dalam diri mereka? Kalau masih hidup bergelimang dosa maka kita harus sungguh-sungguh menggumulinya. Orang Kristen memang masih bisa berbuat dosa namun perbedaannya, setelah mendapat anugerah keselamatan dan diperbarui, kita tidak hidup dalam dosa. Kita masih bisa jatuh mencontek. Contoh : saat menghadapi ujian di S2, saya hanya bisa menjawab 1 dari 5 pertanyaan, godaannya sangat besar untuk mencontek namun karena saya duduk di depan maka terbebaslah saya dari dosa untuk mencontek. Yusuf lari saat digoda istri Potifar karena ia tahu bila tidak lari ia bisa jatuh ke dalam dosa. Sayangnya, kita senang ‘lari di tempat’ dalam menghadapi dosa sehingga bisa jatuh berkali-kali dalam dosa. Sehingga Rasul Paulus berkata dalam Efesus 4:22-24. yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,  supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,  dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.   Maka biarlah manusia baru terjadi dalam pengudusan demi pengudusan sehingga kita diubahkan sesuai dengan gambar anak Allah. Roma 8:29a Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.  Allah ingin orang yang ditebusnya menyerupai gambar Anak Allah. Dia ingin kita berubah dalam karakter dan dari kehidupan lama kita. Poin kedua ini dengan mudah bisa dilihat oleh orang lain sehingga kalau kita masih suka omong kotor, nonton film porno, hidup dalam pelacuran, perjudian dan gossip maka cara manusia lama itu harus ditanggalkan.

3.       Menjadi berkat bagi sesamamu melalu hidup melayani (hidup yang berbagi bukan hidup egois)
         Efesus 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Keselamatan bila tidak menjadi berkat bagi sesama, maka berarti kita masih egois. Allah berkata bahwa Aku membawa orang Israel untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa dari awal Alkitab sudah memberikan sebuah penuntun agar orang Israel mewartakan dan menyatakan Allah Yahweh dalam hidup mereka dan hal yang sama juga berlaku untuk kita. Dalam lirik lagu, “Apakah engkau kenal Yesus?” pertanyaan ini bukan untuk diri kita tetapi untuk orang lain. Kita menjadi orang Kristen yang egois dan individual (misal : setelah ibadah langsung pulang) maka keselamatan yang demikian mahal dan sempurna sangat disayangkan bila dikaitkan dengan cara hidup yang tidak Tuhan kehendaki. Sehingga Rasul Paulus mengatakan pada Efesus 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, . Mari hidupi keselamatan dengan benar sesuai yang diajarkan Kitab Suci. Ikuti ajaran Kitab Suci maka kita bisa menikmati perjalanan keselamatan kita dengan indah dan luar biasa. Tahun 2018 menjadi tahun resolusi untuk hidup dalam kebenaran firman dengan baik.

No comments:

Post a Comment