Monday, September 5, 2016

Belajar Menjadi Murid Yesus


Pdt. Hery Kwok

Yoh 1:43  Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
Yoh 15:16  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
1Tim 4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
1 Tim 6:3  Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat  —  yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus  —  dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,

Pendahuluan                                                                                                                             

Ada beberapa nats Alkitab yang dikutip untuk tema hari ini yakni :
- Yoh 1:43 Rasul Yohanes menulis bagaimana Yesus memanggil salah satu muridnya.
- Yoh 15:16. Ayat ini pernah diucapkan oleh seorang supir non Kristen di Gereja Kristen Ketapang. Dia mengatakan menjadi murid Kristus dipilih oleh Allah bukan manusia. Kalau yang mengatakan hal tersebut orang Kristen, aktifis, atau majelis saya tidak heran, tetapi kalau yang mengatakannya orang non Kristen saya jadi terheran-heran. Yesus berkata dengan jelas kepada Filipus,”Ikutlah Aku”. Kita menjadi murid Tuhan Yesus karena wibawa dan otoritas dari Allah bukan karena kita. Rasul Paulus berkata bahwa Timotius akan menjadi pelayanan Kristus yang baik kalau mengingatkan orang lain, saudara lain, orang yang mengenal Kristus agar belajar tentang pokok iman dalam ajaran yang sehat yaitu Firman Tuhan.
- 1 Tim 4:6 Rasul Paulus memberi penekanan agar murid membuahkan murid yang lain .
- 1 Tim 6:3 Seorang murid Tuhan Yesus harus mengikuti perkataanNya dan hidup sepadan.

Apa konsep Anda tentang menjadi murid Yesus?

                Menjadi murid Tuhan Yesus adalah istilah yang dipahami dan tidak asing. Sejak kecil (Sekolah Minggu) kita diajarkan menyanyi lagu “Aku Laskar Kristus” yang adalah murid Kristus. Nyanyian ini mengingatkan bahwa kita adalah murid Kristus sehingga istilah murid Kristus sudah tidak asing. Berangkat remaja/pemuda, kita diingatkan oleh lagu “Saya Mau Iring Yesus”. Sedang konsep kita apa menjadi murid Yesus? Tokoh religius India, Mahatma Gandhi, tidak mau menjadi orang Kristen karena melihat perirlaku orang Kristen (murid Kristus) yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Gandhi memuji ajaran Yesus Kristus sebagai bagus dan luar biasa, tapi ia tidak mau menjadi murid Kristus bukan karena Firman Tuhan atau tokoh Yesus Kristus, tetapi karena pengikutnya (murid Kristus). Ini sesuatu yang sangat ‘menampar’ orang Kristen.

                Kita bisa memahami mengapa Rasul Paulus sedemikian militan dan kuat? Mengapa Rasul Yohanes mau dikucilkan di Pulau Patmos, Rasul Yakobus mati sahid, Rasul  Petrus mati dengan posisi terbalik, rasul-rasul lain dan orang-orang lain mau menderita sampai mereka memberikan dirinya untuk dibunuh. Martir pertama, Stefanus bukanlah seorang rasul tetapi ia telah membuktikan diri sebagai murid Kristus yang sejati dan berani membayar harga dari pengakuan dan keyakinannya bahwa ia adalah murid Kristus. Kita mengalami kesulitan untuk memahaminya karena  konsep kita dalam belajar. Apa tujuan kita menyekolahkan anak kita? Ada yang berkata anak bersekolah agar tidak bodoh karena kalau bodoh tidak bisa bekerja dan mencari uang, tidak bisa menikmati hidup enak dan akan menyusahkan diri serta orang lain. Maka saat belajar, kita selalu menekankan tingkat pengetahuan semata (hanya pengetahuan yang menjadi tujuan kita belajar). Hal ini  tidak sepenuhnya salah. Namun kalau hanya itu tujuan satu-satunya, maka kita tidak akan menemukan relasi antara ilmu dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam proses belajar sekarang  bisa saja murid tidak bertemu dengan guru karena bisa bertemu jarak jauh. Pada zaman sekarang yang didukung oleh teknologi yang canggih, kita bisa belajar dengan orang di Amerika, tutorial bisa didapat melalui konferensi jarak jauh atau pun universitas terbuka. Teman saya ada yang mengikuti sekolah lanjutan melalui universitas terbuka dan  tidak perlu terus tatap muka (cukup 1-2 kali). Jadi proses belajar sekarang tidak perlu lagi bertemu dengan guru terus menerus. Karena tujuan kita belajar agar dibekali kepintaran yang akan menolong agar menjadi orang yang bisa mencari uang, menghidupi diri sendiri dan keluarga (kalau sudah menikah dan menyekolahkan anak). Proses belajar dalam dunia sekarang seperti itu. Maka kita sekarang melihat orang-orang hebat dan jenius dalam pemerintah tapi berani korupsi dan mengambil uang rakyat. Sejak kecil orang diisi dengan konsep bahwa otak harus pintar dan nomor satu. Saat acara reuni dan melihat gurunya masih hidup, lalu para mantan siswa yang sudah sukses secara materi lalu mengumpulkan uang untuk membeli hadiah bagi sang guru. Relasi antara murid dengan guru hanyalah sebatas itu. Tujuan proses belajar seperti itu. Maka menjadi murid Kristus, konsepnya akan menjadi sama seperti itu. Banyak orang Kristen yang memuaskan otak hanya dengan Firman saja. Ini tidak sepenuhnya salah. Sayangnya pada proses ini tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perubahan hidup.

                Saat mengikuti seminar yang diadakan oleh GKKK unit Central Park yang dibawakan oleh Ev. Johni yang berlatar jurusan apologetik (pembelaan iman dijelaskan kepada orang non Kristen). Ia berbicara dengan topik yang sangat bagus. Apa relevansi doktrin Tritunggal dalam hidup kita (apa pentingnya doktrin itu)? Hanya untuk memenuhi pikiran kita? Allah saya begini loh. Misal : saya menjadi pendeta di gereja, di rumah menjadi suami dari Ev. Susan , dan bila diperlukan  menjadi supir. Apakah Allah seperti itu? Itu salah. Allah yang kita sembah , Allah Tritunggal, dengan pribadi masing-masing, Allah Bapa , Anak dan Roh Kudus (dalam pribadi masing-masing tidak terpisah. Hanya itukah yang menjadi pengetahuan teologia di kepala kita? Apa hubungan Allah Tritunggal dengan hidup kita? Tidak mungkin pengetahuan Tuhan tidak masuk dalam hidup kita. Konsep menjadi murid dalam Alkitab bagus sekali.

Konsep menjadi murid menurut Alkitab.

Kata murid ditulis dalam bahasa Yunani : Mathetes (disciple atau pelajar):
1.     Relasi antara guru dengan muridnya
Dalam pemahaman orang Yahudi dan Yunani yang belajar filsafat, seorang bisa dikatakan murid bila memiliki hubungan antara guru dengan muridnya yang tidak terbatas dalam proses belajar saja tetapi terus berkelanjutan. Dalam Kisah Para Rasul, semua murid (orang yang menjadi percaya) punya kondisi yang sehati satu dengan yang lain karena mereka punya relasi dengan gurunya dalam hal yang sama. Tidak ada murid yang tidak punya hubungan dengan gurunya. Relasi ini penting karena perjalanan murid dan guru merupakan perjalanan bersama-sama. Seperti kemana pun Yesus pergi , murid-muridNya mengikutiNya

2.     Proses yang dijalani seorang murid (pelajar)
Kata ‘murid’ menekankan adanya proses yang dijalani mruid untuk mengenal karakter dan ajaran gurunya dan dibentuk menjadi sama dengan gurunya. Apa yang ada dalam karakter gurunya harus ada dalam diri murid-muridnya. Para rasul mengalami perubahan dalam belajar mengenal Kristus. Dulu Paulus menentang Yesus dan bermaksud membunuh murid-muridNya. Tapi begitu menjadi murid Yesus dengan ajaranNya untuk mengasihi seroang akan yang lain dan menyaksikan kasih Yesus dalam hidupnya, maka Paulus pun berubah.

3.     Mengikuti
Dalam kata Mathetes ada pengertian mengikuti (tidak ada lagi yang kita tentang). Tidak ada yang kita pertahankan, kemauan saya ada di dalam dia. Saat orang menikah dan mau ikut berarti menanggalkan diri. Suami dan istri kalau tidak menanggalkan ego, rumah tangga bisa tenggelam. Maka mulailah bertemu dengan pribadi yang berbeda dan saya berkomitmen mengikuti dia. Kemana guru pergi, walau tidak mau, di sanalah saya harus ikut. Tidak ada konsep : Tuhan saya maunya begini. Tuhan tidak melayani hamya saat senang. Tetapi banyak orang Kristen yang mengaku muridNya tidak begitu, kalau tidak suka atau enjoy tidak pelayanan dan beribadah. Kita hidup dalam zaman seperti ini, untuk menjadi murid pengikut Tuhan.

4.     Seorang yang menjadi murid kemudian membuat murid (pemuridan).
Murid memuridkan orang lain.  Maka rasul memuridkan orang lain. Timotius murid dari Rasul Paulus. Dan Paulus meminta Timotius mengajar orang yang cakap

Menjadi murid...

Dalam konsep orang Yunani
Seorang yang senantiasa mengikuti gurunya dan mengalami proses pembelajaran sampai proses pengujian sehingga akhirnya dapat memiliki murid yang belajar dari dirinya (menghasilkan murid). Perubahan yg terjadi dari seorang yang menjadi Murid Kristus : mengalami pertumbuhan iman yang diwujudkan (dibuktikan) dalam mentaati Firman Tuhan.
Kalau mau menjadi murid Yesus tapi tidak rindu memuridkan maka kita tidak berani mengatakan kita seorang murid. Maka ktia berkonsetnrasi ke penginjalan dan pemuridan agar memahami menjadi murid. Dengan menjadi murid terjadi perubahan dalam diri orang itu. Murid itu mengalami pertumbuhan imannya. Imannya kepada Kristus makin nyata setiap hari dengan mentaati firman. Murid yang mentaati iman akan memiliki pertumbuhan iman dengan gurunya. Jemaat yang sedang bergumul dengan masalah jangan mencari jalan pintas. Kalau mengalami kesulitan ekonomi, jangan pikir Tuhan mau apa dalam diri saya. Pertumbuhan iman apa yang Engkau kehendaki? Kalau tidak terjadi, maka  tidak bertumbuh dalam iman. Walau anak/istri/suami bermasalah, studi bermasalah, pergaulan bermasalah maka pikirkan apa yang Tuhan mau. Itulah murid. Mencari pasangan / teman hidup mudah sekali. Apalagi populasi orang di dunia lebih banyak perempuan. Kita bergumul dengan baik dengan mentaati iman. Seorang murid mengalami pertumbuhan iman dalam pendidikan dalam konsentrasi ini.

Proses menjadi murid Kristus dalam hubungan pribadi antara murid dengan gurunya

1.     Seorang murid akan mengajukan pertanyaaan terus-menerus kepada gurunya bagaimana cara mengikut Yesus.
Dalam doa malam, saya dan shi mu terus meminta agar Tuhan memberi petunjuk dan kehendakNya  kepada kami dalam mengajar jemaat di GKKK Mabes. Majelis dan teman dekat mu-shi mengerti kesulitan dalam menggembalakan. Kalau tidak ada hubungan dengan Tuhan dan Kristus tidak nyata dalam hidupmu itu bukan murid Kristus.
2.     Seorang murid akan belajar dari perkataan-perkataan Yesus.
Seorang murid Kristus mempunyai kecintaan untuk membaca Firman Tuhan setiap hari. Sehingga saya minta dibuat program untuk anak-anak  Sekolah Minggu agar rindu membaca Alktiab setiap hari walau tidak mudah kasih reward dll. Kalau membaca Firman Tuhan sudah merasuk dalam kehidupan, maka yang dipikirkan adalah Firman Tuhan.
3.     Seorang murid akan belajar dari cara Yesus melayani.
Ini tingkatan yang lebih tinggi. Mengapa orang Kristen yang percaya dibawa untuk melayani dia? Kalau ada yang bilang susah melayani karena sibuk, sesungguhnya paradoks. Tuhan yang memberi kesibukan, pekerjaan , bisnis. Apa harus ditarik Kistus baru melayani Tuhan? Saya banyak bertemu oang yang sudah collapse atau di kursi roda baru mau melayani Tuhan.
4.     Seorang murid akan mengimitasikan (menirukan / sama seprti ..) hidup dan karakter Yesus. Seperti pada Roma 8  di mana Rasul Paulus memberitakan bagaimana Allah memilih kita berdasarkan kerelaan hatiNya dan memprosesnya. Dia menjadi kepala dari orang tebusan. Kita diminta untuk melakukan supaya sama dengan karakter Tuhan Yesus. Mahatma Gandhi (1869-1948) tidak mau menjadi Kristen karena  melihat perilaku orang Kristen yang tidak mengikuti ajaran Yesus.
5.     Seorang murid akan menemukan dan mengajar murid-murid yang lain demi Yesus.

Penekanan Injil tentang menjadi Murid
Matius :
Konsep pemuridan dikaitkan dengan pengutusan. Setelah murid-murid memahami ajaranNya maka Tuhan Yesus memberi perintah “Jadikanlah muridKu” (Mat 28:19-20).

Markus :
Seorang murid sekaligus merupakan pelayan yang ditebus sehingga penekanan yang penting adalah kerendahan hati seorang murid. Kita harus mau dibentuk dan diproses. Ini sulit karena dalam zaman post-modern, orang punya konsep bahwa dirinya paling benar sehingga kalau dinasehati (bahkan oleh pendeta) akan dilawan. Markus : engkau seorang murid dan pelayan, engkau mau diajar, ditegur dan dibimbing melalui Roh Kudus , Hamba Tuhan, pembina rohani, orang tua kita. Ev. Bejo Lie M.Th. dalam relasi antara Anak, Bapa dan Roh Kudus pada konsep Tritunggal, Yesus sepertinya berperan di bawah Bapa walau setara di mana Ia mau merendahkan diriNya.  Bahkan seorang pendeta juga perlu diajar dan diberi petunjuk tentang kelemahannya walau tidak mudah menyikapinya. Begitulah proses yang dikatakan Markus tentang seorang murid harus belajar.

Lukas :
Jalan yang harus ditempuh oleh seorang murid bukanlah jalan yang mudah tetapi jalan yang penuh pengorbanan. Seorang murid bukan saja hanya tahu apa yang dikatakan oleh gurunya tetapi juga memilih berada di jalan gurunya. Langkah ini yang akhirnya akan menghasilkan buah yang konsisten dengan jalan yang dipilih oleh murid Kristus. Mengikut Kristus susah, harus menyangkal diriBarangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. (Mat 10:37)

Yohanes :
Murid yang mengikut Yesus memiliki banyak kekurangan (terikat dosa). Karena itu penekanan menjadi murid Kristus berarti diberi kesempatan untuk bebas dari ikatan dosa. Tuhan Yesus berbicara ke Nikodemus untuk dilahirkan kembali. Prosesnya harus meninggalkan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Juga kepada perempuan yang kedapatan berzina, Tuhan Yesus berkata, "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8:11)

Kesimpulan :
1.     Saat kita mengaku percaya dan mengambil keputusan untuk dibaptis maka kita menyatakan kepada dunia bahwa kita adalah murid Tuhan Yesus.
2.     Apakah perjalanan kita sebagai murid yang mengiring Yesus telah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Guru Agung kita yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sudah berapa tahun kita menjadi orang Kristen? Apakah kita sudah benar-benar melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan? Saat meninggal, apakah sebagai murid Tuhan Yesus kita berani berjumpa dengan Guru?

No comments:

Post a Comment