Monday, January 5, 2015

Saya adalah Buatan Allah


Pdt. Hery Kwok

Kejadian 1:26-28
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Efesus 2:1-10
1   Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
3  Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
4  Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
5  telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita  —  oleh kasih karunia kamu diselamatkan  — 
6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
7  supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
8  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
9  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
10  Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Pendahuluan

                Suatu kali jam dinding di rumah rusak sehingga saya coba memperbaikinya. Saya copoti baut dan bagian jam tersebut satu per satu. Sayangnya ada 1 baut kecil yang tidak bisa saya buka.  Akhirnya saya buka paksa dengan obeng besar, namun karena tidak sesuai ukuran obengnya maka baut itu menjadi rusak dan saya tidak bisa  memperbaikinya . Setelah itu saya coba pasang lagi semua baut dan bagian yang telah saya buka,  ternyata tidak bisa. Saya kebingungan dan kemudian membawanya ke ahlinya.  Sang ahli melihat dan memperhatikan jam tersebut . Setelah memeriksanya satu per satu, dia bertanya,”Kamu sudah membongkarnya?” Saya membenarkan. Lalu ia tersenyum dan bertanya kembali, “Kamu buka dengan obeng besar ya? Saya kembali membenarkan. Dia lalu mengingatkan agar lain kali sewaktu membuka baut dari jam yang rusak harus menyesuaikan dengan ukuran obengnya dan bila tidak bisa agar jangan dipaksa. Memang pembuat obeng membuat berbagai ukuran obang (ada yang besar, sedang dan kecil) dan jenis untuk tujuannya masing-masing Setiap pembuat barang pasti mempunyai tujuan atas barang yang dibuatnya. Sewaktu saya menyimak kata-kata ahli (tukang) arloji tersebut, hati saya terhentak. Terkait dengan kehidupan, seringkali manusia tidak mengetahui mengapa Allah menciptakan dan menghadirkannya di dunia!

Buatan Allah

                Seringkali manusia hidup tanpa tahu apa yang Allah mau dalam kehidupannya. Rasul Paulus memberi pernyataan yang jelas,  “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.   Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.” (Efesus 2:1-3). Dengan kata lain Rasul Paulus ingin mengatakan bahwa tujuan hidupku tidak seperti yang Allah mau. Apakah kita sudah memahami tujuan Allah membuat kita? Seringkali kita hanya tahu untuk mencari uang padahal tujuan  itu akan menyetir kita sehingga tidak punya waktu untuk melakukan hal yang lain. Kalau Allah menciptakan kita untuk sekedar mencari uang, maka betapa tidak berharganya Allah menciptakan kita. Karena hal itu berarti kita hidup hanya menyenangkan diri sendiri (semuanya untuk saya). Alkitab menyampaikan hal yang sangat penting, waktu manusia pertama diciptakan, Allah berkata, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."  (Kej 1:28) Allah memberikan bumi ini supaya  diusahakan , dipelihara, dirawat dan manusia  melakukan segala sesuatu supaya Allah dikenal, dipuji dan ditinggikan.

                Pada Kejadian 3 terlihat bahwa manusia tidak mau diatur Allah dan ingin memberontak. Manusia ingin menjadi seperti Allah. Manusia berjalan dalam tujuan dan kehendaknya sendiri sehingga kehilangan fokus akan tujuan Allah saat menciptakannya. Alkitab menjelaskan, sebelum bertemu Allah,manusia (termasuk Saulus) sudah mati karena pelanggaran dan dosa (Efesus 2:1-3). Padahal Saulus adalah seorang Fasisi yang taat melakukan kewajiban agamanya. Dengan kata lain, Saulus sungguh-sungguh bekerja untuk kegiatan agamanya . Ia tidak mencuri, berzinah dan berbohong. Bila dibandingkan dengan Saulus , kita tidak sebanding. Tapi pada Efesus 2:3, Rasul Paulus (Saulus) berkata “Kami dahulu juga sama dengan kamu. Sebelum Kristus menyatakan kemurahannya, apa yang kami kerjakan adalah apa yang tidak Allah maksudkan untuk kami kerjakan.” Apa yang dilakukan tidak mencapai tujuannya. Ini menyedihkan! Kita hadir tanpa tahu tujuan hidup kita. Kita tidak mengerti mengapa kita hadir.

                Beberapa waktu lalu, saya dan istri (shi mu) pergi ke sebuah kota di Jawa yang belum pernah kami kunjungi. Setibanya di hotel, saya bertanya ke pegawai hotelnya,”Mbak punya peta kota ini?” Dijawabnya, “Hari ini hari raya. Banyak tamu yang datang sehingga peta habis.” Akhirnya kami jalan-jalan tanpa arah. Biasanya saat siang hari, saya bisa dengan mudah mengingat jalan yang sudah dilalui. Tapi karena waktunya sudah malam dan penerangan kota itu tidak cukup akhirnya saya berputar-putar karena bingung. Awalnya saya berkata ke shi mu“Tenang saja”. Namun setelah berlalu setengah jam, saya mulai was-was. Ternyata saya salah jalan. Kemudian saya berhenti dan bertanya arah balik ke hotel. Lalu diberitahu arah baliknya. Jadi saya telah berjalan mutar-mutar tanpa arah sehingga menghabiskan banyak waktu, bensin dan apa yang harusnya dinikmati dalam liburan. Hal ini ibarat hidup yang tidak mempunyai tujuan yang jelas.

                Rasul Paulus berkata,”Engkau hidup untuk diri, nafsu dan kedaginganmu”. Mari refleksikan apakah kita hidup untuk Allah atau diri sendiri? Apa fokus kita hanya untuk mencari uang? Siswa sekolah kalau ditanya tujuan hidupnya, biasanya menjawab tujuan hidupnya untuk mencari uang, berkeluarga, membesarkan anak lalu mati. Jawabannya standard dan arahnya sama., Orang yang tidak mengetahui tujuan hidupnya akan menjawab seperti itu. Hal inilah yang disampaikan kitab suci kepada kita. Manusia yang tidak mengenal Allah berjalan tanpa tahu arahnya ke mana dan mengapa harus berjalan. Ef 2:4-9  Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita  —  oleh kasih karunia kamu diselamatkan  — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,  supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,   itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Rasul Paulus berkata, “Allah yang kaya rahmat, limpah kebaikannya menghampiri kita , menjumpai kita supaya kita beroleh anugerah penebusan dan kita tidak berjalan dengan kehendak dan nafsu sendiri tapi kembali kepada apa yang Allah mau waktu menciptakan kita. Waktu Dia mencipta, kita sudah diberikan tujuan yang jelas.

                Pada ayat 10 Rasul Paulus merangkumnya, .  Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Hal ini sangat berarti. Kita buatan Allah berarti kita ada dalam kehendak dan rencana Allah atau bukan kehendak dan tujuan kita sendiri. Ini yang disampaikan Rasul Paulus ke semua orang percaya. Kita buatan Allah maka tidak mungkin Allah tidak memberikan kita tujuan hidup yaitu supaya kita melakukan perbuatan baik yang dipersiapkan Allah untuk kita sebelumnya.

Perbuatan baik.

                Dalam Kitab Kejadian, kita menemukan pola yang sama dengan Efesus 2:10. Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden untuk melakukan pekerjaan baik mengusahakan apa yang Allah telah percayakan. Untuk hal yang baik terjadi dualisme antara pekerjaan Tuhan dengan pelayanan di gereja. Kalau sudah memahami tujuan yang diberikan Allah, maka kita akan mempersiapkannya dengan sebaiknya. Agar Jangan sampai pekerjaan Tuhan terlantar, tetapi harus datang dan dilakukan secara tepat waktu. Kemauan seperti itu seharusnya ada dalam diri kita untuk melakukan pekerjaan baik untuk Tuhan. Ada yang menganggap bahwa pekerjaan sebagai seorang akuntan, pedagang atau pekerjaan dunia sekuler  bukan yang diinginkan Tuhan. Pikiran dualistis ini keliru sehingga tidak sesuai waktu dia diciptakan. Ia mau agar kemampuan dan talenta yang diberikan dikembangkan dalam hidup. Semuanya baik. Kita harus berdedikasi secara total sewaktu dipecayakan suatu pekerjaan.

                Sewaktu masuk seminari Alkitab, semua mahasiswa teologia menggumulinya. Ada yang berdoa dengan berlutut sampai lecet karena tidak ingin salah arah. Mahasiswa teologia pasti sangat menggumuli hal ini dan ini merupakan pergumulan yang luar biasa. Sedangkan mahasiswa lainnya apakah sewaktu mau masuk universitas digumuli? Ada yang mama dan papanya bertanya ke anaknya yang mau kuliah“Mau kuliah apa?” Anaknya menjawab tidak tahu. Karena  yang sedang trend adalah fakultas ekonomi agar mudah dapat pekerjaan, maka sang anak mengambil jurusan itu.  Ada juga yang memilih fakultas hukum karena, kalau sudah jadi pengacara duitnya banyak. Apa yang kita pikirkan? Benarkah kita mau aku seperti itu? Pekerjaan baik adalah pekerjaan yang dipercayakan Allah berdasarkan talenta yang diberikan pada tempat dan waktu yang maksimal. Saat pekerjaan baik dilaksanakan maka Allah ditinggikan. itu sudah dipersiapkan Allah jauh  sebelumnya agar penebusan itu nyata dalam hidup kita.

Penutup

                Memasuki tahun 2015, marilah kita renungkan : setelah bertahun-tahun menjadi orang Kristen apakah masih bingung dengan tujuan hidup dan keberadaan kita  di dunia? Rasul Petrus berkata (1 Pet 1:18)  Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, Allah sudah menebus kita sehingga kita seharusnya melakukan pekerjaan kita dalam dunia ini melalui talenta yang diberikan supaya Dia ditinggikan. Sehingga tidak dibedakan yang ini rohani dan yang itu bukan. Jadi semua pekerjaan dalam konteks orang percaya itu harus dilakukan untuk memuliakan Allah.
               


No comments:

Post a Comment