Monday, January 26, 2015

DIA Punya Maksud atas Hidupku


Pdt. Arganita Saragih

Kisah Para Rasul 9:10-18
10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
11  Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
12  dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
13  Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
14  Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
15  Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
16  Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
17  Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
18  Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

Pendahuluan

                Seorang jahat bernama Saulus bertobat dengan cara-cara unik yang diberikan Tuhan dan karena keunikannya dicatat dalam 3 pasal dari kitab Kisah Para Rasul yakni pasal 9, 22 dan 26. Saulus (nama Rasul Paulus  sebelumnya) dulu seorang Farisi yang taat beragama dan sejak muda menjalankan hukum Taurat dengan sungguh-sungguh. Ia mengatakan dalam Filipi 3 bahwa sebagai orang Farisi, ia adalah orang yang hampir tidak ada cacatnya secara moral dan tidak ada tanda-tanda kemunafikan. Namun ironisnya di sisi lain, Saulus mengejar-ngejar orang Kristen untuk dianiaya. Ini  2 hal yang berbeda. Bagaimana mungkin orang yang taat beragama dan hidup dalam kebenaran hukum Taurat tapi melakukan penganiayaan terhadap umat Tuhan? Di sini kita melihat kegagalan agama membawa orang hidup benar di hadapan Tuhan. Di sekeliling kita (termasuk di  dalam gereja), banyak orang sepertinya taat beragama, rajin beribadah dan hidupnya diberikan ke Tuhan tapi di sisi lain saat menghadapi masalah-masalah tertentu kelakuannya tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Artinya orang-orang  ini hanya mampu melakukan hal-hal ritual  saja namun secara mendalam kebenaran tidak menyentuh berbagai aspek kehidupannya sehari-hari .

                Pertobatan yang sungguh-sungguh  dalam Tuhan sangat diperlukan karena di luar Yesus Kristus orang dapat terlihat seperti orang beragama tetapi sesungguhnya ia belum kembali ke Allah yang sejati. Ini  yang berbahaya. Banyak orang yang hidupnya seperti Saulus, hidupnya sepertinya beribadah namun ada ketidaksejatian di dalamnya dan berada dalam dualisme. Ia melakukan yang benar dan juga yang tidak benar. Ia mampu berkompromi melakukan ketidakbenaran. Sehingga seringkali banyak orang berkanjang dalam dosa dan ini mengerikan. Ini yang harus dibongkar. Ketika Saulus dalam perjalanan ke Damsyik, di tengah jalan  ia bertemu dengan Tuhan. Tuhan tidak tinggal diam. Ketika melihat orang yang dalam anugerahNya Ia pilih untuk dipakai melakukan kebenaran firman Tuhan., Ia ambil, bentuk, urus dan melihat bagaimana orang tersebut diubahkan. Ini anugerah Tuhan ketika seseorang yang sudah Tuhan pilih, tidak hanya dipilih tapi juga Tuhan mau pakai kehidupannya.

Cara Allah Melakukan Perubahan-Perubahan dalam Kehidupan Saulus.

1.     Tuhan Yesus mengkonfrontasi Saulus. Saulus adalah  seorang Sanhendrin, pemuka agama yang biasa keluar masuk istana untuk berbicara kepada raja-raja yang belajar agama. Ia tahu  orang Kisten melawan pemahaman dari Taurat karena dianggap Taurat dianggap tidak cukup dan Yesus Kristus adalah Mesias, ia kejar untuk dianiaya. Dalam perjalanan menuju Damsyik, tiba-tiba cahaya Tuhan datang sehingga ia menjadi buta. Di sini Tuhan memberikan konfrontasi dengan menyatakan siapa diriNya. Saulus adalah orang yang berdiri waktu Stefanus dirajam karena imannya kepada Kristus. Ketika ingin merajam Stefanus, pemuka-pemuka agama (anggota-anggota Mahkamah Agama) membuka jubah mereka dan meletakkannya satu per satu di kaki Saulus (Kis 7:58). Ketika para pemuka agama melihat Saulus tidak menjamah jubah itu (mendiamkannya saja dan bahkan menjagai jubah-jubah itu), mereka menganggapnya sebagai tanda restu dari Saulus bahwa massa boleh merajam Stefanus. Saulus ingin melihat bagaimana Stefanus dirajam. Akhirnya Stefanus mati dirajam di hadapan Saulus, padahal Saulus punya kekuatan untuk menghentikannya. Saulus mendiamkannya karena ia benci dengan orang Kristen. Ketika dalam perjalanann ke Damsyik ia bertemu Allah dari Stefauns. Tuhan menyatakan diriNya dan mengkronfrontasikan iman Saulus dan mengatakan, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu (Kis 9:5). Ada konfrontasi-konfrontasi  dalam hidup kita yang sering kita alami, kita harus disadarkan oleh Tuhan, bahwa Tuhanlah yang menaklukkan kita. Seringkali dalam hidup, kita merasa mampu mengatasi semuanya. Seringkali kita merasa kita dapat menjadi Tuhan atas masalah kita (masalah dianggap mudah diselesaikan). Kita mengecilkan Tuhan dan di sini berarti kita menganiaya Tuhan! Karena Tuhan dikecilkan dan kita ditinggikan. Saulus diberhentikan untuk dikonfrontasikan, berhadapan dengan Tuhan. Ia menemukan masalah dan dalam menghadapi masalah itu ia bertemu Tuhan. Seringkali dalam hidup saat bertemu masalah, kita diperhadapkan pada Tuhan atau justru kita mengatakan kita kecewa dengan Tuhan. Ini yang berbahaya!

          Ada orang yang mengatakan bahwa ia pahit dan kecewa dengan Tuhan karena masalah-masalahnya tidak pernah selesai satu per satu dan malah semakin bertambah. Saya berkata dengan tenang, ”Kalau orang kecewa dengan Tuhan karena masalah yang tidak kunjung selesai adalah orang yang kurang ajar. Karena kita bisa bernafas pun itu anugerah Tuhan. Saat lelah menghadapi itu semua, kita berdiam diri di hadapan Tuhan. Bukan berusaha terus berusaha selesaikan sendiri. Terkadang saat Tuhan ingin mengkonfrontasikan kita, Ia menyatakan bahwa Aku yang mampu menolong kamu, bukan dirimu atau kepandaianmu sendiri. Di sanalah kita akan takluk di hadapan Tuhan. Seringkali kita menjadi orang sombong seperti Saul, merasa diri pintar , mengerti banyak hal dan  mampu menyelesaikan banyak hal sehingga akhirnya Tuhan mengijinkan ia terbentur situasi di mana ia tidak mampu melakukan apapun dan Tuhan datang untuk menyatakan diriNya. Kejahatan-kejahatan terjadi di dalam diri kita dalam hal seringkali kita melihat diri sendiri sebagai orang yang baik dan beragama tapi sesungguhnya kita sedang menganiaya Kristus dan kemudian semakin sering kita jatuh ke dalam dosa. Tidak sedikit orang-orang yang jatuh dalam dosa adalah orang yang justru hidup keagamaannya dekat dengan Tuhan. Seringkali kita menjadi orang yang memuaskan nafsu kita sendiri seperti Saulus memuaskan nafsu nya kepada orang-orang Kristen yang menentang Taurat, di sinilah Tuhan hadir ingin mengkonfrontasi kesungguhan iman kita kepada Kristus.

2.     Tuhan Yesus membongkar semua kesalahan Saulus melalui pertemuan Saulus dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan Damsyik. Saulus tergeletak tak berdaya. Ia terkurung oleh terang Allah yang menguasainya sampai Saulus tidak berdaya dan Tuhan Yesus berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kis 9:4).Ini dakwaan Allah. Kesalahan Saulus dibongkar sampai ia tidak berdaya. Ketika menjadi orang tidak berdaya di tengah situasi tertentu, kita seharusnya betanya kepada Tuhan, ”Apa yang harus kita ubah dalam hidup?” Jadi jangan hanya merasa tidak bedaya dan  menangis tanpa ada hal-hal yang kita gumulkan di hadapan Tuhan. Dosa kita harus dibongkar dan dibukakan. Sehingga kita tidak boleh jauh dari kebenaran firman Tuhan. Sehingga setiap hari, kita diwajibkan dan dipanggil untuk bersaat teduh. Masalahnya, ketika firman Tuhan dibaca mampukah firman Tuhan membongkar kesalahan kita atau hanya mengisi area pemahaman dan pikiran kita untuk dipakai untuk menilai orang lain tanpa menilai diri sendiri. Itu yang berbahaya. Firman Tuhan seharusnya membuat kita tidak berdaya karena membongkar dosa kita. Sayangnya ketika firman Tuhan dinyatakan dan kesalahannya dibongkar, orang Kristen menjadi tidak bisa menerimanya dan marah kepada hamba Tuhan. Seharusnya dosa yang dibongkar adalah jalan Tuhan untuk mengkoreksi dan membenahi hidup kita sehingga hidup kita kembali lurus dan tidak menyimpang. Raja Daud dalam sejarah hidupnya takut akan Tuhan tapi hidupnya berulang kali jatuh dalam dosa. Dalam Kisah Raja-Raja sampai Mazmur kita bisa melihat fluktuasi kehidupan rohani Raja Daud. Tetapi Daud selalu berdoa, ”Ya Allahku  luruskanlah jalanku agar tidak melenceng ke kiri dan ke kanan agar hidupku berkenan di hadapan Engkau!”. Sudahkah kita berdoa demikian tiap hari agar ketika jatuh dalam dosa dan melenceng sedikit saja (yang berarti sudah berdosa).

          Dosa (hamartia dalam bahasa Yunani) bukan sekedar melanggar tetapi  meleset dari tujuan Allah yaitu melakukan kehendakNya. Ketika manusia melakukan pelanggaran maka apa yang menjadi tujuan Allah sudah meleset walaupun sedikit. Contoh :  dosa perjinahan tidak dimulai dari tingkah laku aktif, tetapi dari tingkah laku pasif yaitu memikirkan dan melihat saja apapun yang tidak kudus dan itu sudah dosa. Sedikit saja itu sudah meleset dan ini harus dibongkar satu per satu. Tadi sepanjang perjananan dari rumah ke gereja ini, saya mendengar satu pujian Lord You know better than me ( Engkau mengetahui aku lebih daripada aku sendiri). Seringkali kita tidak mengetahui apa yang ada dalam diri kita. Tuhan ini aku, Engkau bukakan siapa aku , bongkar aku dan koreksi aku agar hidupku tidak melenceng tapi lurus mengikuti kehendakNya, karena ini adalah panggilan setiap kita. Ketika Tuhan sudah membongkar semua dosa Saulus dengan mengatakan engkau sudah menganiaya Aku, Saulus bertobat dan akhirnya mengganti namanya menjadi Paulus.

          Di dalam kehidupan , kita tidak pernah terlepas dari hidup dalam dosa. Dalam kelemahan kita sebagai orang percaya, kita harus mengetahui bahwa Tuhan mempunyai rencana indah dalam hidup kita seperti Tuhan mengubah Saulus menjadi Paulus untuk dipakai bagi kemuliaanNya. Tidak ada orang pun hidup dalam dunia ini tanpa rencana Tuhan yaitu memakai hidup kita yang harus didahului dengan pembenahan dalam diri kita. Kita harus mau dikonfrontasi, diubah dan setelah berubah baru kita dipakaiNya. Sayangnya banyak orang Kristen mau dipakai Tuhan tapi tidak mau diperbarui, dibongkar dan dikoreksi. Sehingga akhirnya ia tidak hanya dipakai oleh Tuhan dan dapat juga dipakai oleh iblis walaupun ada di dalam kerumunan persekutuan orang–orang percaya. Sehinga pada akhir zaman nanti , Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kali untuk memisahkan lalang dengan gandum.. Karena di dalam ladang , ada lalang dan gandum. Lalang merusak gandum yaitu umat Tuhan sehingga tidak bertumbuh. Lalang ada dalam persekutan jemaat Tuhan. Seringkali sebagai hamba Tuhan, saya berkaca dalam diri, apakah setiap pelayanan yang dipercayakan kepada saya, betul-betul saya lakukan dengan motivasi yang benar karena Tuhan atau hanya rutinitas saja. Jangan sampai seperti kertas setelah dipakai lalu dihancurkan karena tidak berguna lagi karena sepanjang hidup kita tidak mau dibongkar, diperbarui untuk dipakai oleh Tuhan menjadi kemuliaan nama Tuhan.

          Orang selalu melihat pada kebahagiaan dan keberhasilan tetapi tidak pernah mau melihat pada salib apa yang harus dipikul untuk menuju kepada kemuliaan karena mental orang percaya banyak yang hanya ingin instan dan mendapat hasil tanpa melewati pembentukan-pembentukan. Tuhan membentuk kita melalui pertemuan-pertemuan dengan Tuhan. Ketika Israel di Sinai, Musa naik ke gunung Sinai, ia berkata, ”Ya Allah umatku ingin bertemu dengan Engkau. Nyatakan dirimu kepada mereka”. Orang Israel sombong karena mereka ingin berbicara langsung dengan Allah Yahweh sehingga Musa menyampaikannya kepada Tuhan. Ketika  Tuhan baru mau datang terjadi gelap gulita, angin besar datang dan bangsa Israel rebah satu per satu. Orang Israel berkata, ”Kami tidak sanggup bertemu Allah.” Manusia berdosa dan tidak mampu berdiri di hadapan Allah. Demikian juga dengan Saulus ketika Allah menampakkan diri di hadapannya ia rebah dan matanya buta karena Allah begitu kudus. Ketika Tuhan bertemu kita, melalui masalah yang dijinkan terjadi , maka ini adalah proses yang Tuhan inginkan agar kita mengoreksi diri apa yang harus dibenahi. Sehingga rencana Tuhan dalam hidup kita digenapi. Dalam kisah priuk dalam kitab Yeremia, orang-orang yang mau dipakai Tuhan harus dihancurkan terlebih dahulu kemudian dibentuk (dibonkgar satu per satu, kedagingannya dilepaskan). Pembentukkan ini tidak mudah karena dibongkar satu per satu dan ini menyakitkan. Seringkali kita ingin menangis dan berteriak tapi Tuhan ingin melepaskan . Saya seringkali bekata kepada konseli, ”Cobalah bertanya pada Tuhan, apa yang harus kita ubah dalam hidup kita. Jangan berfokus pada masalah dan kesulitan, tanyalah apa yang ingin Tuhan ubah dari saya!”

Penutup

                Tahun 2015 baru kita masuki dan masih ada 11 bulan 1 mingu yang harus kita lewati seperti lagu ”Kutak Tahu Harus Esokku. Kutahu Engkau yang pimpin aku”. Kalau Tuhan ijinkan ita tetap hidup, kita harus melakukan yang tepat. Kalau melakukan pelayanan harus efektif, karena kita tidak tahu berapa lama umur kita. Kalau sampai akhir tahun kita lewat, itu sudah anugerah Tuhan. Tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Rabu ini saya harus pergi ke GKKK Makasr naik pesawat. Dua hari setelah QZ8501 jatuh, saya ke SKKK Surabaya. Direktur pelaksana sekolah di sana berdoa terus-menerus. Saya selalu menggunakan tarif penerbangan termurah dan orang pada ribut agar tidak terjadi apa-apa. Bisa saja saya berpikir, mungkin saja ini khotbah atau pelayanan yang terakhir. Namun di tengah situasi yang tidak menentu, apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan? Sudahkah kita sungguh-sungguh dipakai Tuhan atau selama ini kita hanya menjalankan kehidupan keagamaan kita saja? Kita tidak mau dikoreksi, dibongkar dan dilepaskan dari kedagingan kita sehingga Tuhan tidak bisa pakai hidup kita secara maksimal. Saulus menjadi rasul yang mengekposisi Injil secara luar biasa dan mendominasi tulisan di Perjanjian Baru. Mungkin Rasul Paulus dipakai paling banyak. Ia keluar masuk penjara dan hampir mati karena disesah. Sejarah gereja mencatat, Paulus adalah orang yang cacat kakinya karena ia banyak dipukuli, dilempar, dirajam, dicambuk. Di dalam penjara di Roma, ia dilempar sampai badannya hancur-hancur. Ia sering mendekati ajal tapi tidak mati-mati karena Tuhan pakai. Tetapi sebelum Tuhan pakai, lihat kehidupan Saulus.  Tuhan bongkar satu persatu, Tuhan konfrontasi, ubahkan dan bongkar kehidupan Saulus sehingga ia dipakai untuk kemulaian nama Tuhan. Seringkali dalam kehidupan menjadi hamba Tuhan tidak mudah. Kadang kala hanya sendiri selain berdua dengan Tuhan, tetapi itulah salib yang harus dipikul untuk bersama-sama hanya dengan Tuhan. Bukan hanya para hamba Tuhan.

                Suatu hari seorang pemimpin dari sebuah sekolah Kristen berkata kepada saya, ”Saya ditinggalkan oleh istri saya. Istri saya pergi ketika satu bulan kami menikah dan kembali ke rumah orang tuanya dan tidak pulang-pulang sampai 2 tahun kemudian bertemu Ibu. Saya melihat hidup saya tidak punya siapa-siapa. Saya tidak mungkin menceritakan masalah ini kepada orang tua dan teman-teman saya kecuali kepada Ibu. Selama 2 tahun saya sendiri bergumul mengatasi kepahitan dan luka saya karena saya adalah suami yang bertanggung jawab dan baik. Tetapi istri saya melakukan itu. Mengapa istri dan semua orang meninggalkan saya?” Saya hanya berkata, ”Pak, kalau Bapak merasa semua orang meninggalkan Bapak, satu hal yang perlu diingat : Tuhan seringkali menginginkan kita hanya sendiri tidak ada yang lain supaya kita berurusan berdua dengan Tuhan. Karena kalau ada orang-orang di sekeliling kita, maka kita tidak bisa berurusan dengan Tuhan.” Maka sekarang ini banyak orang Kristen sulit bertumbuh karena kalau punya masalah ia jarang sendiri dan bertemu Tuhan langsung. Karena jika punya masalah ia tulis status di BB, twitter, facebook dan orang-orang akan meresponsnya,”Ada apa?” Kecanggihan teknologi kadangkala membuat kita sulit bertemu hanya berdua dengan Tuhan melalui masalah kita.


                Bersyukurlah kalau tidak ada orang-orang di sekitar karena itu tandanyaTuhan ingin bertemu dengan kita. Seperti Saulus dilepaskan dari rombongannya. Ia bertemu dengan Tuhan secara langsung supaya Tuhan bisa berhadapan langsung dengan Saulus dan Tuhan bisa mengoreksi, membenahi, membongkar kesalahannya dan  kemudian memulihkannya. Tuhan punya rencana indah bagi kita semua. Tuhan ingin memakai kita . Tidak ada seorang pun yang  sudah dipilih Tuhan kemudian tidak dipakaiNya. Masalahnya maukah kita meresponinya untuk dipakai. Siapapun kita, apa pun masa lalu kita. Sekali pun kita tadi pagi baru melakukan dosa , kalau mau dipakai Tuhan, datanglah kepada Tuhan, ”Ini aku Tuhan, pakai aku , bongkar aku,  lepaskan aku dari kedaginganku”. Karena hanya Tuhan yang mampu melepaskan kita dari kebiasaan-kebiasaan lama kita untuk dipakai jadi alat kemuliaan nama Tuhan.  Satu tahun ke depan ini, kita akan menghadapi banyak hal. Orang–orang yang punya masalah dan mau dibentuk, adalah orang-orang yang mau dipakai Tuhan. Kalau kita jarang punya bermasalah tanyalah kepada Tuhan. Kalau kita jarang bergumul di dalam kehidupan kita, bertanyalah mengapa kita jarang bergumul karena mungkin ada yang salah dalam diri kita. Berbahagialah setiap diri kita yang jatuh dalam berbagai pencobaan. Rasul Yakobus katakan, ”Karena di sanalah kekuatan Tuhan nyata. Karena disanalah Tuhan sedang membenahi hidup kita dan di sanalah Tuhan ingin bertemu kita secara pribadi ”. Agar melalui kehidupan rohani, kita diubahkan dan dipakai untuk sesama kita. Dalam kehidupannya, Rasul Paulus banyak bersaksi pada raja, pemuka-pemuka agama Yahudi, orang-orang pintar, rakyat jelata tentang bagaimana  kehidupannya dan pergumulannya dengan Tuhan. Bagaimana kita bersaksi kalau tidak bergumul dengan Tuhan dan menang dalam pergumulan. Berbahagialah kalau kita mempunyai pergumulan hidup dan masalah, datang kepada Tuhan dan tanya apa yang perlu aku bongkar. Ini aku Tuhan, agar aku dapat dipakai Tuhan untuk kemuliaan nama Tuhan. Selamat memasuki tahun pergumulan. Biasanya memasuki tahun baru , orang memprediksi apa yang akan terjadi. Orang percaya memasuki setiap tahun baru sebagai tahun pergumulan sampai kita mati sehingga bertemu Tuhan Yesus Krisus. Tiap hari pergumulan kita. Minta Tuhan memberi kekuatan penuh kepada kita agar Tuhan memakai kita untuk kemulianNya. 

No comments:

Post a Comment