Tuesday, October 8, 2019

Nama Allah dianggap Enteng (Hukum Taurat yang ke-3)





Ev. Putra Waruwu

Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Pendahuluan

              Tadi sewaktu masuk ke ruangan ini dan naik ke atas altar saya disambut oleh aroma terapi. Sekarang ruang ini lebih wangi. Ini suatu gerakan / hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana ibadah yang nyaman ketika mendengarkan firman Tuhan. Bulan ini kita belajar tentang 10 hukum Taurat. Minggu lalu kita belajar hukum kedua tentang bagaimana memaknai larangan Allah agar tidak membuat (menyembah) patung dan minggu sebelumnya kita belajar Allah yang membebaskan bangsa  Israel keluar dari tanah Mesir. Minggu ini kita belajar tentang nama Allah dianggap enteng ,biasa, tidak punya makna (arti) sehingga semaunya untuk menyebutnya.

Nama tentu penting bagi semua orang, tidak terkecuali bagi Tuhan

Setiap orang sangat mementingkan nama. Contoh : sebelum bayi lahir, namanya sudah disiapkan. Itu umumnya terjadi di kota besar, tetapi di kampung saya (Nias) berbeda. Sebelum bayi lahir tabu untuk menyiapkan namanya. Sedangkan di kota besar berbeda, orang tua membuka google atau bertanya pada hamba Tuhan sebelum bayinya lahir. Itu menunjukkan nama itu penting bagi tiap orang, tidak terkecuali bagi Tuhan. Tuhan juga punya nama (sebutan).
Sehingga di dalam perintah (hukum) yang ketiga dikatakan “jangan menyebut nama  Tuhan dengan sembarangan (=sembrono, seenakku saja)”. Karena ada makna dibalik itu. Mengapa kita harus memelihara (menjaga) nama Tuhan, mengekang diri kita agar tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan? Mari kita lihat sekeliling kita. Kenyataan bahwa kita tidak suka kalau nama kita dijadikan bahan permainan. Kita tidak suka nama kita jadi bahan cemoohan, bukan karena nama kita jelek (tidak bagus), tapi nama adalah identitas diri kita. Sehingga kita sangat menjaga nama baik kita supaya tidak tercoret dengan hal-hal yang tidak berkenan.
Di zaman kita sekolah, teman-teman seusia yang paling senang (kepo) akan nama orang tua temannya, setelah tahu lalu diolok-olok. Di kampung saya hal itu tabu. Saat berinteraksi kami tidak menyebut nama asli tapi menggunakan nama (sapaan) lain. Itu karena pentingnya nama. Waktu itu saat usia SD-SMP, tiap kali mengambil rapor, ambil rapor teman lalu membuka halaman (bagian) depan dan membaca nama orang tuanya, lalu setelah dapat , menutup rapor tersebut dan mulai mengolok-olok. Itu membuat anak itu sangat sedih, karena nama papa-mamanya dibuat jadi bahan permainan. Bukan berarti nama papa-mamanya jelek. Itu menunjukkan betapa pentingnya nama yang dilekatkan pada kita. Ada lirik lagu yang berkata, “Nama baik lebihlah berharga daripada emas dan permata”. Nama itu penting karena menunjukkan siapa orang itu, siapa dia, maka ia diberi nama. Demikianlah dengan tema hari ini : Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan.

Jangan Menyebut nama TUHAN dengan sembarangan

Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Di sini kita tidak dilarang untuk menyebut nama Tuhan. Kita diberi kebebasan dan hak untuk menyebut nama Tuhan, tetapi jangan sampai menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Kalau begitu  lebih baik tidak usah disebut. Itu yang Tuhan larang (penyebutan namaNya secara sembarangan)
-        Nama dalam budaya Israel seringkali dikaitkan dengan PRIBADI.
Kalau kita tahu Dia adalah Tuhan , maka kita akan hormat dan sangat tunduk kepada Nya. Karena Dia adalah Pribadi yang tertinggi. Tetapi seringkali hal ini terlupakan. Karena kemungkinan terlalu sering menyebut nama Tuhan, sehingga tidak ada lagi makna yang terdapat di balik namaNya. Dibalik kata Tuhan ada kata Hantu. Jangan sampai salah kita menyebut nama Tuhan tapi tujuannya dari hantu. Hal ini bisa demikian karena dikaitkan dengan pribadi seseorang.
-        Nama bukan hanya sebuah SEBUTAN untuk membedakan si A dan si B. 
Bukan hanya sebuah sebutan untuk membedakan antara pendeta dengan penginjil. Untuk keduanya agar sadar diri. Nama tidak sebatas itu, nama itu adalah gambaran dari pribadi seseorang. Ini yang penting. Jadi ketika ditanya arti sebuah nama, maka jawabannya : “Sangat berarti (sangat penting). Dengan nama engkau dikenal, bisa dilihat oleh orang”. Kalau kasih nama untuk anak-anak, pasti ada arti di belakangnya. Misal : pada orang Jawab memberi nama “Sugiarto” tujuannya agar anaknya jadi kaya (sugi =kaya).
-        Nama mengungkapkan siapa orang yang memiliki nama tersebut. Setiap nama punya arti (makna). Itu adalah pentingnya sebuah nama.

Apa yang dimaksud dengan “jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan”?

“Sembarangan” berarti  
-        tidak dengan pilih-pilih, tidak dengan pandang-memandang, asal, dan tidak dengan aturan.
-        bebas melakukan apa yang dikehendaki, semaunya/ sesukanya /seenaknya/sebebas-bebasnya. Misalnya : aturan duduk harus rapi , kaki tidak boleh diangkat tetapi karena tidak mau maka saya menaikan kaki , itu yang disebut sebagai sembarangan (tidak berarturan). Ini pengertian sederhana dari kata “sembarangan”. Berarti kalau dikaitkan dengan tema kita, maka menyebut nama Tuhan dengan sembarangan berarti menyebut nama Tuhan tanpa arti.

Beberapa sebutan
-        Beberapa jargon (sebutan)  rohani yang sering kita temui (lontarkan) sehari-hari terutama saat kita sedang mengalami sukacita, bersedih atau kesandung, kita berkata seperti “Oh My God, My Lord, My Jesus, Ya Allahku, Ya Tuhanku, Oh Tuhan, Ya Yesus” (apalagi kalau ada berita heboh). Saat tersandung menyebut “Oh My God”.  Apakah melontarkan sebutan ini salah? Tidak sepenuhnya salah tetapi ketika menyebut nama Allah tanpa makna, kita berdosa. Tapi ketika menyebut nama Tuhan dengan satu keyakinan bahwa Tuhan pasti tolong, itu bermakna! Menyebut nama Tuhan, jangan sampai kita terjebak ke ritual (Tuhan kasih kamu, Tuhan pedulikan kamu), tetapi sebenarnya kita tidak yakin dengan apa yang sedang kita sampaikan.
-        Seringkali hanya menjadi ritual semata tanpa esensi yang benar dan tepat.
Kita seringkali menyebut untuk menghibur orang lain. Kita hanya menyampaikan itu hanya untuk menghibur diri dan orang lain. Kalau kita mengagungkan nama Tuhan tanpa keyakinan di dalam diri, maka kita sudah berdosa karena menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Kita adalah manusia, tetapi keyakinanmu harus lebih besar dari kekhawatiran. Jangan sampai terjebak, hanya berani menyebut namun tidak yakin sepenuhnya kepada Tuhan.


Manusia menyebut nama Tuhan dengan sembarangan berarti :
Menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, berarti manusia berani menyebut pekerjaanNya, manusia menyatakan bahwa nama Tuhan sungguh amat baik , sungguh amat baik. Itu ikrar / pernyataan tetapi melawan hakekatNya. Dikala kita mengatakan Tuhan Yesus baik dan Tuhan berkata ‘baca firman Tuhan’ tetapi tidak mau maka berarti kita sudah melawan hakekat Tuhan. Tidak meyakini ketika bergumul dan Tuhan berkata ‘Jangan khawatir , kekhawatiranmu tidak menambah sehasta hidupmu” tetapi kita juga masih tidak percaya kepada Tuhan. “Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan” tidak terbatas hanya ketika kita berucap. Ingat dalam Perjanjian Baru dikatakan “Kita adalah surat Kristus yang dibaca oleh semua orang”. Tanpa b ngomong pun, orang bisa melihat kita orang Kristen dan kelakuannya baik berarti nama Tuhan sudah kita muliakan. Tetapi ketika orang lihat Kristen tetapi hidup kita sembarangan, berarti orang sudah bisa melihat berarti kita tidak memuliakan nama Tuhan. Seringkali ada dalam bagian ini , jujur tidak jujur, mau tidak mau di dalam pekerjaan, pelayanan, rekan bisnis, usaha, mereka tahu kita Kristen (anak Tuhan) tetapi cara kita tidak seperti cara Tuhan. Itu sudah menyebut nama Tuhan sembarangan.

Hubungan dengan Perjanjian Baru

Di dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa penyebutan nama Tuhan dikorelasikan (dikaitkan) dengan sikap. Jika kita melakukan kejahatan, maka kita sudah menyembarangkan nama Tuhan seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Terkadang ada orang melakukan segala sesuatu atas dasar nama Tuhan, menggunakan nama Tuhan , mengklaim nama Tuhan untuk membenarkan diri. Jujurlah di hadapan Tuhan, padahal ceritanya tidak seperti itu. Seringkali manusia lemahnya di sana tanpa kita sadari. Hati-hati , nama Tuhan dihubungkan dengan sikap kita ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Jangan sampai Tuhan Yesus berkata,” Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bukan semua orang yang menyebut nama-Ku akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, hanya mereka yang melakukan kehendak Allah yang dapat masuk sorga” (Matius 7:21). Ini saat banyak orang berteriak-teriak,”Tuhan! Tuhan! Tuhan!”. Tuhan berkata,”Kamu siapa? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah kamu!” Ini tragis sekali. Kita jangan hanya sampai pada perasaan kita kenal Tuhan tetapi kita tidak mau melakukan apa yang Tuhan mau.

Nama “TUHAN ALLAH”

Allah adalah nama dari pribadi yang paling di atas segalanya, paling adil, paling bijak, paling sempurna, paling mutlak, paling suci, paling benar, paling indah, paling tinggi, dan seterusnya. Semua di atas yang paling, hanya nama Allah yang paling tinggi. Maka ketika engkau menyebut nama Allah, tidak boleh tanpa memiliki rasa tanggung jawab.
              Waktu saya masih SD dan mengikuti sekolah Minggu di daerah, kita pernah dihadapkan suatu perkara besar dari Guru Sekolah Minggu yang melarang kami menyebutkan nama Allah. Itu berlangsung selama 2-3 bulan. Ia tetap mengajar dan melarang anak-anak untuk menyebut nama Allah dengan paham “Nama Allah itu tidak pantas untuk kamu sebutkan” dan dengan pemahaman-pemahaman lainnya. Akhirnya Namanya anak-anak, kami bercerita ke orang tua. Sampai di sekolah kita berkata ke teman-teman untuk tidak menyebut nama Allah karena kata guru Sekolah Minggu, itu salah. Selidik demi selidik, ternyata guru yang mengajarkan itu sedang dalam proses diri namun melewati jalan yang salah. Akhirnya dia kena siasat dan disiplin dari greja, dan mengikuti pembinaan selama beberapa waktu hanya karena melarang anak-anak menyebut nama Allah dengan pemahaman dia yang tidak benar. Seberapa banyak kita menyebut nama Tuhan di dalam hidup kita dalam satu hari yang kita lewati? Jangan sampai menggunakan firman Tuhan dan nama Tuhan sebagai tameng untuk menunjukkan bahwa kita benar padahal kita salah. Hati-hati menggunakan firman  dan  nama Tuhan. Kelihatan rohani tetapi jangan sampai kita berbuat dosa dalam hal yang rohani. Justru dalam hal-hal rohani , kita berbuat dosa. Jangan sampai kita berseru-seru tentang nama Tuhan, padahal di dalamnya kita sedang melakukan banyak dosa. Jangan sekali-kali menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Pertanyaannya :

Mengapa ada orang yang berani menyebut nama Allah dengan sembarangan?

Karena mereka tidak tahu siapa itu Allah dan tidak mengenal Allah. Kalau kita mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan menjaga nama itu dengan baik. Bagi yang sudah punya anak, pasti anak-anak dibekali dengan pembekalan hidup untuk menjaga nama baik keluarga dan orang tua. Kalau tidak mengenal orang tua, maka bisa saja nama baik tercoreng, tetapi karena sudah kenal maka nama itu bisa terjadi dengan baik. Kalau kita terus-menerus menyembarangkan nama itu dengan banyak alasan (nama itu dibuat lelucon, candaan) maka kita harus mengoreksi diri apakah kita sungguh-sungguh mengenal Allah atau belum. Nama Tuhan punya kuasa, sehingga dalam akhir doa kita menyebut ‘dalam nama Yesus’ karena namaNya berkuasa untuk menggenapi apa yang sedang kita doakan.

TIDAK boleh menggunakan nama TUHAN dengan sembarangan karena :

1.     Alkitab mengatakan kepada kita bahwa nama Tuhan adalah nama yang berkuasa.
Waktu di kampus seminari, saya memimpin doa dan tidak menyebut ‘dalam nama Tuhan Yesus’ tetapi mengatakan ‘dalam namaMu kami berdoa’. Setelah selesai doa, kakak tingkat saya memukul tangan saya dan berkata,”Kamu doanya salah” bukan diapresiasi malah dihakimi doanya salah. Saya bertanya mengapa dan dijelaskan, kamu tidak menyebut nama Tuhan Yesus, jadi kamu berdoa kepada siapa? Ke Tuhan yang mana? Nama Tuhan Yesus itu penting untuk menunjukkan melalui Dia kita meminta. Sehingga setiap kali kita berdoa dalam nama Yesus, yang menjadi keyakinan iman kita, kesungguhan di dalam kepercayaan kita. 
-          Dalam Yeremia 15:21, Yeremia berkata,”Siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan”.
-          Nama Tuhan adalah benteng yang teguh. Nama Tuhan adalah kubu pertahanan. Kubu/banteng, kita berlindung dan bersembunyi didalamnya. Di balik nama Tuhan, kita juga bisa menyatakan kuasa Tuhan kepada orang lain. Sehingga bila ada doa-doa pelepasan, penggunaan-penggunaan jimat maka nama Tuhan berkuasa untuk menghanguskan semuanya itu. Namanya penuh kuasa! Pertanyaan nya : seberapa berkuasa nama Tuhan di dalam hidup kita? Seberapa berkuasa  memulihkan hidup kita, menghibur kita, menolong kita, menyukakan hati kita? Atau malah mendukakan hati kita ketika kita terus berharap kepada Tuhan namun Tuhan belum kunjung menjawab doa-doa kita.
Kemarin sore kita membesuk dan berdoa Ibu Lusi yang akan operasi beberapa hari kemudian, Di dalam kemanusiaannya ia takut dan ini wajar. Tetapi dengan firman yang disampaikan dan doa dipanjatkan, ada kekuatan yang Tuhan berikan di dalam dirinya. Kalau kita belum mengalaminya, maka kita akan sulit untuk menceritakan (Ah itu mah biasa. Bisalah). Tetapi kalau kita berada di posisi paling bawah dalam kehidupan kita, kita akan merasakan pertolongan Tuhan itu penting dan memang dibutuhkan. Itulah nama Tuhan yang berkuasa. Sebelum kita pulang dia minta untuk menyanyikan sebuah lagu dan kita menyanyikan lagu “Kemurahan Tuhan lebih dari Hidup”. Inilah kekuatan dari nama kita, maka jangan sekali-kali menyembarangkan nama Tuhan.

2.     Nama Allah mulia dan dahsyat. Ulangan 28:58, Hakim 2:13)
                         
Di lirik lagu dikatakan “Nama Yesus, Nama atas segala nama. Raja segala Raja” Itu nama Tuhan. Dia mulia dan dahsyat. Dalam tradisi Timur Dekat Kuno yaitu kebudayaan waktu Kitab Perjanjian Lama ini ditulis, seorang yang memberi nama atau seorang yang diberi nama , itu adalah pribadi yang memiliki kuasa atas sesuatu (tanda menguasai). Tuhan punya nama. Ketika Musa bertanya,”Tuhan bila orang Israel bertanya, siapakah Engkau? Maka apa jawabku?” Allah berkata,” Katakan kepada mereka, Aku adalah Aku.” Artinya Aku ada sebagaimana Aku ada.  Aku lah YHWH itu, Akulah Yahweh itu, Akulah Allah yang besar itu!” Itulah pentingnya nama Tuhan. Mulia dan agung nama Tuhan, itu kita tidak bisa kita tutupi dan batasi. Kebesaran dan keagunganNya mengatasi semuanya. Oleh karena namaNya mulia dan dahsyat maka di dalam semua kehidupan kita, Tuhan harus menjadi yang utama. Sebab Ia yang mulia atas kita. Kalau nama Tuhan mulia dan dahysat, maka ketika kita menyebut nama Tuhan maka orang yang mendengar sebutan kita harus bisa menghargai Tuhan kita. Ketika kita berbicara tentang Tuhan yang menyelematkan kita, maka orang yang merespon harus bisa menghormati Tuhan kita (oh benar, Tuhannya besar sekalipun ia belum mau percaya tetapi ia punya rasa penghormatan terhadap Tuhan kita). Jangan sampai kita menceritakan Tuhan kepada orang lain, tetapi orang lain tidak menghormati Tuhan kita. Hati-hati! Lidah memang tidak bertulang, kecil, tetapi dapat menghanguskan. Kecil tapi dapat membahayakan. Nama Tuhan itu sangat teramat penting untuk kita perlu hati-hati menyebutkannya di dalam kehidupan.

3.     Nama Tuhan besar di antara bangsa-bangsa – Malaekhi.

Dalam kisah tembok Yeriko, ketika orang Israel mau masuk tanah Kanaan, orang-orang di Yeriko ketakutan terlebih dahulu. Mereka ketakutan karena ada orang Israel di samping jumlahnya yang banyak, mereka punya Allah yang besar. Ketika orang Israel berseru kepada Tuhan itulah yang  membuat orang Yeriko ketakutan (gentar) karena kebesaran Tuhan orang Israel. Ketika Tuhan berfirman kepada orang Israel untuk mengelilingi tembok Yeriko satu hari beberapa kali selama berhari-hari tetapi di hari terakhir, mereka mengelilingi tembok itu dan tembok itu hancur. Itulah kekuatan nama Tuhan. Ketika kita mau melakukan apa yang Tuhan inginkan di dalam kehidupan kita. Kita harus jujur bahwa kita lemah , seringkali gagal dan berdosa, seberapa kali kita jatuh tetapi setidaknya seperti itu juga kita belajar untuk bangkit, melakukan apa yang Tuhan mau (kehendaki), mengerjakan apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Hamba Tuhan tidak terlepas dari teguran ini, justru hamba tuhan harus lebih berhati-hati (waspada) karena tugas hamba Tuhan adalah memperkatakan firman Tuhan. Seorang teolog berkata, “Kalau hamba Tuhan khotbah tanpa persiapan, hanya mengandalkan pengalaman maka ia juga menggunakan nama Tuhan sembarangan. Ini adalah teguran. Tetapi biaran teguran ini menjadikan kita melihat kita bersyukur Tuhan memperkenalkan diri kepada kita. Tuhan harus jadi role model dalam hidup kita. Jangan hanya kita yang bisa mendengar dan mengenal nama Tuhan.
-          Bangsa-bangsa lain harus tahu dan gentar (takut) akan nama Tuhan yang besar. Inilah pentingnya mengapa kita tidak boleh menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Kalau nama kita saja tidak mau disebut sembarangan, terlebih lagi nama Tuhan.
-          Orang-orang di luar harus tahu kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan. Hukum ini muncul karena kehidupan orang Israel saat itu bobrok di hadapan Tuhan. Bukan lebih baik sebaliknya hidupnya lebih buruk. Jauh daripada Tuhan. Tidak mengikuti Tuhan. Bahkan ketika Musa naik ke gunung Sinai menunggu hukum ini diberikan Tuhan, apa yang dilakukan orang-orang Israel di kaku gunung? Mereka membuat patung emas! Itu sedang menunggu hukum, menunggu Tuhan bicara melalui Musa tetapi mereka sempat berbuat dosa. Mereka menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Ada yang mengatakan tidak menyebut namaNya sembarangan, tetapi sikap hidup,cara kerja,  cara bisnis, cara pelayanan, cara bicara, cara kita berelasi apakah sesuai dengan maunya Tuhan atau tidak? Kehadiran kita harus bisa dirasakan oleh orang lain. Dan nama Tuhan yang berkuasa bagi kita, itu  juga harus dirasakan oleh orang-orang lain. Mari kita sama-sama belajar dari bagian ini. Sungguhkan kita mengerti dengan benar nama Tuhan? Ini pertanyaan refleksi. Kalau belum mengerti dengan baik, maka lebih baik jangan sebutkan secara kata-kata, lebih baik diam saja daripada kita salah kalau kita paham dengan benar. Jaga kekudusan Nama itu. Jaga kemuliaan Nama itu.  Siapkah kita menyebut nama Tuhan dengan benar. Benar artinya kita sebutkan sesuai pada porsi (tempat)nya dan tepat pada waktunya. Tidak untuk hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Adakah kebenaran itu berada di dalam hati kita? Kebenaran di mana kita mengenal Tuhan dengan baik dan kita kenal Tuhan dengan benar dan kita sungguh-sungguh mau melakukan apa yang Dia kehendaki di dalam kehidupan kita. SIlahkan menyebut (menyerukan) nama Tuhan tetapi jangan sampai dengan sembarangan. Silahkan bertindak, berbuat, bekerja , melayani tetapi jangan sampai sembarangan. Silahkan menegur atas nama Tuhan, mengingatkan atas dasar nama Tuhan, tetapi jangan sampai dilakukan degnan sembarangan. Itu yang penting. Nama Tuhan Allah, Akulah Dia dalam perkataanmu! Nyatakanlah Dia dalam lakumu! Hiduplah seturut kehendakNya! Ketika kita mengakui maka kita juga melakukan. Ketika kita mengakui dan melakukan, kita hidup seturut dengan apa yang Tuhan mau. Perjalanan kita di dalam dunia, adalah perjalanan iman. Ada spiritual journey di sana, ada perarakan rohani. Di mana setiap hari, setiap waktu, setiap saat, kita diubahkan hidupnya, semakin hari harus semakin serupa dengan Kristus. Walau pun kita tidak dan belum sempurna, tetapi hari demi hari adalah pengudusan untuk kita. Setiap waktu adalah masa pengudusan untuk kita. Bukan setelah mati baru kita dikuduskan. Tetapi di dalam perjalanan iman kita dikuduskan. Salah  satunya kita diingatkan, “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan”. Itu yang Tuhan mau tekankan (ingatkan, beritakan) kepada kita. Di dalam Filipi, Rasul Paulus mengatakan, “Di dalam nama Yesus, semua lidah mengaku, semua lutut bertekuk” menyatakan bahwa Ia besar, agung dan mulia.

Penutup

Jumat lalu saat pelayanan perjamuan kudus, berkeliling beberapa tempat, satu hal yang paling kita ingatkan adalah tentang Yesus. Asuk-ayi boleh lupa pada kita yang datang (pembesuk), tetapi jangan sampai lupa kepada Tuhan Yesus. Ingat Tuhan Yesus? Dijawab,”Ingat”. Bukan semata-mata karena kita mau ingat, tetapi karena Tuhan berkata untuk kita ingat Dia. Di RS Husada (bangsal Nusa Indah) juga sama. “Saat ditanya “Tahu Tuhan Yesus?” Dijawab,”Tahu”. Tahu dokternya tidak?" Dijawab,"Tidak." Saya ambil positifnya yaitu dia ingat Tuhan sebagai Juruselamat. Bagaimana dengan kita? Apa yang kita ingat dari Tuhan sehingga kita berani menyebut namaNya? Apa yang kita rasakan dari Tuhan sehingga kita berani menyatakan namaNya? Atau apa yang bagi kita, versi kita kita dikecewakan oleh Tuhan sehingga membuat kita menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Ketika kita berkata Tuhan adil (benar, pedulikan saya) maka saat itu kita sedang menggunakan nama Tuhan dengan sembarangan. Hati-hatilah! Pengertian sembarangan tidak hanya berhenti di perkataan yang banyak, tetapi ketika tidak yakin sepenuhnya kepada Tuhan kita sudah menyembarangkan nama yang kudus dan nama yang mulia. Apa yang difirmankan Tuhan kepada kita, hendaknya menjadi kekuatan bagi setiap kita menjadi pegangan (bukan jimat) buat kita. Tetapi keyakinan ada kelepasan di dalam Tuhan. Nama Tuhan mulia dan kudus untuk itu. Mari kita jaga dengan baik! Mari kita pelihara dengan baik Nama Tuhan! Ini gereja tempat di mana setiap waktu Nama itu dipercakapkan , jangan sampai di tempat ini , kita juga menyembarangkan nama Tuhan. Bukan berarti kita tidakk boleh berkata-kata tetapi ingatlah jangan sammpai sembarangan!


No comments:

Post a Comment