Saturday, April 20, 2019

Must The Savior Die?



Pdt. Djinarko Andrew

Pendahuluan

              Seluruh dunia saat ini memperingati Jumat Agung. Berkenaan dengan hal ini ,di Israel juga dirayakan Paskah. Dari dahulu saat Paskah di sana terjadi penyaliban Kristus. Kita tahu bahwa Kristus datang ke dunia untuk menggenapi seluruh hukum Yahudi karena hukum Yahudi tidak mampu dilakukan oleh manusia. Seluruh hukum Taurat tidak mampu menyelamatkan manusia. Kalau kita melihat beberapa kejadian penting pada Kejadian 3: 15 Tuhan Allah berkata kepada ular, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Itulah karya di atas kayu salib. Salib bukanlah kebetulan. Kalau kita mempelajari tentang salib, saya pernah ditanya seorang anak muda. “Om saya ingin bertanya, ‘mengapa orang Kristen itu disimbolkan dengan tanda salib?’ Apakah karena Kristus mati di kayu salib?” “Betul”, jawab saya. Lalu ia bertanya lagi,”Kalau Yesus mati diclurit apakah berarti lambangnya jadi clurit?” Itu pertanyaan yang membuat saya belajar apa maksudnya.
Saya sudah membaca bahwa salib adalah hukuman bangsa Romawi yang paling kejam di antara hukuman yang ada. Kalau pernah mempelajari ada hukuman gantung, maka itu termasuk enak. Karena begitu digantung maka beberapa menit kemudian orang yang digantung akan langsung mati.  Hukuman pancung juga enak karena orang yang dipancung cepat matinya. Hukuman listrik bahkan lebih cepat lagi. Sedangkan hukuman Garibaldi agak jahat karena satu  cm demi satu cm masuk ke dalam leher. Tetapi hukum salib, sangat kejam sekali. Setiap kaisar memberikan cara hukuman yang berbeda-beda. Salib tidak selalu seperti ini (huruf T), ada yang berbentuk huruf X dan ada yang terbalik.
              Mazmur 103 : 11-13 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;  sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.   Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Di atas kayu salib dikatakan ‘berciuman’ antara keadilan Allah, kasih Allah dan hukuman Allah. Salib itu merupakan tanda dan lambang kebangganan sekarang. Dulu salib merupakan lambang hukuman yang berat. Dulu tentara Romawi menghukum orang berdosa dengan menggunakan cambuk yang memiliki jumbai-jumbai sejumlah 20-25 dari kulit onta yang dipilin dengan ujungnya berupa mata kait, tulang binatang dan besi. Ketika Yesus dihajar seperti itu dengan 39 kali cambukan, lalu ditarik maka akibatnya mengerikan. Beberapa waktu viral di Tiongkok , ada yang jatuh di kendang singa sehingga disobek-sobek  sampai terlihat tulangnya. Kalau melihat hal itu kita berpikir,”Siapakah aku ini sesungguhnya? Aku tidak layak!  Tetapi Dia melayakkan aku!”
              Fragmen yang dilihat tadi menggambarkan seorang bapak dunia saja mengasihi anaknya dengan berani berkorban memberikan matanya agar anaknya bisa hidup dan melanjutkan kehidupannya. Tuhan terlebih lagi. Yoh 3:16. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Ayat itu harus kita perhatikan dan kaji. Kasih Allah diberikan kepada  dunia yang sudah bobrok ini. Tidak mungkin manusia dikasihi seperti itu karena manusia sudah bobrok. Kenapa Yesus perlu datang, bukankah cukup dengan selamatkan saja? Memang bisa, tetapi tidak bisa karena status dari Tuhan dengan karakterNya yang kasih dan suci. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Kalau dengan kasih diselamatkan maka  Dia tidak adil. Kalau semua dihukum maka Ia tidak adil. Antara kasih dan keadilan, harus berjalan seimbang. Kasih dan suci tidak bisa dipisahkan tetapi harus berjalan seimbang. Bagaimana manusia yang semuanya sudah berdosa? Maz 51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Sejak dari kandungan, kita sudah di dalam dosa. Akibatnya tidak ada seorang pun bisa diselamatkan karena kita semua sudah berdosa. Tetapi Allah mengutus Kristus untuk datang menggantikan kita. Ketika Yesus mati di kayu salib itulah dikatakan proses penggantian untuk kita yang percaya agar bisa diselamatkan. Ketika kita percaya maka kita berjumpa dengan kasih Allah . Ketika kita menolak maka kita akan berjumpa dengan kesucian dan keadilan Allah harus menghukum. Kalau kita menerima keadilan Allah, kita harus diselamatkan.
              Perkara ini tidak mudah. Orang tidak bisa mencernanya. Karena manusia berpikir bahwa agama bisa menyelamatkan. Manusia berpikir bahwa perbuatan baik bisa menyelamatkan, padahal perbuatan baik menurut ukuran agama Kristen tidak bisa menyelamatkan manusia. Maka kalau menjadi Kristen , jangan hanya beragama Kristen karena kalau tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka kita belum diselamatkan. Agama tidak bisa menyelamatkan. Agama supaya tidak kacau, hanya mengikuti ritual-ritual. Matahari bisa membuat mati, maka menyembah dewa matahari. Ada air yang membuat banjir, maka ia menyembah dewa air. Ada matahari yang terus panas, sehingga manusia menyembah dewa matahari. Itulah agama. Bila ‘sesuatu’ mencari Allah maka tidak akan bertemu. Manusia di dalam dosa, agama itu hanya membawa orang kira-kira begini-begitu. Tuhan yang maha suci tidak akan bisa berjumpa dengan dosa. Itulah agama.
              Agama seperti seorang perenang hebat dunia sedang berenang di tengah-tengah Samudra Pacifik karena kapalnya pecah. Ia sedang terus renang agar bisa hidup. Agama seperti ini : helikopter datang lalu mengatakan,’Berbuatlah baik. Takutlah akan Tuhan. Lakukan semua yang bisa engkau lakukan”. Lalu helikopter berjalan, apakah orang itu akan selamat di tengah-tengah gelombang yang besar? Orang itu ditinggal helikopternya berarti ia tetap mati. Usaha manusia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Berbeda dengan kekristenan.
              Kekristenan ibaratnya seperti ini : ketika manusia berusaha berenang mengatasi gelombang helikopter datang dan berkata,”Kamu tidak bisa selamat dengan caramu sendiri. Agar kamu selamat, peganglah tali yang akan dilempar bersama pelampung” Kira-kira orang itu selamat tidak? Belum tentu! Kalau orang itu berkata,”Tidak! Saya mau berenang terus” maka ia akan mati. Itulah sebabnya Kristus datang ke dunia. Tuhan memberikan ‘pelampung’ agar kita percaya dan bila kita menangkap pelampung itu  maka kita akan diselamatkan. Karena kematian Kristus menyelesaikan perkara-perkara dosa kita, supaya kita percaya kepadaNya!. Akibatnya apa yang kita terima? Pernahkah kita kaji, kematian Tuhan itu salibnya ada berapa? Tiga! Paku ada berapa? Tiga! Dijual berapa keeping perak? Tiga puluh! Matinya pk berapa? Pk 3. Apa yang diterima, tradisi Yahudi, kematian Tuhan salibnya ada 3. Paku ada 3. Dijual 30 uang perak. Mati pk 3 sore. Berapa lama kegelapan terjadi? 3 Jam! Dalam bumi berapa hari? 3 hari. Mana bisa 3 hari? Ini penyangkalan dari orang Kristen sendiri yang mengaku dirinya mesianik. Padahal kita belajar mesianik ke Israel dikatakan bahwa kalau di dalam bumi tidak ada 3 hari. Lalu mengapa Yesus mati di hari Jumat, maka diperingati sebagai Jumat Agung. Pk 3 sore Yesus mati! Lalu bangkit pada hari Minggu pk 3 subuh! Lalu kira-kira ada tidak 3 hari? Jumat sore pk 3 lalu minggu pagi bangkit. Berati tidak ada 3 hari karena hitungannya 1 hari 24 jam.
              Tetapi pada Injil Yohanes dikatakan tentang tradisi Yahudi, Apa benar? Yoh 11:9a Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?  Itu tradisi Yahudi sampai hari ini (1 hari bukan 24 jam). Pada jam di tangan kita, ada angka 12. Tradisi ini adalah tradisi Yahudi. Kalau 1 hari = 12 jam  berarti meninggal Jumat pk 3 sore berarti pk 3 pagi besoknya 1 hari.  Pk 3 pagi – pk 3 sore berarti 1 hari lagi. Pk 3 sore sampai minggu pk 3 pagi hari berarti 1 hari. Berarti total 3 hari. Kalau sudah ke Israel, mereka tidak berkata pernyataan Yesus salah. Bagi orang Yahudi, maka Jumat pagi pk 5 matahari tertib berarti pk 5 sore sudah masuk Sabtu (sudah dimulai). Orang bertanya-tanya pk 5 sudah masuk imsak. Berdasarkan Yoh 11:9a, dikatakan 1 hari = 12 jam.
              Di sekolah teologia tidak ditemukan hal ini. Mengapa paku 3? Mengapa 30 keping uang perak? Mengapa 3 hari dalam bumi? Yesus kegenapan hukum Taurat. Dia datang ke dunia untuk menyelesaikan segala hukum Taurat. Saat Yesus mengatakan kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." (Yoh 5:8) di kolam Betesda, ini menyelesaikan hukum sabat yang mengikat mannusia. Itu bertepatan   dengan hari raya Purim. Saat dikatakan “angkat tilammu” itu menyelesaikan hukum Taurat. Sabat untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk sabat. Ketika Yesus datang ke dunia dan disebut hari Natal untuk menyelesaikan apa? Ini juga menjadi masalah. Ada yang mengatakan Natal bukan di bulan Desember , ada yang berkata Yesus lahir bulan Juni. Ada yang berkata Natal di sana dingin. Dan bukannya sombong, saya sudah 108 kali ke Israel. Saya menemukan bulan Desember dingin hanya 3 kali. Selainnya tidak dingin (tidak selalu bulan Desember dingin dan ada salju). Lalu mengapa Bapak bisa menekankan bahwa hal itu ada kegenapan? Bulan Desember upacara di Israel, orang Yahaudi mengingat pentahiran bait Allah. Sebelum  Yesus lahir, ada 1 bait Allah yang dikotori dengan minyak dan darah babi. Lalu seorang tukang palu namanya Makabe mengajak untuk membersihkan bait Allah, sebelum Yesus lahir. Upacara pentahiran itu disebut Festival Kenisah (Hanukkah) , saat itu ada 9 lilin . Selama 8 hari ia merayakan pentahiran bait Allah. Upacara pentahiran bait Allah sendiri akhirnya digenapi Yesus. Yesus datang ke dunia bukan mentahirkan bait Allah ini. Tetapi inilah bait Allah, tubuh adalah bait Roh Suci.
              Kembali lagi angka 3 di dalam salib Kristus ini apa?. Kalau Pesach = Paskah maka bukannya dikatakan Happy Easter tetapi Happy Passover (dalam bahasa Ibrani dikatakan Hak Pesach Semeah). Pesakh artinya dilewati. Mulai dari kematian Tuhan.

Uraian angka 3  

Angka 3 dalam kamus Ibrani angka 1 hurufnya ‘a’ (א , aléf), angka 2 hurufnya ‘b’ (ב , bét) dan angka 3 huruf = ‘g’ (ג , gimél , gardol, geelah). Ada 3 arti. Orang Yahudi mengatakan angka 3 adalah  angka penebusan, angka yang baik. Sehingga orang Yahudi menikah bukan hari Minggu atau Sabtu karena sabat tetapi hari Selasa. Hari Selasa adalah hari yang baik. Falsafah Yahudi bertolok ukur dari Kejadian pasal 1. Dikatakan pada hari yang ketiga, dua kali kata ‘baik’ diucapkan. Itu yang mereka ambil. Angka 3 adalah angka penebusan, tetapi Yahudi tidak mau menerima sampai hari ini kecuali Mesianik. Kita harus menghargai kematian Tuhan Yesus. Betapa Ia mati bukan dengan barang murahan. Ia berani berkorban. Kalau seorang bapak mengorbankan matanya untuk anaknya, tetapi Ia mengorbankan anakNya untuk mati untuk kita. Sebuah nyawa untuk menyelamatkan kita. Maka jangan main-main menjadi orang Kristen.

1.     Ge-elah

Huruf ‘g’ pertama geelah artinya pengampunan. Kita tidak akan bisa bertemu Bapa di sorga kalau kita tidak diampuni. Ketika Yesus mati di atas kayu salib, kata-kata terakhir sudah selesai (sudah genap, tetelestai). Pengampunan diberikan sempurna untuk kita. Maka orang Kristen ketika mau percaya ,percayalah dengan sunguh-sungguh, jangan setengah-tengah. Jangan sekedar menjadi orang Kristen tapi jadilah murid Yesus. Karena Ia mati untuk menebus kita dari dosa kita diangkat. Menebus artinya dibeli kembali untuk menjadi milik Dia. Agama tidak bisa menyelamatkan. Tradisi dari Mesir , Paskah dilakukan dengan memotong domba jantan, diambil darahnya, diolehkan pintu, lalu makan sayur pahit dan makan roti tak beragi sambil berlari. Tradisi ini dilakukan terus (potong domba terus) sampai ada bait Allah dibangun. Lalu berhenti tahun 70 setelah kaisar Titus merobohkan bait Allah. Tidak ada bait Allah maka tidak ada lagi memotong domba. Sejarah ini tidak ada di Alkitab, tetapi di dalam tradisi Yahudi ada di mana dikatakan, orang memotong domba setahun kali dibawa ke bait Allah ada 2 ekor. Domba, sapi atau yang miskin cukup burung darah. Semuanya dibawa ke dalam bait Allah. Setahun sekali, imam besar menerima darah domba yang dipotong dan ditaruh ke pasu lalu masuk ke ruang maha kudus dan memercikkan untuk minta ampun dosa setiap orang yang memberikan persembahan. Dombanya harus dua ekor. Yang satu diberi tali merah dan diberi nama dari orang dan keluarga yang dosanya minta diampuni.
Tradisi ini diambil orang Tionghoa sampai hari ini. Yang satu ditempelkan di bagian halaman bait Allah (ada nama kita di tali merah yang ditempel). Lalu setelah ditempel tali merah , domba diusir lari ke hutan. Yang satu dipotong dipercikkan darah dombanya di ruang Maha Kudus. Tali merah tidak pernah berubah menjadi putih. Tetapi ketika Yesus mati di atas kayu salib, orang Yahudi tidak menyadari hal ini, tirai bait Allah terbelah dari atas ke bawah. Yang menyobek bukan manusia tetapi Tuhan sendiri sehingga tabut sudah tidak ada kekuatan. Dulu orang melihat tabut, akan mati. Tetapi setelah Yesus mati (Aku menyerahkan nyawaKu dan Sudah Genap) , mata tabir terbelah dari atas ke bawah. Setelah itu tabut bisa dilihat dan orang yang melihatnya tidak mati. Seluruh tali merah menjadi putih. Berarti hanya Yesus yang mampu menghapus dosa kita dan mampu mengampuni segala dosa manusia yang mau percaya kepadaNya. Maka itu salib, huruf ‘g’ (pengampuman). Pengampunan sempurna diberikan. Orang Kristen yang percaya di Alkitab dikatakan dan dibaptis maka akan diselamatkan. Karena pengampunan terjadi di atas kayu salib Tuhan Yesus mengalami penderitaan. Bukan hanya itu mulai dicambuk sampai sobek semuanya,. Simon Kirene harus memikul kayunya karena Yesus sudah tidak kuat sama sekali. Jatuh beberapa kali dalam perjalanan memikul salib. Penderitaan yang sangat parah. Di dalam film The Passion hal ini digambarkan mendekati aslinya. Seperti mata kait yang besar masuk ke tubuh. Ketika ditarik, maka tubuh sobek. Pada orang yang suka mancing, lalu mata pancingnya masuk ke mulut ikan dan ditarik, maka akan robek. Saya tiap kali lewat sana selalu menangis. Tuhan aku tidak layak. Aku ini siapa Tuhan?
         Latar belakang saya adalah orang yang tidak beres, orang jalanan. Ketika umur 29 tahun saya baru berjumpa Tuhan. Adik kelas saya Ev Putra di Sekolah Teologia Alitea. Ketika itu saya tidak kenal Tuhan dan tidak takut orang dan apapun juga. Papa saya waktu itu pendeta Budha dan mama saya Kristen. Dan saya punya om. Saya keturunan Tionghoa dan Madura. Kakek saya keturunan Tionghoa daratan dan nenek saya Madura sehingga lahir papa saya. Mama saya Jawa campur Dayak. Engkong dari Tiongkok daratan (Ho Kian dan marganya Kwok). Kawin dengan Madura lahir papa saya. Mama saya Kristen dan om saya Muslim (dari nenek saya yang muslim). Ketika mereka debat agama, saya berkata, “Bohong. Agama tidak ada. Yang penting duit” Saya masih muda tetapi sudah punya Corola DX (saat itu keren seperti Baby Benz sekarang). Tapi saya tidak benar. Singkat cerita Tuhan menjamah saya. Setelah dijamah Tuhan, baru saya ketemu Tuhan. Di situ saya katakan,”Tuhan luar biasa”. Tetapi saat itu ada keraguan apa benar agama dia. Saya belajar agama papa saya dulu, lalu agama om. Terakhir saya baru belajar kekristenan. Di dalam kekristenan sejarahnya komplit. Ini history, ini true story, ini life story. His story (sejarah Dia). Tidak ada nama-nama yang tidak benar. Yerusalem ada. Yerikho ada, Betlehem ada. Tidak ada Hong Kong di sini. Ini sejarah luar baisa. True Story. Semuanya ditemukan. Dengan ditemukan berbagai hal menunjukkan Alkitab itu benar. Kematian Tuhan Yesus pun benar. Walau ada yang banyak yang mengatakan tidak benar karena bukan Yesus yang mati tetapi digantikan orang lain. Di dalam kitab mereka, dikatakan sesungguhnya Isa tidak mati disalib, tetapi digantikan oleh Yakusa (Yudas). Di Taman Getsemani, wajah Yudas diganti wajah Yesus. Dan wajah Yesus diganti dengan wajah Yudas. Kalau Yudas yang mati disalib, ketika disalib tidak seperti Yesus yang mengatakan, “Ya Bapa, ampunilah mereka. Karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Kalau Yudas akan berkata dan memaki,”Goblok! Tolol kamu ! Bego!” karena ia bukan Tuhan. Rasul Petrus sewaktu memotong telinga hamba imam besar, maka yang menempelkan kembali telinga tersebut adalah Yesus (kalau Yudas tidak mungkin menempelkan).
         Bahkan ada seorang novelis (Dan Brown) mengatakan,”Yang mati bukan Yesus tapi orang lain. Karena Yesus diangkat dan menikah dengan Maria Magdalena sampai akhirnya punya anak-cucu orang Perancis.” Itu cerita yang membuat orang tidak meyakini imannya. Hari ini saya ingin tekankan,”Jangan sia-siakan keselamatan yang sudah diperoleh hari ini. Ketika sudah percaya Tuhan, jangan sia-siakan kepercayaan yang ada. Karena pengampunan yang diberikan itu sempurna. Geelah = diampuni. Untuk apa? Hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan. Maka dikatakan,”Ketika engkau percaya Tuhan, maka engkau dijadikan benar. Kebenaran itu adalah pilar iman. Kita dibenarkan karena kita menerima yang dikatakan ‘Akulah jalan dan kebenaran’.” Kita menerima Dia maka kita dibenarkan dan bisa percaya Tuhan. Maka di dalam pujian dikatakan, “Kutelah mati.” Apa maksudnya? Terjadilah : ketika kita diampuni terjadi perubahan yang radikal dalam hidup kita. Maka orang Kristen yang tidak berubah, berarti ia belum mengalami kematian Tuhan dalam dirinya. Dia belum menerima Yesus secara pribadi. Pengorbanan Tuhan bukan barang fana, tetapi barang yang berharga yaitu nyawa.

2.     Gardol

Bukan hanya geelah, jadi gardol (artinya diangkat). Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. Sering orang tidak mengerti. Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan. Ada yang tidak mengerti hal ini. Bila lahir di Jakarta maka kita menjadi anak Jakarta.  Saya anak Surabaya. Apakah berarti Surabaya anak saya?  Tidak! Saya berasal dari Surabaya. Kita disebut sebagai anak-anak Allah , bukan berarti Allah memperanakkan kita, tetapi kita berasal dari Allah. Kita ditebus kembali dan diangkat menjadi anak-anak Allah, Itu kata gardol. Kita dipermuliakan Allah supaya kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang dunia.tidak agar bisa melihat Allah dan memuliakanNya.
Seringkali orang Kristen tidak sadar bahwa dirinya adalah anak Allah. Di dalam nama kita, di belakangnya ada kata ‘bin Yesua’. Pada orang Tionghoa dikatakan marga (she).  Marga membawa kita kepada suatu identitas, dari siapa kita dilahirkan. Kita ada marga yang namanya Yesua (Yesus) di belakang nama kita. Ketika berjalan di tengah jalan pun, kalau kita orang Kristen pasti ketahuan. Karena dari caranya berbeda (misal : cara berdagang-nya berbeda). Kita berbeda. Ada yang berkata, “hidupnya lebih susah”. Sepertinya susah, padahal tidak. Ujung-ujungnya kita akan melihat sesuatu yang luar biasa. Saat  berjalan di dalam pimpinan Tuhan, kita akan diangkat terus oleh Tuhan. Diangkat untuk menjadi anak-anakNya. Kekristenan kita jangan menjadi kekristenan yang mandeg. Dalam Yohanes 1:12 itu kata-kata di sana dalam bahasa Yunani disebut brepos yang artinya bayi. Tetapi dalam Roma 8:16-17 dikatakan di sana bukan brepos tapi hulios. Apa bedanya? Ada istilah brepos (bayi) dan hulios (remaja) dikatakan seperti perempuan berumur 16 tahun. Apa maksudnya? Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan yang sama-sama berusia 16 tahun maka yang lebih dewasa adalah yang perempuan. Laki-laki kadang-kadang setelah pulang makan kemudian pergi lagi. Perempuan mengerti mamanya bagaimana dan membantunya karena lebih dewasa. Artinya akil balig, hidup kekristenan tidak hanya menjadi bayi. Kita harus bertumbuh menjadi orang-orang dewasa dan mandiri dalam kehidupan kita (mengerti firman lebih dalam). Orang Kristen diangkat semakin dekat dengan Tuhan bukan berarti mati tetapi mengenal Dia lebih dalam. Kalau kekristenan, kita tidak pernah mengkaji iman, saya meragukan apakah anda sudah mengenal keselamatan atau tidak. Apakah anda sudah mengenal Kristus atau tidak? Orang yang sudah mengenal Tuhan , dia akan terus bertumbuh menjadi orang Kristen yang luar biasa.
         Kita belajar menjadi orang Kristen saat ini menjadi orang Kristen yang benar-benar mengenalNya. Sekarang di Tiongkok terjadi gerakan luar bisa. Kalau kita pergi ke Israel pada bulan apa saja, maka pasti bertemu orang Tionghoa di sana. Bisa ada 200-300 orang yang pergi ke sana. Karena mereka ingin mengenal Tuhan, mau bertumbuh dan mencari Tuhan lebih dalam lagi . Sehingga ada 3 penerbangan yakni dari kota Cheng Du, Bei Jing dan Shang Hai langsung ke Tel Avif. Dibuat suatu kontak antara Tiongkok dan Israel. Kekristenan yang bertumbuh karena ia sadar bahwa ia diangkat oleh Tuhan.

3.     Gimel

Gimel artinya onta. Onta mengangkat beban. Di Arab, yang namanya khalifah (pedagang) bila membawa onta sepuluh pasti ada 1 yang dibiarkan di belakang. Sepuluh membawa barang, yang satu terkadang tidak membawa barang. Yang satu dibiarkan. Kalau sedang berjalan di padang gurun dan tidak menemukan air, sedangkan air minuman mereka sudah habis, maka onta akan dilobangi punuknya untuk diambil airnya. Seekor onta sekali minum sebanyak 40 liter. Lalu diambil airnya untuk diminum oleh para pedagang. Ini gambaran bahwa Tuhan menjanjikan ketika percaya bahwa akan ditanggung bebanmu. Mat 11:28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.Janji Tuhan bukan bohong. Tetapi orang Kristen tidak meyakini pesan salib maka ia tidak tahu Tuhan menanggung beban kita. Pertama, pasti iblis dikalahkan karena tumitNya digigit oleh kuasa penghulu di udara yaitu dengan mati di kayu salib. Tetapi kepala ular (iblis) dihancurkan oleh Tuhan. Jangan ada orang Kristen yang takut dengan setan. Banyak orang Kristen dibohongi. Ada kelompok pengusir setan di Kelapa Gading. Sekali datang 10 orang. Setan dimasuki kresek dan mereka masuk keluar orang-orang kaya. Orang kaya tersebut ditipu seperti harus melepas seperti cincin yang dikenakan. Ini seperti dukun karena ada batu dan aura-nya. Saya tanya ,”Aura apa?”. Dikatakan,”Ya pasti aura negatif”.  Saya berkata,”Anda tidak mengerti. Anda sekolah teologi dan bergelar MTh. Saya hanya STh. Anda lebih tinggi dari saya. Tetapi anda bodoh. Setan tidak perlu media dan tempat. Bila anda usir di sini , ia pindah ke tempat lain. Lalu bila cincin ada setan lalu dibakar habis tetapi kalau rumah kenapa tidak dibakar rumahnya? Kalau orangnya dirasuki setan, kenapa orangnya tidak dibakar?” Saya tidak peduli dengan aura negatif atau positif. Banyak orang berkata, “Alam roh” dan dia tidak tahu bahwa Yesus sudah menyelesaikannya. Markus 16:17-18 dikatakan “ Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,  mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."  
Orang percaya dan sudah dibaptis mampu mengusir setan (diberi kuasa dalam nama Yesus). Tetapi kita sering ditakut-takuti dan karena kita terbeban dengan dosa kita. Lalu roh bagaimana? Roh ada di mana-mana. Beban ditanggung oleh Tuhan apapun masalahmu. Bagaimana keadaan negeri kita? Jangan takut, berdoa dengan sungguh-sungguh agar keamanan tetap di negeri ini. Banyak orang yang panik. Teman saya lari Melbourne dan membeli rumah di sana seharga Rp 5 miliar. Orang Kristen takut sehingga lari, tetapi lari-lari ke manapun tidak ada tempat yang aman kecuali di dalam Yesus. Karena Ia sudah mati di atas kayu salib memberikan jaminan bagi kita. Hari ini, jangan sia-siakan kematianNya sudah diterima. Kita sudah menjadi Kristen , jangan sepelekan kematianNya dengan tidak sungguh-sungguh dalam Tuhan. Dalam drama tadi membuat trenyuh hati kita. Itu baru manusia. Berani berkorban dengan memberikan matanya untuk anaknya. Kalau manusia bisa mengasihi seperti itu, apalagi Tuhan. Napas yang tiap hari kita hisap tidak perlu bayar. Kalau dihitung nilainya Rp 9 juta. Coba renungkan! Belum lagi , kita bisa tertawa karena endorphin yang nilainya Rp 185 juta. Itu yang  membuat kita merasa nikmat, bisa tersenyum, tertawa dan awet muda. Ketika endorphin keluar, kekebalan tubuh meningkat. Maka orang yang suka bergembira akan awet muda.
             

No comments:

Post a Comment