Sunday, August 12, 2018

Alkitab : Penuntun Jalanmu

Ev. Charlotte

2 Tim 3:14-17
14  Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
15  Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
16  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
17  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Ulangan 6:4-9
4  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
5  Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
7  haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
8  Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
9  dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Legacy (Warisan)

              Tema hari ini : Alkitab Penuntun Jalanmu. Setiap orang tua umumnya selalu memikirkan apa yang mau diwariskan kepada anak-cucu-nya. Billy Graham berkata, “Warisan terbesar bukanlah warisan uang atau hal-hal yang bersifat materi yang dikumpulkan orang sepanjang hidupnya tetapi warisan karakter dan iman (the greatest legacy one can pass on to one’s children and grandchildren is not money or other material things accumulated in one’s life, but rather a legacy of character and faith)”.

Apa yang ingin Anda wariskan ? Bersifat Sementara atau Bernilai Kekal ?

Warisan kekal orang percaya ketika menghadap Tuhan bukanlah ijazah atau emas-berlian. Jangan membawa emas-berlian karena itu menjadi sampah di sorga karena jalanannya sudah dari emas. Maka bawalah iman kepada Kristus dan karakter yang serupa dengan Kristus. Karakter dan iman adalah warisan yang diberikan kepada anak-anak dan warisan itu memiliki nilai kekal. Biasanya orang akan memikirkan tentang apa yang dikumpulkan sepanjang hidup seperti : emas , deposito, anak sekolah tinggi sampai S-3? Teman saya berkata, “Saya sudah punya 7 polis asuransi, maka saat meninggal saya akan tenang karena klaim asuransi tersebut bisa dinikmati oleh anak cucunya.” Saya berkata,”Memang benar. Tetapi bagaimana kalau meninggalnya bareng-bareng? Jadi akan diwariskan kepada siapa?”

Apa yang Dapat Diwariskan Orang Tua ???

Apa yang bernilai kekal yang dapat diwariskan oleh orang tua?

1.     Orang tua harus mengajarkan Firman Tuhan sampai anak menerima dan melakukan

2 Tim 3: 14  Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Kehidupan setiap orang tua berbeda-beda. Tidak semua bisa mewariskan uang, ilmu atau harta. Sebagai orang Tionghoa kalau punya 3 anak memikirkan bagaimana supaya bisa memiliki 3 ruko, rumah atau perusahaan supaya anak-anak tidak berebut. Padahal kalau di pengadilan sudah saling berebut satu dengan lain. Rasul Paulus mengatakan kepada Timotius ,“Kamu harus ingat, kamu diajarkan kebenaran. Kamu diajarkannya kepadamu. Kebenaran yang sudah kamu terima dan yakini, harus kamu pegang itu.” Sebagai orang tua kita harus mengajarkan ke anak-anak sampai diterima dan hidup di dalam diri anak-anak yang kita miliki dan ajar baik sebagai orang tua maupun guru Sekolah Minggu yang diberikan kesempatan menjadi orang tua bagi anak-anak Sekolah Minggu.

Apa yang perlu diajarkan?
Ulangan 6 : 4-9

a.     Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan

Dengan mengasihi Tuhan lebih dari apa pun, maka orang akan membenci dosa lebih dari apa pun juga. Saat dikatakan,”Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan kekuatanmu” maka Tuhan tidak meminta 95% tapi 100%! Ilustrasi : bagaimana kalau pacar berkata, “Saya mencintaimu tapi hanya 90% karena 10% masih tertambat pada pacar sebelumnya.” Ia berkata, “Masih untung 90% jadi terima saja.” Apakah kita mau? Tentu tidak mau, karena kita maunya seluruhnya.
                 Waktu masih muda, saya ‘ditembak” (diminta menjadi pacar) oleh seorang rekan pelayanan. Saya tahu ia pernah mengalami putus pacar dan masih menyimpan foto pacarnya yang ditaruh di meja belajarnya. Saat menembak saya ia berkata,”Sebenarnya pintu hati saya sudah berkarat, tetapi kamu bisa membukanya dan masuk ke dalam hatiku.” Kemudian saya bertanya,”Di mana pacar lamamu?” Dia menjawab,”Dia masih ada di sudut hati saya.” Saya berkata dalam hati,”Oh masih ada di sudut. Saya masuk tidak ya?” Saya membayangkan kalau saya masuk di hati dia berdua dengan mantan pacarnya (10%) bagaimana? Jadi saya tidak menikah dengannya. Saya merenungkan seseorang ingin disayang 100%, maka Tuhan juga bisa menuntut kita 100%, tidak boleh secuilpun untuk diri kita atau orang lain. Karena kalau sudah 100% untuk Tuhan, maka diri kita sudah tidak penting lagi. Karena yang paling penting hanya Tuhan. Ketika kita mengajarkan,”Apa yang kuperintahkan padamu haruslah kau perhatikan! “ NIV mengatakan Keep itu in your heart ternyata harus ada di dalam hati kita dahulu baru bisa ajarkan dan berikan. Ketika mengajarkan berulang-ulang baik dalam segala keadaan, berarti sudah ada dalam pikiran kita. Itu menjadi lifestyle, pembicaraan setiap hari. Sehingga bisa kapan dan di mana saja, bisa kita katakan firman Tuhan ini : kasihilah Tuhanmu dengan segenap hati, jiwa dan kekuatanmu. Apa yang dimaksud dengan kalimat ini. Kasih = perasaan kagum dan hormat yang kudus. Kalau begitu, kita tidak mungkin hidup cemar. Kita takut bukan karena dihukum tapi karena hormat kepada Tuhan. Kalau kita hormat dengan Jokowi maka kita tidak akan main-main di hadapannya atau mengabaikannya tetapi menyimak, duduk sopan dan berpakaian rapi.

Mengasihi dengan seluruh keberadaan masing-masing kita
Kalau kita kagum kepada Tuhan dan hormat yang kudus kepada Tuhan, maka kita akan mengasihi Tuhan dengan segenap hati dengan seluruh keberadaan kita.    Ini tidak mudah. Apa maksudnya mengasihi Tuhan dengan seluruh keberadaan? Seluruh apa yang kita punya , hidupi dan miliki itu semua hanya pernyataan bahwa kita mengasihi Tuhan. Tidak ada yang lain.

b.   Menghadirkan Tuhan dalam keluarga

-        Mengajarkan tentang kehadiran Tuhan kepada anak dengan cara formal maupun informal

Paduan Suara dari GPIB Depok suaranya sangat bagus, sepanjang mendengar lagu yang dinyanyikan hati saya merasa terharu. Suara bass sangat kedengaran, indah sekali. Saya sudah lama tidak ikut latihan paduan suara. Saat mendengar paduan suara yang indah, saya teringat dulu saya punya kesempatan untuk menyanyi. Waktu suara dipersembahkan kepada Tuhan, itu pernyataan untuk mengasihi Tuhan.Bukan menyanyi untuk dilihat. Bukan itu. Pasti motvasi :  seluruh keberaan saya milik Tuhan dan Tuhan nikmati suara yang sudah diberikanNya. Saya membayangkan Tuhan hadir dalam ibadah dan duduk bersama kita. Dia juga mendengar kita menyanyinya bagaimana. Dia menembus hati kita. Tuhan bisa menembus kita (kita transparan), kita dilihat Tuhan (tidak ada yang tersembunyi). Tuhan tahu persis motivasi kita. Ketika seluruh hidup kita, pernyataan itu hanyalah mengasihi Tuhan. Sudah tidak ada lagi, mau apa lagi motivasi kita karena hanya untuk Tuhan, oleh Dia, bagi Dia kemuliaan untuk selama-lamaya. Bagaimana Tuhan hadir dalam keluarga kita? Bagaimana menghadirkan Tuhan secara formal dan tidak formal? Baik duduk maupun berjalan, Tuhan hadir. Biasanya kita sungkan kalau ada tamu. Anak-anak sadar kalau orang tua sedang ada tamu, dan ini bisa menjadi kesempatan untuk meminta sesuatu seperti es krim, siomay, minta uang untuk menonton. Kalau tidak ada tamu susah sekali memintanya. Kalau ada tamu orang tua jadi jaim. Kita sadar tidak kalau di rumah kita ada tamu yaitu Tuhan Yesus. Kalau Tuhan Yesus hadir, bagaimana kita bisa memarahi anak, memukul anak-istri? Tuhan ada dan melihat! Apakah kita tidak mau jaim di hadapan Tuhan? Kalau Dia ada sebagai tamu kita, maka kita melibatkan keputusan dalam apa yang kita buat.

-        Melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan yang dibuat
            Dari pagi sejak membuka mata, kita sudah buat keputusan (mau bangun sekarang atau 5 menit lagi). Begitu buka lemari baju kita harus memutuskan baju mana yang akan dipakai. Mau makan, kita membuat keputusan. Waktu membuat keputusan apakah kita melibatkan Tuhan? Termasuk waktu membeli sepatu harus melibatkan Tuhan. Bukan warnanya apa, apakah kita perlu membeli tidak karena harganya terlalu mahal? Diskusi dengan Tuhan, bukan dengan yang lainnya. Kita pertanggungjawabkan setiap rupiah yang kita gunakan.

-        Menyerahkan semua masalah keluarga ke dalam tangan Tuhan
Kita tahu Tuhan hadir dan terlibat, tidak ada masalah yang tidak Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita tanpa sepengetahuanNya. Semua dalam intervensi Tuhan dan kedaulatan Tuhan. Semua dalam waktunya (timing) Tuhan.

c.     Mengutamakan Tuhan dalam setiap kegiatan dan kesempatan.

-        Memberi waktu, tenaga, uang,  yang terbaik untuk Tuhan
-        Pilihan atas aktivitas hanya untuk membangun relasi agar setiap orang dekat dan kenal dengan Tuhan 
-        Segala potensi, prestasi dan pilihan profesi (pekerjaan) bagi kemuliaan Tuhan

Artinya kita memberi waktu , tenaga, uang yang terbaik yang kita punya untuk Tuhan, seperti kisah janda yang memberikan uang dua peser yang merupakan seluruh miliknya. Apa yang kita punya the best ? Kalau punya anak yang pandai maukah kita berikan ke Tuhan? Anak ketiga, mau jadi hamba Tuhan (yang kedua sudah masuk sekolah teologi). Ia lulus dengan angka ijazah tertinggi di antara teman-temannya. Bagi saya, lumayan saya saja tidak pernah memperolehnya. Suatu kali anak ketiga saya berkata,”Ma saya mau sekolah Alkitab!” Saya masih berkata, “Sekolah kedokteran saja dulu” karena nilainya cukup baik siapa tahu bisa masuk. “Nanti setelah itu baru sekolah teologi.” Lalu ia berkata, “Mama, saya jadi dokter memuliakan Tuhan. Menjadi hamba Tuhan juga memuliakan Tuhan.” Namun dalam hati timbul suara, “Tanya saja Tuhan!” Tuhan mau dia sekolah kedokteran dulu atau langsung sekolah teologi. Kita tidak tahu perjalanan hidup anak kita. Jadi sebaiknya kita taat saja kepada Allah mau dia  kemana. Pokoknya yang terbaik yang kamu lakukan. Jadi dia berkata, “Baik kalau begitu saya tidak mau mendaftar. Kalau lewat undangan saya tidak diterima maka saya akan mendaftar di sekolah teologi” dan sampai saat ini dia sudah menjalani panggilannya. Sampai saat ini dia setia menjalani pilihannya. Dia memberi yang terbaik. Pilihan atas aktivitas kita untuk hanya membangun relasi agar setiap orang dekat dan mengenal Tuhan.
   Untuk apa hidup kita menjadi kabar baik buat orang lain? Supaya orang lain melihat kita berbuat baik dan mereka memuliakan Bapa di surga. Jadi setiap kegiatan kita agar mereka lihat ke atas, bisa kenal dan dekat Tuhan. Tidak ada yang lain. Tetapi seringkali hidup kita membuat orang jadi jauh dan kecewa dengan Tuhan. Mari kita koreksi diri kita. Apakah yang terutama dalam hidup ini sudah memuliakan nama Tuhan? Apakah kita sudah melakukannya? Segala potensi, prestasi dan pilihan profesi , bekerja untuk memuliakan namaNya? Soli Deo Gloria.

2.     Orang tua harus mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak sejak kecil.

Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. 2 Timotius 3 : 15. Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Amsal 22:6. Teach children in a way that fits their need (on the way they should go), and even when they are old, they will not leave the right path. Proverbs 22:6. Ada satu terjemahan : that fits their need = yang cocok dengan kebutuhannya, sesuai dengan track nya. Anak-anak punya lintasan sendiri yang mungkin bisa bersama-sama setelah itu dia akan berjalan sendiri. Mungkin kita bisa bersinggungan dalam lintasan (ada irisan). Tapi ia punya track (lintasan) sendiri. Tuhan sudah punya rencana dan tujuan atas hidupnya. Setiap anak punya kondisi yang berbeda. Kalau kita melotot, reaksi mereka berbeda. Anak pertama akan balas melotot lagi, anak yang kedua menangis, dan anak yang ketiga berkata, “Jangan melotot dong!” Maukah kita mendidik dengan cara , kebutuhan dan jalan yang harus dia tempuh  yang Tuhan sudah hadir di masa depannya. Jangan takut, di masa tuanya dia tidak akan menyimpang. Firman Tuhan yang ditabur tidak akan sia-sia sekalipun di tengah-tengah mungkin anak itu menhyimpang. Kita bertekun berdoa, untuk suatu kali kembali. Maka suatu kali ia ingat, ength lagu SM atau ayat, Tuhan bisa ingatkan dengan cara ajaib. Tuhan bisa mendidik sejak muda, anak kita bisa berada pada persimpangan. Ia harus memilih teman seperti apa.
Kemarin saya dapat chat, “Bu bagaimana ya, saya ketemu jodoh. Tapi ia tidak percaya Tuhan. Saya sudah jatuh cinta sekali. Kita sudah sepakat nanti kita masing-masing jalan sendiri. Saya tetap Kristen dan dia Budha. Nanti kita sepakat anak-anak kami bisa memilih agama apa saja.” Saya hanya komentar,”Kalau sudah sudah berjalan sendiri-sendiri kenapa tidak tetangga-an saja?” Bagaimana menikah tapi jalan sendiri-sendiri? Menikah itu dua pihak menjadi satu (two become one itu berarti jalannya satu). Bagaimana kalau jalannya masing-masing, maka lebih baik jadi tetangga saja. Demikian juga dengan pisah harta walaupun alasannya agar kalau terjadi apa-apa maka tidak kedua-duanya jadi miskin (satu tetap kaya). Buat apa nikah? Bukankah sudah janji, baik kaya miskin akan sama-sama? Berarti sama-sama senang dan susah, sakit dan sehat. Kalau sudah berada sama-sama lalu untuk apa pisah harta? Kalau pisah harta, mudah sekali pisahnya. Jadi tetangga-an saja , jadi bisa sering ketemu. Ketika mau memilih taat atau tidak kepada Tuhan, siapa yang memimpin jalan hidup anak-anak kita? Ketika Tuhan yang pimpin, tidak usah khawatir jalan yang ia tempuh karena ia bersama dengan Tuhan.

Maz 1:1-3.
1  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Ikuti nasehat orang fasik?
Ada seorang ibu yang datang konsultasi karena, suaminya sudah selingkuh 5 tahun. Bulan Juni kemarin suaminya baru meledak besar karena ia psikopat. Ia menghampiri rumah dan mau bunuh istrinya. Istrinya mau cerai dan sudah panggil pengacara. Tantenya berkata, “Kamu harus buktikan bahwa kamu menang. Kalau kamu yang diceraikan berarti kamu kalah. Jadi kamu yang menceraikan. Nanti harta bagi dua. Kamu sudah posisi tinggi sekali. Kamu tidak usah takut. Untuk apa ikut suami seperti itu? Kamu masih cantik dapat pria lain.” Menghadapi itu, saya jadi teringat pertemuan dengan dia 5 tahun lalu. Waktu itu ia masih menjalani kemoterapi akibat sakit kankernya. Saat itu saya bertanya, “Siapa yang sakit?” Dia menjawab,”Saya! Ini mau kemo yang keenam. Saya tidak memberi tahu siapa pun. Karena dokter sudah pesan untuk tidak kasih tahu siapa pun. Kalau bicara nanti bisa bingung. Si A akan berkata, nanti makan dan rebus daun ini dll. Ada yang nasehati untuk ke sin-she dll. Ada yang bilang makan saja kentang rebus. Jadi bisa ada 1.001 resep dan nasehat. Maka saya tidak mau omong-omong . Nanti setelah selesai kemoterapi-nya baru saya cerita.” Waktu saya kena diabet, saya diminta minyak kelapa, minum rebusan ini-itu. Jadi karena punya pengalaman itu, saya jadi mengerti. Lebih baik saya ke satu orang dan ikuti. Saya berkata,”Ibu sekarang  terkena kanker lagi, tapi bukan kanker secara fisik. Ibu masuk lagi kepada ujian berikutnya. Dulu Tuhan sudah sembuhkan, mengapa ibu tidak yakin sekarang pun Tuhan bisa sembuhkan? Jangan ikuti nasehat orang fasik. Kembali lagi kepada Firman Tuhan. Tuhan membenci perceraian. Apa yang sudah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Kalau pun kita tidak sangagup menjalani hidup dengan orang yang Tuhan berikan, maka berdoalah kepada Tuhan untuk mengambil dia secepatnya.” Mudah-mudahan dijawab. Jadi biarkan maut yang menceraikan. Buat Tuhan mudah sekali. Tidur saja, tidak bangun-bangun lagi. Papa saya meniggal waktu tidur. Ada hamba Tuhan yang berkata ke istrinya, “Ma kalau besok saya tidak bangun lagi, artinya saya bangun-bangun sudah di sorga. Mama jangan panggil-panggil lagi.  Dah… salam perpisahan sebelum tidur. Kalau pagi besok bangun, eh satu hari lagi. Satu hari lagi kita bersama-sama” Hidup ini rapuh. Apa bisa pastikan kita masih ada hari ini, besok dan minggu depan? Tidak ada yang bisa memastikan. Oleh karena itu pastikan, kita berjalan bersama Tuhan. Sehingga dibalik pun kita sedang berjalan bersama Tuhan. Apa upah orang setia berjalan bersama Tuhan? Seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air. Apa saja yang diperbuatnya berhasil. Maz 1:3. Berhasil , sukses. Ingat Yusuf! Apapun yang dilakukan disertai oleh Tuhan karena Yusuf merenungkan Taurat itu siang dan malam. Taurat Tuhan itu dia hidupi. Taurat itu selalu ada dalam hati dan pikirannya siang malam pagi-sore sepanjang hidupnya. Maka ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Apa yang kita harus kesankan dan tekankan kepada anak? Mengajarkannya berulang-ulang dengan rajin. Ketika apapun yang kita lakukan, baik saat bicara, duduk, jalan, berbaring, apa pun itu, perkatakan  dan ajarkan berulang-ulang. Dikatakan berulang-ulang mulai kapan? Sejak kecil, firman Tuhan, tidak akan lewat dan musnah tetapi tertancap!. Namun terkadang apa yang kita tancapkan bukan firman Tuhan tapi kata-kata yang tidak baik.
Saya pernah memberikan konseling pada seorang ayah berusia 47 tahun. Ia berkata bahwa masih terngiang-ngiang perkataan mamanya, “Kamu bodoh, bego, tidak ada guna, tidak bisa jadi apa-apa, payah! Mama menyesal punya kamu.” Ia berkata sambil mengalir air mata. Itu sudah 47 tahun lalu mengapa masih mengingatnya? Dia berkata,”Habis bagaimana Bu. Itu masih terngiang-ngiang?” Saya ingat dan bertanya kepada anak saya,”Apa yang kamu ingat waktu kecil?”. Anak saya  menjawab,”Kalau saya kan makannya susah. Maka makan di belakang, dengan kecoa dan tikus!” Saya sudah lupa bicara seperti itu, tetapi ternyata itu menancap di pikirannya. Apa yang kita kesankan? Apa yang membuat anak berkesan? Seharusnya ayat Firman Tuhan! Sehingga kalau susah maka ia lari ke Tuhan. Itu impressi. Firman Tuhan yang akan meneguhkan dan mengajar, menuntut ketika bingung mau ikut yang mana. Saya seorang konselor dan ada yang datang dan berkata,”Saya bingung harus bagaimana?” Kalau kita sudah punya firman Tuhan, kita tidak usah bingung, datang saja ke Firman Tuhan.
Ada seorang murid. Namanya Andi. 15 tahun lalu ia masuk TK. Papanya penganut Budha dan mamanya Muslim. Rencana mamanya mau menyekolahkan anaknya di sekolah Muslim. Nama sekolah saya Ahtalia dan mamanya mengira itu nama sekolah Muslim. Jadi dimasukkan ke sekolah saya. Sewaktu makan Andi mulai mengikuti pengajaran di sekolah, ia berdoa namun mamanya berkata jangan berdoa,”Katakan terima kasih saja ke mama karena mama yang masak.” Waktu naik kelas 1, Andi minta Alkitab. Mamanya pergi ke Gramedia dan membelikannya. Di awal-awal itu suaminya selingkuh dan meninggalkannya. Waktu itu entah bagaimana ia mau ke gereja. Ia berkata,”Di sana saya tersungkur. Saya hanya ingin ke gereja. Karena dia melihat anaknya begitu tekun padahal masih TK.” Singkat kata di gereja ia mengikut Tuhan, bukan nya suaminya kembali. Suaminya meninggalkan. Yang tadinya punya mobil , tanah dan hartanya semua dijual. Kelas 4 SD dia datang ke saya, ibu saya punya mesin jahit sudah saya jual Rp 1,4 jahit. Rp 100.000 saya kasih yang menjualkan yang dan Rp 1,3 juta untuk membayar uang sekolah Andi 2 bulan. Setelah itu saya akan membawa Andi pulang ke kampung. Hanya saya takut ia jadi Muslim di kampung, tapi saya sudah tidak berdaya. Singkat kata, ia masuk ke sekolah kami karena ada yang sudah membayarkan uang sekolahnya. Waktu ibu ini cerita, air mata saya mengalir. Anak ini kelas 3 SMP mau masuk SMA. Anak ini luar biasa sekolah. Waktu mau masuk SMA beli sepatu, harganya mahal. Lalu anak ini mau diajak oleh teman mamanya ke Bali. Tapi ia menolak. Jadi ia dikasih uang Rp 300.000 oleh teman mamanya.  Tapi waktu mau beli sepatu, Rp 3.300.000. Di Jakarta Fair sepatu yang dia mau harga nya diskon 50% harganya Rp 299.000. Mamanya berkata,”Sepatu yang kamu mau harganya pas!”. Anaknya menjawab,”Harganya tidak pas, tapi lebih Rp 1.000!” Tuhan selalu memberi lebih. Mendengar itu, saya selalu bersyukur untuk iman anak ini. Mama nya kerja di Pecenongnan Rp dengan gaji 1,75 juta habis untuk ongkos dan makan. Dia tetap bersyukur karena yang penting ia tetap bisa bekerja. Di tasnya ada Alkitab. Dia berkata,”Saya susah dan senang baca Alkitab. Di Bus, lagi menunggu saya membaca Alkitab.” Mendengarnya saya melihat diri saya, saya tidak seperti dia. Saya membaca Alkitab kalau sempat dan tidak mengantuk. Kalau pagi enak saya membaca Alkitab. Tapi ia membaca Alkitab kapan pun. Waktu ia bicara seperti itu, saya betul-betul tertegur. Dia berkata,”Saat saya merasa sedih saya membaca Alkitab karena dihibur. Saat senang saya baca. Kemana-mana saya bawa Alkitab saya.” Kita ke gereja saja tidak mau bawa Alkitab, tinggal membawa HP karena merasa berat bawa Alkitab. Kemana-mana ia membaca Alkitab. Saya merasa hati saya diremas-remas. Hidup orang beriman, hidup dalam Firman. Hidup yang rindu merenungkan Firman Tuhan siang dan malam, saat susah dan senang. Mari kita membawa anak – anak kita untuk hidup dalam Tuhan. Hari ini Ibu ini punya proyek di Papua. Luar biasa. Tahun lalu Andi lulus kuliah science. Kalau saya punya anak perempuan akan saya jadikan dia mantu idaman. Baik, cakep dan pintar. Lebih sempurna lagi karena dia takut Tuhan dan punya iman.

3.  Orang Tua harus mengajarkan Firman Tuhan sebagai penuntun jalan hidup anak di masa depan 

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 2 Tim 3:16-17. Untuk hidup di dunia ke depan ,kita tidak akan pernah tahu apa yang akan dialami oleh anak-anak kita. Tetapi anak-anak kita ibarat punya “senjata” walau anak-anak kita sedang perang. (If we don’t teach our children to follow Christ, the world will teach them not to). Begitu kita tidak mengajari mereka ikut Tuhan, maka dunia akan mengajarnya untuk menarik nya (menjauhkan) dari Tuhan. Siapa yang mengasuh anak Anda saat ini ? Sekarang ini anak sedang diasuh oleh games. Games adalah gembalaku. Tak akan kengangguran aku. Remote control adalah tongkatku. Sekalipun aku berjalan dalam lembah online aku tidak takut sebab wifi besertaku. Anak kita hidup dengan apa? Dunia sedang menarik anak-anak masuk ke dalam cengkeraman tangannya jika kita tidak segera menarik anak-anak masuk ke dalam pelukan tangan Tuhan.  Matius 19 menceritakan bagaimana murid-murid Yesus memarahi orang-orang yang membawa anak-anak untuk datang kepada Tuhan Yesus. Lalu Tuhan Yesus memarahi murid-muridNya dan marahnya Tuhan lebih besar. Ia bukan saja menegur mruid-muridNya "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 19:14). Tuhan memeluk dan memberkati anak-anak.
Bill Crowder berkata,”Walk  with the lord in the sunshine, so that you will know that He walks with you in the darkness.” Tuhan yang berjalan dalam terang matahari, ia juga berjalan bersama kita dalam lembah kekelaman. Mary Gardiner Brainard (1837 –1905) berkata,”I would rather walk with God in the dark than go alone in the light.” Lebih baik berjalan bersama Tuhan sekalipun gelap gulita daripada kita sendirian di tengah terang. Mike Morrow (1948 – 2016) berkata,”Don’t doubt in the darkness what God has promised you in the light.” Dan tidak usah ragu, ketika dalam kegelapan sekalipun karena Dia berjanji setia menyertai kita. Ketika kita berjalan dalam terang Dia juga menyertai dalam gelap. Trust and obey for there’s no other way. Taat kepada Tuhan!. Be obedient with one small step and God will give you the next step .. and the next. Taat selangkah demi selangkah maka Dia akan menuntun ke depan. Those who walk with God, always reach their destination. Asal kita berjalan bersama Tuhan. Kita akan tiba pada tujuan. Mat 1: 23 God with us berjalan bersama Tuhan (Immanuel) dan diakhiri dengan “Surely I am with you always , to the very end of the age” (Aku akan menyertaimu senantiasa sampai pada akhir zaman). Tuhan adalah Alfa dan Omega. Dia akan selalu menyertai kita.

Penutup

Apa yang ada wariskan kepada anak Anda? Kitab Suci yang dapat memberi hikmat  dan menuntun mereka kepada keselamatan oleh iman di dalam Kristus Yesus. Kitab suci yang dapat memberi hikmat dan iman percaya. Fiman itu hidup. Itu yang dikatakan Billy Graham. Hayo wariskan karakter dan iman.
Ada satu kisah heroic yang terjadi tentang penyelamatan penumpang pesawat. The Most Successful Ditching in Aviation History. Pada tanggal 15 Januari 2009, pesawat Airbus A320 (US Airways 1549) yang mengangkut 150 penumpang, 3 orang awak kabin dan 2 orang pilot menabrak sekelompok burung angsa pada mesinnya sekitar tiga menit setelah lepas landas dari LaGuardia Airport di New York City menuju Douglas International Airport, Charlotte, North Carolina menyebabkan kedua mesin kehilangan tenaga sehingga pesawat melayang-layang di udara tanpa kekuatan dari kedua mesin. Pilot (Sully) harus memutuskan segera untuk balik atau mendarat di sungai Hudson dengan suhu 2 derejat Celcius. Akhirnya Sang Pilot memutuskan untuk mendaratkan pesawatnya di Sungai Hudson. Kemudian dengan pesawat mengapung di atas air Sungai Hudson, 150 penumpang dan 4 kru serta sang pilot keluar dari pesawat dan berdiri di atas sayap. Kapal-kapal bantuan datang dengan cepat sehingga seluruh penumpang dan kru berhasil dievakuasi dengan selamat sebelum pesawat akhirnya benar-benar tenggelam. Kapten Chesley B. “Sully” Sullenberger, 57 tahun mantan pilot pesawat tempur Amerika dan telah bekerja sebagai pilot pesawat penumpang sejak tahun 1980 setelah pensiun dari Angkatan Udara ( US Air Force ). Kemudian ia memberikan komentar atas “keberuntungannya”. “One way of looking at this, might be that for 42 years I’ve been making small, regular deposits in this bank of experience, education, and training. And on (that day), the balance was sufficient so that I could make a very large withdrawal”. Salah satu cara melihat peristiwa ini, mungkin bahwa selama 42 tahun, saya telah menabung sedikit demi sedikit secara teratur dalam ‘rekening bank’ pengalaman, pendidikan dan pelatihan saya. Dan di hari itu, jumlah tabungan saya sudah mencukupi sehingga saya bisa ‘menarik tabungan’ besar-besaran saat saya membutuhkannya).
Selama 42 tahun ia sudah menaruh dalam deposit dan hari itu ia tarik besar-besaran seluruh deposit itu untuk membuat keputusan mendarat di sungai Hudson. Ia tidak pernah menjalani latihan dengan sengaja  menabrak burung supaya mesinnya mati atau tenggelam di laut agar dapat cara untuk menenggelamkan pesawat di sungai. Itu pengalaman yang pertama ketika ia harus menyelamatkan penumpang. Selama 42 tahun ia punya “rekening bank” pengalaman melalui latihan, lalu ditarik besar-besaran saat membutuhkannya. Apakah kita punya tabungan ayat firman Tuhan yang kita tabung sedikit demi sedikit dan  suatu kali kita tarik besar-besaran karena kita membutuhkan. Di saat kita jatuh, kesulitan dan di saat habis-habisan? Saat itu rekening Firman bisa ditarik. Jadi kita harus menabung agar bisa menariknya. Mari menabung Firman Tuhan tiap hari dalam rekening hati kita. Nanti suatu hari kita akan memerlukannya karena kita akan menariknya besar-besaran. Kisahnya sudah difilmkan (“Sully”).  Pilot ini disidang ke pengadilan karena perusahaan asuransi harus mengganti kerugian atas pesawat tersebut. Pihak asuransi menyalahkan pilot , tapi Sang Pilot akhirnya menang. Alasannya kalau ia terbang balik , maka pesawat akan menabrak sebuah gedung. Ini miracle , terjadi keajaiban.
Hidup ada perjalanan … tidak penting berapa lama kita hidup. Karena kita tidak pernah tahu. Ada orang yang umurnya pendek dan ada yang panjang. Yang penting adalah kehidupan seperti apa dan cara bagaimana kita menjalaninya. Saya teringat sebuah lagu sekolah Minggu berjudul “FirmanMu Pelita” (H. Voss)  mengiringi saya sepanjang saya mempersiapkan khotbah, lagu ini terus-menerus ada di hati saya. FirmanMu pelita bagi kakiku dan sebagai terang bagi jalanku. Firman Tuhan2x menerangi jalanku, Firman Tuhan 2x pelita hidupku.

No comments:

Post a Comment