Sunday, April 10, 2016

Keraguan yang Diubahkan Menjadi Pengagungan


Keraguan yang Diubahkan Menjadi Pengagungan
(Refleksi tentang Tomas)

Ev. Susana Heng

Yoh 20:24-29
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
25  Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
26  Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
28  Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
29  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Pendahuluan

                Ada seseorang pernah berkata,”Kadang kalau menonton dan membaca suatu berita atau iklan , kita dengan mudah percaya.” Berapa banyak orang yang menonton iklan mie goreng dan saat pergi ke mal untuk berbelanja tanpa sadar memilih mie tersebut tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Demikian juga di WhatsApp, BlackBerry, Line  kita sering mendapat berbagai berita yang setelah dibaca lalu di-copy-paste dan diteruskan tanpa memeriksanya betul atau tidak. Seringkali kita melihat ada orang yang meminum air lemon yang telah direndam air hangat dan membawanya dalam botol air tanpa memeriksanya kebenarannya khasiatnya. Ada juga yang mengatakan khasiat jahe merah sangat baik sehingga mengkonsumsinya setiap hari tanpa memeriksanya lagi. Begitu banyak hal yang telah didengar dan dipercaya, namun saat mendengar berita bahwa Tuhan Yesus bangkit 2.000 tahun yang lalu, berapa banyak orang yang percaya? 

Refleksi tentang Tomas

Ada banyak hal dan berita lain yang belum pasti beritanya dan dipercaya, namun terhadap kebenaran firman Tuhan banyak orang yang tidak percaya. Bahkan di Alkitab dicatat  Tomas ,yang mendengar perkataan murid Tuhan Yesus yang lain bahwa Yesus sudah bangkit, berkata, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Mat 20:25b). Mengapa? Bukankah Tomas dipilih oleh Tuhan Yesus sendiri (Mat 4)? Bukankah Tomas selama 3 tahun lebih bersamaNya dan melihat banyak mujizat yang Tuhan Yesus lakukan. Dia pernah melihat Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta, membuat orang lumpuh berjalan dan menolong banyak orang. Bukankah Tomas pasti ikut makan saat Yesus memultiplikasi 5 roti dan 2 ikan, tetapi mengapa ia tidak percaya? Sewaktu Lazarus dibangkitkan dan melangkah keluar kuburan, Tomas pasti ada di sana dan melihatnya? Lalu kalau Tuhan Yesus bisa membangkitkan Lazarus, apa anehnya kalau Tuhan Yesus bisa bangkit? Kenapa ia meragukan hal itu? Tomas tidak seperti Petrus yang secara spontan mengatakan sesuatu. Alkitab mencatat bagian dia tidak percaya, dan saya coba mengerti akan Tomas. Sewaktu saya mulai belajar mengerti, saya coba membayangkan sejak malam terakhir Yesus makan bersama murid-muridNya. Dikatakan 12 murid ada saat itu berarti Tomas juga termasuk. Lalu Tuhan Yesus berdoa bersama 3 muridNya lalu ditangkap. Siangnya Tuhan Yesus disalib. Jadi belum sampai 24 jam, sejak Tuhan Yesus membasuh kakinya dan tiba-tiba Yesus sudah mati! Ini mungkin menggoncangkan imannya. Dan Tuhan Yesus berkata bahwa waktu Ia disalib, murid-muridNya akan tercerai berai dan tergoncang imannya. Bayangkan bila kita kita berada pada posisi Tomas yang selama ini sering melihat perbuatan mujzat yang begitu luar biasa. Tuhan Yesus begitu hebat dan Tomas sangat memujaNya. Tuhan Yesus begitu baik kepada setiap orang dan menolong banyak orang, pernahkah Tomas berpikir Yesus akan ditangkap dan disalibkan di antara 2 orang penjahat? Apakah Tomas pernah berpikir bahwa tiba-tiba Yesus ditangkap, disalibkan tanpa rdaya dan mati? Pernahkah Tomas bisa memahami hal itu? Saat berada dalam kondisi seperti itu, mungkin saya juga begitu terkoyakkan dan sedih. Mengapa orang yang begitu baik disalibkan? Dan terlebih mengejutkan lagi ternyata Ia mati! Suatu goncangan iman bagi Tomas, bahwa Tuhan yang disembah dan luar biasa, sungguh-sungguh mati. Bukankah setelah kita mengikut Tuhan Yesus, betapa sering kenyataannya berbeda 180 derajat dengan harapan kita.

                Saya pernah mendengar ada orang yang mengikut Tuhan. Waktu ia ke gereja dikatakan,”Tuhan sangat baik. Berdoalah kepada  Tuhan ‘Saya mau mobil’ maka kamu akan naik mobil.” Benar ternyata ia naik ‘mobil’ yakni bus besar karena motornya pun sudah dijual. Sehingga ia berkata, “Di mana Tuhan yang kamu katakan itu?” Setelah mengikut Tuhan kondisinya lebih buruk dari sebelumnya. Akhirnya ia meninggalkan imannya, karena hanya percaya bahwa Tuhan adalah pemberi berkat. Sewaktu Tuhan tidak melakukan sesuai dengan harapan, ia kecewa dan meninggalkan imannya. Tetapi ada seorang yagn saya kenal sangat dekat. Ia dahulu yang mengajak saya ke gereja pertama kali. Waktu itu  ia hidup dalam keadaan baik. Usaha suaminya sangat berhasil. Saat saya pergi dengannya, ia sudah membawa mobil Mercedez Benz yang besar. Tiba-tiba usaha suaminya bangkrut. Tokonya ditutup dan barang-barang di tokonya diambil sehingga kosong. Kemudian ia harus menjual rumah tempat tinggalnya untuk membayar utang ke bank dan membeli rumah yang lebih kecil. Ternyata setelah itu masih ada orang yang mencari dia untuk menagih utangnya. Kemudian ia tidak punya rumah dan tinggal di rumah saudaranya. Karena tidak punya penghasilan, ia pun kerja dengan saudaranya. Karena harus bekerja, ia kurang memperhatikan anak-anaknya. Yang penting baginya adalah membayar uang sekolah dan anaknya bisa bersekolah. Ternyata anaknya sering bolos sekolah. Bukan itu saja, anak suka kumpul dengan teman-temannya yang mengkonsumsi narkoba. Mamanya sama sekali tidak tahu sampai suatu kali anaknya berkata bahwa ia mau bertobat. Ia menceritakan ke mamanya bahwa ia kena narkoba dan mau direhab untuk sembuh dengan jalan detoksifikasi. Mamanya sangat terkejut mendengarnya. Mamanya mendoakannya dan kemudian menemani anaknya ke rumah sakit untuk detoksifikasi. Tetapi setelah selesai perawatan, ia jatuh dan kembali ke narkoba lagi. Mamanya mencari informasi dan kemudian mendapat informasi tempat rehab narkoba dari pendeta. Ia pun mengirim anaknya ke Kalimanatan supaya jauh dari obat-obatan. Setelah itu anaknya benar-benar bertobat dan tidak memakai obat lagi. Ia menikah dan punya anak di Kalimantan. Namun  setelah beberapa waktu, ia berkata ke mamanya, “Di sini sepi. Tidak ada pekerjaan” Jadi ia ke Jakarta. Tidak ada yang tahu bahwa ia di Jakarta. Pelan-pelan ia mendapat pekerjaan. Teman-temannya yang dulu datang mengajaknya kembali. Sekali ini ia jatuh dan tidak tertolong. Anaknya masih berusia 1-2 tahun saat ia meninggalkan anaknya. Meninggalnya sang anak menjadi pukulan berat bagi mamanya. Mamanya punya 3 anak, 2 perempuan 1 laki-laki. Namun mamanya tetap setia mengikut Tuhan. Apa yang diharapakan berbeda dengan kenyataan yang dihadapi. Bahkan kemudian suaminya meninggal. Ia sampai sekarang masih setia di gereja dan mengajar anak-anak Sekolah Minggu. Walaupun ia mengalami suatu goncangan yang begitu besar, tetapi ia tetap percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Mengapa ia bisa tetap mempercayaiNya walaupun hidupnya berbeda dengan apa yang diharapkan?

                Ayat 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.". Kalau kita menjadi Tomas, apakah kita berani menaruh tangan kita ke lambung Tuhan Yesus? Alkitab tidak mencatatnya dan ia berkata,” Ya Tuhanku dan Allahku”. Di sini kita melihat suatu perbedaan dan perubahan dalam diri Tomas. Kalau tadinya ia menganggap Tuhan Yesus rabi yang hebat dan mampu menyembuhkan dan menolong orang, tetapi di tempat ini ia mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Allah. Saat menghadapi kenyataan yang berbeda dan tetap ikut Tuhan , ia percaya dan yakin kepada Tuhan. Dia adalah Tuhannya, sehingga ia berkata “Ya Tuhanku dan Allahku” dan terjadilah perubahan dalam hidup Tomas. Ia membuat mujizat dan Ia itulah Tuhan dan Allah. Dia adalah Tuhan itu. Dalam sejarah gereja, kemudian Tomas menjadi misionaris di India hingga meninggal dunia, dan ia tidak pernah menyimpang ke kiri dan ke kanan.

Penutup

Kita telah melihat siapakah Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Apakah Ia hanyalah Tuhan selama kita mengalami kesulitan dan menjadi penolong? Saat kita tidak ada pekerjaan, kita berdoa dan mendapat pekerjaan lalu memuji Tuhan, “Dia baik” atau waktu kita sakit dan berdoa, “Tuhan sembuhkan” dan setelah disembuhkan kita berkata, “Saya percaya Dia”. Tetapi bila Tuhan menjawab tidak, apakah kita tetap mengakuiNya sebagai Tuhan dan Allah? Bila “ya” maka saat itulah kita telah sungguh-sungguh percaya. Karena sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong, tetapi kita percaya bahwa Tuhan punya jalan yang indah dalam hidup kita. Apakah kita sungguh mengaku Yesus adalah Tuhan dan Allah seperti yang dikatakan oleh Tomas, “Ya Tuhanku dan Allahku”? Sejak saat itu Ia mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Siapakah Yesus dalam hidup kita? Apakah Dia adalah Tuhan dan Allah kita? Kadang hidup kita tidak berjalan lancar. Kadang kala kita mengeluarkan air mata, berdoa dan bergumul dengan tantangan dan kesulitan hidup. Orang yang kita harapkan mengecewakan , menyakiti bahkan menusuk kita dari belakang. Apabila hal itu terjadi, apakah kita tetap percaya pada Tuhan? Di tengah kesulitan apakah kita mengaku Dia adalah Tuhan dan Allah? Apakah kita sungguh yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah dan berkata seperti Tomas,”Ya Tuhanku dan Allahku? Ia adalah Allah yang hidup dan bangkit. Ia sungguh ada!



No comments:

Post a Comment