Sunday, September 1, 2019

Adakah Allah Lain dalam Hatimu?

(Hukum Taurat yang ke-1)

Pdt. Hery Kwok

Matius 22:37-38
37  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
38  Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Matius 10:37
37  Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Keluaran 20:1-3
1  Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
2  "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
3  Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Pendahuluan

Tema hari ini : “Adakah Allah Lain dalam Hatimu?” Matius 10:37  Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Beberapa orang yang mengerti bahasa Mandarin, sewaktu menerjemahkan Matius 10:37 merasa sulit karena sepertinya bertabrakan dengan budaya orang Tionghoa yang mengajarkan untuk mengasihi keluarga, padahal ayat ini tidak bicara hal yang berbeda. Alkitab mengatakan, “Kasihilah dan hormatilah orang tuamu”. Itu jelas sekali. Ayat ini bukan untuk tidak hormati orang tua. Sehingga terjemahan bahasa Mandarinnya agak berbeda dalam konteks-nya.
              Beberapa hari lalu sewaktu shi mu sedang menyiapkan makanan untuk jemaat di  hari Minggu, dia berbicara dengan mbak (pembantu) dan masuk ke topik pembicaraan. Saya kemudian bertanya,”Mbak Tutut, kamu dengan suami cukup dekat. Jika suatu hari nanti suamimu punya perempuan lain bagaimana?” Dijawab,”Tidak bisa! Pokoknya, saya tidak mau!” Shi mu menimpali dengan singkat dan padat,”Dikebiri saja!” artinya seorang wanita tidak rela dimadu. Ini suatu pernyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mau diduakan. Apalagi kalau seorang suami menjumpai istrinya punya ‘teman lelaki’ lainnya lagi. Jadi baik laki-laki mapun perempuan tidak rela diduakan.
              Kitab Keluaran 20 adalah dasar tema hari ini “Apakah ada Allah Lain dalam Hatimu?” Mengapa Allah memberikan ayat ini kepada orang Israel saat dibawa keluar oleh Tuhan melalui Musa dari Mesir ke Tanah Perjanjian? Waktu menonton film Ten Commandment (10 Perintah Allah) baik di versi lama maupun baru, ada penjelasan dari Kitab Suci yang coba diangkat oleh sutradara-nya bagaimana orang-orang Mesir tidak rela orang Israel keluar dari Tanah Mesir. Dalam hal ini Firaun sungguh-sungguh bersikeras tidak mengijinkan orang Israel keluar dari tanah Mesir. Oleh karena mereka menganggap orang Israel adalah budak yang harus bekerja untuk mereka. Itu sebabnya mengapa Allah memberikan 10 tulah kepada Firaun untuk memberikan penekanan bahwa engkau tidak boleh menahan orang Israel untuk keluar dari Mesir. Di akhir tulah ke-10, baru Firaun menyerah. Saat itu Allah mematikan semua anak sulung orang-orang Mesir mulai dari yang paling tinggi, sampai yang paling rendah (bahkan binatang sekalipun). Artinya Allah memberikan hukuman (penalti) bahwa tidak bisa ditawar lagi umatKu harus keluar dari Tanah Mesir.
              Waktu Musa diminta Tuhan untuk memimpin bangsa Israel, dalam pertemuan dengan Allah Musa melihat semak terbakar tapi pohonnya tidak hangus. Allah mengatakan kepada Musa, “Nanti di tempat ini Israel akan beribadah”. Setelah Musa membawa umat Israel ke luar Mesir hal ini menunjukkan apa yang Tuhan sampaikan kepada Musa tepat sekali. Karena itulah di dalam Kitab Keluaran pasal 20, kita menemukan  janji Allah bahwa orang Israel yang dibawa keluar dari Mesir selama 430 tahun mereka dijajah (diperbudak, sekarang mereka sudah keluar dan beribadah kepada Allah di sana dan Allah menyampaikan hukumNya (10 hukum Taurat). Kita mengambil hukum pertama yang menjadi bahasan pagi ini.

Allah yang Ingin Berelasi dengan CiptaanNya

              Tuhan berkata dalam kitab Keluaran 20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.  Ayat ini ingin memberikan penekanan bahwa Allah adalah Allah yang berelasi dengan ciptaanNya. dan pada ayat 2 Tuhan berkata, "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Mengapa Aku (=Tuhan) membawa engkau (=bangsa Israel) keluar dari Tanah Mesir (tanah perbudakan) keluar ke Tanah Perjanjian karena Aku ingin berelasi dengan engkau dan Aku ingin engkau sungguh-sungguh punya hubungan dengan Aku. HubunganKu dengan engkau adalah hubungan  antara Allah dengan umatNya, Pencipta dengan ciptaanNya. Dan Allah yang ingin berelasi dengan tebusannya itulah, adalah Allah yang sungguh-sungguh  ingin membawa orang Israel untuk beribadah kepadaNya.
             Sehingga pada ayat 18-21, Tuhan berbicara secara langsung kepada mereka. Orang Israel kemudian berkata, “Jangan Tuhan langsung bicara, karena dengan guruh yang sedemikian keras, kami menjadi takut. Biarlah engkau mewakili kami untuk mendengar suara Tuhan dan engkau menyampaikannya kepada kami.” Hal itu memberikan gambaran bahwa  Allah adalah Allah yang sunggguh-sungguh ingin berelasi dengan kita secara dekat. Sehingga Dia tidak pernah mengijinkan orang Mesir menahan (mencegah) orang Israel berelasi dengan Penciptanya. Ini sangat bagus sekali. Sewaktu Allah berkata ,”Jangan ada Allah lain di hadapanKu”, ayat ini memberikan kepada kita suatu gambaran yang menyiratkan bahwa Dia adalah Allah yang sungguh-sungguh mau berelasi dengan kita.
              Pada Matius 22:37-38 dikatakan Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.   Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Artinya dengan totalitas hidupmu engkau harus mengasihiNya. Saat mengatakan “mengasihi” berarti ada relasi antara Allah dengan kita. Itu sebabnya pada hukum pertama (Jangan ada Allah lain) Allah ingin berelasi dengan ciptaanNya (tebusanNya) sehingga kita sungguh-sungguh ada berhadapan (Allah ada di hadapanmu). Itu sebabnya kita mengenal kata Coram Deo (bahasa Latin) yang artinya Aku berada di hadapan Allah. Waktu aku ada  di hadapan Allah, relasiku dengan Allah adalah relasi di mana aku sungguh-sungguh harus menghormatiNya sebagai  Allah yang hidup.
              Hukum pertama ini membawa kepada kesadaran yang paling dalam bahwa kita berelasi dengan Allah dan di dalam relasi itu Dia ada di hadapan kita. Kalau kita memahami hukum yang pertama ini, sesungguhnya kita harus hidup di dalam hormat dan gentar kepada Allah. Tidak boleh kita bermain-main dengan Dia. Tidak boleh kita sungguh- sungguh mencobai Dia dengan hidup sembrono dan di dalam dosa.

Harapan agar UmatNya tahu Bagaimana Hidup

              Sugi memasang CCTV di ruang sekretariat. Jadi kalau sedang berada di luar kota, saya bisa melihat kondisi sekretariat. Dengan CCTV, saya bisa tahu apabila staf TU sedang main game, membaca komik, gunting kuku dll. Hanya saya tidak  ingin menggunakan CCTV itu, karena “Saya percaya kamu. Saya tidak ingin mengintip dan mengutilmu. Karena saya percaya, waktu engkau percaya sungguh-sungguh menyadari hidupmu di hadapan Tuhan,  kita harus tahu bagaimana kita hidup.”
              Saat menjadi guru, saya sering mengajar anak-anak ,”Nanti waktu ulangan, saya tidak pernah mau untuk menunggu.” Jadi saat ulangan, saya kasih soal dan meninggalkannya. Jadi 5-10 menit sebelum selesai, saya akan kembali, datang dan kumpulkan lembar jawabannya.  Jadi selama saya tidak ada, kalian kerjakan dengan baik dan jujur.” Saya tahu mana anak yang nyontek dan tidak. Mengapa? Karena begitu saya periksa hasil ujiannya, ada anak yang ‘bodoh’ mendapat nilai 10. Itu ketahuan ia mencontek, karena sehari-hari-nya ia tidak belajar. Saya panggil dan bertanya,”Hari ini ulanganmu bagus sekali. Saya merasa senang. Saya sungguh-sungguh merasa berhasil, kamu bisa mencapai nilai sempurna.  Namun pertanyaan saya ; dalam kurun waktu 40 menit, kamu menyontek atau tidak?” Siswa sekolah yang masih anak-anak memang masih jujur, namun semakin besar, semakin luntur dan setelah kerja jujurnya sirna. Jadi dengan keringat dingin, ia diam saja. Setela ah didesak, “Jawab dong Nak. Kalau kamu tidak menjawab maka  Bapak akan tafsir sendiri. Hayo sekali lagi jawab” kata saya. Akhirnya ia menjawab”Ia Pak, saya nyontek!” “Bagus, berarti kamu mencontek. Saya kasih kamu kesempatan ulangan sekali lagi dengan tidak diawasi dan kamu jangan mencontek”.
Beberapa waktu lalu, Pdt. Karyanto memberikan pesan tentang kantin kejujuran. Katanya 97% kantin kejujuran bangkrut! Artinya  kantin yang dibuka, anak-anak ambil lalu tidak mau bayar. Tidak ada Tuhan lain karena Allah berelai dengan kita. Karena hanya Dia yang  sungguh -sungguh ingin berhubungan dengan kita. Pertanyaannya : hukum yang pertama ini mengingatkan , kita hidupnya bagaimana? Tidak ada yang bisa mengawasi kita 24 jam. Istri tidak bisa mengawasi suaminya dan sebaliknya suami tidak bisa mengawasi istrinya.
              Pagi ini saya mendapat kiriman pesan berbentuk video dari seorang teman saya. Video dari luar negeri dan diterjemahkan. Waktu itu di sebuah kantin ada pasangan-pasangan sedang pacaran. Bapak ini laki-laki menelpon,”Halo! Coa kamu kemari karena saya melihat istrimu pacaran.” Ternyata semua perempuan pada kabur karena rupanya mereka juga selingkuh (pacaran dengan lelaki lain). Waktu menontonya saya tertawa, karena ternyata sekarang bukan laki-laki saja yang selingkuh, tetapi juga perempuan. Hal itu dampak dari tidak melihat hukum pertama (tidak ada Allah lain) di mana Dia memanggil dengan sebuah tujuan Dia ingin sungguh-sungguh berelasi”.
              Bagaimana anak-anak sekolah belajar?  Apakah waktu ada orang tua datang baru belajar atau waktu orang tua tidak ada anak-anak sungguh-sungguh belajar? Atau saat orang tua tidak ada, anak-anak sekolah hanya bermain game dan menghabiskan waktu dengan bermain game? Ini realita hidup oleh karena kita tidak sungguh-sungguh menyadari hukum pertama ini , yaitu hukum di mana Dia ingin berelasi dan Dia sungguh-sungguh ada di hadapan kita, sehingga bagaimana sikap kita terhadapNya? Saya pribadi juga harus berpikir begitu, “Saya kira-kira bagaimana. Apakah saya sungguh-sungguh takut akan Tuhan atau saya hanya takut kalau ada orang lain?” Mari kita pahami apa yang Musa dapatkan dari Tuhan bahwa dikatakan,”Jangan ada padamu Allah lain di hadapanmu”
             
Allah yang Esa

Waktu orang Israel dibawa keluar selama 430 tahun mereka berada di negera yang berhala. Di Mesir terdapat banyak dewa. Mereka menyembah tikus , binatang, pohon , matahari dan segala macam. Dengan kata lain orang-orang Mesir waktu hidup mereka menyembah kepada berhala-berhala yang mereka anggap memberikan rejeki, di sanalah mereka percaya kepada berhala dan orang Israel selama 430 tahun menangkap , melihat dan merekam apa yang orang Mesir lakukan. Sehingga bagi mereka, kepercayaan kepada dewa-dewa yang memberi untung (rejeki) , itulah yang membuat mereka berpikir untuk menyembah dewa tersebut.
             Kemarin kami (para hamba Tuhan) pergi ke kebun raya Bogor untuk berdoa. Saya mencari tempat  yang tenang dan teduh. Tetapi waktu duduk nyamuknya banyak. Daripada terus digigit nyamuk, maka kami mencari tempat lain. Saya baru tahu di tempat lain tersebut ada makam keramat di sebelahnya. Sepanjang jalan pulang kami bercerita. Ada mitos “Kalau sedang pacaran jangan ke Kebun Raya”. Waktu duduk kami melihat ada makam dan saat sedang menyanyi penyembahan ada tercium bau dupa. Saya pribadi senang bau itu (daripada mencium kotoran binatang sehingga saya sering memakai dupa untuk menghilangkan bau seperti gorengan ikan). Waktu mencium, saya berkata,”Ini bau dupa ya?” Dijawab betul. Tapi kita tidak memikirkannya dan terus berdoa. Ev Putra duduknya tidak menghadap kuburan, sedangkan saya menghadap kuburannya. Karena saya menghadap ke makam, saya melihat ada seorang bapak dengan istri yang dandanannya perlente. Sisiran rambutnya dan sanggulnya mencerminkannya. Mereka turun dan masuk berdua dengan tentengan plastik. Setelah kami selesaih beribadah menyembah Tuhan ,mereka belum keluar. Saya berkata dengan para hamba Tuhan lain, “Orang-orang itu sedang berdoa pesugihan.” Memang ada banyak orang mencoba untuk menyembah kepada berhala-berhala yang dianggap memberi rejeki dan itulah yang orang Israel saksikan. Waktu di Mesir selama 430 tahun, mereka menyaksikan bahwa Allah yang disembah oleh orang Israel yang adalah berhala mendatangkan rejeki, itu sebabnya Allah katakan pada hukum pertama (jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu), Allah sedang bicara bahwa Dia adalah Allah yang esa, tidak ada yang lain. Kalau engkau menyembah Allah yang lain, maka engkau sungguh-sungguh celaka dalam hidupmu karena dengan menyembah berhala maka hidupmu berada di dalam kehancuran rohani. Waktu Allah berkata Dia esa adanya, Dia ingin membawa kita menyembah Allah yang sejati, yakni Allah yang mungkin engkau sembah tidak seperti yang disembah di gunung Kawi yang langsung mendapat berkat secara materi . Mungkin kita berdoa dan beribadah dengan setia, tetapi kita tidak mendapatkan kekayaan secara finansial. Mungkin kita tekun melayani tetapi kita tidak pernah naik jabatan. Kita melihat orang yang datang ke pesugihan lalu ia pulang dan tiba-tiba ia berubah (jabatannya naik, uangnya banyak, dagangannya laku karena ada yang disembah di dalam keyakinannya).
              Waktu saya masih kelas SD , ada buku pelajaran mengingatkan bahwa kalau orang di Jawa menanam padi, mereka harus memberikan sesajen kepada Dewi Sri, dewi kesuburan, dewi yang nantinya akan menyuburkan padi-padi. Kalau kita menyembahnya, padi-padinya akan bernas. Kepercayaan itu membawa orang Israel dalam perjalanannya juga mengikutinya sehingga kita menyaksikan bagaimana Nabi Yesaya dan Nabi Yeremia mencela mereka. “Kamu menyembah kepada dewa supaya pukatmu mendapat banyak ikan karena kamu anggap dewa-dewa itulah yang membuat engkau menjadi kaya”. Dan iblis tahu cara untuk mengalahkan hatimu dalam beribadah kepada Allah yang sejati. Dengan cara engkau dijanjikan kemewahan, kekayaan, kemakmuran atau keberhasilan. Itu sebabnya hukum pertama, Allah mau berbicara bahwa Dia itu Esa , tidak ada yang lain. Kalau engkau menyembah kepada yang lain  (tidak menyembah kepada Allah), maka engkau akan binasa dalam kekekalan. Jadi Allah memberikan hukum yang pertama supaya kita memperoleh hidup yang kekal. Waktu Polycarpus mau dihukum mati, dia hanya mengatakan,”Sepanjang usiaku ini Allah telah melayani saya dengan baik dan Dia yang aku percaya. Masa pada waktu sekarang, aku menyangkal Dia? Lalu aku harus meninggalkanNya? Tidak!” Polycarpus akhirnya mati sahid. Waktu memegang iman pada Allah yang sejati, mungkin kita menghadapi banyak tantangan, bahkan mungkin dikucilkan, tidak mendapatkan apa yang diharapkan, seperti orang-orang yang mencari allah lain (makmur, berlimpah dan tidak seperti yang engkau sedang hadapi), tetapi engkau akan hidup dan engkau pasti hidup. Karena Dia adalah Allah yang Esa!

Orang Israel dipanggil Tuhan untuk menyembah dan melayani

Waktu Allah berkata, “Jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu”, orang Israel dipanggil Tuhan untuk menyembah dan melayani Tuhan. Siapa allah lain yang ada di dalam hidup kita? Ada beberapa jemaat bertanya,”Apa yang dimaksud dengan allah lain?”. Allah lain itu bisa saja bukan dalam bentuk dewa yang kita kenal selama ini (dalam bentuk patung , jimat dll) tetapi apa yang menjadi sesuatu yang paling utama di dalam hidupmu yang menyedot seluruh hati dan pikiranmu. Bisa saja allah itu berupa pasangan, hobi, game yang tidak bisa ditinggalkan dan sungguh-sungguh perhatian ada di sana. Allah lain yang Tuhan sampaikan itu adalah allah lain yang telah memikat hatimu dan tidak membuat engkau terpikat hatimu pada Allah..
Saya mengenal seseorang yang bersekolah Alkitab. Setelah lulus, dia menikah dengan seorang pengusaha. Saat menikah, suaminya berkata,”Kamu jangan menjadi penginjil. Kamu tidak usah melayani di gereja. Kamu istri saya. Saya seorang pengusaha. Waktu kamu menikah dengan saya, kamu tidak saya ijinkan.” Wanita ini tidak bisa apa-apa dan mengikuti kehendak suaminya. Sepanjang hidupnya setelah ia sekolah Alkitab, ia tidak melayani Tuhan. Waktu menjelang tua, suaminya yang pengusaha juga telah menjadi tua, baru kemudian ia mendapat ijin. Jadi tinggal sisa-sisa. Waktu ia bertemu dengan saya, ia mengambil pelayanan paduan suara. Mendengar kisahnya itu, saya merasa sedih sekali karena waktu Yesus bicara dalam kitab Matius tadi, Tuhan Yesus sedang bicara tentang kalau hatimu lebih mengasihi yang lain dalam konteks engkau melayaniKu, maka engkau tidak layak. Bisa saja kita benar-benar mempunyai Allah lain yaitu suamimu  yang membuat engkau tidak bisa melayani lagi. Bisa saja itu istri, anak. Saya tidak mengatakan tidak boleh merawat anak, tidak melayani suami tetapi kalau sampai allahmu yang lain itu mengalihkan hatimu untuk tidak melayani Tuhan, maka engkau sudah mempunyai allah lain.
              Terkadang saya takut bicara kepada jemaat yang dulu setia tetapi begitu dapat pekerjaan, ia sudah tidak lagi melayani Tuhan dengan baik. Dulu kehidupan doanya kuat, tetapi setelah bekerja ia menghilang (tidak lagi ikut persekutuan doa). Kalau yang lain bisa dalam bentuk punya perhatian lebih dan terpincut dengan dia, hati dan pikiranmu diambil oleh dia, maka Allah memberikan hukum yang pertama. Allah yang memanggil engkau dari perbudakan, adalah Allah yang layak untuk dilayani dan disembah. Dia pantas untuk mendapatkan apa yang engkau harus diberikan. Dia menyelamatkan jiwanu dan memberikan talenta dalam hidupmu dan engkau harus mengembalikannya dalam pelayanan hidupmu kepada Allah. Pelayanan  itu bisa bersifat luas dan sempit. Yang luas, engkau melayani melalui pekerjaanmu. Engkau melayani dalam keluarga adalah pelayanan secara luas. Tetapi ada juga pelayanan dalam bentuk khusus, “Engkau dipanggil untuk melayani dia, baik engkau melayani sebagai pembesuk , worship leader, pemain musik, usher dan lain-lain. Jangan sampai pelayanan -pelayanan itu engkau tidak lakukan karena engkau diambil dengan apa yang menjadi ‘allah’. Itulah yang menjadi perhatian rohani kita dalam perjalanan kita. Mari kita pikirkan hukum yang pertama ini  , apakah ada Allah lain di hatimu? Kau mungkin menjawab tidak, tetapi dalam praktek hidup kita bisa saja ada allah lain. Kiranya Tuhan menolong kita sungguh-sungguh memiliki hati yang Tuhan katakan, ‘kasihilah Tuhan Allahmu dengan total hidupmu, hatimu  dan pikiranmu.
             


No comments:

Post a Comment