Pdt. Gunar
Sahari
Kel 17:8-16
8 Lalu
datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
9 Musa berkata
kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang
melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan
memegang tongkat Allah di tanganku."
10 Lalu Yosua
melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang
Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
11 Dan
terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi
apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
12 Maka
penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di
bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah
tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga
tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
13 Demikianlah
Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
14 Kemudian
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah
kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku
akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit."
15 Lalu Musa
mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: "Tuhanlah panji-panjiku!"
16 Ia berkata:
"Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek
turun-temurun."
Pendahuluan
Selama beberapa minggu
berturut-turut kita sudah belajar tentang nama-nama Allah. Hari ini kita akan
belajar nama Allah “Yehova Nissi”. Dalam ayat-ayat Keluaran 17:8-16 dinyatakan tentang
siapakah Allah itu. Allah memiliki banyak nama dan setiap nama menjelaskan
siapa diriNya. Sebagaimana arti nama itu demikianlah juga yang dilakukan oleh Allah.
Hal ini berbeda dengan manusia karena seringkali nama dan apa yang dilakukan
manusia jauh berbeda. Contoh sederhana : adik saya bernama Slamet tetapi
seringkali ia mengalami kecelakaan seperti jatuh dari pohon, motor atau mobil
dll sehingga sangat kontradiksi.
Waktu di SLTA ada seorang teman
saya yang bernama Agung Prakoso Wibowo (agung = besar, prakoso = perkasa, kuat,
wibowo = berwibawa sehingga bila diterjemahkan artinya orang yang besar, kuat
dan berwibawa) tetapi kenyataannya ia seorang anak yang tubuhnya kurus ceking dan
cacingan. Seringkali antara nama dan realitanya bertolak belakang. Ada seorang yang
bernama Soleh , ibunya bernama Suci, tinggal di kota Kudus tetapi ia banyak
melakukan dosa (jahat sekali) sehingga tidak cocok dengan namanya. Lebih baik dia
diberi nama yang yang tidak ada kaitan kelakuannya. Tetapi arti dari nama Allah
demikianlah Allah (antara doing dan being - antara siapa Allah dan bagaimana
Allah berjalan seiring /seirama). Kalau Allah adalah kasih maka Ia mengasihi
kita. Bila Ia adalah Yehova Shalom maka Ia
akan memberikan kedamaian kepada kita.
Yehova Nissi
Yehova Nissi disebutkan sebagai panji-panji.
Saat mencari tahu dan mengeksplorasi, saya mendapat berkat luar biasa. Ada
banyak pengertian yang akan dikupas. Panji = lambang kemenangan, perlindungan,
pemeliharaan. Apa maksudnya?
1. Panji
menyatakan identitas
Panji secara sederhana berarti bendera (banner). Bendera menyatakan identitas.
Bendera RI adalah Sang Merah Putih. Waktu kita memegang bendera Merah Putih itu
berarti kita meyakinkan bahwa kita adalah orang Indonesia. Sekarang ini , kita
sedang dihebohkan seseorang yang membakar panji = bendera. Orang yang merasa
memiliki bendera marah luar biasa karena itu identitas-nya (mengapa identitas-nya
dibakar?) Tetapi yang membakar
mengatakan bahwa identitas (bendera) ini tidak boleh di Indonesia sehingga
harus dibakar. Panji-panji menyatakan identitas kita. Semua negara di dunia
punya identitas. Itu direpresentasikan dengan bendera. Contoh : bendera RI
adalah Sang Merah Putih yang mengandung maksud tertentu yaitu ada pengorbanan ,
semangat , kesucian, ketulusan dll. Demikian pula dengan bendera negara lain .
Bendera memiliki fungsi sebagai tanda untuk membedakan antara negara satu
dengan negara lain atau lebih spesifik antara gereja satu dengan gereja lain.
Logo gereja GKKK berbeda dengan logo Gereja Kalam Allah, logo Gereja Kristus Ketapang,
logo dari Gereja Presbiterian dan logo dari gereja-gereja lainnya.
Masing-masing logo dan panji punya maksud dan makna sendiri. Maka saat
dikatakan Tuhan adalah panji--panjiku sebetulnya hal ini berarti Tuhan punya
identitas tertentu, apa identitasNya? Ia adalah Sang Pemenang dan Ia selalu
membuat saya menang. Bangsa lain boleh memiliki ilah-ilah tapi bangsa Israel ingin
mengatakan bahwa inilah identitasku (Allah yang Maha Besar, Maha Kuasa, Sang Pelindung)
, sedangkan identitas bangsa-bangsa lain adalah ilah-ilah, dewa-dewa yang tidak
bisa dibandingkan dengan Allah Israel yaitu Allah yang Maha Besar. Kita punya
identitas yang sempurna, dan luar biasa sebagai orang percaya dan anak-anak Allah.
Kita berbeda dengan orang dan umat lain karena kita sudah ditebus oleh Allah
yang Maha Besar. Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya; jadi identitas kita adalah anak Allah, jadi jangan sampai
kita merasa minder (misalnya : rumahku
atau saya tinggal di jalan buntu).
Hari ini ada kejadian unik. Istri saya berkata, “Papi,
mengapa kita lewat jalan ini?” Harusnya saya keluar di Cempaka Putih tapi terlewat
karena sudah lama tidak ke GKKK Mabes, akhirnya keluar lewat Ancol terus ke
Gunung Sahari. Setelah itu seharusnya ke jl. Mangga Besar Raya tapi sebelum sampai
Mangga Besar saya sudah belok kanan yang ternyata jalan di sebelahnya. Saya kemudian
teringat bahwa sewaktu di Mangga Besar ada melintas jalan kereta api. Jadi saya
mengambil jalan yang hanya muat satu mobil saja. Saya mengikuti rel kereta api
walau tidak tahu tembusnya ke mana. Jangan sampai kita berpikir rumahku di
kampung, jalan buntu sehingga membuat kita minder. Kita semua adalah anak-anak
Allah dan biji mata Allah. Kita sudah ditebus dan harganya sudah dibayar lunas.
Allah tidak membayar kita secara kredit (berhutang). Ia memberikan kita seluruh
harga yang dibayarkan untuk menebus kita. Maka kita harus menunjukkan identitas
kita kepada semua orang dan dunia ini bahwa kita adalah anak-anak Allah. Bahkan
di dalam Yoh 12:32 dikatakan dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi,
Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Waktu identitas dan
panji ditinggikan maka saat ditinggikan di muka bumi maka Aku akan menarik
semua orang datang kepadaKu. Kalau kita meninggikan panji-panji (Allah), maka Tuhan
menarik semua orang untuk datang kepadaNya. Untuk memenuhi gereja ini dengan
jiwa-jiwa baru , maka satu hal yang harus dilakukan yaitu “Tinggikanlah Allah.
Muliakanlah Allah. Taruhlah panji-panjinya di bukit, atau ke tempat yang
tinggi.” Kita naikkan panji-panji kita artinya kita agungkan dan muliakan Tuhan
di tempat yang tinggi. Waktu kita meninggikan Tuhan di tempat tinggi, maka percayalah
bahwa Tuhan akan menarik orang-orang untuk datang kepadaNya.
2. Panji adalah
lambang kebanggaan
Bendera bukan sekedar identitas tetapi juga sekaligus
kebanggaan. Lihatlah waktu anak-anak sedang nonton pertandingan sepakbola, mereka
bangga sekali membawa bendera Persija, kemana-mana dikibarkan. Demikian juga
waktu kemerdekaan Indonesia, rakyat Indonesia merasa bangga sekali. Di
mana-mana bendera Merah Putih dikibarkan. Kita juga meneteskan air mata saat
Jonatan Christie (1997, pemenang medali emas tunggal putra bulutangkis Asian
Games ke-18) memegang Merah Putih tanda bahwa ia memenangkan pertandingan
bulutangkis. Semua orang memberi aplaus (tepuk tangan) dan kita merasa bangga. Saya
berharap kita bangga memiliki Allah. Jangan sampai kita sedih karena punya
Allah yang besar. Kenapa bisa begitu? Saya sedih sekali , kalau ada yang mengaku
sebagai orang Kristen tetapi ia merasa sedih terus setiap hari. Bayangkan Allah
berkata, “Bagaimana sih kamu? Bukannya kamu punya Aku yang Maha Besar dan Maha
Kuasa tetapi wajahmu cemberut terus?” Jadi
tidak nyambung. Anda punya Allah yang Maha Besar dan punya segalanya di dunia
ini bahkan sorga itu milik Allah , mengapa tidak bangga?
Saya berasal dari keluarga yang miskin. Saya punya
teman seorang anak kepala desa. Berjalan dengan anak kepala desa saja, sudah merasa
bangga. Padahal dia bukan milik saya, hanya kebetulan berteman saja. Kebetulan kami teman SD dan kebetulan saya
lebih pandai darinya jadi kami berjalan bersama-sama terus. Di kampung ‘sesuatu
banget’ kalau menjadi anak kepala desa (juga anak kepala RT). Ingatlah bahwa kita
punya Allah sehingga seharusnya kita bangga memiliki Allah yang besar. Katakan
,”Tuhan aku bangga memiliki Engkau”.
Musa juga bangga kepada Allah yang telah memberikan
kemenangan. Maka secara spontan ia mendirikan mezbah. Ia bangga memiliki Allah.
Ia menyaksikan sepanjang hari bagaimana jalannya peperangan. Kalau lengannya
turun karena kelelahan, Yosua yang memimpin perang bagi Bangsa Israel mengalami
kekalahan. Saat lengan Musa ditinggikan , maka bangsa Israel menang. Setelah
selesai, ia bangga dan kemudian berkata, “Allah adalah panji-panjiku. Allah
adalah kemenangan bagiku...” Apakah kita bangga sebagai anak-anak Allah yang telah
memberikan kemenangan melawan iblis? Kita harus segera mengibarkan bendera
kemenangan dan merasa bangga akan semua itu.
3. Panji itu
menyatakan teritorial / wilayah tertentu
Bendera menyatakan wilayah tertentu. Baru saja saya
pulang dari Kanada. Ada saat di mana saya
berada di 2 negara pada waktu bersamaan. Kaki sebelah kanan saya berada di
Kanada sedangkan kaki kiri saya di wilayah Amerika Serikat. Ini terjadi di air
terjun Niagara. Ada 2 bendera di wilayah itu. Saat bendera ditaruh maka orang
tidak perlu bertanya karena itu adalah wilayah Amerika. Tidak usah berebut.
Saat bendera dipindahkan maka akan bertentangan dengan negara sebelahnya. Karena
sudah ada bendera Kanada. Sebetulnya panji itu menyatakan wilayah (tempat). Bukankah
kita berada di tempat dan wilayahnya Allah? Tidak ada tempat yang lebih aman,
kecuali berada di lokasi, tanah, ladang, kantor, gedung, sungai, lautnya Allah!
Tidak ada tempat yang lebih baik dibanding tempat di mana Allah ada di sana,
Allah memiliki tempat itu. Sehingga ada pepatah yang mengatakan,”Lebih baik
kita ke neraka bersama dengan Yesus daripada ke surga bersama iblis”. Kalimat
ini sebetulnya salah secara teologis. Mengapa? Kalau kita ke sorga bersama
iblis sebelum sampai di sana, maka sudah diubah menjadi neraka. Sebaliknya
kalau kita ke neraka bersama Tuhan Yesus , maka sebelum sampai neraka sudah
diubahNya menjadi sorga. Di tempat di mana Allah berada, akan selalu mendatangkan
berkat bagi kita. Jadi jangan takut bertugas di mana-mana.
Saya dibesarkan di panti asuhan bersama kakak dan adik
saya di Tulung Agung. Panti asuhan tidak punya uang untuk mengontrak rumah.
Setiap kali kontrakan rumah habis, maka kami mencari tempat rumah lainnya. Yang
dicari adalah rumah kuno, angker, ada hantunya. Itu sengaja dicari karena murah
sekali sewanya. Bahkan ada rumah yang digratiskan karena setiap malam Jumat ada
“kuda”. Kami mendoakan dan ternyata tidak ada hantunya. Yang ada hanya 17 orang
anak penghuni panti asuhan. Jadi tidak usah takut, karena Allah kita lebih
besar. Kita berada di lokasinya Allah,
waktu panji ditinggikan maka disitulah tempat dan lokasi Allah. Waktu kami dari
Kanada menyebrang jembatan Niagara masuk ke sana, kami diperiksa mati-matian. “Kamu
siapa?” Saya menunjukkan siapa saya.
Ditanya lagi,”Kamu ngapain di sini?” Saya jawab,”Saya rekreasi”. Saya diultimatum,
“Kamu ke mari hanya untuk rekreasi kan?” Saya jawab,”Benar!” “Berapa lama?”
Saya jawab,”Hanya sehari!” Ditanya lagi,”Benar ya kamu untuk rekreasi?” Semua
dicek. Setelah keluar Kanada tidak ditanya apa-apa (hanya bayar 1 US$), selesai
langsung menyeberang. Sedangkan di AS, saya diinterogasi macam-macam, untuk
memastikan bahwa saya aman di sana. Mereka menjelaskan,”Waktu kami menyambutmu
saat masuk ke AS, kami akan menjaga, melindungi dan memastikan kamu menikmati apa
yang dimiliki oleh AS!” Dan itu benar. Kami pergi kemana-mana dengan bebas.
Demikian pula waktu kita pergi masuk ke wilayah Allah,
ada suatu proses yang harus dilakukan, dicek satu per satu yaitu,”Apakah anda sungguh-sungguh
percaya kepada Tuhan atau tidak?”. Saat anda berada di wilayah itu, percayalah He care about you. Dia akan
memperhatikan kita dan terus menjaga, memperhatikan dan mensuplai kebutuhan kita .
Setelah 2 jam kemudian dari berjalan-jalan di New York maka pada akhirnya kami
pulang, kembali ke Kanada. Saat tinggalkan AS, tidak diperiksa sama sekali.
Waktu kami masuk AS kami diperiksa baik-baik. Waktu kami tinggalkan AS, yang ingin disampaikan oleh orang AS adalah bahwa
“Saya sudah tidak ada urusan dengan kamu. Pergilah!”. Kalau kita keluar meninggalkan
wilayah Allah, betapa sedihnya kalau sampai Yesus mengatakan, “I don’t care about you. Itu urusan kamu.
Saya sudah tidak punya kewajiban untuk memelihara dan menolong kamu!” Allah tidak
punya kewajiban menolongmu kalau kita keluar dari willayah Allah. Kalau kita keluar dari territorial Allah, maka
kita sudah tidak mendapat jaminan sedikit pun bahwa Allah akan menjaga kita.
Maka jangan coba-coba keluar dari wilayah Allah.
4. Melambangkan
kemenangan.
Ini sudah tertera dalam kitab Keluaran. Setelah bangsa
Israel mengalami kemenangan maka Musa mendirikan mezbah dan menamainya : “Tuhanlah
panji-panjiku”. Inilah pernyataan Musa atas kemenangan bangsa Israel melawan
bangsa Amalek. Bagaimana prosesnya? Musa mengatakan,”Hai Yosua pilihlah orang-orang
yang hebat maju berperang melawan Amalek,
musuh bebuyutan Israel.” Sudah berkali-kali pertandingannya. Saat Musa berkata
bahwa ia akan naik ke atas bukit dan saat Musa mengangkat tongkat akibatnya
bangsa Israel menang. Kemudian ia merasa lelah sehingga tangannya turun, dan lihat
Bangsa Israel dikalahkan oleh Amalek. Kemudian naik (diangkat) lagi sehingga
bangsa Israel menang lagi. Lama-kelamaan karena tangan harus diangkat terus
menerus, maka Musa benar-benar merasa lelah. Bagaimana bisa mengangkat
tangannya selama 1 jam, 2 jam, 5 jam atau 10 jam? Musa tidak tahan. Lalu Harun
dan Hur menopang sehingga akhirnya bangsa Israel mengalami kemenangan luar
biasa.
Tidak ada cara lain untuk mengalami kemenangan iman ,
keluarga, rumah tangga, bisnis, kecuali tinggikan Allah dan merendahkan diri
serendah-rendahnya. Sebaliknya mudah untuk menghancurkan hidup kita, caranya? Tinggikanlah
diri sendiri dan rendahkan Allah maka kematian akan mengintip. Seperti Raja Herodes
yang khotbah meninggikan dirinya dan
mendapat aplaus. Ia berkata ini bukan suara manusia tetapi suara Allah sehingga
ditempleng oleh malaikat dan mati lalu di makan cacing. Cara yang benar dan
terbaik untuk mengalami kemenangan : tinggikanlah dan muliakanlah Allah.
Beberapa pujian yang dinyanyikan tadi adalah kesempatan untuk memuliakan Allah. Dia Maha
Besar dan Maha Kuasa. Tidak usah takut dengan dunia yang penuh ketidaknyamanan
dan ketidakamanan. Kita tetap aman di dalam Allah karena panji-panjiku adalah Dialah
kemenanganku. Dialah yang membuat aku menang (Berjaya) bukan yang lain. Maka
dalam Perjanjian Baru, panji-panji adalah lambang kemenangan yang diberikan Allah
kepada kita melalui Yesus Kristus. Maka di dalam Yesus Kristus, kita selalu
menang. Bagi orang-orang yang percaya harus mengimani bahwa kita pasti
mengalami kemenangan sekalipun kita
mengalami pencobaan dan godaan. 1
Kor 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu
alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Dengan kata lain pencobaan
sebesar apa pun juga sebetulnya sangat kecil dibandingkan dengan Allah yang
sangat besar.
Kalau kita punya masalah, saya khawatir kita berkata,”God I’ve big problem (Tuhan, saya punya
masalah yang sangat besar)” sehingga Tuhan gemetar? Salah! Jangan teriak
besar-besar tentang masalah kita tetapi katakan,”Problem, I have a big God”. Saat kita
membesarkan Allah maka secara otomatis masalah sebesar apa pun menjadi runtuh, hancur
dan kalah. Tetapi seringkali kita membesar-besarkan masalah dan sebaliknya kita
mengecil-ngecilkan Allah. Salah! Itu dosa kalau membesar-besarkan masalah! Ada
yang berkata,”Bagaimana masalah saya tidak besar? Suami saya baru meninggal,
anak-anak tidak lulus sekolah, satu lagi di-PHK, debt collector datang menagih hutang dan kemudian rumah kena
bencana! Bagaimana tidak besar?” Betul masalah anda besar tetapi tidak sebesar
Allah kita.
Bukankah sangat mudah Allah memberkati siapa pun juga?
Atau ada yang berkata, “Pak, saldo di rekeningku sudah habis.” Rekening Tuhan
tidak pernah habis, Dia pemilik semua bank di dunia ini. Ini kelihatannya seperti
teori saja. Tetapi ini sudah dialami oleh bangsa Israel dan banyak orang di
sepanjang sejarah. Pada saat mereka meninggikan Allah, Tuhan memenangkan
mereka. Itu sebabnya Rasul Paulus juga mendeklarasikan kemenangan orang percaya
melawan musuh-musuhnya saat ia berkata,”Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b)” Tidak
ada! Kita akan menjadi pemenang-pemengang bukan pecundang. Kita akan menjadi
orang-orang yang terus-menerus mengalami kemenangan demi kemenangan . Bahkan
dalam kitab Maz 20:6 dikatakan Kami mau
bersorak-sorai tentang kemenanganmu dan mengangkat panji-panji demi nama Allah
kita; kiranya TUHAN memenuhi segala permintaanmu.
Kita selalu berada di dalam peperangan rohani setiap
hari. Tadi pagi saya baru sharing
dengan istri. Saya mendirikan STT Pelita Dunia. Karena anugerah Tuhan kami
berhasil membeli 3 ruko di Lippo Karawaci dan kami pindah dari Gading Serpong
ke Lippo Karawaci. Ada seorang teman dari Amerika yang begitu banyak menolong.
Suatu kali ia berkata, “Takutnya, saya tidak bisa membantu lagi karena istri
saya sedang sakit sehingga saya harus kembali ke Amerika.” Rasanya sedih. Saya melihatnya nanti bagaimana? Pergumulan
dan peperangan terus menerus. Musuh kita bukan darah daging tetapi penguasa-penguasa
di udara yang tidak suka kalau STT kami berkembang. Roh-roh di sekitar kita tidak suka kalau gereja ini berkembang. Ia
terus menyusun strategi agar gereja ini tidak bertambah jemaatnya menjadi 500
atau 1.000 orang. Mereka takut kalau kita bertumbuh. Iblis paling tidak suka saat
kami mengirim mahasiswa-mahasiswa ke berbagai tempat untuk memenangkan jiwa dan
memulai gereja-gereja baru di Kalimatan , Sumatra, Sumba dan sebagainya.
Peperangan rohani kita alami setiap hari. Terkadang sebagai suami sudah
melakukan baik-baik tetapi tidak mendatangkan hasil yang baik. Sebagai istri
kita sudah melakukan yang baik-baik tetapi ternyata ada saja masalah. Saya
sedang melakukan konseling seseorang. Ada saja masalah, 1 masalah belum selesai
timbul masalah lain lagi. Kita hidup di dunia tidak terlepas dari masalah dan
kesulitan. Tetapi percayalah, Tuhan akan melawan ‘Amalek’ selama-lamanya. Tuhan
tidak hanya memenangkan satu event saja tetapi selama-lamanya. Saat mengalami
kemenangan dalam menghadapi percobaan dan kesulitan dan itu bukan akhir, masih
banyak lagi kemenangan-kemenangan yang Tuhan
janjikan untuk kita sekalian. Kemenangan yang lalu hanya latihan saja. Jangan berkata,”Tuhan
Engkau sudah memberikan kemenangan terakhir bagi kami dan sekarang saatnya kami
menghadapi kekalahan” Tidak ! Karena Allah
adalah panji-panjiku.Allah adalah kemenanganku. Allah adalah bendera
kebanggaanku.
5. Panji
melambangkan perlindungan dan pemeliharaan Allah
Apa yang dilakukan Allah selama 40 tahun di padang gurun?
Kita menjalani hidup di Jakarta selama 40 tahun saja setengah mati padahal
semuanya serba ada. Di padang gurun bangsa
Israel hidup selama 40 tahun susahnya setengah mati. Di padang gurun jalan saja
susah , panas dan berdebu. Siapa bisa tahan hidup 40 tahun di padang gurun?
Tetapi Allah adalah panji-panji Israel yang selalu menjaga, melindungi dan
memelihara. Waktu tidak bisa makan, Tuhan kasih manna cukup untuk
bertahun-tahun. Waktu mereka mau lauk-pauk mereka dikasih burung puyuh. Mereka
pergi ke padang belantara dan tidak ada air, mereka mengeluh dan dikasih air yang
keluar dari batu. 40 tahun mereka bertahan dengan sepatu yang sama. Ada yang
mengatakan bahwa sepatu mereka mengikuti pertumbuhan kakinya. Waktu masih kecil
pakai ukuran 7-8 kemudian bertambah sesuai ukuran kakinya, maka sepatunya juga
bertumbuh. Tidak mungkin membeli sepatu di sana. Bagaimana bajunya? Tidak ada toko
baju, bagaimana? Inilah bukti pemeliharaan Allah. Ini yang bisa Allah lakukan.
Allah bisa memberkati dari nothing
dan Allah bisa mensupplai kebutuhan kita dari tidak punya apa-apa (dari bukan
apa-apa). Allah berfirman,”Jadilah Dunia” maka dunia jadi. Yang parah manusia
yang punya banyak hal tapi tidak jadi apa-apa. Allah ‘tidak punya’ apa-apa tapi
banyak hal terjadi. Panji-panji itu adalah lambang pemeliharaan Allah. 40 tahun dijaga
dan dipelihara oleh Allah. Allah adalah Sang Pelindung bagi umatNya. Maka
berbahagialah kita yang berlindung kepadaNya.
6. Panji
melambangkan cinta
Kidung Agung 2:44 Telah
dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta. Bendera tidak punya pipi tapi diciumi terus.
Panji-panji itu melambangkan cinta kasih. Allah mengasihi, mencintai kita.
Perlakuan kita terhadap bendera dengan memeluk bendera, juga diaplikasikan ke
Allah. Kita perlu memeluk, mencium dan bergandengan
tangan dengan Allah karena Dia adalah lambang cinta. Mengangkat panjiNya adalah
lambang kasih kita kepada Allah. Tidak kebetulan, perintah yang utama adalah cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu,
Waktu kita meninggikan panji-panji yang simbol cinta itu, sebenarnya kita sedang
mengatakan,” Engkaulah yang pertama dan utama. Engkaulah yang kucintai” Kita
harus mencintai Allah lebih dari pasangan karena bila sungguh-sungguh mencintai
Allah, maka kita akan diberi kemampuan untuk lebih bisa mencintai pasangan. Allah
adalah cinta. Ia adalah kasih, belajarlah kepada Dia. Ia mengorbankan anakNya
satu-satunya, walau kita mencintai pasangan kita tapi tidak pernah mengorbankan
anak sendiri. Panji-panji adalah lambang cinta. Saat Musa mendirikan mezbah
Allah, ia menyatakan bahwa ia sangat mengasihi Allah. Ini adalah suatu bentuk bahwa
aku mencintai dan mengasihiMu. Kalau kita mencintai gereja ini, tidak hanya
datang dan mendirikan gereja secara fisik tetapi aku datang ke mezbah, gereja
dan bait Allah. Itu kalau kita mencintai gereja. Kalau kita mencintai Tuhan
tapi tidak datang ke gereja maka aneh sekali. Musa mendeklarasikan bahwa ia
mencintai Allah dengan membangun mezbah dan berkata,”Allah, Engkau adalah panji-panjiku,
cintaku, kebanggaanku, identitasku, kemenanganku, perlindunganku, penjagaanku,
kemenanganku.” Kiranya Tuhan menolong kita dalam menjalani hidup ini. Jangan
lupa meninggikan panji-panjiNya. Deklarasikan bahwa Allah adalah identitas,
kebanggaan, pelindung, pribadi yang kita cintai. Jangan lupa bahwa Allah
pelindung, pemelihara dan kemengangan
ktia. Selamat mengalami kemenangan , perlindungan dan pemeliharaan Tuhan!
No comments:
Post a Comment