Pdt. Karyanto
Yesaya 9:1-7
1 Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk
negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan
tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah
seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.
2 Bangsa yang
berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam
di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
3 Engkau telah
menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah
bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang
bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
4 Sebab kuk
yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah
Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
5 Sebab setiap
sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan
menjadi umpan api.
6 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
7 Besar
kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud
dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan
keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN
semesta alam akan melakukan hal ini.
Pendahuluan
Sewaktu masih di SMP-SMA, hobi saya
adalah membaca buku novel roman seperti Siti Nurbaya (1922, karangan Marah
Rusli), Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (1938, karangan Hamka) karena merupakan
tugas sekolah (pelajaran bahasa). Siswa sekarang berbeda sekali (tidak diberi tugas
seperti itu). Salah satu bacaan yang selalu saya baca setiap hari adalah cerita
silat karangan Kho Ping Hoo (Asmaraman Sukowati, 1926-1994). Beberapa tahun
lalu ada pertemuan penggemar Kho Ping Hoo di Solo. Di sana dipublikasikan
ilustrasi-ilustrasi cersil Kho Ping Hoo. Saya hampir pergi ke Solo, karena itu
nostalgia saya. Sehubungan dengan nama-nama di dalam Yesaya 9, ada sebuah buku
yang saya baca. Pada tahun 1980 saat berjalan-jalan di jl. Semarang ,Surabaya saya
menjumpai novel yang berjudul Romeo dan Juliet (dalam bahasa Indonesia). Novel
ini ditulis antara 1591-1595 oleh William Shakespeare (dipentaskan pertama kali
1597). Kalau mahasiswa Inggris pasti dapat tugas untuk membaca karya-karyanya.
Di dalam novel itu dikisahkan tentang sepasang remaja : Romeo Montague dan
Juliet Capulet. Keluarga Montague dan Capulet turun temurun bermusuhan, namun
pada generasi Romeo dan Juliet mereka jatuh cinta. Karena permusuhan keluarga
itu, Juliet kemudan berkata,” “O Romeo,
Romeo, mengapa dikau harus menjadi seorang Montague?”. Ia merasa frustasi. Lalu
Juliet berkata lagi, “Apalah arti dari sebuah nama? (What's in a name?).” Kemudian ia menjawab, “Apa yang kita namakan bunga Mawar, disebut dengan
nama lain apa pun, harumnya akan sama saja. (That which we call a rose by any other name would smell as sweet)”.
Tetapi kita tidak mungkin memberi nama bunga Mawar yang indah dan harum menjadi
bernama Bunga Bangkai.
Bagi
keluarga di mana sang istri sedang mengandung, suami-istri berdua akan memikirkan
nama untuk bakal anaknya meskipun ada orang-orang tertentu memberikan nama
secara sembarangan kepada anaknya. Ada seorang teman saya yang setelah dewasa pergi
sendiri ke pengadilan tanpa sepengetahuan orang tua untuk mengubah namanya.
Menurut ilmu psikologi , seorang anak yang namanya aneh dan menjadi bahan
hinaan, akan tumbuh menjadi seorang anak yang merasa kurang percaya diri dan hidup
di dalam rasa tidak aman. Banyak para pelaku kejahatan konon memiliki nama yang
unik dan aneh. Jadi nama itu penting. Saya tidak sepaham dengan Juliet yang sedang kasmaran dan frustasi.
Apa Artinya Sebuah Nama?
Nama anak saya, Monica. Waktu masa
pacaran saya menghadiri sebuah seminar dengan pembicara Pdt. Stephen Tong di
Surabaya Plaza. Dalam seminar beberapa hari itu, Pdt. Stephen Tong menceritakan
tentang ibunda dari bapak gereja Agustinus
dari Hippo (dalam bahasa Latin: Aurelius Augustinus Hipponensis, 354 –430).
Agustinus hidupnya rusak sekali. Moralnya kacau. Tetapi bersyukur ia memiliki
ibu yang bernama Monika yang setiap hari berdoa untuknya dengan bercucuran air
mata. Sampai suatu hari Tuhan menjamah Agustinus sehingga hidupnya berubah. Ia
dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa. Tulisan-tulisannya dari abad ke-4 dan sampai sekarang di abad 21 masih
dipelajari. Pada saat itu saya berkata dalam hati, “Kalau Tuhan memberikan saya
anak, bila perempuan saya beri nama Monika” padahal saat itu saya belum
menikah. Sewaktu istri saya hamil , setelah 4 bulan lebih dokter berkata, “Saya
pastikan anak ini adalah anak perempuan”. Saya berkata ke istri,”Kalau anak
kita perempuan, namanya sudah ada!” Tetapi sayang anak saya tidak seperti
ibunya Agustinus.
Nama di Alkitab
Alkitab tidak
seperti Juliet. Alkitab jelas mengajarkan bahwa nama itu penting sekali. Contoh
:
-
Manusia pertama
Adam (artinya tanah). Ia dibentuk dari debu tanah.
-
Abram setelah
dipilih oleh Tuhan sebagai bapa dari bangsa yang besar, lalu Tuhan sendiri mengubah
namanya menjadi Abraham (=bapa banyak bangsa, kata ‘am’ artinya besar).
-
Ishak artinya
tertawa karena ada sejarahnya. Waktu sudah tua, Abraham sadar istrinya (Sara) tidak
bisa hamil lagi karena sudah mengalami menopause. Tetapi Tuhan datang dan kasih
tahu, “Setahun kemudian, engkau akan punya anak”. Sara yang mendengarnya dari
balik pintu menjadi geli dan tertawa,”Mustahil!”. Hingga Tuhan (pribadi kedua
dari Allah, dalam peristiwa teofani) bertanya,”Mengapa engkau tertawa?” Sara
menjawab,“Tidak, saya tidak tertawa” tapi Tuhan menegaskan,”Iya, kamu tadi
tertawa”. Akhirnya anak yang lahir diberi nama Ishak yang artinya tertawa.
-
Rahel dalam Alkitab
artinya wanita yang cantik. Untuk mendapatkan Rahel, Yakub rela bekerja selama
14 tahun. Awalnya Laban (ayah Rahel) berkata, “Kalau kamu mau mendapat Rahel,
kamu harus bekerja padaku selama 7 tahun”. Yakub bekerja dari hari-ke hari, minggu
ke minggu, bulan ke bulan, tahun ganti tahun ia bekerja tidak mengenal lelah.
Setelah 7 tahun, ia datang ke calon mertuanya (Laban). Laban berkata, “Untuk
mendapatkan Rahel kamu harus bekerja 7 tahun lagi.” Yakub tidak marah-marah dan
ia bekerja lagi selama 7 tahun. Waktu melahirkan anak yang kedua, Rahel memberi
nama Ben-Oni (artinya anak kesedihanku. Ben artinya anak laki-laki). Kalau
kasih anak jangan kasih nama seperti ini, karena ia akan memikul beban yang berat
sekali. Berikan nama yang baik yang punya harapan di dalamnya. Sehingga Yakub melakukan
hal yang tepat sekali. Nama anaknya diganti menjadi Benyamin yang artinya “anak
dari tangan kananku”.
-
Tuhan Yesus juga
mengganti nama Simon dengan Petrus yang artinya batu karang. Saya himbau yang
mau menikah atau yang akan punya anak, pilihlah
nama yang baik. Kalau bingung, bisa minta saran. Ada beberapa jemaat yang
datang ke saya untuk meminta nama bagi anaknya.
-
Matius 1:21 . Waktu
malaikat datang ke Maria, ia berkata, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan
engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya
dari dosa mereka." Yesus adalah nama dalam bahasa Yunani,
bahasa Ibraninya Yosua (artinya Tuhan itu keselamatan). Orang Filipina banyak
yang bernama Yesus. Saya merasa sebaiknya jangan. Meskipun orang Yahudi dan
orang Filipina terkenang -kenang dengan Yosua (pahlawan orang Yahudi). Tetapi bagi
saya, jangan kasih nama anak dan keponakan kita dengan nama Yesus. Kalau nama Yosua
masih ok.
Nama Tuhan Yesus
Di
dalam Yesaya 9:6 diberitakan 700 tahun sebelum inkarnasi. Nabi Yesaya
memberikan nubuatnya. Sebab seorang anak
telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Ada penafsir berkata, anak yang “lahir” itu manusia 100 % (karena menggunakan
kata lahir) , tetapi juga dikatakan “diberikan untuk kita” (dikaruniakan). Kata
karunia adalah sesuatu yang kita terima namun sebenarnya ktia tidak layak
menerimanya. Seorang putra telah diberikan / dikaruniakan kepada kita, lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namaNya disebutkan orang :
1. Penasehat
Ajaib.
Karena bayi yang akan lahir
disebut penasehat ajaib, seharusnya sebagai orang-orang percaya tidak perlu menjalani
hidup yang membosankan. Baru-baru ini saya melihat youtube tentang mengapa
begitu banyak orang depresi dsbnya. Jawabannya bukan karena mereka hidup
miskin, susah, tetapi hasil penelitian membuktikan , mereka adalah orang-orang
yang tidak mempunyai tujuan hidup (tidak mengerti untuk apa mereka hidup).
Mereka berkelimpahan harta tapi hidupnya membosankan. Dalam kebosanan,
sebenarnya mereka bisa melakukan banyak
hal yang tidak pernah dipikirkan. Karena Ia adalah Penasehat ajaib, kita tidak perlu
bingung dalam mengambil keputusan-keputusan dalam hidup ini. Kita akan memiliki
kebijaksanaan yang kita perlukan untuk
mengambil keputusan-keputusan yang benar. Kalau kita pergi ke konselor
professional biayanya relative mahal, di luar negeri dihitung dalam jam (berapa
lama kita bicara). Sebagai orang-orang percaya, kita mempunyai seorang
Penasehat Ajaib. Mengapa kita tidak datang untuk konseling padaNya? Dalam posisi
kehidupan kita, terkadang kita berada di persimpangan jalan atau mengalami kekalutan
hidup, mengapa kita tidak datang kepadaNya? Kita lebih sering datang ke
orang-orang pintar. Bagaimana wujud praktis daripada datang ke Penasehat Ajaib?
Firman Tuhan berisi banyak sekali petunjuk-petunjuk kehidupan untuk kita. Juga
buku-buku rohani yang bagus yang menjelaskan isi Alkitab.
Dalam
beberapa kasus, ketika berada di persimpangan jalan, uraian buku rohani yang
bagus itu telah menjadi berkat dalam hidup saya ketika saya harus mengambil
keputusan. Mari kita kembali kepada textbook yang sangat penting ini, buku-buku
rohani yang baik. Dalam beberapa minggu ini saya selalu broadcast buku tentang kebersyukuran. Pagi hari ini, salah satu
dari bab dari buku ini bagus sekali. Karena Ia Penasehat Ajaib kita akann memiliki
kebijaksanaan yang diperlukan untuk mengambil keputusan-keputusan yang benar. Untuk anak muda yang mau memilih pacar
atau mencari teman hidup juga ada. Untuk yang ingin bisnis (usaha) di Alkitab
juga ada.
2. Allah yang
Perkasa.
Karena Dia Allah yang
Perkasa maka kita harus mengakui kepada siapa pun di muka bumi. Ada seorang
jemaat yang kenalannya hidupnya senang terus dari lahir sampai sekarang. Orang
ini seorang bapak-bapak dari lahir sampai sekarang hidupnya senang terus. Ia
lahir dari keluarga kaya-raya. Tapi saya tidak yakin ada orang yang hidupnya
senang terus. Karena apa ? Istrinya suatu hari mengirim pesan melalui WhatsApp ke
saya, “Pak tolong, saya ada masalah. Hubungan saya dengan suami saya ada
masalah.” Saya tidak yakin ada orang yang tidak punya masalah sejak lahir
sampai meninggal. Hidup kita penuh dengan tuntutan dan persoalan! Kadang-kadang
rasanya kita ingin menyerah. Banyak orang seperti itu. Tetapi melalui Yesus
Kristus kita dapat memperoleh kekuatan yang kita perlukan untuk bertahan bahkan
Tuhan menyediakan kuasaNya agar kita menjadi orang-orang berkemenangan.
3. Bapa yang
Kekal
Kenyataan ini menguasai dimensi-dimensi
kehidupan kita dalam dunia yang fana ini. Kita dapat benar-benar mengambil
bagian dalam kekekalan. CS Lewis
berkata, “Salah satu bukti hidup kita yang fana adalah kenyataan bahwa kita
selalu bosan dengan apa yang ada.” Misalnya : sekarang kita punya handphone atau mobil dengan merek tertentu
dan seri tertentu. Setelah sekian lama, kita bosan dan ingin membeli yang lain.
Tidak ada satu hal pun yang bisa membuat kita merasa puas untuk selama-lamanya.
Karena kita diciptakan untuk kekekalan. Di sana (bukan di sini) tempat kita.
4. Raja Damai
Kita boleh menikmati
ketenangan hati, betapa pun dahsyatnya badai kehidupan menimpa kita. Bila
seseorang menyerahkan kepada Yesus Kristus seluruh segi kehidupannya, maka Ia
akan mengaruniakan damai sejahteraNya. Terkadang saya suka bertanya, “Apa
kabar?” Saya lanjutkan,”Apapun keadaan kita, kiranya damai sejahtera Kristus menguasai hati
dan pikiran kita.” Saya terkadang ingin bertemu orang yang menulis buku yang
saya bagikan setiap pagi tentang rasa syukur. Sebab ia sendiri menulis
pengalaman hidupnya. Ia bukan seorang seorang bersyukur karena hidupnya
lancar-lancar saja, tetapi ia sudah belajar melalui krisis demi krisis. Ia
seorang Korea. Tulisannya bagus sekali.
5. Allah yang
Perkasa
Ada dua kata yakni Allah dan Perkasa. Leo Tolstoy (1828-1910) berkata,”Saya percaya bahwa
Kristus adalah seorang manusia seperti kita; memandang Dia sebagai Allah bagi
saya kelihatannya sebagai suatu hujat yang terbesar.” Leo Tolstoy adalah
seorang pujangga Uni Sovyet (Rusia) dan tulisan-tulisannya bagus. Kalau kita
bertemu dengan orang yang berbeda iman percayanya dan berbicara tentang Kristus
sebagai orang yang bermoral, nabi dan seorang yang baik hidupnya maka mau
bicara dengan siapa pun tidak akan ribut. Fakta menunjukkan Yesus pernah lahir.
Tetapi begitu maju selangkah dan mengatakan bahwa Yesus adalah Allah maka lain
ceritanya. Berbicara Yesus sebagai Nabi Isa, maka tenang saja dan tidak ada
masalah. Tapi sewaktu kita berbicara Yesus sebagai Allah, ,maka akan berhenti
di sana. Tetapi Alkitab mengatakan namanya akan disebut orang Allah yang
Perkasa (El = Allah).
Yesus adalah
Allah
1.
Yesus sendiri
menyatakan diri sebagai Allah (menyetarakan diri dengan Bapa).
Sehingga
orang-orang Yahudi yang mengerti doktrin Yudaisme marah sekali dan ingin
menangkapNya. Lihat Yoh 5:25; Yoh 10:30; Yoh 12:44,45 dan Yoh 14:9.
2.
Mereka yang
mengenal dan hidup bersama-sama dengan Yesus ketika itu, menyatakan bahwa Ia adalah Allah.
Lihat Yoh
1:1 dan 1 Yoh 5:20 (Rasul Yohanes); Yoh 20:28 (Rasul Tomas), Roma 9:5 dan Titus
2:13 (Rasul Paulus), Ibrani 1:8.
Tomas
waktu bertemu Tuhan Yesus sujud menyembah dan berkata,”Ya Tuhanku dan Allahku”.
Tuhan Yesus tidak pernah menolak penyembahan dan pengakuan itu. Ia membiarkan
waktu Tomas berkata dan bersujud.
3.
Nama-nama yang
diberikan kepadaNya :
-
Yesus
(Yosua) artinya Allah itu keselamatan, Ia
mengampuni dosa dan Ia memberi keselamatan. Dalam peristiwa Zakheus (Luk 19:9).
"Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.” Pada orang lumpuh (Mar
2:5) yang disembuhkan, Tuhan Yesus berkata, "Hai
anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" orang Yahudi marah mendengarnya dan
dalam hati mereka berkata, "Mengapa
orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah sendiri?".
-
Imanuel = Allah
menyertai kita (Mat 1:23)
-
Anak Allah (Lukas
1:35)
Ada beberapa kemungkinan (apologetika) dari semua yang
dilakukan dan dikatakan Tuhan Yesus atau dikatakan orang lain dan Tuhan Yesus
terima :
1.
Pembohong.
Semua
agama dan keyakinan lain mengakui bahwa Yesus adalah seorang yang pernah lahir ,
seorang bermoral dan memberikan teladan hidup sehingga pemikiran ini bisa
dibuang.
2.
Gila.
Orang
panggil dan sembah Dia Allah , tetapi Dia membiarkan saja, kalau Dia bukan
Allah maka kemungkinan Dia gila. Tetapi kalau dibaca tulisan-tulisan orang yang
tidak seiman pun, tidak ada gejala-gejala Tuhan Yesus gila. Semua tutur-kata
dan perbuatannya rasional dan terkontrol sekali. Jadi kemungkinan ini pun bisa
disingkirkan juga.
3.
Benar-Benar
Allah.
Jenderal Lewis Wallace (1827-1905) adalah pengarang dari Ben-Hur: A Tale of the Christ (1880).
Setelah selama 6 tahun menyelidiki kekristenan secara objektif ia mengatakan, “Saya
berkesimpulan bahwa Kristus adalah Mesias orang Yahudi, Juruselamat dunia, dan
Juruselamat saya pribadi (ini yang paling penting)” Saat bersama-sama dengan
murid-muridNya di Kaesaria Filipi, Tuhan Yesus pernah bertanya, “Menurut
orang-orang itu, siapakah Aku ini?” Yang dijawab ada yang berkata ini-itu.
Tuhan Yesus tidak berhenti sampai di sini dan bertanya lebih lanjut yang lebih
bersifat pribadi,”Tetapi menurut kamu, siapakah Aku?” Kita harus sampai di sini
yakni iman percaya kita bukan karena orang tua saya Kristen atau kakek saya
pendeta tetapi menurut pribadi kita masing-masing. Saya senang banyak anak muda melayani Tuhan, tetapi
yang paling penting kita secara pribadi sudah memiliki Yesus Kristus dalam
hidup kita. Pdt.Cornelius Kuswanto pernah berkhotbah di suatu gereja di Malang
sbb : “Paduan suaranya bagus.” Setelah ibadah ia berbicara dengan salah satu Bapak
yang usianya sudah tua dan menjadi anggota paduan suara. Saat bercakap-cakap, Sang
Bapak berkata,”Saya memang hobi nyanyi tetapi saya bukan Kristen”. Jadi Bapak
ini rupanya ikut paduan suara karena hobi nyanyi walau bukan Kristen. Saya
berharap, semua aktivis melayani Tuhan bukan melayani karena hobi tetapi melayani
karena pengucapan syukur kita telah menerima kasih karunia dari Tuhan.
Perkasa.
Ketika Tuhan Yesus di dalam pra eksistensinya sebelum
inkarnasi, ayat-ayat itu menunjukkan kepada kita bahwa Ia adalah juga Pencipta
alam semesta ini.
1.
Pencipta alam
semesta (sebelum inkarnasi). Lihat Yoh
1:3, Ibrani 1:1-3 dan Kol 1:15-16
2.
Kelahirannya
mempengaruhi : langit , orang Majus, Raja Herodes, malaikat dan gembala.
Pada
waktu kelahirannya kita membaca dalam kitab Injil , Ia mempengaruhi langit. Ada
bintang khusus yang menandai kelahiranNya. Bintang itu mempengaruhi orang-orang
Majus yang kemudian mempengaruhi seisi istana Herodes dan membuat kejutan yang
besar. Kelahirannya juga mempengaruhi para malaikat yang kemudian mempengaruhi
gembala yang merupakan orang marginal (terpinggirkan, orang-orang sederhana).
3.
Ketika berada di dunia
:
-
Ia melakukan
berbagai mujizat. Lihat Mat 11:20; Mar 6:2,5 dan Mat 12:26.
-
Kematian dan
kebangkitanNya . Lihat Ef 1:19-20; Kis 2:24; Yoh 10:28; Yoh 5:26; 1 Kor 15:3,4;
Ef 1:7; 2 Kor 13:4 dan Fil 4:13
Sebagai wujud dari keperkasaanNya. Tidak ada seorang
pun bisa mengambil nyawaKu, hanya Aku sendiri yang bisa menyerahkanNya.
Apa arti kenyataan ini (Allah yang Perkasa) bagi kita
sekarang yang percaya kepadaNya?
Sampai
hari ini, saya sudah beberapa kali khotbah dari Mazmur 23 (Mazmur Daud : TUHAN,
gembalaku yang baik). Tetapi saya bicara ke orang-orang tertentu bahwa saya sepertinya
belum pantas berbicara tentang Mazmur 23. Saya ingin di akhir hidup, setelah
kehidupan lebih lengkap saya ingin menulis tentang Mazmur 23. Apa arti
kenyataan Allah yang Perkasa bagi kita sekarang yang hidup di abad 21 yang
percaya kepadaNya? Ini hal yang penting. Semua uraian tadi hanya menuntun kita
di akal (rasio) kita. Di awal reformasi (tahun 1517) kehidupan Matin Luther (1483-
1546) menjadi tegang , gelisah, cemas dan takut. Suatu hari istrinya (Katharina
von Bora) menyindirnya. Ia mengenakan toga hitam pendeta. Lalu berjalan mondar-mandir
di hadapan Luther. Luther menjadi marah, “Kamu sedang apa?”. Istrinya berkata,”Allah sudah mati! Di
mana Allahmu?”. Istri saya juga suka berkata seperti ini,”Jangan hanya belajar tentang
Allah, coba alami Allah itu siapa!” Kalau bicara Allah Tritunggal, Allah Maha
Kuasa, Allah Maha Kasih semua juga tahu. Tapi apa benar, kita sungguh-sungguh
mengalami Allah benar-benar Maha Kasih, Maha Kuasa dan Maha Hadir?
Rasul
Paulus menulis dari penjara,” Allahku
akan memenuhi segala keperluanmu , menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus
Yesus” (Fil 4:19). Saya sampai hari ini percaya Allah itu kalau kita
sungguh-sungguh beriman kepadaNya dan
menyerahkan hidup ke tangan Tuhan, Dia akan mencukupkan segala kebutuhan kita.
Bukan berarti Allah menjatuhkan makanan dan uang dari langit. Itu tanggung
jawab kita semua selaku orang-orang percaya untuk peka terhadap lingkungan kita
dan menjadi saluran dari kemaha-kasihan dan kepeduliaan Tuhan bagi umat manusia. Kalau sebatas
keperluan kita, Tuhan akan berikan dan cukupkan!
Rasul
Paulus menulis pada Kolose 1:9-11. Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya,
kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima
segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan
sempurna, sehingga hidupmu layak di
hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah
dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar
tentang Allah, dan dikuatkan dengan
segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan
tekun dan sabar, Saya terkadang malu, doa kita sebagai orang tua kepada
anak, apa isi doanya? Sebagai hamba Tuhan, majelis (pemimpin) gereja, ,apa yang
kita doakan? Rasul Paulus berdoa agar orang-orang yang sudah menerima Yesus ,
mereka menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui
kehendak Tuhan secara sempurna (1:9)
sehingga hidupmu layak di hadapanNya serta berkenan kepadaNya dalam segala hal dan
kamu memberi buah-buah. Ini penting sekali. Kita jangan berdoa agar anak hanya
menjadi direktur dan terpandang, tetapi tidak menghasilkan buah dalam kehidupannya.
Kamu memberi buah dalam segala perkerjaan yang baik (ayat 11) dan bertumbuh
dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan dikuatkan dengan segala kekuatan
oleh kuasa kemulianNya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Jadi Rasul Paulus tidak hanya berbicara dan berdoa tentang materi fisik tetapi
bicara tentang kehidupan batin. Ada kata tekun dan sabar. Zaman sekarang ini ditandai
dengan hilangnya ketekunan dan kesabaran.
Saya bukan dari keluarga
kaya-raya, tidak miskin tetapi pas-pasan. Saya melihat bagaimana orang tua
bekerja. Mungkin anak-cucu kita sudah berbeda. Mereka tidak mengalami seperti
kehidupan kakek-neneknya yang berjuang. Semua ada dan tersedia. Sehingga salah
satu yang terhilang dari kehidupan mereka adalah ketekunan dan kesabaran.
Mereka menjadi anak-anak yang tidak tabah (tekun). Mereka menjadi anak-anak
generasi yang tidak sabar. Tetapi firman Tuhan mengatakan, “Allah yang perkasa
itu tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup kita dalam hal fisik dan materi kita,
tetapi yang paling penting adalah kehidupan batiniah kita. Dari situ lah sumber
ketekunan dan segala kesabaran kita dalam menanggung semua persoalan hidup kita
di dunia ini.
Kalau ada yang bertanya, “Kalau
orang Kristen bunuh diri, bagaimana nasibnya?” Saya tidak berani menjawabnya
sampai hari ini. Karena saya pikir , orang tersebut mungkin mengalami sesuatu
yang tidak pernah saya alami. Kalau saya jawab sesuai dengan pemahaman teologi
saya, isu ini masih diperdebatkan. Tapi hati kecil berkata,”Kalau kita punya Allah
Perkasa, yang darinya kita bisa mendapatkan segala kebutuhan kita untuk tekun,
sabar dan tabah, maka apakah mungkin kita mengalami keputusan yang begitu drastic
dalam kehidupan kita?”
Kiranya Tuhan menolong kita semua , bukan saja sampai
pada pemahaman bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah yang Perkasa, tetapi biarlah
pengalaman hidup kita sebagai murid-murid Tuhan sungguh-sungguh mengaminkan
bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang Perkasa yang akan memenuhi segala
keperluan kita. Bukan segala ambisi ,keserakahan , dan keinginan kita. Dan yang akan menopang kita untuk
menjadi seorang anak Tuhan yang tekun dan sabar dalam kehidupan kita
sehari-hari. Amin.
No comments:
Post a Comment