Ev. Susana Heng
Lukas 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,
iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah
bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
Lukas 1:57-58. Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet
untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika
tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah
menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka
bersama-sama dengan dia.
Kemandulan
Tema “Yang Mandul Beroleh Anak” menunjukkan
keajaiban. Adik saya setelah menikah bertahun-tahun belum memperoleh anak.
Waktu itu anak-anak kami sendiri masih kecil. Dalam penantian, ia selalu minta
tolong didoakan oleh keluarga saya termasuk oleh anak-anak saya. Jadi saat
doa-keluarga , kami pasti teringat untuk mendoakannya. Ia terus berharap dan menantikan.
Ini tidak mudah. Di Indonesia, ia sudah mencari dokter ke mana-mana. Kemudian
ia pergi ke Australia untuk mengikuti program pembuahan dengan teknik bayi
tabung (fertilisasi in vitro) dan ternyata gagal. Akhirnya ia bertekad untuk
mengikuti program bayi tabung di Singapura pada tahun berikutnya. Namun di
Indonesia pun, ia terus mencari dokter
ahli kandungan terkenal. Ia rela menunggu sampai malam di tempat praktek dokter
karena ia begitu ingin punya anak. Hari itu sewaktu mau ke dokter, ia sangat
kecapaian dan ketiduran sehingga ia batal ke dokter tersebut. Akibatnya, ia
harus ikut antrian lagi dari awal yang panjang dan jadwalnya masih lama. Namun anehnya
dalam masa penantian tersebut, ia tiba-tiba punya keinginan untuk mencoba lagi
dan kemudian melakukan test kehamilan. Hasilnya ia hamil! Program bayi tabung
dan inseminasi gagal, tetapi pada waktunya Tuhan memberikan anak kepadanya. Ia menyadari
bahwa Tuhan sungguh-sungguh memberinya seorang anak! Setelah menikah selama 7
tahun, barulah ia mendapatkannya. Kalau di zaman ini begitu susah untuk
mendapatkan anak, pada zaman dulu di mana tidak ada dokter, pandangan masyarakat
terhadap kemandulan lebih negatif sehingga kita bisa memahami apa yang dicatat
di Alkitab tentang kemandulan.
Kemandulan Elisabet dan Kebimbangan Zakharia
Menjelang natal, ada peristiwa
Elisabet dan Zakharia, Pada Lukas 1:5-7 dikisahkan tentang Elisabet yang mandul
dan sudah tua. Menurut tradisi , yang disebut usia lanjut adalah orang yang
berusia di atas 60 tahun. Pada zaman itu, orang yang tidak punya anak di
masyarakat dianggap sebagai orang yang menanggung aib. Sebenarnya di luar pandangan
masyarakat tersebut, Elisabet sendiri rindu punya anak. Elisabet dan suaminya,
Zakharia, berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai anak. Sehingga pada Lukas 1:13-14
Allah sendiri mengutus malaikatNya menjawab doa mereka. Malaikat Gabriel
berkata, "Jangan takut, hai
Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan
seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. ngkau
akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas
kelahirannya itu. Mendengar perkataan ini, Zakharia bimbang seperti yang
dikatakan pada Lukas 1:18 "Bagaimanakah
aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah
lanjut umurnya." Karena kebimbangannya, malaikat Gabriel pun berkata
kepadanya: "Akulah Gabriel yang
melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk
menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat
berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau
tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada
waktunya." (Lukas 1:19-20). Kita bersyukur kepada Tuhan karena Allah
kita adalah Allah yang mengetahui dan peduli pada apa yang kita alami. Orang
yang punya anak tentu tidak merasakan pergumulan orang yang ingin punya anak. Zakharia
dan Elisabet berdoa meminta anak kepada Tuhan. Allah kita adalah Allah yang
mendengarkan doa dan peduli kepada mereka.
Pada zaman dahulu Allah peduli dan hari ini Allah juga peduli. Kadang
waktu orang sharing, saya sangat
prihatin tapi saya tidak bisa menolong apa-apa kecuali mendoakannya. Tetapi ketika Allah mendengarkan doa kita,
tidak ada satu hal pun yang mustahil yang Allah tidak bisa kerjakan.
Bagi Allah Tidak Ada yang Mustahil!
Saya
mengenal baik seseorang yang telah berusia hampir 40 dan telah lama menikah
namun belum punya anak. Ia terus mencoba hingga waktu berusia 40 tahun lebih ia
mau mencobanya di Penang. Ia pun mengambil cuti panjang untuk melakukan program
bayi tabung. Usianya sudah tua dan ini terakhir kalinya ia berusaha. Kalau
sekali ini gagal, ia berkata, “Saya dan suami tahu bahwa Tuhan menginginkan
mereka hidup berdua saja. Sehingga mereka tidak punya penyesalan dan tahu ini
adalah kehendak Tuhan.” Saya terus mendoakan mereka agar mereka berhasil
mendapat anak. Tetapi kemudian ia pulang dan ternyata hasilnya gagal. Ia sudah
pasrah. Ia dapat menerimanya dan malah ia menguatkan saya. Saya bersyukur Tuhan
sudah memimpin hidup mereka. Tetapi ajaib, setengah tahun kemudian, ia berkata
bahwa ia hamil! Saya benar-benar merasa kaget dan bersyukur. Beberapa tahun
lalu saya bertemu dengannya dan anak perempuannya!
Di sini kita melihat tidak ada
satu hal pun yang mustahil di hadapan Tuhan. Itu sebabnya malaikat Tuhan
menegur Zakharia, “Mengapa engkau tidak percaya?” Sehingga Zakharia menjadi
bisu. Bukankah sebagai orang Kristen seringkali kita berdoa seperti Zakharia? Kita
mempertanyakan dan tidak percaya. Di dalam Tuhan tidak ada satu hal pun yang
mustahil. Di dalam kehidupan kita mengalami pergumulan baik tentang masa depan,
karir (pekerjaan), kesehatan, keluarga, ekonomi keluarga atau lainnya. Tetapi
Allah tahu, peduli dan setia kepada setiap kita. Seperti pada Zakharia dan
Elisabet ia pun peduli pada kita. Allah yang peduli adalah Allah yang mampu
melakukannya. Itu sebabnya kepada Tuhan kita punya harapan. Di dalam kesulitan,
apakah pernah kita ingin meminta bantuan orang lain? Kadang kita berpikir bahwa “A” bisa dan pasti
membantu. Tetapi setelah ia tidak membantu, kita pun kecewa. Berapa persen
orang yang pernah kecewa? Seharusnya dalam kesulitan, kita datang mencari Tuhan.
Saat ada orang lain punya kesulitan dan kita mau menolong pun tidak bisa, tetapi
di dalam Tuhan ada pengharapan.
Sekarang
kalau ada kesulitan, saya langsung duduk berdoa. Kemarin saya melayani perayaan
natal anak TK di Sekolah Methodis. Untuk
melayani anak TK, kita perlu menggunakan banyak gambar. Saya pun menyiapkan gambar-gambar
tersebut 2 minggu sebelumnya. Karena cari di internet tidak ada, maka saya menggambar
, memindai (scan) dan membuat
presentasi dalam power point. Semuanya
sudah saya persiapkan pada Jumat malam untuk disampaikan pada Sabtu pagi. Saya
perlihatkan kepada suami yang menjabat sebagai pendeta (mu shi). Mu-shi menyarankan
untuk membuat cadangan (back-up) dan kemudian ia pun membuat back-up nya di laptop yang ada di rumah.
Saya pun merasa tenang, karena bahan sudah ada di flash disk dan sudah saya
coba juga. Besoknya sesampai di gereja, sudah terdapat banyak anak TK dan orang
tua mereka. Saya memberi flash-disk untuk
dimasukkan ke computer di gereja.
Ternyata computer terserang virus sehingga begitu flash disk dicolok,
semua data di dalamnya hilang! Saya pun bertanya, “Mengapa tidak ada gambar
satu pun?” Saya berkata bahwa saya sudah menyiapkan semuanya di sana, karena
tidak mungkin saya bercerita tanpa gambar. Ada gambar saja, menghadapi anak
kecil yang begitu banyak tidak mudah. Karena hilang, tidak mungkin saya scan lagi. Akhirnya mu shi pulang untuk mengambil laptop
di rumah. Namun saat mu-shi di tengah jalan, belum ada seorang ahli computer yang
datang. Begitu mendengarnya saya merasa khawatir. Saya berdoa terus. Ternyata di
sekolah juga mengalami masalah. Karena bukan saya saja yang kehilangan data,
tetapi pihak sekolah pun mengalami hal yang sama. Sehingga liturgis semuanya
kacau. Jadi saya mencari bangku , duduk dan langsung berdoa. Saya terus berdoa
mohon kepada Tuhan. Saya tahu tidak mungkin mendadak orang menolong saya. Lalu
saya sampaikan ke liturgis bahwa , “Sebelum mu-shi balik , saya belum mulai
cerita.” Namun tiba-tiba seorang ahli computer datang, dan tiba-tiba juga datanya
sudah ada lagi! Saya sampai bertanya 2
kali untuk meyakinkan. “Maafkan shi-mu , apakah benar data saya sudah ada? Maaf
saya bertanya 2 kali.” Lalu saya minta datanya diperlihatkan ke saya. Ternyata
benar! Semuanya itu hanya diberikan oleh Tuhan Yesus dan saya sungguh bersyukur
padaNya. Sewaktu berkhotbah, ada beberapa anak yang biasa suka berjalan kian ke
mari, pada saat itu mereka duduk mendengarkan dengan baik. Malam itu koordinator
acara berkata, “Terima kasih shi-mu. Saya tidak menyangka semua anak bisa duduk
dengan baik walau semua guru sudah stand-by
semua.” Saya tahu itu adalah pertolongan Tuhan. Tuhan kita adalah sumber pertolongan
dalam segala waktu. Kalau kita mengharapkan orang lain, ia belum secanggih itu
dan kalau ada pun ia bisa saja datang terlambat. Tapi kalau kita duduk berdoa ,
Tuhan bisa menolong tepat pada waktunya.
Saya kira itu yang dirasakan oleh ELisabet yang bertahun-tahun berdoa,,
dan Tuhan menjawab doa mereka dan mujizat itu pun terjadi!
Di dalam Tuhan Ada Pengharapan
Tuhan
kita adalah Tuhan yang peduli pada kita. Tuhan kita mampu melakukanNya karena
tidak ada satu hal pun yang mustahil di hadapanNya. Itu sebabnya Dialah
pengharapan kita. Natal membawa pengharapan baru bagi setiap umat manusia
karena Tuhan membawa sinar terang dan pengharapan dalam hidup kita. Kalau merasa
hidup kita kelam, gelap dan tidak ada pengaharapan, saya ingin menyampaikan
bahwa di dalam Kristus ada harapan! Sehingga sewaktu semua orang melihat Elisabet
hamil dan punya anak, mereka pun bersuka cita dengan dia. Hal ini tercatat pada
Lukas 1:57-58. Kemudian genaplah bulannya
bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah
menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka
bersama-sama dengan dia.
Di
dalam Tuhan ada pengharapan, dan ketika melihat pengharapan Tuhan bukan saja
kita bersukacita , tetapi semua kita bersukacita karena Tuhan Yesus. Kalau kita
sekarang berada dalam kegelapan, belum memiliki pengharapan dalam Kristus atau
belum memiliki sukacita. maka saya ingin sampaikan bahwa ada Tuhan Yesus yang
merupakan pengharapan kita. Namun kalau sudah mempunyai harapan, kita bertanggung
jawab untuk menyampaikan kasih Tuhan Yesus sehingga semua orang bersukacita. Tuhan
Yesus adalah pertolongan kita dalam segala waktu dan setiap saat dia menyertai
kita karena Dia adalah Allah Immanuel (Allah Beserta Kita). Di dalam Tuhan tidak
ada satu hal pun yang mustahil. Karena Tuhan datang membawa perubahan sehingga kita
yang berdosa diselamatkan. Kita melihat Elisabet yang mandul memperoleh anak.
Siapa yang saat itu berkata, “Wanita tua yang mandul bisa punya anak?” Hanya
Tuhan yang bisa melakukannya! Karena di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil dan
Tuhan menjadikan dukacita menjadi sukacita. Biarlah kita memiliki sukacita
natal dalam hati kita. Kalau saudara dalam kegelapan dan pergumulan berat,
ingat ada pengharapan di dalam Yesus. Dan tidak ada satu hal pun yang mustahil
di hadapan Tuhan. Amin.
No comments:
Post a Comment