Pdt. Joseph Theo
Gereja yang Sehat
Gereja yang sehat
seperti apa? Jemaat yang sehat seperti apa? Pemimpin yang sehat seperti apa?
Gerja yang sehat diawali oleh pemimpin yang sehat. Keluarga yang sehat harus
diawali dari papa-mama yang sehat. Kalau gereja pemimpin , aktifis, panatua dan
diakennya tidak sehat maka jemaat juga
tidak sehat. Terlalu banyak gereja pemimpinnya sakit. Kalau pemimpin ribut
jemaat ribut. Kalau pemimpin tidak sehat, jemaat tidak sehat. Pemimpin yang
sehat, gereja yang sehat, jemaat yang sehat harus diubah dulu mind-set nya. Jangan bilang tidak bisa
berubah dari dulu. Sifat saya begini dari dulu, tidak bisa berubah dulu
sekarang dan selamanya. Siapa bilang tidak bisa berubah? Kalau mau, kita bisa
banyak berubah. Orang Kristen sehat harus berubah sifat dan karakternya. Dengan
pelayanan dan membaca Alkitab belum menjadikan kita orang Kristen yang sehat. Kalau membaca
Alkitab tapi tidak berubah karakternya seperti perlakuan ke pasangan (suami atau istri) tidak
berubah berarti omong kosong. Kalau karakternya berubah, pasti baca Alkitab.
Banyak orang melayani tidak berubah karakternya, tapi kalau berubah karakternya
pasti melayani Tuhan. Banyak orang pelit kepada Tuhan, tapi minta emas perak
dicurahkan dari langit. Jadi ingin memberi persembahan yang terkecil dari penerimaan
berkat yang terbesar. Minta yang banyak kasih yang sedikit. Ini yang terkecil
dari yang terbesar.
Di dalam bukunya 9 Tanda Gereja yang
Sehat, Rev. Mark E. Dever, Ph.D. memaparkan 9 tanda yang membuat sebuah
gereja itu disebut sebagai gereja yang sehat yaitu :
5 tanda pertama berkaitan dengan pemberitaan dan pengertian firman disusul
dengan 4 aplikasinya. Kesembilan tanda tersebut meliputi:
1.
Khotbah Eksposisional.
2.
Theologi Alkitabiah
3.
Injil.
4.
Pemahaman alkitabiah tentang konversi.
5.
Pemahaman alkitabiah tentang Penginjilan.
6.
Pemahaman Alkitabiah tentang keanggotaan gereja.
7.
Disiplin Gereja yang Alkitabiah
8.
Perhatian terhadap pemuridan dan pertumbuhan
9.
Kepemimpinan gereja yang Alkitabiah
Kesembilan prinsip ini akhirnya ditutup dengan saran Dr. Mark Dever tentang
bagaimana memimpin gereja ke arah yang sehat dan juga ciri-ciri lain dari
gereja yang sehat melalui referensi buku-buku tentang pertumbuhan gereja. Namun
hal ini tidak bisa terjadi tanpa perubahan pola pikir (mind-set).
Transformational Mind-Set (perubahan pola pikir)
mencakup 5 hal yakni :
1.
Keteladanan
2.
Inspirasi
3.
Kepedulian
4.
Relasi
5.
Pemberdayaan.
1.
Keteladanan
Matius 4:1-11. Maka Yesus
dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan
empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau
Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah." Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau
Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau
Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di
atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula
tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung
yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, dan berkata kepada-Nya:
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah
aku." Maka berkatalah Yesus
kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah,
malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Kisah Matius 4:1-11 tentang apa? Pencobaan Yesus di
padang gurun sebanyak 3 kali. Pencobaan pertama : batu menjadi roti. Pencobaan
kedua : jatuhkan diri ke bawah karena ada malaikat yang akan menatangNya.
Pencobaan ketiga : akan kasih seluruh dunia kalau menyembah iblis. Dalam Matius
4 ini ada 3 pencobaan. Tapi itulah keteladanan Yesus. Sebelum melayani, Dia
diuji terlebih dahulu. Apakah kita berani seperti ini : sebelum melayani, uji
saya terlebih dahulu Tuhan. Apa hal yang mengerikan dari negara Indonesia ,
gereja dan keluarga? Tidak ada teladan! Siapa yang menjadi teladan dalam hidup
kita? Ada anak yang berkata,”Papa tidak bisa menjadi teladan dalam hidup saya”
atau “Mama tidak bisa jadi teladan”. Pergi ke gereja, tapi di gereja juga tidak
ada teladan yang bisa dijadikan contoh. Anggota DPR tidak ada yang bisa
dijadikan teladan. Bung Karno berkata, “Yang dibutuhkan Indonesia bukanlah nation-building, tetapi character-building. Bangsa ini butuh
karakter. Kalau bangsa ini tidak punya karakter maka bangsa ini akan kalah
dengan bangsa terkecil di dunia yang punya karakter. Bung Karno menjadi
penyambung lidah bangsa Indonesia. Sekarang terbukti Indonesia sudah kalah dari
Singapore. Penduduk Singapore tidak sampai 5 juta jiwa sedangkan Indonesia 250 juta jiwa. Singapore adalah bangsa
yang kecil yang jauhnya hanya 1 jam dari Jakarta. Indonesia kalah disiplin , kebersihan
dan ketertibannya. Saya datang ke vila 3 G lewat tol dengan perasaan kesal luar
biasa. Bukan karena macet tapi karena orang buang sampah seenaknya di tol
padahal naik mobil mewah. Untung bukan musim panas, karena buang puntung rokok
bisa menimbulkan kebakaran. Buang tisue, kertas kacang dsbnya. Apa yang
dibutuhkan dari gereja dan orang Kristen? Karakter! Itu sebabnya Yesus Kristus
diuji terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam pelayanan. Apa yang menjadi
teladannya?
Artis yang ditangkap karena pelecahan homoseksual,
Syaiful Jamil, saat diborgol tertawa terkekeh-kekeh. Fans klub-nya menghadiri
sidang , berfoto selfie dan tertawa-tawa. Saat divonis pengadilan, semuanya
menangis. Saya tidak menganjurkan untuk melempar batu dan menghujatnya. Kita
sudah salah mengidolakan orang. Itu Indonesia. Orang yang benar, lurus, jujur, punya
karakter paling dibenci dan mau dimusnakkan. Orang yang tulus dan benar yang
paling sering disingkirkan di Indonesia dan di gereja. Saat penyanyi Ariel
Peterpan ditangkap dan ditahan di Polda Metro Jaya puluhan remaja membawa bunga.
Melihatnya saya merinding. Kita salah mengidolakan dan itu krisis negara ini
dan krisis gereja.
Gereja yang mengundang artis ramai luar biasa. Suatu kali
seorang artis diundang di suatu KKR Surabaya. Dia baru menikah lagi setelah
bercerai dan menginap di JW Mariot sedangkan saya menginap di pastori gereja.
Saya dibayar RP 700.000 sedangkan dia Rp 5 juta untuk kesaksian selama 5 menit
dan saya tidak tahu apa kesaksiannya. Lalu dia minta tampil duluan sebelum
khotbah. 10 menit dia omong apa saya tidak tahu. Lalu hidupnya cerai dan kawin
lagi. Setelah kesaksian , ia ingin meninggalkan tempat dan pulang. Saya minta
dia duduk mendengarkan saya khotbah karena diundang satu paket. Kita kehilangan
keteladaan. Ada anak yang berkata, “Papa mama tidak bisa jadi teladan, tetapi
saya senang dengan kakek-nenek yang bisa menjadi teladan”.
-
Teladan dalam menggunakan
dan membatasi kekuasaan.
Yesus tahu pemimpin adalah pelayan dan oleh sebab itu Dia
tahu kapan, kepada siapa dan sejauh mana kekuasaan itu harus digunakan. Kalau mau
tahu karakter orang yang sebenarnya, kasih ia jabatan. Ada yang setelah menjadi
ketua sinode lalu pakai kekuasaan. Yesus kadang pakai kekuasaan , kadang tidak
pakai dan merendahkan diri.
-
Bijak dalam melihat dan
memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan pribadi atau kebutuhan yang dilayani (bekerja –
bergereja – berkeluarga).
·
Yesus melihat kebutuhan orang lain bukan sebagai alat
manipulasi orang lain tetapi sebagai panggilan (pengabdian).
Kalau melayani Tuhan kebutuhan yang dilayani adalah
kebutuhan keluarga. Kalau berkeluarga kebutuhan yang dipenuhi adalah kebutuhan
keluarga. Ada yang berkata menikah untuk memenuhi kebutuhan seksual berarti ia pasangan
yang egois. Kalau kita bekerja seolah untuk memenuhi kebutuhan diri, tapi sebenarnya
sedang memenuhi kebutuhan keluarga (istri dan anak) dan menyayangi mereka. Ada
orang yang belum menikah ditanya apa kriteria orang yang mau menjadi istrinya
menjawab,” Saya mau dia menyiapkan pakaian, makanan, kalau saya capai dia harus
pijat” Kalau seperti itu cari saja pembantu rumah tangga (karena dimulai dari
saya). Begitu kebutuhannya tidak dipenuhi, maka saya tinggalkan dia dan mencari
yang bisa memenuhi kebutuhan saya.
Istri saya tidak bisa masak padahal berasal dari keluarga
yang memiliki restoran ternama. Saya menikah kamu karena ingin berbuat sesuatu
baginya. Akhirnya ia bisa masak. Dia berkata ke mamanya, “Ma saya mau belajar
masak.” Mamanya heran dan berkata,”Wah surga mau datang.” Awalnya dia belajar
masak sayur asam. Saya tidak tahu rasanya seperti apa. Waktu istri bertanya
bagaimana rasanya, saya menjawab,“Sebetulnya enak tapi lebih enak kalau engkau
tidak masak. Tapi saya tidak peduli rasanya, karena bagi saya masakan yang
terenak adalah yang dimasak dengan cinta kasih. Rasa tidak penting.” Saya menikah
karena ingin berbuat sesuatu buatnya.
Saya bertanya, “Kalau jemaat ke GKKK Mabes, karena apa? Siapa
yang ingin ditemui? Apakah karena enak pujiannya ? Enak khotbahnya? Enak karena
diperhatikan? Enak karena dijemput? Enak karena diberkati? Tetapi kalau orang Kristen
yang sehat berkata, “Saya datang ke sini karena Tuhan menggerakan saya untuk
datang ke sini.” Terlalu banyak orang Kristen yang menjadi parasit bagi gereja
yang hanya menghisap dan menyedot tapi harusnya jadi pemberi sumbangsih bagi
gereja. Teologi kemakmuran, itu sebenarnya orang Kristen parasit. Mana yang
benar : orang Kristen harus diberkati atau memberkati terlebih dahulu? Apa yang
kau ingin orang lain lakukan, maka kau lakukanlah dulu. Bukan Tuhan berkati saya
dulu baru saya mampu memberkati. Tetapi memberkati dulu baru engkau diberkati.
Orang kristen berkata, “Saya tidak punya duit buat persembahan.” Pertanyaannya
: punya uang berapa dulu untuk bisa memberi persembahan? Saya diberi perhatian
dulu baru memperhatikan. Itu salah. Jadi jangan tunggu perhatian dulu baru
memperhatikan. Jangan bergerak karena ada contoh. Bergeraklah maka engkau akan
menjadi contoh. Jangan tunggu contoh baru bergerak. Jadi yang benar memberkati
dan engkau akan diberkati.
Ingat persembahan janda miskin. Sebenarnya ia tidak memberi
persembahan juga tidak apa. Tapi dengan persembahannya, ia akan diberkati luar
biasa. Pola mind-set harus diubah.
Kau memberi maka kau akan diberi. Engkau melayani maka engkau dilayani. Engkau
mendoakan maka engkau akan didoakan. Nenek dari istri saya selalu mendoakan
orang walau tidak ada yang mendoakan dia. Pagi pk 4 dia bangun dan dia mendoakan
orang lain satu per satu. Ia mendoakan gereja walau gereja tidak memberikan apa
– apa buatnya. Banyak orang yang tidak setia di satu gereja karena menganggap
gereja tidak bisa memberi apa-apa.
·
Yesus melihat kebutuhan diri sendiri juga bukan alat
manipulasi Firman Tuhan tetapi sebagai penundukan diri
Lukas 7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di
bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu:
Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang,
ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."; 17:10 Demikian jugalah kamu.
Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah
kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan
apa yang kami harus lakukan." -> Perbedaan Obey and Submit).
Yesus melihat kebutuhan Yesus sendiri untuk menundukkan
diri. Mat 4:1-11 luar biasa. Yesus butuh makan dan Dia bisa mengubah batu menjadi
roti. Kebutuhan sendiri tidak dipakai untuk manipulasi firman Tuhan, tapi
justru untuk menundukkan diri. Apa beda obey (taat) dengan submit (menundukkan
diri)? Obey berarti taat tetapi seringkali ketaatan itu kalau menyukakan saya,
kalau tidak suka saya tidak taat. Sedangkan ‘submit’ adalah ketaatan yang suka
atau tidak suka harus taat. Jadi submit lebih berat.
Yesus tidak menekankan obey tetapi submit. Suka tidak
suka menundukkan diri. Mana yang lebih susah : tidak marah karena tidak bisa
marah atau tidak boleh marah? Tidak boleh marah. Tidak makan karena tidak bisa
makan atau tidak boleh makan? Yang lebih berat kalau tidak boleh makan. Di
dalam kekristenan , Yesus mengosongkan diri. Kalau boleh aku mau pergi, tapi
kalau Tuhan suruh tetap harus submit. Suami-istri yang telah menikah 30 tahun lebih banyak
menyenangkan atau menjengkelkan? Istri saya lebih banyak menjengkelkan daripada
menyenangkan saya. Saya berkata kepadanya,”Sayang , hanya satu wanita sepertimu.
Sudah langka karena produksi 1967 jadi saya harus merawatnya. Tetapi walaupun
engkau menjengkelkan tapi saya tetap merawatmu.” Tahun ini kami sudah menikah selama
25 tahun.
·
Dalam menilai dan
menghargai hakekat manusia.
Yesus melihat manusia sebagai mahluk mulia yang punya
nilai intrinsik untuk menggambarkan karakter ilahi -Subjek &
Objek--Pelayanan bukan penyaluran hobby atau isi waktu-
Gereja yang sehat adalah adalah gereja yang diisi oleh
para pemimpin yang telah mengalami transformasi pola pikir kita sehingga
melihat pelayanan, kekuasaan dan gereja sebagai alat untuk mengabdi,
menundukkan diri dan menjadi teladan dalam perubahan. Apakah kita demikian? Tidak
boleh ada krisis keteladanan.
2.
Inspirasi
-
Visi
Markus 1:16-20 Ketika
Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas,
saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala
ikan. Yesus berkata kepada mereka:
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya
dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus
meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan
Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka
meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya
lalu mengikuti Dia.
Ada 2 macam visi yaitu :
·
Visi “Memberi” yang mencari kebahagiaan dengan cara
membahagiakan orang lain.
·
Visi “Memiliki” yang mencari kebahagiaan dengan cara
mengorbankan orang lain.
Tuhan punya visi. Visi Allah -? Visi reproduksi
Kejadian 1:28 Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi." (reproduksi fisik) dibandingkan Mat 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman." (reproduksi rohani)
Kejadian 1:28 Matius
28:19-20
1. Beranak cuculah 1.
Pergilah – Beritakanlah
2. Penuhilah bumi 2.
Jadikan muridKu
3. Berkuasalah 3.
Ajarkan
4. Taklukanlah 4.
Baptiskan
Longman Dictionary: Visionary = ‘Someone who has clear
ideas and strong feelings about the way something should be in the future’. Seorang yang visioner akan mampu memberikan
inspirasi bagi pengikutnya
George Barna, Leaders on Leadership, VISI adalah ”Sebuah gambaran masa depan yang
sangat jelas yang Allah komunikasikan kepada para pemimpin dan pelayanNya
berdasarkan pengenalan yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan lingkungan’
The leader is a man who has a desire (ambisi); a vision (target) , a dream
(harapan/ekspektasi) and an action
(strategi).
John Stott: Visi
adalah “ketidakpuasan yang mendalam tentang fakta masa kini, yang membangkitkan
pandangan tentang masa depan yang seharusnya terjadi sebagai suatu kemungkinan
di masa kini.”
Pemimpin yang mampu memberikan inspirasi adalah para
“pemimpi” yang percaya bahwa kita bisa membangun sebuah dunia (keluarga,
gereja, negara) yang lebih baik.
Gerakan LGBT ingin menghancurkan reproduksi fisik
sehingga tidak ada lagi reproduksi rohani. Gerakan LGBT untuk menghancurkan
visi Allah. Hidup kalau tidak punya tujuan dan visi untuk apa hidup?
-
Kerja keras
Markus 1:35-39 Pagi-pagi
benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat
yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi
Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari
Engkau." Jawab-Nya: "Marilah
kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga
Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan
memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Ikut retreat karena taat atau menundukkan diri? Bangun
pagi pk berapa? Retreat adalah latihan menundukkan diri kita. Bayar tetapi semua
diatur. Suatu kali saya ikut camp, ada satu keluarga marah dan pulang. Dia
benci karena semua acara diatur. Gereja harus bekerja keras. Pelayanan di Indonesia
lebih enak dibanding di Singapore. Karena di akhir tahun ada yang namanya appraisal bonus (appraisal berarti dinilai
kerja kita). Ada KPI. Pertama pendeta harus masuk kantor dari pk 9 - 17.30
kecuali Senin. Kedua dia harus mengikuti semua kegiatan. Ketiga, ia harus
khotbah sebulan 2 kali. Ia boleh cuti meninggalkan minggu 2 kali setahun jadi selebihnya
selama 50 minggu harus ada. Setiap tahun pertambahan jemaat 2-3%. Kalau tidak
tercapai akan mengurangi bonus kita. Pelayanan di gereja seperti bekerja di kantor.
Saya merasa tidak sejahtera kalau dinilai seperti itu. Saya seorang pekerja
keras, tapi bukan karena mencari bonus. Tanpa bonus saya sudah begitu. Tapi
saya melihatnya positif, bagus. Mau tidak mau memacu saya bekerja keras. Untuk
menjadi guru SM harus buat kurikulum untuk kelas kecil dan kelas besar. Anak SM kelas
kecil untuk lulus naik kelas harus bisa berdoa di depan kelas, naik kelas berikutnya
bisa hapal 2 ayat, naik lagi kalau bisa membawa teman. Kita harus membangun
spiritualitas kerohanian. Tidak bisa begini-begini terus. Tahun ini apa, tahun
depan apa.
Pemimpin yang berani bermimpi harus berani pula menjadi
pemikir, perencana, dan pekerja keras agar mimpinya bisa menjadi kenyataan. ->
Man of vision -> Man of perspiration.
Thomas Alva Edison: “Genius is 1% inspiration and 99%
perspiration” (genius 1 %, keringat(kerja keras) 99%)
Musa: bermimpi tentang tanah perjanjian yang berlimpah
susu dan madunya, dan untuk itu ia harus mengorganisir Israel, memimpin mereka
melewati bahaya dan kesulitan dan mengalami masa-masa yang penuh masalah dan
tantangan.
Stott: “Without the dream the campaign loses its
direction and its fire; but without hard work and practical projects the dream
vanishes into thin air” (Tanpa mimpi kampanye kehilangan arah dan semangat;
tetapi tanpa kerja keras dan berani mencoba, maka mimpi akan hilang menguap)
Yesus bermimpi akan penjala manusia dan Ia mendoakan,
memilih, memberi inspirasi, mengajar, mengutus dan memberikan otoritas kepada
murid-muridNya.
-
Ketekunan
Markus 4:30-32 Kata-Nya
lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau
dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang
ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis
benih yang ada di bumi. Tetapi apabila
ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang
lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara
dapat bersarang dalam naungannya."
God’s purpose -> God’s way -> God’s time
Bermimpi akan sebuah VISI, perlu melahirkan sebuah
AKSI. Namun setiap MIMPI dan AKSI
membutuhkan KETEKUNAN karena berbagai tantangan pasti akan datang menghadang.
Tanpa ketekunan seseorang atau satu institusi tidak akan
bertahan sampai kepada kesudahannya.
John Mott: “We have to turn stumbling-blocks into
stepping stones” (kita harus mengubah
batu sandungan menjadi batu loncatan)
Yesus bertekun menghadapi murid-muridnya yang lambat
mengerti, mengandalkan kekuasaan dan mengharapkan jabatan dan kekuasaan
politik.
Rasul Paulus: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang
baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2Tim 4:7)
Kejujuran dan Kegigihan Akhirnya Berbuah
Pada umur 21 tahun, bisnisnya gagal.
Pada umur 22 tahun, ia kalah dalam pemilihan Dewan Legislatif Negara Bagian.
Pada umur 23 tahun, bisnis keduanya gagal.
Pada umur 25 tahun, kekasihnya meninggal.
Pada umur 26 tahun, ia menderita depresi hebat.
Pada umur 28 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Kongres.
Pada umur 30 tahun, ia kalah dalam pemilihan lain.
Pada umur 33 tahun, ia kalah lagi dalam pemilihan lain.
Pada umur 38 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Kongres.
Pada umur 45 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Senat.
Pada umur 46 tahun, ia kalah dalam pemilihan wakil presiden.
Pada umur 49 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Senat.
Pada umur 51 tahun, ia terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Pada umur 22 tahun, ia kalah dalam pemilihan Dewan Legislatif Negara Bagian.
Pada umur 23 tahun, bisnis keduanya gagal.
Pada umur 25 tahun, kekasihnya meninggal.
Pada umur 26 tahun, ia menderita depresi hebat.
Pada umur 28 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Kongres.
Pada umur 30 tahun, ia kalah dalam pemilihan lain.
Pada umur 33 tahun, ia kalah lagi dalam pemilihan lain.
Pada umur 38 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Kongres.
Pada umur 45 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Senat.
Pada umur 46 tahun, ia kalah dalam pemilihan wakil presiden.
Pada umur 49 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Senat.
Pada umur 51 tahun, ia terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Jika sedang menjalani berbagai kesulitan dalam kehidupan, Anda tengah
dipersiapkan untuk satu tujuan penting dan besar. (Abraham Lincoln, 1809-1865;
Presiden AS ke 16, 1860-1865)
Di Singapore paling tidak enak karena harus banyak membesuk
orang sakit. Saya pernah membesuk seorang ibu yang sakit dan dirawat di NUS
Hospital. Dulu waktu saya pernah membesuk orang sakit di Medistra dan bertanya,
“Mau didoakan apa?” dijawab,”Saya baru operasi. Saya minta didoakan agar cepat
kentut.” Sedangkan Ibu ini di NUS kena kanker payudara stadium akhir. Saya
bertanya,”Minta didoakan apa?” Ia hanya berkata, “Pak pendeta doakan agar
jangan saya menyangkal Yesus kalau saya tidak bisa sembuh.” Saya menangis. Saya
mendoakan sambil memeluknya. Dia duduk di ranjang. Biasanya yang minta doakan :
pekerjaan lancar dll. Saya pikir itu contoh yang baik dari ketekunan.
Gereja yang sehat diawali
dengan Pemimpin yang sehat; jemaat yang sehat yang menginspirasi melalui
visinya; kerja kerasnya dan ketekunannya dalam pekerjaan, keluarga dan
pelayanan. (Gereja yang memiliki desire; vision; dream dan action)
3. Kepedulian
Matius 14:13-21 Setelah Yesus mendengar berita itu
menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke
tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan
mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya,
maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan
mereka yang sakit. Menjelang malam,
murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari
sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli
makanan di desa-desa." Tetapi
Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi
mereka makan." Jawab mereka:
"Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari
kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang
banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu,
Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu
dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya
membagi-bagikannya kepada orang banyak.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu
laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Melihat – memperhatikan – bertindak.
·
Kepedulian rohani
Matius 23:37, “Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah sayapnya,
tetapi kamu tidak mau.”
·
Kepedulian batin
Yesus melihat kebutuhan orang lain bukan sebagai alat manipulasi tetapi
sebagai panggilan
Matius 9:16, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.”
·
Kepedulian jasmani
Mat 14:16, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.”
Gereja yang sehat jemaatnya tidak menuntut dipedulikan
tapi yang saling mempedulikan. Kepedulan apa?
Nodding (2002), “Ketika kita peduli dengan orang lain,
maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan
mengekspresikannya menjadi sebuah tindakan.”
May (dalam Leininger 1981), “Dedication, Mattering and
Concern adalah elemen penting dari kepedulian.”
Henri Nouwen, “Banyak gereja hanya bicara tentang Kristus
tetapi tidak tentang dunia. Sebaliknya banyak pula gereja bicara hanya melulu
tentang dunia tetapi tidak tentang Kristus.”
Albert Schweitzer (14 Jan 1875-04 Sept 1965)
Albert adalah seorang teolog sekaligus dokter yang
menerima hadiah nobel karena pengabdiannya kepada kemanusiaan. Kehadiran Albert
di Afrika membuat orang-orang bersyukur sebab selain penyakit jasmani mereka
terobati, iman mereka kepada Yesus bertumbuh oleh pelayanan Albert. Di Afrika,
Albert dan isterinya tidak hanya berkutat selama 1-2 tahun saja, tetapi selama
berpuluh-puluh tahun. Hasilnya, setelah 41 tahun mengabdi di Afrika dan
meninggalkan keramaian dan kesenangan hidup, dunia mengetahui karya sucinya.
Gereja yang sehat adalah tempat orang saling menunjukkan
kepedulian dan bukan tempat dimana orang selalu minta dipedulikan?
Ada jemaat yang menuntut diperhatikan tetapi tidak
memperhatikan. Jadi mind set harus
diubah. Gereja yang sehat jemaatnya saling mempedulikan. Biasanya kalau ada
orang kaya yang meninggal dunia, banyak orang telepon ke gereja dan pendetanya
mencari tahu rumah dukanya dimana? kebaktian jam berapa? Semua orang bertanya
sehingga pendeta tidak perlu telpon. Tapi begitu orang miskin yang meninggal,
pendeta sibuk menelpon karena orang tersebut tidak dikenal. Orang kaya
meninggal , saat dikuburkan ada 200 mobil yang mengiringi. Sedangkan orang
miskin? Saya pernah pimpin kebaktian di Pondok Rangon. Hanya ada 2 mobil yang
mengiringi yaitu mobil jenazah dan mobil saya. Saya berlima dengan anak istri. Sewaktu
tiba, tidak bisa dimakamkan karena makam di sebelahnya ada ratusan orang. Saya
grogi. Itu ratusan orang banding 5 orang. Mereka selesai kebaktian, baru saya
pimpin dan peti pun diturunkan dari
mobil. Karena sepi dikira sedang buat film. Akhirnya ada pemuda-pemuda di
belakang saya ikut nyanyi. Mungkin mereka merasa kasihan. Jadi kalau orang
miskin meninggal, kalau ditelepon, jemaat tidak ada yang kenal. Makanya
akhirnya di GKI Jatinegara , dibentuk tim Lazarus. Saat ada yang meninggal, tim itu harus datang . Saat tim itu ditelepon.
Halo : Yes? Ada yang meninggal? Siap! Karena seringkali saat kedukaan seperti
itu tidak ada yang datang. Mereka datang untuk memberi kekuatan bagi keluarga
yang ditingalkan. Jadi seharusnya jemaat saling memperhatikan dan mempedulikan.
Apakah gereja kita tempat dimana orang menunjukkan
kepedulian atau tempat dimana orang minta dipedulikan?
4. Relasi yang sehat.
Gereja yang sehat dibangun di atas hubungan yang sehat.
7 relasi antara manusia zaman kini.
-
Orang yang hidup di atas orang lain. Orang ini mendominasi ,
memanfaatkan, mengontrol, menekan dan meremahkan. Kalau satu kelompok, ia yang
berbicara terus, tidak bisa dihentikan. Seolah-olah ia paling tahu dan hebat,
paling kaya. Paling ini-itu. Punya istri yang seperti ini tidak enak juga. Sebaliknya
ada istri yang digoblokin suami. Saya omong 1 patah kata dia omong 100 kata.
Tidak enak hubungan seperti ini. Talking
maniac. Talking too much. Tidak enak aura orang seperti ini. Ia cenderung
mendominasi, seolah paling tahu. Ada orang seperti ini?
-
Hidup melawan orang lain.
Berkompetisi, iri hati, melukai, segala cara ingin menang sendiri ->
antagonis. Tidak hidup di atas orang lain seperti tipe pertama, tapi melihat
orang lain sebagai kompetitor. Saingan. Kalau beda maka ia akan irihati dan
dengki. Irihati adalah apa yang orang
lain punya saya harus punya. Dia punya rumah, saya punya rumah. Dia punya TV 30
inch saya 40 inch. Dia punya istri 1, saya 2 . Tetapi dengki lebih jahat. Apa
yang saya tidak punya, orang lain tidak boleh punya. Ada pemuda yang diputus
cinta oleh pacarnya, maka pacarnya dibunuh karena kalau saya tidak mendapatkan
dia, maka orang lain tidak boleh mendapatkannya. Yesus mengutuk orang Farisi,
kalau kamu tidak masuk sorga , jangan halangi orang lain masuk sorga.
-
Hidup terpisah dari orang lain : isolasi diri, cukupkan diri,
menarik diri, pisahkan diri -> kosong diri. Ia merasa tidak ada gunanya ikut
ini-itu. Kalau ada orang seperti ini perlu ditemani.
-
Hidup masa bodoh : cuek, pura-pura tidak tahu,
bukan urusaku, semua dilakukan jika ada untungnya -> egocentris. Gereja yang
banyak orang kristen yang cuek adalah gereja yang sakit. Gereja mau hancur atau
tidak, dia cuek. Sebaliknya ketika gereja kurang sesuatu jemaatnya iuran. Itu terjadi
pada gereja di kota kecil. Waktu diumumkan butuh keyboard, satu kelompok sel
lalu berdoa dan mengumpulkan uang untuk membelinya. Orang yang sehat adalah
orang yang peduli. Apakah kita berdoa untuk gereja, pendeta dan majelis? Kalau berdoa
untuk diri sendiri, itu terlalu egois.
-
Hidup di dalam orang lain : in fusion, menjadi
parasit, manfaatkan sesama, kehilangan
identitas. Jadi kalau orang diajak pindah gereja maka ia akan pindah. Habis
kebaktian dikasih RP 100.000, dikasih makanan, dikasih bungkus plastik. Jangan
jadi orang kristen parasit. Jangan pesan ke anak, kalau cari mantu yang kaya, karena
itu salah. Kalau cari mantu : yang rajin bekerja dan Kristen. Kalau rajin
kerja, kerja keras dan mau kerja apa saja dan jujur itu hebat. Carilah mantu
yang satu iman, yang rajin dan kerja keras.
-
Hidup di bawah orang lain : mengalah, idolakan orang lain,
digunakan orang lain -> dapat muncul stres – kebencian. Orang yang selalu
mengalah tidak terlalu baik juga.
-
Hidup dengan bersama orang lain : dalam kebenaran dan kasih,
saling memberi dan melengkapi , setara , sebagai rekan, kepenuhan dan bertumbuh
dalam kristus. It is not tolive over agaist, from, despite, inside, under the
other, but to live with the other. Bukan menganggap jemaat yang duduk di sebelah
sebagai kompetitor, orang bodoh tetapi sebagai sesama kita yang harus
dihormati. Ini relasi yang terbaik.
Mazmur 133:1
Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama
dengan rukun! Sungguh alangkah buruknya dan rusaknya, apabila
saudara-saudara diam bersama dengan ribut
Pertanyaan
Refleksi:
-
Dari pengamatan pribadi, dengan cara apakah seringkali
seseorang merasa tertolak dalam satu komunitasnya?
-
Penghalang terbesar apakah yang menyebabkan setiap
pribadi tidak dapat menjadi syalom bagi komunitasnya?
Gereja yang sehat : Adalah
gereja yang memiliki pola relasi yang sehat (to live WITH the other)
-
Apakah gereja kita bicara tentang Kristus dan melengkapi
jemaat untuk bagaimana hidup di dunia?
-
Apakah gereja kita saling rukun?
5.
Pemberdayaan
(empowerment)
Yohanes
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Pengertian pertama: Memberi
kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain.
(Lih: Kisah 1:8)
Pengertian kedua: Upaya untuk memberikan kemampuan atau
keberdayaan kepada orang lain (Lih: Yohanes 14:12, “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan
yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu..”
Kartasasmita (1996): “Setiap
manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta untuk
mengembangkannya (pengkapasitasan dan
pendayaan)
Pemberdayaan adalah sebuah
“proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”. (Wrihatnolo & Dwidjowijoto,
2007):
KUNCI UTAMA: Manusia bukan OBJEK
tetapi SUBJEK.
Problem umum pelayanan di gereja
:
1. Misuse (salah pakai).
Seorang pemimpin paduan suara ingin membentuk paduan suara dan mengumumkan, “Siapa
yang mau daftar silahkan”. Akhirnya ada 1 enci yang mendaftar. Pemimpin padus itu
senang. Tetapi suaranya parah karena tidak ada pitch control dan nyanyinya
fals. Setelah terbentuk, tidak ada yang mau nyanyi di sebelahnya karena bisa
jadi jelek. Suara enci ini fals dan keras
sekali. Akhirnya pemimpin padus berkata, “Ci, kalau nyanyi tidak usah bersuara
(lip sync)” karena suaranya fals. Yang
suaranya bagus tidak mau melayani, sebaliknya yang suaranya tidak bagus malah mau
melayani. Itu misuse. Tidak ada yang mau jadi guru Sekolah Minggu. Yang ada
orang yang streng (preman) jadi pengajar. Begitu selesai, anak SM tidak mau ke
gereja lagi. Suaranya membuat jantungan. Tapi orang yang bagus melayani jadi
guru tidak ada yang mau menjadi guru Sekolah Minggu.
2. Disuse (tidak terpakai).
Tidak terpakai, padahal bertalenta.
3. Abuse (terlalu dipakai).
Begitu mau pelayanan, semua bidang dikasih (seabreg-abreg). Seperti menjadi panitia
natal, Paskah, pembanguan gereja, guru sekolah minggu, tukang parkir dan koster.
Jadi kesannya 4 L (lo lagi lo lagi). Itu bukan gereja yang sehat. Yang sehat
gereja yang memberi kepercayaan kepada anak muda dengan mendampingi sehingga
terjadi alih generasi. Gereja yang sehat, orang yang lupa berdiri saat duduk.
Saat berdiri lupa duduk.
Pemberdayaan adalah proses:
1. Mempercayakan
(Matius 25:14-30)
“Demikianlah hendaknya orang memandang kami; sebagai
hamba-hamba Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.” (1 Korintus
4:1)
2. Menciptakan suasana atau
iklim yang memungkinkan potensi seseorang berkembang (enabling).
- “Aku menyertai kami
sampai kepada akhir jaman” (Matius
28:20)
- “Aku tidak meninggalkan
kamu sebagai yatim piatu, Aku datang kembali kepadamu.” (Yohanes 14:15)
3. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
seseorang (empowering)
“…diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu…”
(Matius 16:18)
4. Melindungi (Protecting)
“Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka daripada yang jahat.” (Yohanes 17:15)
“Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka daripada yang jahat.” (Yohanes 17:15)
Gereja yang sehata adalah Adalah
Gereja yang memberdayakan sehingga terjadi proses alih generasi yang sehat.
-
Menemukan dipercaya?
-
Merasakan dihargai?
-
Merasakan menjadi manusia sebenarnya bukan manusia
materi; manusia angka; manusia posisi.
GKKK Mabes punya prospek yang
bagus karena ada semua generasi dan saling melengkapi satu dengan lain. Gereja
sehat, pemimin sehat dan jemaat sehat
dimulai dari transormational mind-set
: mari kita jadi teladan, inspirasi bagi ofang lain. Kalau tidak ada,
setidaknya anak dan suami mengidolakan kita. Ada seorang pemuda di GKI Jatinegara
berkata,”Kalau cari pacar, saya mau mencari yang seperti mama.” Berarti mamanya
menginspirasi dia. Ada juga mau cari pacar tetapi tidak mau seperti mama karena
bisa hancur dunia ini katanya. Ada yang berkata, “Kalau saya mau cari agama
tidak mau jadi orang Kristen”. Ini menyedihkan. Mari kita peduli. Saling peduli
satu dengan lain, peduli dengan gereja. Di gereja Singapore saya berkata ,”Hai
jemaat. Pelit kepada pendeta tidak apa-apa tapi jangan pelit kepada gereja dan
Tuhan”. Gereja yang sehat adalah gereja yang relasinya bagus, satu dengan lain
tidak bermusuhan, tidak berantem, tidak saling iri. Saling memberdayakan satu
dengan lain.
Sesi Api Unggun
-
Apakah kita pribadi yang sehat yang telah mengalam
transformasi pola pikir sehingga pelayanan, pekerjaan dan keluarga kita menjadi
teladan?
-
Apakah hidup kita menginspirasi melalui visi; kerja keras
dan ketekunan dalam pekerjaan, keluarga dan pelayanan?
-
Apakah kita menunjukkan kepedulian dan bukan selalu minta
dipedulikan?
-
Apakah kita memiliki pola relasi yang sehat (to live WITH
the other)
-
Apakah kita memberdayakan orang lain sehingga terjadi
proses alih generasi yang sehat.
No comments:
Post a Comment