Pdt. Hendra G. Mulia
Markus 1:1 Inilah
permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
Injil : Kabar Baik
tentang Kedatangan Tuhan Yesus untuk Membebaskan Manusia dari Dosa.
Inilah permulaan Injil
(bahasa Yunani: ευαγγέλιον/euangelion). Injil artinya kabar baik. Jadi dengan
kata lain dikatakan “Inilah permulaan kabar baik”. Kabar baik tentang Tuhan
Yesus yang datang sebagai Juruselamat. Manusia telah mati karena dosa , tetapi Dia datang untuk menyelamatkan kita dari
hukuman dosa. Begitulah kabar baik versi orang Injili. Sedangkan orang liberal
mengatakan bahwa Yesus Kristus Juruselamat dan menyelamatkan manusia dari dosa.
Sampai di sini pernyataannya masih sama dengan kaum injili. Namun begitu
ditanya, “Apa itu dosa?” Jawabannya : dosalah yang membuat manusia terpisah
dari Allah. Sebelum Adam bertemu Hawa, ia berkata, “Inilah daging dari dagingku
dan tulang dari tulangku.” Namun setelah itu saat Adam ditanya, “Mengapa kamu
makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat?”. Adam berkata, “Karena dialah
saya makan buah” sambil menunjuk kepada Hawa. Jadi Adam menyalahkan istrinya
sehingga hubungan sesama rusak. Yesus Kristus menyelamatkan kita dari dosa
kebencian kepada manusia sehingga kita harus saling mengasihi dan tidak boleh
menindas sesama manusia. Kabar baiknya : orang-orang dibebaskan dari penindasan
manusia terhadap manusia lainnya. Bagi kita yang sudah tua mungkin memiliki pengalaman
dengan Presdien pertama Indonesia, Soekarno, karena waktu kecil ada pada zaman Soekarno. Kalau Soekarno
pidato, pidatonya mirip dengan teologi pembebasan itu. Misalnya Soekarno mengatakan
“l'exploitation de l'home par 'ihomme“
(Kita harus membebaskan orang Indonesia dari penindasan manusia). Soekarno (1901 – 1970) hebat karena ia bisa berbahasa
Belanda dan Perancis. Sebenarnya gereja liberal seperti itu. Sedangkan pada
kaum Injili : Tuhan Yesus datang untuk membebaskan manusia dari dosa. Sebagai orang Injili , maka akhirnya yang
penting ada 3 hal yang disingkat sebagai A-B-C yaitu :
A. Accept Jesus Christ (Terima Yesus Kristus).
B. Believe He died for you (Percaya Dia mati untukmu)
C. Commit your life to Him (berikan hidupmu untuk Dia)
Atau
A. Accept Jesus Christ (menerima Yesus Kristus)
B. Bible (membaca Alkitab)
C. Church (pergi ke gereja)
Percaya lalu Apa?
Kaum Injili menekankan firman Tuhan Yesus sehingga gereja melakukan penginjilan
(ayo injili orang untuk terima Tuhan Yesus). Jadi sebagai kaum Injili, kita seharusnya suka menginjili. Kita menekankan accept Jesus Chirst (terima Tuhan
Yesus). Tidak salah karena dengan injil diberitakan di mana-mana, orang berdosa
menerima Yesus sehingga selamat dan banyak orang menjadi Kristen. Dalam KKR biasanya
banyak orang menerima Tuhan Yesus menjadi Juruselamat dan diselamatkan. Inilah
Injil tentang Tuhan Yesus. Yesus menyelamatkan kita. Apa salahnya? Tuhan tetap
pakai penginjilan sehingga banyak orang bertobat. Setelah kamu menerima Tuhan
Yesus lalu meninggal, masuk ke surga atau neraka? Apakah yakin masuk ke surga?
Ayatnya di mana? Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Setelah kamu menerima Tuhan Yesus, namun hidupmu brengesek : ke gereja telat, tidak ikut persekutuan
doa , pelit memberi persembahan, tidak kenal sesama , tidak mau pelayanan, tidak
sempat membaca Alkitab, kalau mati ke
mana? Diajarkan untuk memberi persembahan. Lalu kalau ada yang memberi
persembahan yang banyak misal Rp 10 juta dan ada juga yang memberi sedikit persembahan
misal RP 10.000, lalu mati masuk ke surga? Kalau persembahan Rp 10.000 dan Rp 10 juta sama-sama masuk surga, jadi kalau
beri persembahan Rp 10.000 saja? Setelah menerima Tuhan Yesus, membaca Alkitab,
pergi ke gereja dan memberi persembahan Rp 10.000 lalu masuk ke surga. Apa
jeleknya? Sebenarnya yang dikatakan adalah Inilah
permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Jadi tidak dikatakan “Inilah
Injil” alias itu baru permulaan dari Injil. Menerima Tuhan Yesus bukanlah
akhir, namun baru permulaan.
Injil adalah Relasi
dengan Tuhan dan Sesama
Di gereja ada yang 30 tahun atau bahkan 50 tahun lebih
menjadi Kristen. Kalau ke gereja duduknya paling depan. Waktu kebaktian diminta
berdiri , ia pun berdiri. Setelah itu duduk kembali, begitu seterusnya (berdiri
duduk ,berdiri duduk). Jadi kalau ia mau tidur juga tidak bisa. Saat paling
enak baginya adalah saat khotbah berlangsung karena bisa tidur dengan mulut menganga.
Orang tua memang sesuai dengan suatu artikel
mudah sekali tertidur. Baru khotbah 10 menit, sudah pada tidur. Jadi susah sekali khotbah ke orang tua. Namun
sekarang saya suka khotbah di lansia karena khotbah bagus tidur, khotbah jelek
tidur juga. Kalau orang tua bisa
dimaklumi, namun ada juga yang tidur karena noton bola pk 2-4 pagi (bahkan kalau
adu pinalti bisa sampai pk 5 pagi!). Tidur baru pk 5.30 dan pk 6.30 harus bangun
sehingga karena kurang tidur maka melanjutkan tidur di gereja. Kalau kita hanya
tekankan percaya Tuhan Yesus masuk surga, maka lebih baik persembahan Rp 10.000
daripada Rp 10 juta. Jadi ternyata ada
kesalahan kalau hanya tekankan untuk percaya Tuhan Yesus karena itu hanya
permulaan. Akibatnya menurut gereja Injili sudah pasti masuk surga kalau terima
Tuhan Yesus.
Kita sekarang terpengaruh zaman. Injil kita tidak lagi
murni dari Alkitab, tetapi Injil kita
dipengaruhi zaman modern di mana orang hidup secara individu. Di kampung bila
ada sebuah rumah ambrug, maka sewaktu membangunnya lagi semua orang sekampung
ikut serta. Itu namanya gotong royong. Kalau rumah kita ambruk, tetangga tidak ada
yang ikut membantu. Gaya hidup individual bahkan baru dirasakan pada tahun 1998
setelah terjadi huru-hara dan diadakan siskamling. Saat itu para tetangga baru
berkenalan. Kita memang hidup secara individual. Prinsip individual ini ditekankan sehingga injilnya juga bersifat
Individu. Setelah menerima Tuhan Yesus, membaca
Alkitab, pergi ke gereja selesai. Sekarang baru kita sadari, ternyata itu tidak
cukup. Itu baru permulaan. Injil bukan sekedar hanya dapat tiket masuk surga.
Injil mengenai kehidupan bersama dengan Tuhan Yesus. Hal ini seperti yang dikatakan pada Yoh 1:14 Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran. Firman menjadi manusia dan tinggal di tengah kita. Allah mau
tinggal bersama-sama kita. Bayangkan kalau kita tinggal bersama pengemis yang
sudah 3 tahun tidak mandi sehingga bau sekali. Kalau kita tidak mau dekat-dekat
dengan orang seperti. Bahkan dekat dengan orang yang keringatnya bau, kita
tidak suka. Tuhan hidup bersama kita
yang brengsek yang saat persembahan hanya mau memberikan Rp 10.000, mengapa Dia
mau? Itu Injil, Tuhan mau tinggal dengan kita dan bersama dengan kita. Injil
bukan sekedar percaya Yesus masuk surga. Injil mengenai kasih kepada Tuhan dan
sesama. Matius 22:36-40 "Guru, hukum
manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu. Itulah hukum yang terutama
dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Kita jangan hanya datang ke
gereja, berdiri duduk berkali-kali, meram melek matanya, lalu doxology, menerima
berkat dan pulang sehingga kita tidak mengenal tetangga.
Memang tidak mudah
untuk mengingat nama 10 orang yang tidak kenal. Padahal GKKK Mabes masih
sedikit jumlah jemaatnya. Sekali kebaktian tidak sampai 100 orang. Namun untuk
jumlah jemaat sebanyak itu, apakah satu dengan lain telah saling kenal? Berbeda
dengan gereja yang sekali kebaktian dihadiri oleh 1.000 orang sehingga susah mengenali
semua orang yang datang. Hari ini ingat besok lupa. Seharusnya penting untuk mengingat teman. Jangan
hanya setelah kebaktian langsung pulang. Gereja menyadari hal itu dan meminta
kita untuk saling bersalaman namun hal ini tidak menolong karena seringkali
kita bersalaman hanya basa-basi tanpa mengenal orang yang kita salami karena
hanya disuruh liturgis. Jadi jangan sekedar menerima Tuhan Yesus lalu masuk
surga, tidak peduli dengan kelakuan baik atau brengsek. Injil adalah relasi
kepada allah dan sesama manusia. Kenapa Tuhan suruh kita ke gereja? Tuhan mau
kita ke gereja, supaya kita bersama-sama teman kita diselamatkan (saya anak
Allah dan semuanya anak Allah). Maka kita menjadi big family (keluarga besar yang terdiri dari anak-anak Allah). Hal
ini yang hilang. Jadi kalau kita menerima Tuhan Yesus tetapi benci sesama
berarti kita berbohong. Maka kita harus melihat Injil yang benar yaitu it’s about relation (relasi kita kepada Tuhan
dan sesama). Sekarang saat kita duduk di gereja, apakah kita sudah mengenal
dengan orang yang di kiri dan kanan kita. Namanya gereja keluarga Allah tetapi
kita berbohong karena sebagai sesama anggota keluarga dan anak Allah tetapi
kita tidak pernah berelasi. Kita jangan bicara saja. Banyak kali kita hanya
bicara omong kosong. Kita menyanyi lagu “Lebih dalam lagi kucinta Kau Tuhan”
tetapi hanya memberi persembahan ala kadarnya saja atau “Lebih baik satu hari
di pelataranMu daripada seribu hari di tempat lain” tetapi kalau mendengar khotbah
kelamaan, sudah pada melihat jam dan panitia memberi tanda ingin cepat-cepat selesai. Katanya lebih baik
satu hari di pelataranmu berarti lebih baik daripada berada luar ruang gereja
untuk mengobrol. Hal ini berarti bohong. What
is the Gospel about Jesus Christ. Itu mengenai relasi dengan Tuhan dan
sesama yang dipulihkan melalui darah Yesus. Belajar jangan berbohong. Kenallah
dengan orang-orang yang duduk di sampingnya. Tanyalah nama mereka dan apa yang
mau didoakan.
No comments:
Post a Comment