Ev. Daesy Sanger
Kejadian 1:26-27
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman
kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Kis 18:1-28
1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi
ke Korintus.
2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi
bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan
Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua
orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang
sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama,
karena mereka sama-sama tukang kemah.
4 Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam
rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.
5 Ketika Silas dan Timotius datang dari
Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia
memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
6 Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia
dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka:
"Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak
bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."
7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke
rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang
rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.
8 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu,
menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak
dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi
percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada
Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan
firman dan jangan diam!
10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada
seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di
kota ini."
11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu
tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur
di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu
membawa dia ke depan pengadilan.
13 Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan
orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum
Taurat."
14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara,
berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi,
jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya
aku menerima perkaramu,
15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan
tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka
hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara
yang demikian."
16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang
pengadilan.
17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes,
kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio
sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
18 Paulus tinggal beberapa hari lagi di
Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke
Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.
Priskila dan Akwila menyertai dia.
19 Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus
meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan
berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20 Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih
lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21 Ia minta diri dan berkata: "Aku akan
kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari
Efesus.
22 Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke
darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23 Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di
situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia
untuk meneguhkan hati semua murid.
24 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang
Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih
berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.
25 Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan
Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang
Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.
26 Ia mulai mengajar dengan berani di rumah
ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
27 Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya,
saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya
mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah,
menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya.
28 Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah
orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus
adalah Mesias.
Pendahuluan
Ladang berada di
daerah pertaninan. Istilah ladang, sawah dan kebun sudah tidak asing walau kita
tinggal di kota. Kita banyak mengetahuinya karena hidup di negara agraris. Sekarang
bayangkan kita berada di sebidang ladang. Aktivitas apa yang dilakukan orang di
ladang? Menanam. Menanam artinya mempersiapkan ladang garapan mulai dari menggali tanah sehingga tanah menjadi
lebih gembur dan bisa ditanami. Ada aktivitas menaburkan benih dan memberi
pupuk. Ketika tunas bertumbuh ada aktivitas merawat di mana tanaman yang rusak
dipotong sehingga ulat-ulatnya tidak merusak tanaman-tanaman di ladang. Setelah
tanaman menghasilkan buah maka akan dipanen. Setelah itu hasilnya bisa
dinikmati dalam keluarga sendiri. Untuk seorang pengusaha agronomi, dia akan
menjual buah yang dipanen tersebut sehingga orang lain bisa menikmati.
Keluarga ku = ladangku
berarti ada aktivitas yang harus dilakukan agar keluarga ‘menghasilkan’. Tujuan
mengolah ladang adalah untuk menghasilkan
buah, produk atau sesuatu yang bisa dimakan dan menghasilkan kesegaran.
Sekarang banyak yang memakai produk-produk pertanian hidroponik dan makan yang
sehat. Visi gereja ini agar mempunyai pengajaran yang sehat. Sehat yang bisa
dinikmati dan tidak menjadi buah yang busuk. Untuk itu jemaat harus belajar dari
firman Tuhan dan firman yang diberitakan di atas mimbar. Mengapa pelayanan harus
melalui keluarga? Tidak cukupkah di gereja saja? Tidak cukupkah aktivitas di
gereja atau sekolah Kristen? Kita masih ingat kalau orang bertanya, “Tuhan menciptakan
keluarga atau gereja terlebih dahulu?” Keluarga! Keluarga yang diciptakan
pertama kali mempunyai peranan yang penting dan tidak bisa dilepaskan dalam
kehidupan manusia. Kalau Tuhan menciptakan keluarga berarti keluarga itu penting,
berguna dan Tuhan punya maksud dan tujuan saat menciptakanNya.
Beberapa Landasan Firman Tuhan
terkait Keluargaku = Ladangku
-
Tuhan meletakan misi
dalam keluarga (Kej 1:28 Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi).
Bicara tenang misi berarti kita berbicara tentang keluarga
Kristen dengan kata lain berarti Tuhan punya misi dalam keluarga. Waktu Tuhan
menciptakan Adam dan Hawa bukan sekedar untuk bersenang-senang saja (piknik dan
liburan keluarga menjadi bagian penting dalam keluarga). Misi manusia
diciptakan Allah : beranak cucu dan bertambah banyak. Sehingga tidak
mengherankan pasangan yang sudah menikah cepat-cepat ingin punya anak. Tugas
regenerasi : beranak cucu dan bertambah banyak. Sekarang program keluarga
berencana membatasi jumlah kelahiran anak karena lahan tempat hidupnya
terbatas. Ketika semua anak sudah menjadi dewasa dan meninggalkan rumah, maka
rumah menjadi sepi. Sekarang kalau keluarga mempunyai 4-5 anak repot mengurusnya tapi setelah mereka
dewasa, rumah menjadi sepi. Manusia harus melaksanakan misi itu. Penuhi bumi,
taklukkanlah itu, berkuasalah atas semua binatang. Ini mandat budaya dalam
keluarga. Ada hal yang harus diwariskan ke anak-cucu karena Allah telah menetapkannya.
Hal ini harus dilaksanakan walau tugas Allah ini berat.
-
Allahpun bermisi melalui
sebuah keluarga
Alkitab luar biasa karena diilhami Allah. Allah membuat
keluarga untuk melaksanakan dan memakai misiNya. Yesus lahir melalui keluarga
Yusuf dan Maria. Allah sangat konsisten. Pertama Allah menciptakan keluarga.
Waktu Allah mau bermisi dan mengutus anakNya yang tunggal dalam dunia ini,
Allah menggunakan keluarga. Bisa tidak Yesus datang tidak melalui keluarga? Anak
Sekolah Minggu yang ditanya menjawab : Bisa! Misal : bisa datang dari luar
angkasa. Apa alasannya? Karena Yesus adalah Tuhan, Dia mau jadi apapun bisa! (bisa
karena Dia adalah Tuhan). Terkadang sebagai orang dewasa kita tidak sanggup
berpikir seperti anak Sekolah Minggu itu. Di sini kita melihat Allah tetap
memilih lembaga keluarga untuk lahir dan dibesarkan. Lukas 2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia
tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di
dalam hatinya. Ketika berumur 12 tahun, Yesus sebagai keturunan Yahudi
mengikuti ajaran Yahudi. Usia 12 tahun dianggap cukup besar untuk pergi ke
rumah Tuhan. Orang Yahudi datang ke Yerusalem 3 kali setahun. Jarak dari
Nazaret (tempat Yesus dan keluarganya berdomisili) ke Yerusalem cukup jauh. Kalau
berjalan kaki atau menunggang keledai membutuhkan waktu 3 hari. Sebagai orang
Yahudi, Yesus mengikuti semua tata cara itu. Seorang Allah yang merendahkan
diri dalam kondisi dan nilai keluarga Yahudi dibentuk untuk 3 kali setahun
pergi ke Yerusalem bersama papa-mama Nya. Keluarga adalah ladangku itu tugas
kita dalam keluarga. Bukan sekedar memberi makanan, menyekolahkan anak tetapi melihat
apa yang Tuhan Yesus lakukan. Mereka memsiapkan anak mereka.
Walau Yesus adalah Allah sejati tetapi ia mengikuti
proses dalam keluarga. Itulah pentingnya sebuah keluarga. Alkitab bukanlah buku
tentang keluarga (family book) yang menulisi bagaimana menjadi keluarga sehat tetapi
Alkitab berbicara tentang manusia dan menyentuh hidup kita dalam keluarga. Oleh
karena itu kalau punya anak, janganlah membesarkannya tanpa Allah. Kita ikuti
perkembangan anak. Kita harus marah kalau anak tidak datang ke Sekolah Minggu. Yesus
pernah tertinggal di Bait Allah dan orang
tuanya pun kembali lagi. Yang menarik ketika Maria bertanya, “Mengapa Engkau melakukan
ini Nak?” Yesus pun menjawab,”Memang Aku harus tinggal di rumah Bapaku.” Ayat
51, Yesus pulang bersama keluargaNya ke Nazaret dan tetap hidup dalam asuhan (nurturing) mereka. Yesus mengikuti
proses dalam keluarga. Anak tukang kayu dibesarkan dalam keluarga tukang kayu.
Papanya mengajarkan tentang pertukangan kayu dan itu diajarkan oleh keluarga
Yahudi yang menurunkan ketrampilan ke anak. Yesus sebagai anak dilibatkan dalam
ibadah. Jangan takut kalau anak mengganggu dalam ibadah. Beberapa gereja ada
ruang bayi. Kalau yang tidak punya, agak susah untuk beribadah. Kami berdua
membawa anak-anak kami ke ruang ibadah
yang tidak punya ruang bayi dan mendidikan anak untuk tidak mengganggu ibadah.
Kalau ada orang yang tidak konsentrasi karena anak berisik, itu karena kurang
konsentrasi saja. Saya ingat suami saya mendisiplinkan anak ketika rewel , dia dibawa
keluar dan ditanya, “Kamu mau ikut ibadah atau di luar?” Maka anak itu menjawab,
“Mau ikut ibadah” . Anak-anak melihat papa-mama yang begitu ‘besar’, harus tetap
duduk tenang mengikuti pemberitaan firman. Berarti ada yang lebih ‘besar’ dari
papa-mama nya yaitu Allah.
-
Tuhan juga menggunakan
lembaga keluarga untuk melayaniNya
1 Taw 25:6 Mereka ini
sekalian berada di bawah pimpinan ayah mereka pada waktu menyanyikan nyanyian
di rumah TUHAN dengan diiringi ceracap, gambus dan kecapi untuk ibadah di rumah
Allah dengan petunjuk raja. Demikianlah keadaan bani Asaf, Yedutun dan Heman.
Di Mamur kita juga menemukan nama Asaf, Yedutun dan
Heman di mana mereka menjadi pimpinan pujian. Mereka melayani sebagai singer. Anak
Heman dan Yedutun melayani dalam persekutuan bersama. Mereka butuh biduan.
Dalam 1 Tawarikh 25:6 dikatakan keluarga terlibat dalam sebuah pelayanan. Papa
dan anak melayani bersama. Tidak semua orang bisa bermusik, tapi bisa melayani
dalam bentuk apa saja. Anak saya melayani sebagai pianis. Awalnya kami memaksa
anak-anak kami untuk belajar memainkan alat
musik. Waktu kecil mereka berkata, “Jangan
paksa kami untuk mengajar di Sekolah Minggu. Sepertinya saya tidak bisa mengajar anak-anak
Sekolah Minggu.” Waktu menikah saya sudah berdoa agar anak-anak kami punya talenta
rohani untuk melayani. Talenta itu kemudian diberikan. Saya berdoa bersama
dengan suami,”Berikan talenta khusus kepada anak-anak sehingga bisa dipakai
untuk melayani Tuhan.” Mama saya sekarang hadir mengikuti ibadah di sini. Mama mengajarkan
kami melayani. Mama memberikan rumahnya untuk dipakai anak-anak Sekolah Minggu,
saya dan adik-kakak saya melayani. Jadi saya begitu takut saat anak berkata, “Jangan
suruh saya mengajar Sekolah Minggu karena saya tidak punya bakat mengajar.” Saya ingat
waktu umur anak saya 7 bulan sampai umur
batita (di bawah 3 tahun) saya sengaja berhenti bekerja. Waktu saya menyanyikan
lagu “nina bobo”, anak saya bisa mengikuti nada saya tanpa nada fals. Mungkin
musik yang menjadi talentanya. Jadi saya pikir dan berkata,”Papa dan mama bantu
kamu untuk menemukan bakatmu”. Ia mengamuk dan menjawab, “Mama terlalu
terobsesi.” Namun setelah besar (17 tahun) ia berkata,”Bersyukurlah mama cukup strong. Mama terima kasih sudah meminta
saya belajar piano.” Pernah saya ada pelayanan dan saya mengajak anak perempuan
saya (Abigail) untuk ikut melayani karena saya pikir kurang efektif kalau hanya
dengan bicara saja. Maka kami akan berkolaborasi pergi berdua sebagai tim. Ia yang
bermain musik.
-
Keluarga dipakai Tuhan
untuk mempersiapkan para pelayan misi (Keluarga Musa, Yohanes dan Timotius)
2 Tim 1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus
ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam
ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Pernahkah seorang ibu membayangkan ketika sedang menggendong
dan menyuapi anak-anaknya : mungkin kita sedang mempersiapkan seorang misionaris.
Biarlah kita menjadi bagian untuk memperlengkapi dan mempersiapkan para pelayan
misi seperti hamba Tuhan. Bukan hanya misi di mimbar tapi pelayan Tuhan di mana
saja. Mungkin saya banyak berdoa untuk hal-hal yang tidak didoakan orang lain.
Selain berdoa untuk talenta anak-anak kami, saya dan suami juga berdoa agar
anak-anak kami mengambil salah satu dari 3 profesi yang bersentuhan dengan
jemaat (manusia). Kami berdoa, “Tuhan boleh tidak anak kami menjadi hamba
Tuhan, guru (dosen) atau dokter?” Tuhan kalau boleh anak saya menjadi salah
satu dari ketiga profesi tersebut. Saya pikir ini misi dan menyentuh jiwa
manusia. Jadi kalau ada anak yang menjadi hamba Tuhan bersyukurlah (give thanks) karena kita dipilih dalam
keluarga yang menginvestasi anak untuk pelayanan kepada Tuhan. Seorang mama seharusnya
merasa senang dan bangga kalau anaknya bisa menjadi hamba Tuhan. Dulu mungkin
orang tua akan berkata,”Tidak usah menjadi hamba Tuhan karena miskin.” Seharusnya
kita bersyukur kalau membesarkan anak yang bisa menjadi hambaNya. Kami membawa
anak-anak kami ke sekolah Alkitab di
mana kami pernah menjalani pendidikan. “Ini lho dulu papa sekolah di sini (di
bandung). Mama dulu S2 juga di sini”, kata saya. Anak saya berespon,”Jadi kami harus bersekolah
di sin?” Kami juga mengajak anak-anak saya untuk melihat sekolah Alkitab di
luar negeri seperti tempat tantenya bersekolah di SBC. Saya berkata, “Di luar negeri
juga banyak sekolah teologia.” Saya ingin anak-anak kami melihatnya. Yang besar akhirnya berkata, “Ma
saya mau sekolah Alkitab tapi tidak sekarang.” Yang pertama memilih bidang
medis. Hati saya bersyukur, lalu saya mengusulkan agar anak-anak mengambil sekolah
Alkitab agar seimbang antara fisik, mental dan rohani. Anak-anak belum selesai pendidikannya
sekarang, tetapi ini adalah bagian ladang yang harus diselesaikan. Tokoh
Alkitab seperti Musa, Yohanes dan Timotius juga dididik dalam keluarganya.
Keluarga melayani dalam
persepektif Kisah Para Rasul
- Rumah (baca keluarga) menjadi perluasan
dari Bait Allah dalam peberitaan Injil dan pelayanan (band. dengan kehidupan
jemaat mula-mula Kis 2).
Pernah bayangkan keluarga
kita menjadi perluasan dari gereja kita? Di gereja ada hamba Tuhan dan guru Sekolah
Minggu, tapi di rumah kita juga ada ladang kecil yang hasilnya bisa dipasok ke
gereja. Keluarga perluasan dari Bait Allah .
-
Dampak keselamatan pada
seluruh isi rumah
(Kis 16:31 Jawab
mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,
engkau dan seisi rumahmu.").
Satu orang percaya semua diselamatkan. Tetapi keselamatan
bukan warisan seperti kalau Papa percaya maka semua anak jadi selamat. Namun
pengertiannya : iman ditularkan, diperbincangkan sehingga anggota keluarga
lainnya berespon dan menjadi percaya. Keluarga kami bukan berasal dari keluarga
Kristen tetapi Tuhan mengasihi keluarga kami. Popo saya yang sudah tua tidak
bisa datang ke gereja sendiri sehingga mama menemaninya setiap minggu. Karena mendengar
firman Tuhan, akhirnya mama menjadi percaya. Mama orang pertama yang percaya
sedangkan papa hidupnya hanya untuk bekerja. Setelah mama bertobat, ia ingin
anak-anaknya menjadi anak-anak Tuhan. Ia tahu agar anak Kristen seharusnya dimasukkan
ke sekolah Kristen. Jadi kami dibesarkan dalam sekolah Kristen dan mengikuti Sekolah
Minggu yang baik. Sehingga waktu tumbuh besar, kami punya kerohanian yang baik.
Papa juga mulai percaya walau masih jatuh bangun. Rumah kami dijadikan ladang
pelayanan. Saudara kami menjadi ladang kami. Di daerah , kami menjadi satu-satunya
keluarga Kristen. Kami tidak tinggal dalam kompleks keluarga Kristen. Rrumah kecil kami menjadi tempat iman diperbincangkan
, dibagikan dan diberitakan. Hasilnya dari keluarga mama yang berjumlah
sembilan orang, ada 8 orang yang dimenangkan dengan paket lengkap (anak-cucu
semua menjadi percaya). Keluarga adalah ladang pelayanan. Jadi bukan hanya
keluarga kami, tetangga kami juga menikmati. Bahkan tetangga jauh datang
menikmati persekutuan.
-
Contoh keluarga yang
memuliakan Tuhan
Diteladankan oleh keluarga Akwila - Priskila (Kis
18:1-28; Roma 16:3-5 3 Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila,
teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.
Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan
aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka.
Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari
daerah Asia untuk Kristus , 1 Kor
16:19 Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan
Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu).
Akwila dan Priskila adalah orang awam. Memang ada
orang-orang awam yang melayani sesuai
profesi. Seperti Akwila dan Priskila yang
menjadi wiraswasta (membuat kemah) dan pasti cukup kaya. Mereka melayani secara
holistik yang bukan saja melalui pemberitaan firman tetapi melayani dalam
berbagai hal (termasuk finansial). Mereka menjadi teman sekerja Rasul Paulus
dalam melayani. Mereka melayani Tuhan dalam konteks keluarga (suami-istri). Pada
ayat 24-26 ada Apolos pengkhotbah besar. Sementara
itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari
Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal
Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran
dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia
mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah
ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
Keluarga ini dipakai Tuhan untuk mengajar pengkhotbah
besar yang bernama Apolos. Ini hebat sekali. Dalam keterbatasan, mereka dipakai
Tuhan. Mereka menjelaskan tentang Injil , jalan Tuhan, tentang apa yang Yesus
lakukan. Akwila dan Priskila tidak setenar Paulus karena bukan rasul tapi
pelayanannya dicatat oleh Lukas. Mereka mungkin tidak terkenal. Banyak orang
yang memang dipakai di belakang layar. Orang yang tidak bisa berkhotbah bukan berati
kiamat dan tidak bisa melayani. Karena banyak bagian yang bisa dipakai dalam
memuliakan Tuhan. Mama saya menjadi ‘marketing’ kami. Karena tidak bisa
berkhotbah , ia melayani dengan caranya yang unik. Kalau ada orang tua berbelanja
di tokonya dengan membawa anak-anaknya, mama akan bertanya kepada anak-anak
tersebut,”Kamu Minggu ngapain? Nanti hari Minggu kamu datang ke rumah belajar
nyanyi bersama Didi dll ya.” Mama menjadi anggota paduan suara dan dia suka menyanyi di toko. Ada anak-anak yang
berkata,”A-yi kok aneh ya. Sudah tua suka menyanyi.” Mama kemudian bertanya,”Memang
kamu tidak bisa menyanyi?” Si anak menjawab,”Tidak bisa”. Mama kemudian berkata
lagi,”Nanti hari Minggu datang ya untuk belajar
menyanyi.” Jadi siapapun bisa dipakai untuk melayani ‘ladang’ dan menghasilkan
buah.
Roma 16:4 mereka
menampung orang-orang untuk datang ke rumah. Mereka membuka rumah mereka
sebagai tempat ibadah. Saya diberkati melalui teks tentang Akwila dan Priskila
dan mengalami bagaimana keluarga bisa menjadi ladang yang subur .
No comments:
Post a Comment