sambungan dari bagian 2/4
Gods at war di zaman kerajaan.
Banyak
yang tidak menyadari Saul saat petama kali jadi raja diberi kuasa oleh Roh
Allah sehingga ia bisa melakukan sesuatu yang hebat. Roh Allah yg memberi Saul
kuasa sehingga menjadi berani dan membawa Israel pada kemenangan, 1 Sam. 11.1-2
1 Maka Nahas, orang Amon itu, bergerak maju dan
berkemah mengepung Yabesh-Gilead. Lalu berkatalah semua orang Yabesh itu kepada
Nahas: "Adakanlah perjanjian dengan kami, maka kami akan takluk
kepadamu."
2
Tetapi Nahas, orang Amon itu, berkata kepada mereka: "Dengan syarat
inilah aku akan mengadakan perjanjian dengan kamu, bahwa tiap mata kananmu akan
kucungkil; dengan demikian aku mendatangkan malu kepada segenap orang
Israel."
Dalam
perjanjian antar 2 bangsa, maka bangsa yang kalah akan tahluk sebagai budak
dari bangsa yang menang. Dalam perjanjian dengan bangsa Amon, hal ini tidak
cukup. Orang Amon maunya setiap mata kanan orang Yabesh-Gilead dicungkil. Hal ini
bukan saja penghinaan, tetapi merupakan strategi dari orang Amon agar Yabesh
tidak pernah lagi bisa mengangkat senjata. Karena saat bertempur tangan kanan akan
memegang senjata dan tangan kiri memegang perisai. Ukuran perisainya besar
sehingga menutupi mata sehingga hanya mata kanan yang bisa melihat. Kalau mata
kanannya dicungkil maka orang Yabesh tidak akan bisa berperang lagi. Ini
merupakan strategi yang brilian walau kejam.
1 Sam 11:6
Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia,
dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.
Ketika
Saul yang tadinya terkenal penakut, waktu diundi sebagai raja tidak ketemu
orangnya karena bersembunyi di antara barang-barang. Tapi begitu Roh Allah
berkuasa atas dia, dia memotong lembu dan mengirim ke seluruh Israel dengan
ancaman kalau tidak datang berkumpul, maka lembu-lembu mereka akan di potong. Hal
ini penting, karena pada zaman Hakim-hakim, seorang hakim tidak bisa berkuasa
atas seluruh Israel. Sehingga pada zaman Hakim, suku Israel bisa berperang
dengan suku Israel lainnya. Contoh Yefta berperang dengan Ezra di mana Yefta membunuh
42.000 orang Israel. Saul bisa mengumpulkan rakyat dan bertempur dengan Amon. Itu tidak bisa melepas dari Allah yang berkarya.
Yonatan mengerti bahwa Allah yang bertempur.
Saul
tidak berani muncul karena takutnya. Ia
dan rakyatnya tidak berani berbuat apa-apa. Yonatan dengan berani berkata
pada 1 Sam. 14:6.
Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa
senjatanya itu: "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal
orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita,
sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun
dengan sedikit orang."
Yonatan
berbuat dan melawan orang Farisi dengan memanjat tebing.
1 Sam 14:4
Di antara pelintasan-pelintasan bukit,
yang dicoba Yonatan menyeberanginya ke arah pasukan pengawal orang Filistin,
ada ujung bukit batu di sebelah sini dan ada ujung bukit batu di sebelah sana:
yang satu bernama Bozes, yang lain bernama Sene.
Yonatan
harus memanjat bukit yang sulit dipanjat dan musuh sudah menunggu di atas.
Secara manusiawi , sudah tidak mungkin menang. Yonatan kemudian berani. Jadi bagi Yonatan, Tuhan yang bertempur.
Yonatan berkata, “mungkin Tuhan menolong (bertindak untuk kita)”. Ia tidak
memakai kata pasti. Berarti ia beriman. Ini
tokoh Alkitab mengerti bahwa Tuhan mampu, tetapi sebagai hamba Tuhan ia tidak
boleh mendikte Tuhan. Terserah Tuhan mau menolong atau tidak. Jangan katakan ia
tidak beriman tetapi dengan kerendahan hati berkata bahwa yang terjadi sesuai
dengan kehendakNya.
Seperti
juga Kaleb juga beriman. Yos 14:12
12
Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN
pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana
ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai
aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN."
Orang
Enak adalah orang raksasa, berarti Kaleb beriman. Tetapi ia mengatakan
,”Mungkin TUHAN menyertai aku”. Jadi
bukan pasti, tetapi mungkin. Ia punya kerendahan hati, memberikan kebebasan
Tuhan. Ia percaya Tuhan akan menolong, tetapi pada akhirnya hak Tuhan untuk
menolong. Yonatan dan Kaleb mengerti bahwa yang berperang adalah Tuhan.
Demikian
juga dengan Daud. Saat berhadapan dengan
Goliat ,Saul dan tentaranya ketakutan. Tetapi Daud mempunyai konsep yang
berbeda dengan Saul dan tentaranya. 1 Sam. 17:26.
Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang
yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang
mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel?
Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan
barisan dari pada Allah yang hidup?"
Daud
mengerti bahwa Israel bukan hanya Israel tetapi Israel adalah barisan Allah
yang hidup. Yang bertempur bukan Israel lawan Filistin atau Daud melawan Goliat
tetapi Allah Israel yang melawan allah-allah Filistin.
1 Sam.
17:42-43,45-46
42
Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta
melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok
parasnya.
43
Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau
mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu
mengutuki Daud.
45
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi
aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan
nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
46
Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku
akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku
akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung
di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa
Israel mempunyai Allah,
Tokoh-tokoh
Alkitab jelas melihat bahwa pertempuran yang terjadi itu terutama adalah
peperangan antara allah.
Tokoh
lainnya. Suatu waktu Elisa dan bujangnya. Suatu kali bujang Elisa ketakutan
saat dikepung. Mereka dihukum atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Elisa
meminta Tuhan membuka mata pelayannya untuk melihat tentara Tuhan yang melindungi mereka, 2 Raj. 6:17-18.
17
Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia
melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat.
Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
18
Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada
TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka
dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.
Tuhan
mengirimkan tentaranya, termasuk kuda dan kereta yang berapi yang jauh lebih
banyak dari tentara Aram.
Bahkan
kita juga melihat, suatu waktu pada zaman Raja Hizkia. Tentara Asyur di bawah
Raja Sanherib mengepung Yerusalem. Ia sengaja menyuruh utusan-utusannya untuk
bicara kepada rakyat Yerusalem untuk menyerah. Dengan sombongnya ia berkata,
bahwa tidak ada yang sanggup melepaskan Yerusalem dari tangan Raja Sanherib.
Perkataannya sangat sombong.
2 Raja
18:34-35
34
Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah
negeri Sefarwaim, Hena dan Iwa? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari
tanganku?
35
Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan
negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari
tanganku?"
Akibatnya
Tuhan marah sehingga Malaikat Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur yang
mengepung Yerusalem, 2 Raj. 19:35.
35
Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah
seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan
harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!
2Raja
19:35 Tuhan sanggup melepaskan dari tangan Sanherib.
Yang
berperang? Tuhan membantai 185.000 tentara asyur. Sejarah mencatat Asyur tidak
pernah lagi berani menyerang Israel. Karena mereka kalah tanpa sebab yang bisa
dijelaskan seperti itu. Mereka mengerti bahwa itu Allah yang melakukannya. Itu
terjadi dalam Perjanjian Lama.
Tabut
Allah pernah diambil oleh orang Filistin. Setelah itu dibawa ke kuil Dagon.
Jadi bangsa yang menang mengambil patung dari bangsa yang kalah lalu ditaruh ke
kuil bangsa yang menang. Orang Israel tidak punya patung sehingga yang diambil
adalah tabut Allah.
1 Sam
5:1-3
1
Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari
Eben-Haezer ke Asdod.
2
Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon
dan diletakkannya di sisi Dagon.
3
Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya,
tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu
mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.
Dagon
jatuh tersungkur dengan muka ke tanah berarti Dagon yang bersujud kepada Allah.
Ayat 4.
4
Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon
terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon
dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya
badan Dagon itu yang masih tinggal.
Kepala
dan kedua tangannya terpotong. Dalam dunia kuno, seringkali yang menang akan memenggal
kepala yang kalah. Seperti juga Daud memenggal kepala Goliat. Ini menunjukkan
Allah menang terhadap Dagon. Alkitab mau menggambarkan bahwa di dalam dunia ini
yang terjadi adalah peperangan para allah. Ini menyatakan suatu konsep yang sangat
kuat di Alkitab : peperangan para allah.
Gods at war di Perjanjian Baru
Peperangan
allah juga berlanjut di Perjanjian Baru. Semua hal yang penting dalam
Perjanjian Lama pasti berlanjut pada Perjanjian Baru.
Alkitab
menggambarkan setelah kejatuhan, manusia berada di bawah kekuasan Iblis. Sehingga
Rasul Paulus mengatakan pada Ef. 2:1-2.
1
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja
di antara orang-orang durhaka.
Ketika
ayat 1 dikatakan bahwa kamu dahulu sudah mati. Ketika Tuhan di taman Eden
berkata kepada Adam, “Pada waktu kamu memakan buah pengetahuan pohon yang baik dan
jahat pastilah kamu mati”. Waktu Adam dan Hawa makan, ternyata tidak mati.
Berarti Alkitab tidak benar? Benar langsung mati secara rohani. Walau 900 tahun
kemudian Adam baru mati secara fisik. Semua anak Adam dan Hawa lahir dengan
mati secara rohani. Maka pada Efesus 2, Rasul Paulus mengatakan bahwa kamu
sudah mati secara rohani. Tidak mungkin jemaat Efesus mati suri semua.
Itu
menyatakan betul kita semua dilahirkan mati rohani dan itu berarti kamu hidup
di dalamnya, mentaati kerajaan angkasa, yaitu roh yang bekerja di antara orang
durhaka. Alkitab menggambarkan manusia jatuh dalam dosa, manusia di bawah
penguasaan iblis. Kita semua, manusia, dilahirkan di bawah cengkeraman /
kekuasaan iblis. Maka keselamatan pun tidak digambarkan dengan segala damai seperti
pada penciptaan, Keluaran dll. Berarti Tuhan menyelamatkan umatNya dengan jalan
peperangan. Jadi Perjanjian Baru tidak mungkin Tuhan menyelamatkan dengan jalan
damai. Apa yang terjadi dalam Perjanjian Lama pasti menunjukan bayang-bayang
atas apa yang terjadi dari Perjanjian Baru. Kalau di Perjanjian Lama
digambarkan Allah harus menghancurkan kuasa-kuasa jahat, maka tidak mungkin di Perjanjian
Baru dalam keadaan damai. Walau pun secara kasat mata, Tuhan Yesus mati di kayu
salib, sepertinya Tuhan Yesus mati secara tenang, tetapi dibaliknya ada
peperangan yang dahsyat. Di Perjanjian Baru mendadak banyak orang yang
kemasukan. Padahal di Perjanjian Lama walau banyak peperangan terjadi tetapi belum
pernah ada orang yang kerasukan seperti di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama
, hanya Saul yang diganggu oleh roh jahat,tetapi kerasukannya tidak sama dengan
di Perjanjian Baru karena ia masih sadar diri. Ia memakai kesempatan untuk
menombaki Daud. Tapi karena Daud menganggap Saul tidak sadarkan diri, maka Daud
tidak curiga dan masih tetap mau bekerja di bawah Saul. Ia masih berpikir
mungkin ia masih kumat. Saul sadar apa yang dilakukan.
Realita
apa yang sedang terjadi dengan begitu banyak orang kerasukan menggambarkan apa?
Tadinya
orang tidak percaya di bawah cengkeraman iblis. Ketika Yesus membawa
kerajaanNya, kerajaan iblis tidak senang. Iblis merasuki orang-orang, apa yang dilakukan
iblis dan roh-roh jahat. Iblis ingin menyatakan bahwa mereka itu miliknya. Ketika
Yesus datang membawa kerajaanNya, Iblis dan roh jahat tidak tinggal diam. Ia
menunjukkan klaim atas orang-orang di bawah kekuasaan mereka. Sehingga banyak orang
yang kerasukan. Mereka menunjukan betapa orang-orang ini di bawah mereka. Itu bukti
yang paling nyata dari kerajaan Allah sudah datang, Karena Yohanes Pembaptis
berkhotbah bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Sudah dekat dengan sudah datang
apakah sama? Dari mana ketika Yesus mengatakan sudah dekat berarti kerajaan
Allah sudah datang. Kelihatannya berbeda dengan sudah datang. Apa yang jadi
tanda bahwa kerajaan Allah sudah datang? Yesus merebut umat dari kerajaan Iblis
& dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah, Mat. 12:28-29.
28
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Yesus
ingin mengatakan bahwa bukti yang paling nyata bahwa kerajaan Allah sudah
datang, Yesus mengusir roh-roh jahat dari orang.
29
Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan
merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah
diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.
Jadi
Yesus menggambarkan seperti peperangan. Jadi digambarkan orang kuat diikat
yaitu iblis. Kata kerja mengikat adalah kata kerja yang sama seperti pada kata
kerja di Wahyu 20:1-2
1
Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci
jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
2
ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia
mengikatnya seribu tahun lamanya,
Yang
ingin digambarkan, Yesus mengikat orang kuat tersebut yaitu iblis / naga yang
diikat 1.000 tahun. Jadi 1.000 tahun masa sekarang, dari kedatangan Yesus yang
pertama sampai kedatangan Yesus yang kedua di mana iblis diikat selama 1.000
tahun. Sampai dia datang kedua kali.
Karena
orang kuat diikat, baru setelah itu harta bendanya dapat dirampas. Yang
merampas Yesus. Yang dirampas adalah kita-kita ini yang tadinya berada dalam kuasa
kerajaan angkasa. Kita yang tadinya dalam kerajaan iblis, setelah Yesus
mengikat si iblis, Yesus merampas dan membawa kita masuk ke dalam kerajaan
Allah. Keselamatan kita digambarkan bahasa perang. “Rampasan” , “jarahan” itu
adalah bahasa perang yang ada di Perjanjian Lama. Bangsa yang menang merampas
yang kalah. Apa yang dikatakan di sini sudah dinubuatkan dalam Yesaya.
Yesaya
53:12.
12
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai
rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu
sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa
banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Tuhan
berkata bahwa Tuhan akan membagikan kepada hambaNya (Mesias), orang – orang besar sebagai
rampasan . Dia (Mesias) akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ketika
Mesias mengikat orang kuat yaitu iblis yang kemudian mengambil kita menjadi
tawanan dalam kerajaan iblis, dan mengambil kita sebagai jarahan. Karena itu
kita melihat bahwa peperangan itu berlanjut. Yesus menyelamatkan kita bukan
dengan jalan damai tapi dengan peperangan yang dahsyat. Saking dahsyatnya
digambarkan orang-orang itu kerasukan. Digambarkan orang-orang itu di bawah
cengkeraman roh jahat tapi iblis tidak menunjukkannya secara terang-terangan.
Iblis melakukan yang terburuk sehingga orang itu tidak sadar di bawah
cengkeraman roh jahat. Itu realitanya bahwa orang tidak percaya berada di bawah
cengkeraman iblis. Sehingga keselamatan kita digambarkan kita masuk ke dalam
kerajaan Allah. Kerajaan Allah digambarkan dalam perumpamaan salah satunya
sebagai biji sesawi yang sangat kecil dan tumbuh menjadi pohon yang kecil dan kemudian
bertumbuh, betumbuh sehingga akhirnya jadi pohon rindang di mana burung-burung
bisa bertengger. Kerajaan Allah yang tumbuh dengan rindang itulah , baru Tuhan Yesus
akan datang kedua kalinya. Dalam masa transisi, pohon itu harus bertumbuh menunjukkan
kerajaan Allah harus bertumbuh. Allah bertahta dalam hati orang percaya, belum
ada taman di bumi.
Berbeda
dengan Perjanjian Lama , ada kerajaan Daud tetapi sayangnya umat tidak taat sehingga
kerajaan Daud dihancurkan. Yesus datang dengan kerajaan AllahNya namun kedatanganNya
ternyata harus dibagi 2 tahap. Karena itu mengapa Tuhan Yesus mengajarkan kita
dalam Doa Bapa Kami , “Datanglah Kerajaanmu”. Ternyata kerajaan Allah sudah datang tetapi harus bertumbuh seperti
itu dan nanti baru dalam kepenuhanNya Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Jadi
doktrin yang sangat penting : already came not yet. Kerajaan Allah sudah datang
tetapi belum dalam kepenuhannya. Sementara ini, untuk mencapai kepenuhannya
kerajaan Allah harus bertumbuh. Kerajaan Allah di surga dan di bumi hanya Itu
atas orang-orang percaya. Nanti saat kedatangan kedua kalinya akan ada bumi dan
langit baru. Untuk memperbesar kerajaan Nya, agar lebih banyak orang lagi masuk
ke kerajaan Allah adalah tugas kita sebagai prajurit-prajurit kerajaan Allah.
Raja kita yang pimpin peperangan. Raja bertempur dengan perajurit-prajuritnyanya
bukan sendirian. Jadi bukan kebetulan, dalam Ef 6 Rasul Paulus katakan kita
harus kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Efesus 6:14-18
14
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan
keadilan,
15
kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai
itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17
dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
18
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya
untuk segala orang Kudus,
Kenapa
kita perlu mengenakan semua perlengkapan senjata? Karena perjuangan kita adalah
melawan roh-roh jahat di udara, Ef. 6:12.
12
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Masalahnya adalah orang Kristen tidak sadar kita sedang berperang. Kita tidak sadar
waktu kuliah, apakah kita akan dengan sungguh-sungguh atau tidak. Itu
peperangan rohani. Bila ada ujian yang bocor, apakah kita mau membelinya? Itu
peperangan rohani. Juga di tempat kerja. Apakah kita mau bekerja dengan jujur?
Itu peperangan rohani bukan sekedar masalah etika. Apakah kita mau taat kepada
Allah atau tidak. Seluruh kehidupan kita adalah peperangan rohani. Jadi
digambarkan begitu nyata dalam Perjanjian Lama, supaya kita melihat realita
yang sama terjadi di Perjanjian Baru. Dalam dunia kuno, sesungguhnya yang
bertempur adalah para allah. Di Perjanjian Baru, saat kita bekerja, membesarkan
anak, melayani di gereja, sebenarnya terjadi pertempuran yang dahsyat yaitu
peperangan rohani di baliknya. Apakah kita akan dengan mudah kecewa dalam
pelayanan begitu tidak dihargai apakah kita meninggalkan pelayaann? Apakah kita
setia mau melayani Tuhan atau kita dengan mudah digoda iblis untuk meninggalkan
pelayanan? Itu semua peperangan rohani.
Kebanyakan
kita orang Kristen tidak sadar , kita sedang berperang. Iblis sadar sedang
berperang. Kalau 2 bangsa berperang, yang 1 sadar berperang yang lain tiedak
sadar, maka yang menang adalah bangsa yang sadar sedang berperang. Maka kebanyakan
orang Kristen hidupnya penuh kekalahan. Iblis sedang berstrategi sedangkan kita
tidur nyenyak, main game, nonton TV, tidak mau membaca Alkitab, tidak mau
berdoa kepada Tuhan, tidak mau mengenal Firman Tuhan, bagaimana mungkin orang Kristen
bisa menang? Berperang bukan melawan darah dan daging tetapi melawan penguasa
angkasa, roh-roh jahat yang ada di udara.
Peperangan dahsyat akan terjadi pada akhir
zaman (kitab Wahyu).
Ketika
Yesus datang kedua kalinya, orang percaya akan diangkat, bertemu dengan Tuhan
di awan-awan, tetap langsung turun dan bertempur dengan iblis dengan segala anteknya,
di situlah Yesus menghancurkan si jahat. Sementara ini kita melihat bahwa kita masih berada di
antaranya. Setelah iblis dilepaskan baru terlihat. Sekarang sangat tersamar.
Saat itu akan terlihat kekuatan si jahat secara terang-terangan.
Tetapi
kita harus mengerti Gods at war bahwa Allah melawan kuasa roh jahat. Sebagai
anak Tuhan pun, kita berperang melawan roh jahat. Itu realita yang paling
utama. Dunia kasat mata adalah realita yang sekunder, di balik itu realita para
Alllah melawan roh jahat. Tidak mungkin kita bisa menang kalau tidak dipenuhi Roh
Kudus. Sehingga pada Efesus 5:18 dikatakan,
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur,
karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Kenapa
dikontraskan antara orang yang mabuk oleh anggur dengan orang yang dipenuhi roh?
Karena orang yang mabuk oleh anggur dikuasai oleh anggur dan orang yang
dipenuhi oleh roh dikuasi oleh Roh Kudus. Hasilnya memang sangat berbeda. Orang
yang dikuasai anggur menjadi lepas kendali (tidak ada pengandlian diri), sedangkan
yang di kuasai roh mengendalikan diri. Karena pengendalian diri adalah salah satu
buah roh.
Hendaklah
kamu penuh dengan roh (filled by the
spirit) merupakan kata kerja pasif. Di Indonesia tidak terlalu kelihatan. Ini
adalah kata perintah, hendaklah kamu penuh . Ini perintah tapi kata kerja
pasif. Biasanya kata kerja aktif. Contoh : kasihilah sesamamu. Bukan
dikasihilah oleh sesamamu. Bahasa perintah tapi pasif karena seharusnya kita yang
berinisiatif untuk dipeuhi Roh Kudus tapi tidak mungkin boleh memerintah Roh
Kudus memenuhi kita. Jadi Roh Kudus secara aktif memenuhi kita dan kita secara
aktif memohon agar Roh Kudus melakukan. Ini present
tense yang menunjukan sesuatu yang harus terjadi berulang-ulang. Karena kita dengan mudah tidak lagi dipenuhi
oleh Roh Kudus sehingga kita harus memintanya kembali kepada Tuhan. Yang saya mau
lihat di sini adalah hasilnya.
Ef
5:19-21
19
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan
segenap hati.
Ada yang
berkata, kita akan beribadah kepada Tuhan dan bersekutu dengan saudara-saudara
seiman.
20
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Kehidupan
kita akan penuh syukur berarti kita bisa menerima apa pun yang Tuhan ijinkan
terjadi apakah itu baik dan buruk.
21
dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus.
Itu
bicara tentang relasi kita satu dengan lainnya. Kita akan saling merendahkan
diri. Para ahli mengatakan bahwa ayat 21 menaungi 3 jenis relasi : suami -istri,
orang tua-anak, tuan-hamba. Semua relasi baru bisa baik kalau kita dipenuhi oleh
Roh Kudus. Bagian yang paling sulit dalam hidup kita adalah relasi, tetapi itu
bagian yang paling sulit padahal itu bagian yang paling penting dalam hidup
kita. Sehingga Hukum pertama adalah mengasihi Allah dan sesama. Yang paling
penting itulah paling sulit. Pelayanan paling sulit karena kita sulit kerjasama
dengan rekan-rekan. Itu hanya bisa terjadi dengan baik kalau kita dipenuhi oleh
Roh Kudus. Jadi itu pun adalah
peperangan rohani. Dalam setiap aspek hidup kita adalah peperangan rohani.
Bersambung ke Bagian 4/4 (akhir)
No comments:
Post a Comment