Sunday, May 22, 2016

FirmanMu Seperti Api


Ev. Susan Kwok

Kel 3:1-4
1  Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
2  Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3  Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
4  Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."        

Kisah 2:14-16, 40-41
14  Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
15  Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,
16  tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
40  Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
41  Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2 Tim 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Pendahuluan

                Firman Tuhan laksana api yang akan membakar dan  menghanguskan setiap dosa dan hal-hal yang Tuhan tidak suka dan di sisi lain Firman Tuhan menerangi perjalanan hidup kita. Beberapa waktu lalu, saya melihat berita di telepon genggam saya. Akhir-akhir kita dikejutkan oleh berita-berita  tentang pemerkosaan terutama terhadap anak-anak kecil dan pembunuhan. Sampai-sampai Indonesia dikatakan sebagai negara dalam kondisi darurat dan  krisis masalah seksual terhadap anak-anak  di bawah umur. Tetapi ada juga pembunuhan yang dilakukan secara sadis oleh 3 tersangka (salah satunya masih di bawah umur) di mess karyawati Pergudangan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang pada hari Kamis malam, 12 Mei 2015. Seorang wanita muda karyawan pabrik plastik PT Polyta Global Mandiri, Eno Fariah (18), mempunyai kekasih bernama RA. Saat RA mengajak untuk berhubungan intim, Eno menolaknya. RA yang marah kemudian ke luar kamar, lalu bersama 2 orang lagi melakukan kekerasan dan membunuh Eno. Dari hasil pemeriksaan luar dinyatakan bahwa korban mengalami luka di pipi, bibir, leher, dada dan  organ intimnya. Bahkan berdasarkan hasil autopsi terdapat pendarahan pada organ intim, rongga dada dan perut yang diakibatkan 90% gagang cangkul masuk ke dalam organ tersebut sehingga menebus lapisan penutup rongga panggul, merobek hati sampai belakang , menembus ke atas dekat rongga dada dan merobek paru-paru kanan.
                Belum lagi reda berita ini, ada pembunuhan lain. Hampir dengan cara yang sama yakni ada yang membunuh dengan memasukkan bambu yang cukup panjang sehingga wanita korbannya meninggal. Ada juga seorang pengusaha di Kediri, Sony Sandra (Koko,60 tahun) mencabuli 58 anak di bawah umur. Belum lagi berita di TV, anak umur 2,5 tahun diperkosa dan dibunuh. Kalau kita melihat kejahatan demi kejahatan maka kita tidak ragu-ragu mengatakan pembunuhan adalah sesuatu yang salah. Sesuatu yang jelas-jelas berdosa sehingga digambarkan sebagai area yang hitam (kelam, gelap) dan kita dengan sepakat mengatakan ‘ini salah’! Tetapi betapa banyak di dalam hidup kita berada di daerah tertentu di mana kita tidak berani dengan gamblang mengatakan ini hitam (salah) alias kita terjebak di suatu area yang dikenal sebagai area abu-abu. Ketika belum jelas hitamnya kita tidak berani mengatakan itu hitam / dosa.
                Perhatikan dengan seksama mengapa perempuan mengalami nasib tragis ada di area abu-abu yang tidak berani dikatakan ini salah. Dalam dunia anak muda (dewasa) berpacaran dikatakan tidak masalah dan tidak dikatakan itu jahat. Tetapi kalau berpacaran sudah melewati batas bisa menimbulkan hal-hal yang tidak baik sampai kepada pencabutan nyawa, padahal awalnya dikatakan sebagai area abu-abu. Orang menikmati awalnya selama itu menyenangkan, mendatangkan keuntungan pribadi dan dilakukan semua orang maka kita seringkali tidak menganggapnya sebagai area hitam (salah, dosa). Itu sebabnya kita memerlukan Firman Tuhan. Hanya Alkitab yang tidak memberikan area abu-abu bagi kita. Kalau kita mempelajari Alkitab, kita temukan prinsip yang jelas. Dalam hidup ada prinsip Alkitab yang tidak pernah abu-abu.

Ada 3 hal yang ingin ditekankan dalam tema ‘FirmanMu Seperti Api’

1.     Firman Allah ditulis untuk menyatakan kehadiranNya.
Kel 3:1-4. Sekarang ini Firman Allah tidak berbicara secara langsung kepada kita, melainkan melalui artikel rohani (bacaan), khotbah dan Alkitab. Keluaran 3 ayat 5,6,7 dan 12 diawali “Lalu Ia berfirman” (ayat 5), “Lagi Ia berfirman” (ayat 6), “Dan TUHAN berfirman” (ayat 7), “Lalu firman-Nya (ayat 12)” dan seterusnya.  
Alkitab yang merupakan Firman Allah tertulis ini pernah mencatat bahwa Allah berfirman dan mengucapkan langsung kepada Musa dan Firman Tuhan itu akan menerangi manusia akan suatu peristiwa luar biasa yaitu kehadiran Allah dalam hidup manusia. Allah yang tidak nampak (kasat mata) dan tidak bisa diraba itu , hadir dalam firmanNya, baik yang diucapkan maupun tertulis. Firman Allah yang seperti api berfungsi untuk menerangi hati manusia di tengah dunia. Manusia ingin menolak, tidak mau percaya, acuh tak acuh dan mengabaikan Tuhan. Itu tidak masalah dan Allah tetap ada. Allah tidak pernah tergantung pada pengakuan manusia (manusia mau percaya atau tidak).  Kehadiran Allah ketika bicara pada Musa melalui penampakan di  semak duri berupa api. Kehadiran Allah ini dalam bentuk fenomena yang ajaib. Api berada di tengah semak belukar tapi semaknya tidak terbakar. Kehadirannya tidak pernah tergantung pada pengakuan kita. Tapi kita yang harus mengaku Allah hadir. Kehadiran dalam bentuk semak api itu Firman Allah. Itu sebabnya tema kita pada Natal dan Paskah ialah Coram Deo (kehadiran Allah yang tidak bisa dihindarkan dan dhilangkan oleh manusia). Saat bicara Firman Tuhan seperti api menyatakan kehadiran Allah yang tak terhindari. Kehadiran yang merupakan kebutuhan dasar yang hakiki dari seorang manusia. Di dalam dosa dan kesombongan, manusia seringkali tidak menerima (mempercayai) dan  tidak menghargai kehadiran Allah dalam hidupnya. Kealpaan ini seringkali membuat kita (manusia, umat Allah yang sudah ditebus) tidak pernah mempertanggungjawabkan atau memikirkan tanggung jawab yang ditunutut dari kehadiran Allah di sekitar kita. Kalau kita menyadari kehadiran Allah tidak membuat kita gampang jatuh ke area abu-abu. Kita akan tahu area putih dan hitam. Tidak ada area abu-abu sehingga kita tidak bermain-main dengan dosa.

Punya teman di Facebook tidak salah. Yang salah ketika ada seorang istri membuka akun Facebook-nya untuk mencari mantan pacarnya. Awalnya gagal, tetapi ia tetap berusaha terus mencarinya. Setelah mencari dengan menggunakan simbol-simbol tertentu akhirnya ia berhasil mendapatkannya. Hatinya berbunga-bunga berhasil bertemu dengan mantan-nya. Walau sekarang sudah keriput ternyata masih ada ‘rasa’. Ini kejadian nyata.  Akhirnya ia mengalami cinta lama bersemi kembali (CLBK) dan mulai bermain-main. Awalnya masuk ke area abu-abu. Kemudian diikuti pertemuan-pertemuan, reunian, janjian beramai-ramai dalam kelompok besar. Setelah merasa tidak puas, lalu diatur pertemuan berdua saja. Dimulai dengan pertemuan di tempat umum, lalu nostalgia ke tempat-tempat saat mereka pacaran. Semakin lama bertambah jauh hubungannya sehingga terjadi perselingkuhan. Sang istri akhirnya ketahuan sang suami sehingga bubarlah pernikahan mereka. Walaupun suaminya mau memaafkan, tetapi mertua tidak mau. Mertuanya mengatakan agar sang suami jangan mengizinkan sang istri masuk ke rumah. Kalau kita menyadari , yang ada hanyalah area hitam atau putih. Tidak ada yang tidak jelas. Hanya keberanian yang bisa mengatakan itu hitam atau putih.

2.     Hanya Firman Tuhan yang menuntun kepada keselamatan.
Kisah 2:14-16. Perkataan yang diucapkan Rasul Petrus saat Pentakosta mengutip pernyataan nabi Yoel yang menubuatkan kehadiran Roh Kudus. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan Rasul Petrus pribadi, tetapi pernyataan Allah yang dikhotbahkan oleh Rasul Petrus dan akhirnya Firman itu membawa kepada pertobatan 3.000 orang. FirmanMu seperti api berarti hanya Firman Tuhan yang menuntun kepada keselamatan. Tidak ada pengetahuan lain yang dapat membawa kepada keselamatan. Firman Tuhan itu cukup untuk membawa manusia kepada keselamatan. Firman Tuhan yang diucapkan , dikhotbahkan, dibaca, direnungkan dan dihafal menjadi sumber pengetahuan akan keselamatan. Alkitab menjadi pondasi, hal yang dipakai Allah untuk mempertobatkan manusia. Kalau kita membaca kitab Kisah Para Rasul pasal  9 tentang pertobatan Rasul Paulus (Saulus) yang dimulai dari kematian Stefanus. Selanjutnya dalam perjalanan Saulus menuju Damsyik, ada suara yang berkata kepadanya,”Mengapa engkau menganiaya Aku?“. Yang menobatkan Saulus adalah Firman Tuhan yang disampaikan. Benarlah Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus. Keselamatan terjadi karena ada Firman Tuhan. Kita diselamatkan oleh karena ada Firman Tuhan.

Berikut ini adalah kisah hidup seorang atlet Olimpiade yang diambil dari “Highways of Hope”. Pada tahun 1967 seorang pemuda bernama Charles Murray sedang dilatih untuk persiapan Olimpiade musim panas tahun 1968 sebagai seorang peloncat indah. Suatu kali Charles dengan sangat sabar selama berjam-jam mendengar temannya berbicara tentang Yesus Kristus dan bagaimana Ia telah menyelamatkannya. Charles sendiri tidak dibesarkan di dalam keluarga yang berbakti di gereja manapun. Saat temannya bertanya apakah ia menyadari kebutuhan dirinya akan seorang penebus dan apakah ia siap untuk mempercayai Kristus sebagai juruselamat pribadinya. Ia menjawab dengan tegas “Tidak”. Namun sebenarnya hati Charles gelisah dan bergumul tentang jalan kesalamatan yang sudah disampaikan oleh temannya. Charles bahkan sudah menanyakan tentang ayat-ayat tentang keselamatan. Karena sedang berlatih untuk pertandingan Olimpiade, Charles memperoleh fasilitas khusus di kolam renang Universitas. Antara pukul 22.30 dan 23.00 malam itu, ia memutuskan untuk berenang dan melakukan sedikit latihan lompat papan. Malam di bulan Oktober itu sangat cerah dan bulan tampak penuh dan cemerlang. Kolam renang Universitas berada di bawah langit-langit kaca sehingga bulan dapat bersinar terang melalui puncak dinding di area kolam. Charles mendaki papan lompat yang paling atas untuk melakukan lompatannya yang pertama. Pada saat itu, Roh Allah mulai menempelaknya akan dosa-dosanya. Semua ayat yang telah dibacanya, semua kesaksian tentang Kristus yang telah didengarnya, mulai memenuhi benaknya. Ia berdiri di atas papan dengan membelakangi kolam untuk melakukan lompatannya, merentangkan kedua tangannya untuk keseimbangan, memandang ke atas dinding dan melihat bayang-bayangnya sendiri yang disebabkan oleh cahaya bulan. Bayang-bayangnya berbentuk sebuah salib. Ia tak dapat menahan beban dosanya lebih lama lagi. Hatinya hancur dan ia duduk di atas papan lompat itu dan meminta Allah untuk mengampuninya dan menyelamatkannya. Ia percaya kepada Yesus Kristus di ketinggian lebih dari dua puluh kaki dari tanah. Tiba-tiba lampu-lampu di area kolam menyala. Petugasnya masuk untuk mengadakan pemeriksaan kolam. Ketika Charles menengok ke bawah dari atas papannya, dilihatnya bahwa kolam itu kosong karena telah dikeringkan untuk beberapa perbaikan. Hampir saja ia menerjunkan dirinya menuju kematian, tetapi salib telah menghentikannya dari bencana tersebut!  Cerita ini adalah segelintir cerita di mana secara adikrodati Allah menjangkau tetapi ada juga orang yang dijangkau secara alami. Namun bukan itu yang penting, melainkan selalu ada Firman Tuhan yang disampaikan untuk menobatkan orang, baik yang disampaikan bertahun-tahun lalu atau baru sejam lalu selalu ada Firman Tuhan. FirmanMu seperti cahaya yang menentukan kemana manusia mencari keselamatan.

3.    Alkitab adalah wahyu Allah.
2 Tim 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  Ada banyak aspek yang disampaikan oleh kebenaran Firman Tuhan. Ia bisa bermanfaat untuk menelanjangi kesalahan dan dosa. Dosa adalah dosa, tidak ada yang abu-abu. Tetapi ia juga bermanfaat untuk mengajar apa yang Allah mau dalam hidup kita, memperbaiki kelakuan kita. Setelah percaya kita masuk proses yang tidak akan habis untuk terus bertumbuh dalam Tuhan sesuai apa yang Tuhan mau. Apa yang menyenangkan Tuhan itu yang kita mau. Yang Tuhan tidak mau kita tinggalkan. Lalu Alkitab mendidik orang dalam kebenaran . Itu yang harus kita cari, tumpuk dan lakukan dalam hidup kita. Hari ini , kemarin, minggu lalu kita belajar kebenaran. Bila seminggu kita mendapat 1 kebenaran maka dalam setahun kita mendapat 54 kebenaran, dan itu dimuat dalam Firman Tuhan.
Alkitab  mengajarkan untuk tahu tentang kebiasaan dan sikap manusia yang menyenangkan Tuhan dan mengikis ego. Saya katakan ke teman saya yang pintar dalam hal seni (ia bisa melukis dengan pasir) namun belum percaya. Saya katakan,”Kamu hebat sekali!” Tetapi saya tambahkan, “Sepintar-pintarnya kamu, tetapi tidak bisa menjadi berkat orang lain dan menyenangkan Tuhan” Ilmu baru bisa dipakai kalau ada orang lain bertanya dijawab. Saya sering memberitahu, hal-hal yang sifatnya natural seperti konsep dunia juga demikian. Misalnya :  kamu harus lakukan hal-hal yang baik. Kalau berada dalam kelompok musik  walau dirinya pintar namun jangan menganggap bodoh yang lain. Kalau ditanya jangan pelit untuk beritahu. Apalagi kita dalam komunitas orang percaya, yang belajar dari kebenaran Firman Tuhan, kita tahu apa yang Tuhan mau. Jangan bersitegang mengatakan bahwa hanya saya yang benar dan pernyataannya tidak bisa dikotak-katik. Maz 119:79-81 Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu.   Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu.  Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.   Habis jiwaku merindukan keselamatan dari pada-Mu, aku berharap kepada firman-Mu. Hanya Firman Tuhan yang aku butuhkan yang membuatku tidak melakukan kesalahan. Jadi jangan lupa Firman Tuhan. Baca, renungkan dan teliti. Jadilah jemaat yang antusias dan bertanggung jawab. Bukan untuk kita jadi pintar mendapat informasi secara kognitif, tetapi bagaimana Firman Tuhan mendarat dan masuk sehingga kita berbuah. Bagaimana kita membiarkan Firman Tuhan yang api menghanguskan dan membakar dosa kita. Tanpa dibakar , maka kita tidak pernah bisa muncul hal-hal yang baik dalam hidup kita.

 Firman Tuhan bisa membuat kita mempunyai kekuatan dalam hidup ini.

Siapa yang merasa jadi orang kuat menghadapi dunia? Tidak ada. Pekerjaan, hidup , keluarga bisa membuat kita luluh lantak dan putus asa. Hanya Firman Tuhan yang bisa memberi kekuatan. Asalkan pada  saat menghadapi masalah betul-betul kita membaca Firman Tuhan. Saya pernah mengalaminya. Setiap hari saya membaca Firman Tuhan. Tapi ada peristiwa khusus  sehingga Firman Tuhan itu saya baca secara intens selama hampir 2 bulan. Dalam 1 jam saya bisa membaca Firman Tuhan 45 menit, 1 jam berikut 40 menit, 1 jam lagi 35 menit dan 1 jam berikutnya 50 menit. Saya tidak tahu kekuatan dari mana. Tidur saya kurang. Karena saya sedang dalam masalah yang mengecewakan sehingga saya butuh kekuatan. Saat itu saya dan mu shi saling menguatkan. Saya di rumah dan mu shi sampai ke gereja lalu saya mengirim SMS ke mu shi,”Saya membaca Firman Tuhan ini kamu baca ya”. Juga mu shi membalas, “Saya baca Firman Tuhan ini yang saya dapat dan kamu baca. Yang pertama dan utama, carilah Firman Tuhan baru kita bisa merasakan kebenaran kalimat yang mungkin dianggap klise, “Firman Tuhan akan memberi kekuatan”. Hanya bagi orang yang membaca Firman Tuhan, maka kalimat itu tidak akan menjadi kalimat yang klise dan omong kosong.


                

No comments:

Post a Comment