Ev. Susan Kwok
Yosua 14:11-14
11 pada waktu ini aku masih sama kuat seperti
pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah
kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.
12 Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku
pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri
mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang
besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka,
seperti yang difirmankan TUHAN."
13 Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan
diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya.
14 Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka
Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti
TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati.
Pendahuluan
Semangat juang harus
dimiliki oleh setiap orang percaya. Ada seorang oma berusia 90 tahun dan telah
meninggal beberapa bulan lalu. Sebelum meninggal saya sempat membesuknya di rumah
sakit dan oma ini masih mengenali saya. Saya mengenal oma ini sejak oma ini masih
berusia 70 tahun. Setelah usianya bertambah tua, semua hal bisa dilupakannya
kecuali harga emas dan kurs dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah. Jadi setiap
kali bertemu dengannya, saya suka menggodanya. Saat terakhir bertemu itu,
secara bercanda saya bertanya lagi, “Mak Subur berapa harga dolar hari ini?”
Mendengar pertanyaan ini, dia pun langsung menjawabnya. Rupanya di kamar rumah
sakit, ia masih menekan saluran TV yang menyiarkan kurs dolar. Memang di
usianya yang 90 tahun ia masih kuat menghitung nilai uang dan emas. Ia masih mengingat
nilai tukar dolar Amerika Serikat hari ini dibanding kemarin (apakah turun atau
naik).
Memang ada orang lanjut usia yang masih hebat dalam
beberapa hal. Dalam hal ini saya tidak bermaksud menjelekkan nama Mak Subur
atau saya tidak berkata fokus hidupnya adalah uang, tetapi yang saya mau
katakan adalah Mak Subur dikaruniai daya ingat luar biasa. Sebelum pulang membesuknya,
Mak Subur memanggil saya dan berkata, “Terima kasih ya De, kamu mau
mendengarkan saya. Kali ini saya tidak pulang lagi ke rumah saya.” Dengan heran
saya bertanya, “Mengapa?” Dia pun menjawab, “Karena biasanya saya tidak pernah ketinggalan
membawa dompet dan tas saya.” Saya jadi penasaran dan bertanya, “Apa isinya?” Ternyata
dompetnya berisi uang dan tasnya berisi kunci rumah. “Kemungkinan saya tidak
pulang karena sudah saatnya.” Begitu imbuhnya. Benar saja 2 hari kemudian
ternyata ia benar-benar meninggal. Walau usianya sudah 90 tahun, tetapi
ingatannya masih tajam. Tubuh fisiknya boleh melorot tetapi daya ingatnya masih
kuat. Bagaimana dengan kita? Apakah setelah kita bertambah usia, semangat kita
sudah berkurang?
Belajar dari Kaleb
Kaleb bin Yefune (orang
Kenas) adalah salah satu dari 12 pengintai yang diutus Musa untuk mengintai
tanah Kanaan sebelum Israel memasuki tanah perjanjian tersebut. Musa memilih 12
orang dari 12 suku, setiap suku diambil 1 orang pemimpinnya. Kaleb berasal dari
suku Yehuda, sebuah suku yang cukup terkenal. Kaleb ini pemimpin suku Yehuda
dan diutus oleh Musa untuk mengintai. Uniknya 12 pengintai melihat dan mengalami realita serta ketakutan yang sama, tetapi respon dan
reaksinya berbeda-beda. 10 pengintai mengabarkan ,“ Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan
memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan
sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.” sehingga orang Israel
menjadi takut. Pada kitab Bilangan 13 dikatakan , “Kaleb maju dan berusaha menentramkan
orang Israel,” Tidak! Kita akan maju dan
menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” 10 orang berbicara hal
yang menakutkan, tetapi 2 orang (Kaleb
dan Yosua) bukan sekedar bicara masalah tapi mengatakan bahwa Tuhan yang menyuruh
jadi tidak mungkin salah ("Negeri
yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN
berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan
memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa
negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah
meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada
mereka.") Artinya kedua orang
ini mempunyai iman percaya kepada Tuhan yang luar biasa. Pada Yosua 14:11
dikatakan,” Pada waktu ini aku masih sama
kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu
demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.” Kaleb mengatakan bahwa sekarang ia masih kuat.
Padahal waktu diminta Musa mengintai tanah Kanaan ia berusia 40 tahun (ayat 7 : 7
Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu,
dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar
kepadanya yang sejujur-jujurnya.). Saat itu umurnya masih muda. Ia masih
kuat, produktif, gagah dan sehat. Hari itu ketika Musa menyuruhnya berperang orang
berkata, “Kamu masih muda dan kuat sehingga kamu tidak takut.”
Tetapi pada ayat 10 dia mengatakan ,”Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah
memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima
tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu
orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan
puluh lima tahun aku hari ini”. Jadi usianya lebih muda sedikit dibanding Mak
Subur. Kaleb seakan-akan berkata, “Hari ini ketika usiaku 85 tahun, aku masih
sama kuat seperti sewaktu aku disuruh Musa. Seperti pada waktu itu kekuatanku
yang ada sekarang.” Kekuatan apa yang dimaksudkan oleh Kaleb? Yang jelas adalah
kekuatan rohani. Karena di dalam ayat 14 dikatakan,”Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang
Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel,
dengan sepenuh hati” Sampai sekarang
ini Hebron menjadi milik Kaleb karena Kaleb mengikuti Tuhan Allah Israel dengan
sepenuh hati. Umur 85 tahun, mengikuti Tuhan sepenuh hati sama seperti saat ia
berusia 40 tahun. Jadi terdapat rentang waktu 45 tahun dan dalam rentang waktu
itu, ia mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati. Itulah kekuatan rohani dari Kaleb.
Siapa yang bisa membantah bahwa Kaleb mempunyai iman yang luar biasa? Tidak ada!
Karena ia telah membuktikan kesetiaannya, selama 45 tahun ia tidak beralih dari
iman percayanya.
Berapa tahun kita sudah
percaya dan mengikut Tuhan Yesus? Seberapa setia kita menjalankan apa yang
Tuhan percayakan kepada kita? 1 tahun? 2 tahun ? Cukup 3 tahun? Sampai hari ini usia kita
berapa? Rentang waktu tetap tidak membuat kita beralih dari percaya pada Allah
sepenuh hati. Itulah kekuatan yang bisa membuat kita tetap berjuang. Spirit itu
dari Tuhan kalau kita percaya sepenuh hati. Tidak ada jalan pintas dan teori
lainnya. Hubungan pribadi dengan Tuhan dan percaya kepadaNya merupakan kuncinya,
tidak ada yang lain. Dalam rentang waktu 45 tahun, Kaleb berani berkata, “Kekuatanku
untuk berperang keluar masuk hutan belantara karena tanah yang dijanjikan kepada
Kaleb bukanlah tanah yang sudah matang, tetapi tanah yang harus diperjuangkan
dengan berperang.” Setelah dapat pun ia masih harus menggarapnya. Ia harus
berjuang untuk bisa berhasil . Itu membutuhkan ketahanan fisik. Bayangkan orang
tua umur 85 tahun bisa mengangkat pedang dan menggarap tanah - ladang? Sesuatu
yang luar bisa secara fisik, Tuhan berikan ia kesehatan dan ia melakukan yang
baik melalui kesehatan itu. Kesehatan bukan untuk hidup foya dan sia-sia, hidup
di luar yang Tuhan mau. Tuhan berikan kesehatan agar Kaleb bisa berkarya. Itu
sebabnya melalui firman Tuhan ini kita perhatikan, Kaleb luar biasa. Ayat 15,
Arba adalah orang yang paling besar di antara orang Enak. Amanlah negeri itu
setelah ditahklukan oleh Kaleb. Yang ditakuti dari orang Kanaan adalah orang
Enak , karena orangnya tinggi besar. Ternyata ada suku yang paling tinggi,
yaitu Arba ini. Yosua memberikan Kaleb tanah yang didiami oleh suku yang paling
sangar, kalau tidak ada kekuatan lebih tidak mungkin menaklukannya. Setelah
ditaklukan ,amanlah negeri itu. Berarti Kaleb secara politik bisa mengatur
segala sesuatu yang ada di sana. Itu kekuatan fisik dan hikmat dari Allah. Itu
hasil dari percaya pada Tuhan sepenuh hati (ayat 4).
Dengan tema “Semangat Juang”
kalau menilik dan mengevaluasi diri kita, “Apakah kita punya prinsip hidup
seperti Kaleb, yang percaya sepenuh hati dengan pekerjaan dan pelayaan sepenuh
hati?” Ia melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati. Kaleb melihat segala
sesuatu adalah milik Tuhan, maka ia tidak takut. Kalau Tuhan akan kasih Kanaan,
maka Tuhan akan memberikannya. Kalau Tuhan ingin memberikan Hebron, Tuhan akan
memampukan ia untuk menaklukannya. Orang yang punya prinsip “Hidup kita adalah
punya Tuhan maka kita akan melakukannya dengan cara Tuhan” bukan dengan cara saya
(suka-suka saya) dan sebagainya. Pada Amsal 6:10-11 ( "Tidur sebentar lagi,
mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal
berbaring" — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti
seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata) dan diulang
pada Amsal 24:33-34, penulis Amsal memberi
peringatan kepada orang malas. Orang malas mengatakan “sebentar lagi” kalau
disuruh makan atau tidur. Kalau diminta “Ayo kerja” dijawab “sebentar lagi”.
Itu kitab Amsal. Kalau saya melakukan dengan cara saya maka konsepnya “sebentar
lagi”. “Ayo pelayanan!” dijawab “Sebentar lagi tunggu saya nyaman , tentram dan
masalah saya selesai”. “Sebentar lagi”- “sebentar lagi”. Saya tidak meremehkan
bahwa hidup punya masalah. Yang saya ingin sampaikan adalah seperti apa prinsip
hidup kepada Tuhan.
Sejak tamat kuliah
teologia pada tahun 1994 sampai sekarang tahun 2016 berarti sudah 22 tahun saya
melakukan pelayanan. Saya mendapatkan orang yang mau cuti pelayanan di gereja
yang pertama kali saya pelayanan sebanyak 2 orang, di gereja kedua tempat saya
melayani ada 1 orang yang meminta cuit. Tapi di gereja ini , orang yang mau
cuti pelayanan lebih dari 6 orang. Itu bukan prestasi yang membanggakan. Saya
tidak mengerti orang punya prinsip cuti pelayanan. Hal ini berbeda dengan orang
kerja yang mau cuti (setelah cuti harus masuk lagi karena kalau tidak masuk berhenti
kerja). Hamba Tuhan yang telah mencapai usia pensiun (emeritus) mencapai purna
bakti yang membanggakan. Belum tentu orang bisa mencapai waktu yang disepakati.
Itu membanggakan. Dan tidak pernah cuti seenaknya dan selama-lamanya. Itu
relasi kita dengan Tuhan, apa yang ada di dalam pikiran kita? Kaleb (dalam Yosua
24) meninggal dalam usia 100 tahun. Ia
mengucapkan pidato terakhirnya, “Tetapi
aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15b). Mengikuti Tuhan dengan cara
Kaleb berarti berjuang dan berkarya
sampai Tuhan memanggilnya. Bagaimana bisa orang sedikit-sedikit cuti pelayanan?
Kaleb sampai usia 85 tahun masih meminta dari Tuhan apa yang menjadi bagiannya
yang dia tahu untuk mendapat Hebron harus berperang, berkarya, banting tulang, kelelahan,
sakit, jatuh dsbnya tetapi ia melakukannya. Karena ia tahu itu milik Tuhan.
Kalau kita pelayanan “sebisa saya kalau saya sudah punya waktu”, berhati-hatilah
walau gereja tidak bisa memberi sanksi.
Yang kedua, ternyata Hebron yang diberikan Yosua kepada Kaleb adalah tanah
yang “tidak mudah” berarti Kaleb harus siap dengan realita bahwa di depannya
ada tantangan. Nama Hebron dahulu ialah Kiryat-Arba; Arba ialah orang yang paling
besar di antara orang Enak. Dan amanlah negeri itu, berhenti berperang (Bil 14:15). Firman Tuhan mengajarkan
untuk melihat realita kenyataan hidup dan tidak lari darinya. Tidak ada janji kalau
kamu hari ini dibaptis utangmu besok akan lunas. Tidak ada! Itu realita. Tidak
ada : jangan-jangan dari dulu, Kaleb berpikir, “Apakah tidak salah saya dikasih
Hebron?”. Jangan-jangan, ada terbersit saat malam hari sewaktu tubuh sedang
lelalh ia berpikir, “Kalau bisa Tuhan berubahlan. Kasih saya tanah yang ‘sudah
jadi’”. Dalam kondisi sekarang hal itu seperti “Kasih saya pekerjaan yang ‘basah’
atau tempat yang enak’” Mungkin pada saat tertentu Kaleb mengalaminya, tetapi
ia harus siap dengan realita. Ada tantangan yang harus dihadapi. Jangan realita
meninabobokan diri kita, “tenang saja”, “mengalir saja tanpa perlu persiapan”.
Begitu menghadapi tantangan dan disergap, langsung mati dan tidak bisa berdiri.
Firman Tuhan selalu mengajarkan kita untuk menghadapi realita. Oleh karena itu,
Kaleb menghadapi reaita tetap dengan mengikuti Tuhan sepenuh hatinya sehingga
semangat juangnya ada sampai tua.
Kapan Tuhan menjangkau
nenek 90 tahun? Mak Subur dijangkau Tuhan sekitar umur 83 tahun (7 tahun
sebelum ia meninggal). Setelah itu ia percaya Tuhan dan rajin ke gereja. Saat
tidak bisa ke gereja, dia berkata, “Gara-gara jatuh, 2 minggu saya kangen mau ke
gereja”. Orang yang terbaring sakit di tempat tidur kangen karena tidak ke
gereja. Kalau kita yang sehat, dikangen-kangeni teman-teman agar datang karena
sudah lama tidak bertemu di gereja. Ayi Willy usianya sudah 90 tahun dan juga
terbaring sakit namun ia masih berpikir ingin ke gereja dan berdoa. Luar biasa!
Jangan-jangan kita setelah tua bagaimana? Ingin berdoa atau ingin menggerutu terus?
Atau pusingkan harta warisan? Atau apa? Semangatnya yang mana? Semangat juang
yang mana? Contohlah hal ini dari yang
tua di atas. Kita yang relatif lebih muda, Tuhan hadirkan contoh yang baik ,
agar hidup kita lebih bijaksana.
No comments:
Post a Comment