Majalah Komunikasi Kristiani – Standard Vol. XI No. 10 (Februari 2016)
Lahir dan dididik dalam lingkungan religius, Hamzah tidak yakin akan
keselamatan dirinya. Bagaimana perjalanan pencarian dirinya terhadap kebenaran?
Saudara-saudara, inilah kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan
menyelamatkan dan memberikan paa saya sebuah panggilan khusus. Dia memilih saya
sebagai anakNya dan seterusnya sebagai hambaNya. Anugerah Allah di dalam Yesus
telah diberikan kepada saya dan kepada seluruh dunia.
Tuhan menyelamatkan saya
bukan melalui peristiwa supranatural. Meskipun secara manusia mustahil bagi
saya untuk menerima dan menjadi pengikut
Kristus. Sebab saya dibesarkan di dalam lingkungan pendidikan agama sejak dari
taman kanak-kanak. Dan saya menjalankan pendidikan saya dengan begitu baik.
Pada tahun 1987, saya terpilih untuk mewakili kota saya guna ikut perlombaan
membaca kitab suci dan sayalah juaranya. Tahun 1988, saya menjuarai perlombaan
penulisan kaligrafi. Saya juga menjadi juara dalam perlombaan pidato tenang
menyebarkan agama kepada sesama penganut dan penganut agama lain.
Kemudian saya melanjutkan
kuliah untuk mempersiapkan diri menjadi guru agama. Kami amat mantap dan sangat
percaya bahwa agama kamilah yang paling benar, karena itulah yang dikatakan
oleh kitab suci kami bahwa agama kami adalah agama yang benar di sisi Allah. Di
kampus saya ajarkan bahwa dalam Perang Salib, agama kamilah yang menang. Ini
berarti agama kamilah yang benar karena menurut ulama kami, Tuhan berpihak
kepada agama kami sehingga kami menang dalam perang itu.
Kewajiban besar kami di
perguruan tinggi itu adalah memerikan penjelasan tentang agam kepada mereka
yang tidak seagama dengan kami.
Saya terpacu untuk mencari
mereka yang belum mengenal agama kami. Di kota kami, komunitas terbesar yang
belum terima agama kami adalah orang-orang dari keturunan Tionghoa. Saya sangat
rindu untuk memenangkan mereka. Menurut tanggapan saya, agama orang-orang
Tionghoa adalah salah dan mereka perlu mendapat ajaran kami. Walaupun demikian,
saya sangat hati-hati ketika mendekati masyarakat yang memakan daging babi yang
menurut kami adalah daging yang najis. Jika tersentuh, seseorang harus mencuci
tujuh kali dengan lumpur, lalu mencuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali.
Jadi, saya selalu menjaga jarak supaya tidak bersentuhan dengan mereka.
Saya selalu memulai
percakapan dengan perkataan ini : “Hai kawan, maukah Anda mendengarkan cerita
saya? Saya ingin tanya apakah agama yang Anda anut?”
Pada suatu hari, saya
berkata pada seorang kenalan dari keturunan Tionghoa tentang hal di atas. Orang
itu menjawab,”Saya beragama Kristen.”
Lalu saya berkata,”Halo
kawan, tahukah Anda bahwa ajaran Kristen itu adalah benar pada dua ribu tahun
yang lalu? Pada saat Nabi Isa masih hidup,tetapi sekarang agamanya telah
digantikan dengan agama baru oleh seorang nabi yang baru?”
Tetapi ia berkata,”Oh,
bagi saya tidak menjadi masalah, apakah ada agama yang baru atau tidak, karena
bagi saya dengan beriman maka saya pasti akan masuk surga!”
Saya sangat terkejut
mendengar jawaban itu. Selama 10 tahun belajar agama di sekolah agama dan 4
tahun di perguruan tinggi agama, saya tidak pernah mendengar bahwa masuk surga
itu adalah hal yang pasti! Selama ini hanya ada kata-kata “Semoga saja.”
Di dunia ini orang
berlomba-lomba untuk menuju ke akhirat, dan untuk bisa masuk hanya ada istilah
insyaallah. Tapi bagaimana orang Kristen itu bisa begitu yakin akan masuk
surga? Karena itu saya menegurnya,”Hai kawan, memangnya surga itu kepunyaan
Bapamu?”
Lalu ia menjawab,”Ya!
Memang surga itu kepunyaan Bapa saya.”
Saya sangat terkejut mendengar
jawaban itu dan terlintas dalam pikiran saya saat itu nas kitab suci yang
berkata bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan dan nas lain yang
mempersoalkan bagaimana Allah bisa mempunyai Anak kalau Dia tidak mempunyai
permaisuri?
Tetapi bagaimana orang ini
bisa mengakui Tuhan sebagai Bapanya sendiri? Kemudian saya bertanya lagi,”Memangnya
Tuhan kamu itu siapa? Siapa namaNya?”
Dengan tenang ia menjawab,”Tuhan
saya adalah Yesus.” Pada saat saya dengar kata-kata itu, emosi saya meledak dan
saya sangat marah kepadanya. Karena bagi saya, dia telah menyekutukan Allah
seba tidak ada Tuhan kecuali Allah.
Saya anggap pertemuan itu
telah selesai setelah saya berkata,”Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”
Saya pulang ke
perkampungan dan hidup seperti biasanya. Saya membaca kitab suci sambil terus
mencari kebenaran baik di lembaga pendidikan maupun secara pribadi. Akan tetapi
dialogi denganorang itu tidak bisa hilang dari pikiran saya. Akhirnya dialog
itu menggerakkan saya untuk mencari tahu siapakah sebenarnya Yesus itu. Mengapa
umat Kristen begitu yakin bahwa dengan iman seseorang pasti masuk surga?
Saya mencari buku-buku
yang bercerita tentang Yesus. Akhirnya saya temukan satu uku yang ditulis oleh
Mundhir Dhan Nadzir yng berjudul Fa’firu Il’lallah (Jalan Menuju kepada Allah).
Buku itu menjelaskan tentang peristiwa akhir zaman di mana diceritakan bahwa
pada akhir zaman akan terjadi peperangan , kelaparan, gempa bumi, keributan dan
peperangan di mana-mana; banyak orang akan ketakutan. Dalam keadaan seperti itu
, muncullah satu kuasa yang sungguh dahsyat, bernama Dajjal. Dajjal ini sangat
menakutkan. Matanya satu, tinggi dan besar, sehingga lautan hanya selangkah
kaki baginya. Di tangan kanannya ada surga dan di tangan kirinya terdapat
neraka. Dajjal ini pergi ke mana saja untuk mencari penghuni bagi surga dan
neraka yang dibawanya. Sebenarnya surga yang ia bawa adalah neraka di mana para
penghuninya akan disiksa selama-lamanya! Dia pergi ke mana saja mencari jiwa-jiwa
untuk masuk ke surganya itu. Namun pada saat terakhir, datanglah Penyelamat
yang akan menantang Dajjal yang sangat jahat itu.
Saya terkejut mengetahui
siapakah yang akan datang untuk menyelamatkan dunia ini dari cengkeraman Dajjal
yaitu Isa Almasih (Yesus Kristus) sang Imam Mahdi! Datanglah Isa Almasih
sebagai Imam Mahdi yang akan selamatkan dunia dari kejahatan Dajjal! Keduanya
akan terlibat dalam peperangan yang dahsyat!
Saya kagum dan heran
dengan apa yang terjadi selanjutnya. Ketika bertemu dengan Dajjal, Isa Almasih
berkata kepada bumi,”Hai bumi terbukalah!” Dengan serta-merta bumi pun terbuka
dan Dajjal jatuh dan terhimpit di dalamnya. Lalu Dajjal pun mati.
Dari sana saya bertanya
lagi,”Mengapakah Isa Almasih yang dapat mengalahkan Dajjal?” dalam catatan kaki
buku itu disebutkan bahwa Dajjal ini merupakan pengabungan segala kekuatan
Iblis yang menjadi satu. Dan Dajjal ini akan menyesatkan banyak orang agar
masuk ke dalam neraka.
Pertanyaan yang timbul
dalam pikiran saya adalah mengapa Isa Almasih yang dapat mengalahkan kuasa
Iblis ini? Mengapa bukan Nabi Adam yang pernah bertemu secara langsung dengan
Iblis itu? Kenapa bukan Nabi Nuh, Nabi Idris, Hud, Salleh dan nabi-nabi yang
lainnya, dan bukan pula Nabi Muhammad yang saya sanjung dan muliakan?
Dalam buku itu muncullah
cerita yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tajam ini di dalam jiwa saya.
Setelah Dajjal dikalahkan, Isa akan berkuasa, maka terjadilah Hari Kiamat. Pada
hari kiamat, semua jiwa yang pernah hidup akan dikumpulkan di satu tempat yang
bernama Ara Mahsyar atau Padang Mahsyar. Mereka akan dikumpulkan untuk menunggu
waktu penghakiman di mana satu per satu akan menghadapi seorang Hakim yang akan
menghakimi setiap umat manusia. Mereka sangat ketakutan karena panas yang amat sangat
pada waktu itu. Menurut gambaran buku itu, lantai Padang Mahsyar adalah dari
perak dan di atasnya terdapat matahari yang dapat dijangkau dengan tangan
manusia. Sehingga panasnya begitu hebat dan membuat setia orang hancur menjadi
air tetapi kemudian muncul lagi menjadi manusia. Pada saat itu mereka semua
berduyun-duyun akan mencari pembela mereka, supaya masalah mereka dapat dengan
cepat diadili. Mereka bertemu dengan Nabi Adam, lalu berseru kepadanya,”Ya Nabi
Adam, ya Nabi Allah, tolonglah bela masalah kami segera!” Tetapi jawabnya Nabi
Adam ialah,”Hai umatku, aku tidak sanggup membela perkara kalian, karena saya
pun malu, saya pun harus mempertanggungjawabkan masalah saya sendiri di hadapan
Hakim itu.”
Kemudian mereka ke Nabi
Nuh, Idris, Hud, Salleh dan kepada semua nabi yang lain untuk mencari
pertolongan guna membela masalah mereka di hadapan Sang Hakim itu. Tetapi
mereka semua pun tidak dapat menolong! Kemudian mereka pergi mencari Nabi akhir
zaman, nabi Muhammad. Mereka berseru,”Ya Rasullulullah , tolong cepat bela
masalah kami.” Lalu Muhammad menjawab mereka,”Wahai umatku, aku tidak bisa
membela perkara kalian. Aku hanya bisa berdoa syafaat bagi kalian saja.” Dan
Muhamad tidak dapat menentukan siapa di antara umatnya yang akan masuk surga
ataupun neraka. Keputusan terakhirnya hanya berada di dalam tangan Hakim yang
akan menghakimi umat Manusia!
Saya sangat heran siapa
yang menjadi Sang Hakim itu, saudara-saudari, ternyata yang menjadi Hakim
adalah Isa Almasih.
Pertanyaan yang melintas
di dalam benak saya adalah mengapa Isa Almasih lagi yang muncul menjadi Hakim?
Dialah yang menentukan mereka yang akan masuk surga dan juga mereka yang akan
masuk neraka.
Saya terus bertanya dan
sangat amat ingin tahu jawabannya. Kemudian saya mulai melakukan sembahyang dan
berdoa terus-menerus. Karena saya tidak mau berada di tengah-tengah, jika dosa
dan pahala saya kedapatan seimbang. Karena saya tahu bahwa hidup di dunia ini
hanya sementara, yang kekal adalah yang di akhirat – surga atau neraka. Yang
menentukan kita masuk surga atau neraka nanti adalah semasa kini; selama di
dunia ini.
Kemudian saya berdoa dan
sembahyang sambil mencari jawaban dan penyelesaian bagi pertanyaan saya di
atas. Saya menangis, hati saya senantiasa mencari tahu apa hakikat peran besar
yang dimain oleh Nabi Isa yang juga bergelar Almasih itu, dalam perkara surga
dan neraka. Selama tiga tahun saya bergumul dengan perkara yang penting ini,
tiga tahun saya mencari-cari kebenaran siapakah sebenarnya Isa Almasih ini.
Mengapa orang Kristen yakin akan masuk surga? Mengapa Tuhan umat Kristen adalah
Yesus Kristus atau Isa Almasih?
Tidak lama kemudian, saya
diberi jawabannya. Tuhan telah bukakan mata dan hati saya kepada kebenaran
tentang siapakah sebenarnya Isa Almasih itu. Jawabannya datang dari Surah
Al-Imran 3 ayat 45 yang berkata,”Malaikat berkata : Ya Maryam, sesungguhnya ,
Allah itu memberi kabar sukacita kepadamu, Maryam, dengan Firman yang dari
Allah, Firman itu bernama Isa Almasih ibnu Maryam, yang berkuasa di dunia dan
di dalam akhirat dan yang paling dekat dengan Allah...”
Sungguh indah hakikat ini.
Firman Allah ini yang bernama Isa Ibnu Maryam yang berkuasa di dunia dan di
akhirat. Kesimpulan dalam pikiran saya adalah : Dia yang akan datang kali
kedua, Dia yang mampu mengalahkan Dajjal, Dia yang akan menghakimi umat manusia
dan menentukan siapa akan masuk surga atau neraka – memang itulah hak Dia,
sebab Isa Ibnu Maryam itu berkuasa di dunia dan juga di akhirat!
Kemudian saya mencari
sahabat Tionghoa itu dan ia memberikan sebuah Alkitab pada saya. Pada saat saya
membukanya, saya merasa sangat gembira lalu saya mulai membaca kitab Kejadian.
Sungguh enak dan menyenangkan sekali pembacaan saya itu! Karena ceritanya
sangat jelas, dan kesinambungannya juga amat sempurna. Kronologinya sangat lengkap
dan berurutan! Saya membaca kitab-kitab selanjutnya dan semua cerita di
dalamnya cocok dengan ajaran dari ulama yang telah mengajarkan pada saya. Saya
berusaha membaca dan memahami segala sesuatu yang terkandung dalamnya dengan
hati dan pikiran yang terbuka Tuhan berkenan atas pencarian saya itu.
Akhir kata, pada bulan
Juli tahun 1991, sesudah bergumul selama tiga tahun dengan berbagai pertanyaan,
setelah memiliki dan membaca Kitab Suci bagi diri sendiri, Tuhan telah memberkati
saya dengan damai sejahtera dan keselamatanNya. Pada waktu yang sama, saya
mulai tertarik pada sebuah lagu rohani yang memperingatkan saya tentang
pencarian saya.
Liriknya sebagai berikut :
Sudahkah engkau siap sedia? Menghadapi kedatangan Yesus kelak kembali! Untuk mengangkat
kita semua, yang sungguh-sungguh mengharap padaNya.
Lirik itu memperingatkan
saya bahwa kita semua harus siap menghadapi kedatangan Isa ke dunia ini. Ajaran
ini ada juga diajar oleh agama saya sebelum ini dan nasihat untuk bersiap-siap
bagi menyambut kedatangan Dia yang kedua adalah sama.
Sambil berpikir tentang
persiapan saya, saya telah diperlihatkan tentang dosa-dosa saya yang sungguh
besar dan yang tidak mungkin dapat diampuni. Tuhan telah menunjukkan dosa saya
yang begitu besar sehingga mustahil bagi saya masuk ke surga.
Pada saat itu saya mulai
menangis atas segala yang telah saya renungkan. Namun Tuhan menunjukkan pada
saya bagaimana Isa Almasih telah menjadi Penebus saya, dan bagaimana Dia telah
menanggung hukuman bagi dosa-dosa saya dan juga manusia sejagat.
Sama seperti putra Abraham
telah diselamatkan dari korban sembelihan oleh penggantinya – seekor domba yang
telah disiapkan oleh Tuhan sendiri. Sesungguhnya peristiwa itu adalah satu
gambaran nubuat yang Tuhan telah berikan kepada umatNya tentang kedatangan Isa
Almasih yang datang sebagai Penebus umat manusia!
Setelah saya meyakini
penebusan hukuman dosa-dosa saya oleh korban yang telah dibayar oleh Tuhan
sendiri – dengan nyawa Isa Almasih yang sempurna – saya kini beroleh keyakinan
juga untuk kedatanganNya yang kedua. Karena Dia bukan saja Hakim yang adil itu,
teapi Dia juga adalah Penebus dan Juruselamat saya untuk selama-lamanya!
Halleluyah!
Saya ingin sarankan kepada
saudara-saudari yang dikasihi, kupaslah segala prasangka yang tidak berdasar
terhadap Alkitab. Bacalah Kitab Suci ini dengan pikiran yang terbuka. Tuhan
akan memberkati saudara-suadari dengan anugerahNya! Saya ingin menutup kesaksian
saya dengan satu ayat dari Kitab Suci Inil yang sungguh bermakna dan indah
sekali, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah , itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri. (Ef 2:8-9).
Semoga Tuhan memberkati
pencarian saudara sekalian! Amin.
No comments:
Post a Comment