Pdt. Hery Kwok
Maz 19:2 Langit
menceritakan kemuliaan Allah, dan
cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
Roma 1:23-24 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip
dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat
atau binatang-binatang yang menjalar.
Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan
kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
Yes 43:6-7
Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah
tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku
perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku
yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,
yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
Ibrani 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Mengapa kita
HARUS meninggikan KRISTUS?
Ini
merupakan pertanyaan yang prinsip, penting, utama dan mendasar dalam hidup percaya
kita dan dalam kita beribadah kepada DIA. Mungkin ada yang menjawab, “Karena Dia
Tuhan”, “Karena Dia Allah”, “Karena Dia Maha Kuasa” dan lain-lain. Jawabannya
benar tapi tidak berhenti sampai di sana. Hal ini seperti kita diminta untuk
menjawab pertanyaan, “Mengapa kita menghormati Presiden Indonesia?” Ada yang
menjawab “Karena kita adalah WNI” dan “Karena dia presiden”. Jawaban tersebut merupakan
pernyataan tapi belum tentu tercermin dalam tindakan. Karena dalam kenyataannya
ada yang membicarakan sisi negatif bahkan mencurigai kebijakan-kebijakan yang
diputuskan presiden. Atau seperti kita diminta untuk menjawab pertanyaan, “Mengapa
kita menghormati orang tua?” Jawabannya bukan sekedar “Karena merekalah, saya
dilahirkan di dunia” melainkan harus diaplikasikan dalam kehidupan. Karena ada orang
yang masih mempunyai orang tua, tapi penghormatannya tidak nyata. Ia tidak
pernah mengajak orang tua untuk berpergian atau makan-makan. Kalau itu terjadi,
maka pernyataannya tentang hormat hanya sebatas kalimat saja. Setelah orang
tuanya meninggal barulah ia menyesal. Dengan kata lain, hanyalah omong kosong belaka
bagi orang yang berkata hormat orang tua tapi tidak melakukannya dalam
tindakan.
Pada
waktu Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya, Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang
Akulah Guru dan Tuhan (Yoh 13:13). Tetapi apakah kamu melakukan hal-hal
yang membuktikan bahwa kamu adalah hamba dari Tuhan, murid dari Guru dan kamu
senang mendengar perkataanNya dan diajar olehNya? Hal itu seharusnya diaplikasikan.
Sehingga pada awal tahun, kita perlu merefleksikan mengapa kita harus
meninggikan Yesus. Apakah benar Tuhan menguasai dan berdaulat atas saya? Apakah
untuk bidang tertentu masih merupakan kekuasaan dan wilayah saya pribadi? Istilah
“Guru” digunakan di mana para murid harus duduk di depannya dan haus dalam mendengar
pengajarannya. Apakah dalam perjalanan hidup kita setia dalam beribadah? Di
awal tahun banyak orang yang menyampaikan resolusi (harapan yang coba ditingkatan
dan dicapai). Ev. Merce mempunyai harapan ingin membaca Kitab Suci selesai
dalam waktu setahun. Ini suatu harapan yang muncul dari kesadaran “Apakah saya
meninggikan Tuhan dalam hidup saya?”
2 Alasan Mengapa
Kita Harus MeninggikanNya
1.
Kita adalah
ciptaanNya yang diselamatkan Allah dan diberi kesempatan untuk melihat, menyaksikan
dan menikmati kemuliaanNya.
Pada Maz 19:2 pemazmur
(Raja Daud) ingin mengatakan bahwa ciptaan Allah yaitu langit diciptakan untuk
menceritakan kemuliaanNya dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya. Waktu
Allah menciptakan manusia, maka manusia diberikan tambahan untuk menikmatinya.
Benda langit tidak bisa menikmati. Mereka hanya bisa menceritakan dan
memberitakan. Kita harus meninggikan Kristus karena setelah diselamatkan kita
diberi anugerah dan hak untuk melihat dan menyatakan kemuliaanNya. Adalah penting
untuk membicarakan kemuliaan Allah seperti pada Mazmur 19 alam semesta
menceritakan kemuliaan Allah. Mereka punya keberadaan yang berfungsi sesuai
keberadaannya. Langit yang bisa kita lihat
menceritakan bahwa Penciptanyalah yang membuatnya. Saat melewati daerah Puncak
pemandangannya sangat luar biasa dan indah sekali. Demikian pula dengan Grand
Canyon Pangandaran dengan stalaktit (batuan yang menggantung di langit-langit
gua kapur)-nya sangat mengagumkan dan luar biasa indahnya. Orang yang
melihatnya mewakili benda-benda tersebut (batuan) untuk menceritakan kemuliaan
Allah. Dengan memberitakan kemuliaan Allah mereka tetap eksis (ada) dan
berfungsi seperti apa yang Allah ciptakan.
John Piper (70) dalam bukunya “Melihat
dan Menikmati Yesus Kristus” (2013) menulis bahwa ada suatu galaxy yang bila diukur dengan
menggunakan inframerah diketahui jaraknya jutaan milyar cahaya (sangat jauh
sekali) dan berfungsi untuk menyatakan
kemuliaan Allah. Ada juga galaxy lain yang besarnya 5 kali ukuran matahari. Galaxy-galaxy
itu ada di tata surya yang hebat dan memancarkan kemuliaan Allah dan tetap berada
di sana. Itu sebabnya Rasul Paulus menulis pada Roma 1:23-24 Mereka menggantikan
kemuliaan Allah yang tidak fana
dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung,
binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada
keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
Jadi penyimpangan kehidupan seksual terjadi karena tidak menikmati kemuliaan
Allah dalam hidup.
Apakah kita menikmati kemuliaan Allah? Sebagai pelajar dalam menghadapi ujian apakah belajar
dengan baik dan memuliakan Allah? Sebagai pengusaha apakah memuliakan Allah
dalam usahanya? Kalau meniadakan kemuliaan Allah, maka seperti yang tertulis
pada Roma 1, kita akan berada pada fungsi yang tidak tepat. Sedangkan benda-benda
langit dan alam semesta ini bisa tetap eksis karena mereka menceritakan kemuliaan
Allah yang kemudian dalam kitab ibrani ada dalam diri Kristus Yesus. Kita
meninggikan diriNya, karena kita ciptaan yang ditebusNya. Bukan sekedar
diselamatkan, selama hidup di dunia, kita diberi kesempatan untuk menyaksikan
kemuliaaNya, diberi hak untuk menikmati kemuliaanNya, hidup dalam
kemahabesaraan dan kemahakasihNya.
Kita sering mendengar orang yang
disembuhkan Tuhan berkata, “Yesus luar biasa!” dan kemudian memberikan
kesaksian bahwa ia atau keluarganya (anaknya) disembuhkan. Itu bukan saja
menyatakan kemuliaanNya tapi juga mengalamiNya (mengalami pertolongan kuasaNya
yang ajaib). Mari kita nikmati kemuliaanNya karena kita telah ditebus. KemuliaanNya
dinikmati melalui persekutan dan relasi kita dengan Dia. Nabi Yesaya menulisnya
dalam pasal Yes 43:6-7 Aku akan berkata
kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah
anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung
bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga
Kujadikan!" Tujuan Allah menciptakan kita adalah karena Dia ingin kita
menikmati kemuliaanNya!
Salah seorang sahabat
saya adalah salah satu cucu dari alm. Sudono Salim (Liem Sioe Liong, mantan konglomerat
Indonesia). Beberapa waktu lalu ia berlibur ke Amerika. Saya bertanya kepadanya,
“Apa saja pekerjaannya?” Dijawabnya, “Hanya main-main, naik Alphard ke jantung
kota, makan di restoran mahal”. Uangnya banyak dan dia menikmati kekayaan keluarga
Liem. Waktu kita diciptakan dan ditebus, Dia ingin kita menikmatiNya. Waktu
tidak setia maka kita tidak menikmatinya. Pada waktu tidak setia beribadah dan
tidak tekun membaca Kitab Suci , maka kita tidak menikmatiNya. MenikmatiNya berarti
berada dalam relasi dengan Dia secara pribadi. Maka kita perlu menyatakan resolusi
dan komitmen untuk menikmatiNya sehingga meninggikan Dia dalam hidup kita. Baik
sebagai pelajar, pekerja rumah tangga dan pegawai, kita bisa memuliakanNya.
Dalam perjalanan hidup yang sulit dan penuh tantangan, maka akan membuat frustasi
dan hidup seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Waktu mengenal, maka kita
memuliakanNya dan menikmatiNya.
2.
Keunggulan
Yesus Kristus luar biasa dan layak ditinggikan.
Ia adalah maha kuasa, maha
agung dll. Itu semua sifat Allah yang luar biasa. Why 5:5-6 Lalu berkatalah
seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya,
singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba
seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh
Allah yang diutus ke seluruh bumi. Rasul
Yohanes ingin menceritakan keunggulan yang luar biasa. Ia mengatakan sifat
dalam diri Yesus yang sepertinya bertentangan yakni :
-
“singa dari Yehuda”. Singa adalah raja hutan dan
bisa makan binatang yang lebih besar. Dengan menyebutkan Yesus adalah singa
dari Yehuda, Yohanes mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah pemenang. Tidak ada
yang tidak dikalahkan dan ditaklukkanNya termasuk kekecewaan dll.
-
Anak Domba yang disembelih. Anak domba adalah
binatang yang lemah dan bodoh. Kalau keluar dari kandang, tidak bisa pulang
karena tidak ada kemampuan. Yesus Kristus harus menempuh jalan salib seperti
anak domba yang tidak punya kemampuan. Betapa tidak berdayanya sehingga Allah
sangat meninggikan diriNya walaupun Allah tidak mengutamakan diriNya. Ketaatan
Yesus Kristus kepada Allah uar biasa. Waktu menikmati Allah kita menemukan
keunggulan dalam diri Yesus Kristus. Itu yang membuat kita kuat dalam menghadapi
rintangan.
Seorang guru sekolah minggu hampir bunuh
diri karena hamil di luar nikah. Waktu bertemu saya berkata, “Bunuh diri bukanlah
jalan luar. Setelah bunuh diri, apakah siap mempertanggungjawabkannya di depan Allah?” Walau kondisi kehamilannya
membuat malu, namun itu harus ditanggungnya karena itu bagian dari resiko. Orang
tua tidak mungkin “menelan” anaknya . Apalagi mamanya orang Kristen yang taat sehingga
ia akan mengampuninya. Demikian pula dengan Kristus. Mamanya berkata untuk mengingatkannya “Kita punya Yesus
Kristus.” Waktu anaknya bertobat dan minta ampun, mamanya bilang “Jangan
gugurkan anaknya!” dan sekarang ia bisa beribadah dengan sukacita. Dialah Allah
pemenang dan rendah hati , Dia tahu pergumulan kita. Singa dari Yehuda adalah
pemenang karena pergumulan.
No comments:
Post a Comment