Ev. William S.
Matius 6:5-13
5 "Dan
apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6 Tetapi jika
engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
7 Lagipula
dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan
dikabulkan.
8 Jadi
janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya.
9 Karena itu
berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
10 datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
11 Berikanlah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
12 dan
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami;
13 dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.)
Apa itu doa?
Apakah doa adalah
sarana komunikasi kita dengan Tuhan dan kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan? Apa
yang dimaksud dengan pengertian “bercakap-cakap” ? Apakah seperti tegur sapa
sebagai berikut :
“Halo Pak John? Apa
kabar?” Pak John menjawab ,”Baik. Kamu?” Kemudian dibalas lagi,”Baik”. Apakah
doa seperti itu? Doa bukan seperti itu. Kalau konsep doa seperti itu, maka kita
akan frustasi karena kita tidak akan pernah mendengar suara Tuhan secara
verbal.
Kutipan dari para teolog
mengenai doa :
1.
Kevin Vanhoozer: “Doa
adalah bahasa yang digunakan untuk menyatakan relasi dengan Tuhan”.
2.
Wayne Grudem : “Doa
adalah komunikasi personal dengan Tuhan”.
3.
Rodney Reeves
dalam Christianity Today mengatakan: “Jujur, doa saya selama ini berbentuk
monolog”.
(pengertian
monolog di sini : saya berbicara kepada Tuhan satu arah)
4.
John Piper,“Doa
adalah menyampaikan pesan”
Di Alkitab tidak ada secara eksplisit yang menggambarkan doa manusia itu dijawab
langsung oleh Allah secara verbal. Tuhan berbicara kepada Musa dalam nubuatan
dan perintahNya tetapi tidak di dalam konteks doa. Jadi kalau ada yang mengaku
bahwa saat ia berdoa, Tuhan
memberitahukan secara verbal bahwa ia harus pergi ke Bali atau dia mengucapkan “Tuhan
bernubuat melalui saya hari ini”, maka jangan pernah percaya. Jadi kita harus
menyadari doa itu menyampaikan apa yang menjadi harapan kita (pesan) secara
monolog.
5.
Yohan Candawasa
“Doa adalah berkat bukan alat untuk meminta berkat”
Kalau doa diorientasikan dengan hasil, maka iman kita
akan mati. Misal saat sakit kita berdoa,”Tuhan saya mau sembuh dari sakit ini”.
Ternyata setelah bertahun-tahun, bila kita fokus pada hasil lalu penyakit kita
tidak juga sembuh maka kita marah pada Tuhan. Atau kita mengehendaki keturunan
lalu kita berdoa, “Tuhan, karuniakan saya anak dan cucu”. Orientasi kita kepada
anak itu sendiri dan akhirnya setelah dapat anak, kita pun berhenti berdoa. Ada
sebuah cerita yang dikisahkan Yohan Candawasa. Calvin Miller ,seorang pendeta, memiliki
seorang anak yang saat berusia 1-2 tahun sakit keras. Karena itu ia berdoa, “Ya Tuhan limpahkan sakit anak ini
kepadaku.” Tetapi Tuhan menjawab tidak. Akhirnya ia terus berdoa, “Tuhan saya
berdoa agar saat saya bangun pagi , anak ini jangan sampai mati.” Dia berlutut
1-2 tahun dan akhirnya anaknya sembuh. Setelah sembuh, beberapa tahun kemudian anaknya
sakit lagi. Ketika sakit lagi, akhirnya ia baru sadar bahwa ia hanya tertuju
pada anaknya (Tuhan, aku mau melihat anakku, aku mau anakku sembuh sehingga tidak
bertumbuh imannya pada Tuhan). Sekali lagi, doa adalah berkat itu sendiri jadi
jangan sampai pikiran kita fokus pada apa yang kita butuhkan. Jangan kita
fokuskan ”aku mau kerja” dan berfokus pada kerja melainkan menjadikan fokus kita
pada Tuhan.
Mengapa kita berdoa?
1.
Tuhan ingin kita berdoa karena doa merupakan ekspresi
percaya kepada Tuhan.
Pada Matius
6:5-9a, Tuhan Yesus mengajarkan agar kita jangan berdoa seperti orang munafik yaitu
orang yang mengucapkan doa di depan orang dengan tujuan supaya kelihatan
rohani. Tuhan Yesus mengajarkan harusnya saat berdoa, kita masuk ke kamar, kunci pintu lalu berdoa. Bukan
berarti kita harus seperti itu (berdoa di depan bapak ibu seperti orang munafik).
Tetapi yang dimaksud Tuhan lebih melihat yang tersembunyi (melihat hati yakni hati
yang tulus , beriman dan percaya pada Tuhan).
Doa jangan panjang dan bertele-tele melainkan berdoa secara
sederhana tapi ada maknanya. Saya dan beberapa ayi membesuk orang sakit di
Rumah Sakit Husada dan mendoakan mereka. Saat berdoa, saya minta ayi berdoa
tapi ayi bilang tidak bisa berdoa. Lalu ayi itu bertanya bagaimana cara berdoa.
Bagi saya berdoa itu sederhana. Tuhan tidak meminta kita berdoa sedemikian panjang
dan indahnya. Bukan berarti orang yang doanya panjang dan bagus itu salah.
Berdoa sederhana pun Tuhan dengar, misalnya “Tuhan Ibu A ini sakit, tolong
Tuhan sembuhkan. Amin”. Kadang kita punya standar yang terlalu berlebihan yang
sebenarnya bukan standar Tuhan. Ayat 8-9a
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu
perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Karena itu berdoalah demikian. Artinya kita sadar Tuhan tahu sebelum
kita minta. Lalu untuk apa kita berdoa kan Tuhan juga tahu?” Tetapi uniknya,
karena Tuhan mengetahui berdoalah!. Karena Allah Maha Tahu dan berkuasa, maka
berdoalah! Karena Dia Maha Kuasa sehingga kita berdoa. Kalau kita tidak minta
kepada Tuhan, mengapa Tuhan harus memberikan apa yang kita perlukan? Tepatlah
apa yang dikatakan pada Yak 4:2 Kamu
tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Karena kamu tidak
minta, maka kamu tidak mendapat apa-apa Matius
7 : 7 "Mintalah, maka akan
diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu. Tuhan berkuasa dan Ia tahu yang terbaik, maka mintalah!
Yoh 14:13-14 dan apa juga yang kamu minta
dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Sekali lagi, Tuhan ingin kita berdoa karena doa merupakan ekspresi percaya
kita kepada-Nya. Jangan difokuskan pada orientasi hasil tetapi karena kita
percaya pada Tuhan maka kita meminta, bukan karena hasil.
Mengapa kita
menutup doa dengan kata “Amin”?
2 Korintus
1:20: Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah
sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah. Kata “amin” berarti jadilah seperti demikian. Amin
mengekspresikan kita percaya bahwa Dia mendengar dan menjawab. Terkadang ketika
kita berdoa, “Tuhan, sembuhkan sakitku” namun sebenarnya kita tidak yakin dalam
hati kita apakah Tuhan akan sembuhkan. Entah apapun kita meminta kepada Allah,
terkadang kita memintanya dengan keraguan. Kalau terjadi seperti itu, Martin
Luther berkata, “Kita telah menghina Tuhan”. Kalau berdoa dengan keraguan , kita
sedang menghina Tuhan. Kalau kita dengan penuh keyakinan menyerahkan setiap kekuatiran
kita, itulah ekspresi percaya kita. Tuhan meminta kepada kita untuk
mengekspresikannya. Matius 21:22: “Dan
apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya."
2.
Tuhan ingin kita berdoa karena doa merupakan ekspresi
relasi dan cinta kita kepada Tuhan.
Kalau memiliki
hubungan erat (cinta), pasti kita rindu untuk menjalani komunikasi. Uniknya di
saat orang jatuh cinta, komunikasi agak dibatasi. Misalnya : ada 2 orang senior
saya yang sedang jatuh cinta di sekolah teologi namun tidak bisa duduk bersama karena
dibatasi peraturan (tidak bisa dengan sengaja bertemu). Sehingga mereka janjian
dengan sms-an untuk bertemu di perpustakaan. Di sana seolah-olah tanpa sengaja ketemu.
Hal ini dilakukan karena rindu ingin berkomunikasi. Malam hari, pk 23 lampu harus
mati dan tidak boleh berbicara. Tetapi orang yang jatuh cinta tidak tahan.
Dengan memakai selimut lalu menelpon sampai pagi. Saya tidur di ranjang atas,
senior saya tidur di ranjang bawah. Dia lagi menelpon pacarnya sehingga saya tanpa
sengaja mendengarnya. Senior saya ini suaranya tegas sekali, tetapi ketika
mengobrol dengan pacarnya nada suaranya berubah menjadi lembut. Inilah bukti
bahwa kita sudah tahu bahwa ketika mencintai seseorang, kita rela berkomunikasi
berapa pun biaya yang dikeluarkan. Apakah kita menyatakan cinta kita pada Tuhan?
Apakah kita cinta Tuhan kalau kita tidak punya hasrat untuk berkomunikasi dengan
Tuhan? Pagi hari ketika kita bangun pagi apakah kita punya hasrat untuk berdoa
kepadaNya? Kita mengatakan “Saya sibuk Tuhan”. Sebenarnya tidak ada kata sibuk
itu. Maka John Piper berkata, “Salah satu kegunaan yang paling penting dari
Twitter dan Facebook [handphone, Ipad, laptop, dsb.] adalah untuk membuktikan,
bahwa jarang berdoa bukan karena kurang waktu.” Artinya banyak di antara kita,
dengan rela dan cepat untuk membuka handphone. Ada waktu untuk buka handphone
dan media sosial tapi kita mengatakan bahwa kita sibuk.
Ada 2
penghalang yang menghalangi kita berdoa :
a.
Aku belum
mempersiapkan diri untuk berdoa.
Setengah jam lagi aku berdoa soalnya aku harus mempersiapkan ini dan itu.
Yang punya anak mungkin mau urus anak dulu, nantilah di saat yang tepat saya
akan berdoa. Namun pada akhirnya sampai malam pun tidak berdoa.
b.
Bagaimana saya
bisa berdoa, saya ini manusia berdosa. Saya
tidak layak bertemu dengan Tuhan. Dengan rohani ia berkata seperti pada Matius 5 : 2424 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah
itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu. Padahal ayat ini konteksnya untuk
persembahan bukan untuk berdoa. Seharusnya ketika kita dirundung nafsu dan
amarah, kita berdoa. Di dalam keberdosaan kita berdoa, “Tuhan mampukan saya”.
Kadang alasan-alasan ini dibuat karena tidak punya hasrat untuk berdoa itu
sendiri.
Martin Luther pernah berkata, “Pekerjaan seorang
penjahit adalah membuat pakaian; pekerjaan tukang sepatu adalah membuat sepatu;
pekerjaan seorang Kristen adalah berdoa. Banyak hal yang saya lakukan dalam
satu hari, dan saya tidak pernah dapat melakukan semua itu tanpa berdoa kurang
dari tiga jam dalam sehari.” Mungkin kita tidak bisa seperti Martin Luther yang
berdoa 3 jam sehari. Apakah kita telah berdoa 3 menit hari ini? Ketika bangun
pagi , apakah kita berdoa 3 menit saja? 3 menit saja kita kadang tidak punya
hasrat untuk berdoa. Tuhan ingin kita mengekspresikan cintanya kepada Tuhan.
Kalau kita mengatakan cinta Tuhan tapi tidak punya hasrat, maka untuk apa
berdoa?
3.
Tuhan ingin kita berdoa karena dalam doa Tuhan
mengizinkan ciptaan-Nya terlibat dalam pekerjaan baik-Nya Allah.
Contoh Jakarta
di Sarinah terjadi pemboman. Kita dengan cepat mengetahui berita itu. Mungkin
yang muda langsung membuat status “prayer for Jakarta “ (berdoa untuk Jakarta)
tetapi belum tentu ia berdoa untuk Jakarta. Ketika tahu ada teroris, apakah
kita langsung berdoa untuk Jakarta dan untuk dunia ini? Tuhan pakai doa untuk
kita melakukan pekerjaan baikNya Tuhan, kita berdoa Tuhan jauhkan Jakarta ini
dari teroris Pernahkah kita berdoa untuk gereja kita? Pernahkah kita berdoa
untuk penginjilan di manapun berada? Di sini ada wadah , setiap Rabu malam ada persekutuan
doa. Kiranya kita rindu bersama-sama datang untuk melakukan pekerjaan baiknya
Allah dengan mendoakan gereja dan dunia ini.
Doa Bapa Kami
Merupakan doa
terbesar dan teragung karena diajarkan oleh Tuhan Yesus. R.C Sproul menyatakan
ada 4 pembagian dalam doa yakni :
-
A (adoration –
penyembahan),
-
C (confession - pengakuan
dosa),
-
T (thanksgiving -
ucapan syukur) dan
-
S (supplication -
permohonan).
Mungkin saat berdoa kita fokus pada permohonan, “Tuhan
aku mau ini, aku mau itu.” Kiranya di dalam doa, kita juga menyatakan
penyembahan kita, “Tuhan, Engkau adalah Allah yang berkuasa.” Di dalam doa kita
juga mengatakan, “Tuhan aku mohon ampun atas dosa-dosaku.” Di dalam doa aku
bersyukur pada Tuhan dan aku meminta (memohon). Kiranya kita menghidupi doa
kita. Kita tidak berorientasi (fokus) lagi pada hasil. Kita berdoa karena itu merupakan
ekspesi percaya kita kepada Tuhan dan Tuhan yang akan menyediakan yang terbaik untuk
kita. Doa mengkespresikan cinta kita dan kita ingin melakukan pekerjaan baik
yang Tuhan persiapkan bagi kita. Kiranya di dalam hidup kita, kita punya hasrat
untuk berdoa. Sebagai gereja, kita hidup dalam hasrat untuk relasi dengan Tuhan.
Kiranya Tuhan memberkati hidup kita.
No comments:
Post a Comment