Pdt. Jimmy Lucas
1 Korintus 15:50-58
50
Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa
daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang
binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia:
kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
52 dalam
sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi
dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa
dan kita semua akan diubah.
53 Karena yang
dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati
ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
54 Dan sesudah
yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati
ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
55 Hai maut di
manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
56 Sengat maut
ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
57 Tetapi
syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.
58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab
kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Yohanes 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.
Diselamatkan untuk Diubahkan.
Istri saya kemarin ditanya oleh
Joan, anak saya.” Ma, Paskah itu apa sih?” tanya Joan. “Paskah itu sebenarnya merupakan
salah satu perayaan Kristen yang nilainya sama besar dengan Natal”, jawab istri
saya. Tetapi dalam teologi perubahan (transformasi) di mana tujuan ilahi ialah
untuk mengubah kita untuk menjadi orang yang disempurnakan di dalam Yesus. Di dalam kekristenan semua
perayaan sama besar, terarah pada suatu tujuan pokok. Natal bicara tentang
perayaan besar di mana Allah menjelma menjadi manusia. Pada momen itu sorga
terguncang karena Allah Pencipta langit dan bumi berkenan merendahkan diriNya
menjadi sama dengan manusia. Malaikat kebingungan, surga geger, karena Pencipta
itu mengambil jubah manusia.
Semua mahluk sorgawi mengarahkan
matanya kepada Yesus karena ingin tahu apa yang Sang Pencipta lakukan ketika Ia
menjelma menjadi manusia. Tentunya semua mahluk sorgawi berpikir Ia melakukan
perkara besar menggucang dunia. Tetapi kenyataannya pada suatu hari , di hari Jumat,
Sang Pencipta memutuskan untuk memberikan nyawaNya untuk mati di kayu salib. Kemudian bumi menjadi gelap
gulita, surga tidak lagi menjadi temaram dan semburat suram menutupi seluruh
mahluk sorgawi. Mereka tidak mengerti mengapa Sang Pencipta memberi diri? Kemudian
pada hari ketiga, alam maut kembali berguncang, karena ternyata alam maut tidak
dapat menampung Sang Pencipta, kubur terbuka dan Yesus bangkit! Tujuan Sang
Pencipta turun ke dalam dunia, tujuan keselamatan belum tercapai. Karena kebangkitanNya
bukan akhir dari rencana Allah karena Allah tidak akan berhenti sebelum umatNya
yang diselamatkan kembali diubahkan sama seperti kondisi Adam saat pertama kali
diciptakan. Itu sebabnya kemudian Roh Kudus dijanjikan. Pada momen itulah orang
percaya melihat apa artinya keselamatan. Kita diselamatkan agar diubahkan,
kembali ke fitrah kita menjadi seperti Kristus. Unio Mystica persatuan mistis antara manusia dengan Allah, itulah tujuan
karya keselamatan.Teosis perubahan manusia mengalami pengilahian , di mana
Allah tinggal di dalam kita dan kita di dalam Allah sehingga kita diubahkan
menjadi seperti Allah. Itu tujuan keselamatan. Tujuan Allah menjelma menjadi
manusia, mati di atas kayu salib, naik ke sorga, mengutus Roh Kudus, agar kita
diubahkan menjadi seperti Kristus. Tetapi itu semua tidak akan terjadi kalau
tidak ada Jumat Agung, tidak ada Anak Allah yang disalibkan di atas kayu salib.
Manusia tidak bisa mengalahkan (menang) dari dosa dan lepas
dari kuasa kematian sendiri
Ini
pertanyaan yang ditanyakan manusia selama berabad-abad. Ketika menulis surat
ini kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus sedang berhadapan dengan para ahli
filsafat yang mempercayai kebangkitan jiwa tetapi tidak mempercayai kebangkitan
tubuh. Karena bagi mereka tubuh adalah sarang dosa, tubuh dikuasai oleh dosa. Tubuh
ini harus binasa. Kalau tubuh bangkit, berarati dosa kembali berkuasa,
seterusnya menekan jiwa dan jiwa akan binasa. Maka mereka tidak percaya pada kebangkitan
tubuh. Bagi mereka kebangkitan jiwa iya, tetapi kebangkitan tubuh no! Rasul Paulus
mengerti pergumulan hal ini dan ia mengatakan,”Jangan kuatir, kebangkitan tubuh
dapat terjadi tanpa harus membangkitan kuasa dosa.” Para Filsuf Yunani berusaha
untuk mengalahkan kuasa dosa dalam diri mereka.
Ada
2 golongan besar filsuf Yunani. Yang pertama golongan pengikut Epikuros (341-270
SM). Menurut golongan ini tubuh adalah sarang dosa, tubuh sebentar lagi binasa.
Jiwa yang akan diselamatkan sehingga tidak peduli lagi pada tubuh. Makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah karena besok
akan mati. Apapun yang terjadi selama
jiwamu bahagia, you are fine. Yang
kedua adalah kelompok Stoa, orang-orang ini menerapkan cara menyiksa diri bagi
mereka sendiri. Karena mereka percaya bahwa tubuh sarang dosa maka tubuh ini harus
dikalahkan . Mereka menyiksa diri begitu rupa agar tidak mengikuti keinginan
dosa dalam tubuh mereka. Golongan ini berusaha untuk mengalahkan kuasa dosa
dalam diri mereka. Tetapi mereka mendapatkan bahwa dosa tidak dapat dikalahkan
, bagaimana pun cara mereka mengusahakannya. Rasul Paulus berkata, “Dosa
berjalan beriringan dengan kematian.” Dimana ada dosa, di situ ada kematian. Karena
upah dosa adalah maut. Di mana ada dosa , di situ ada kematian. Di mana ada
kematian, di situ ada dosa. Kematian muncul sebagai konsekuensi logis dari
dosa. Selama dosa belum dikalahkan, kematian akan tetap ada. Kematian hanyalah
menunjukkan bahwa dosa berkuasa. Dasar dari dosa adalah hukum Taurat. Melalui
hukum Taurat, dosa menjadi jelas posisinya. Semua manusia diukur dari skala
ini. Kalau seseorang tidak dapat menggenapi hukum Taurat dengan sempurna, maka orang
itu tidak bisa mengalahkan dosa. Masalahnya bagaimana orang berusaha
mengalahkan dosa seperti kaum Epikuros dan Stoa dosa tetap tidak bisa
dikalahkan. Bagaimana pun orang berusaha, mereka akan tetap mati. Bagaimanapun
kita berusaha mengalahkan dosa dan hidup saleh untuk mengalahkan dosa, kita
tetap mati. Kalau kita tetap mati, berarti dosa tetap berkuasa, dan kalau dosa berkuasa
maka apapun yang kita lakukan akan sia-sia , kita tidak akan selamat dari kuasa
dosa.
Jalan Keluar untuk Mengalahkan Dosa
Titik
awalnya dimulai dari hukum Taurat. Semua manusia pasti mati. Mengapa manusia
semuanya akan mati? Karena semua manusia adalah orang berdosa. Karena berdosa sedangkan
upah dosa adalah maut, maka semua manusia mati. Mati adalah konsekuenesi logis
dari dosa. Tetapi dari mana dosa mendapatkan legitimasi, kuasa, hak untuk menuntut
kita? Karena ada hukum Taurat. Ia yang menunjukkan siapa kita, kita orang
berdosa. Ia seperti cermin yang menunjukkan siapa kita apa adanya . Karena hukum
Taurat menunjukkan bahwa kita orang berdosa maka kita harus mati. Kaum Epikuros
posisinya kalau mereka tidak bisa memenuhi hukum Taurat, mereka tidak bisa
mengalahkan dosa dan mereka tetap mati. Karena walau berusaha keras, mereka
tetap orang berdosa.
Bagaimana
caranya supaya kita tidak mengalaminya? Dosa harus dikalahkan tetapi bagaimana
mengalahkannya? Kita mengalahkannya tepat di tempat ia memiliki kuasa dosa dan
otoritas. Dosa dikalahkan saat hukum Taurat digenapi. Yohanes
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Kata
‘sudah selesai’ berasal dari kata Yunani teleo,
tetapi ketika Yesus mengucapkannya ia tidak memakai teleo tetapi tetelestai.
Kata tetelestai biasanya digunakan di
dunia perdagangan untuk mengatakan bahwa hutangmu sudah lunas. Tetapi kata tetelestai bukan saja berarti hutang
sudah lunas. Misalnya ada sebuah gelas plastic yang airnya sampai ke atas.
Kondisi air sampai di atas, dikatakan sebagai tetelestai, penuh. Kalau ada lubang tidak tetelestai. Jadi berarti penuh, komplit dan lengkap. Seluruh konteks
penyaliban Yesus dibandingkan dengan nubuat kematian Mesias, maka sebetulnya
saat Yesus melakukan tugas penyelamatan di kayu salib dilakukan dengan lengkap,
sangat detil. Tidak ada kekeliruan barang sedikitpun. Bahkan saat Yesus di atas
kayu salib, Ia masih sempat berkata, “Ibu ini anakMu, anak ini ibumu”. Hal yang
kelihatan sepele. Maria bukannya tidak tahu apa yang Yesus lakukan karena Simeon
sudah menubuatkan tentang kematian Yesus. Maria menyimpan hal ini dalam
hatinya. Sebagai ibunya, Maria tahu. Intuisinya mengatakan anaknya yang
dikandungnya harus melakukan tugas ini untuk menyelamatkan umat manusia. Dan
Yesus mengerti bahwa Maria mengerti. Yesus masih bisa berkata, “Ibu ini anakmu
dan anak ini ibumu.”. Setelah itu
selesai? Tidak! Masih ada nubuat yang “tidak ada signifikansinya’. Nubuat
tentang ketika aku menderita, lidahku seperti disayat-sayat. Ia tidak minta
minum. Ia hanya mengatakan apa yang dirasakan,”Aku haus” baru Dia berkata,”Sudah
selesai”. Yesus melakukan tugas penyelamatan sampai detail yang paling kecil.
Tidak ada titik salah (kosong) di dalam karya keselamatan Yesus. Betul-betul tetelestai, selesai.
Roma 8:3-4 3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum
Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan
mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai
dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di
dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Ketika Yesus berada di atas kayu salib ia menggenapi
apa yang hukum Taurat minta, dia menggenapi dengan tetelestai,selesai Penggenapannya sempurna tanpa cacat. Setelah
digenapi, Yesus mengalahkan dosa. Bukti Ia mengalahkan dosa, adalah pada hari
yang ketiga, Ia bangkit dari orang mati. Tidak ada yang bisa mencegah kebangkitanNya.
Dia sudah mengalahkan dosa sebab ia menggenapi seluruh hukum Taurat di dalam
diriNya. Buktinya Yesus mengalahkan dosa? Ia bangkit!
Kebangkitan dan Tubuh Kemuliaan
Di sebuah persekutuan karyawan dengan tema, “Apakah
kebangkitan Yesus fakta atau mitos?” Sebelum khotbah saya bertanya ke karyawan,
“Apakah kebangkitan Yesus itu fakta atau mitos?” Sun Go Kong mitos. Kwan Kong mitos. Bila fakta
maka harus ada barang sejarahnya dan ada saksi matanya. Barang sejarah dan
saksi matanya Kwang Kong siapa? Kita tahu Kwan Kong dari novel 3 negara (Sam
Kok). Yesus fakta atau mitos? Fakta! Kita tadi menyaksikan siluet dan ayat
dibacakan kebanyakan yang dibaca dari kitab Lukas. Menarik sekali mengapa kita
mengambil dari catatan Lukas. Tidak ditahui apakah Lukas menjadi saksi mata dari apa yang dialami Yesus. Ia adalah seorang
dokter yang terbiasa mencatat segala sesuatu secara rinci. Ia menulis Injil
Lukas dan kemudian Kisah Para Rasul untuk salah seorang pejabat Roma yang
mempertanyakan eksistensi Yesus. Ia bertindak bukan sebagai dokter tetapi juga
sejarahwan yang memberikan catatan faktual yang rinci tentang siapa itu Yesus. Maka
kalau Yesus adalah fakta sejarah dan segala yang dialami adalah fakta sejarah,
maka kita harus percaya bahwa kebangkitanNya adalah fakta sejarah. Maka adalah
fakta bahwa kematian tidak bisa mengalahkan Dia, dosa dikalahkan oleh kebakgkitanNya,
seluruh tuntutan Taurat digenapi di dalam Dia. Jadi iman kita didasarkan atas
fakta dan fakta semata bahwa sungguh-sungguh kematian itu dikalahkan. Kepada
orang Korintus dan para filsuf, Yesus mengatakan, “Kalau kematian dikalahkan,
maka kebangkitan itu ada.” Pertanyaannya, “kebangkitan itu seperti apa?” Jadi pertanyaan yang diajukan bukanlah,”Apakah
kebangkitan itu ada atau tidak?” Itu pertanyaan yang salah. Kalau kebangkitan
itu ada, seperti apa? Rasul Paulus mengatakan, “Tubuhmu yang fana ditelan oleh
tubuh yang mulia.” You are in process.
Digunakan kata “Your body shall (bukan will).”
Karena digunakan kata shall berarti
ya pasti. Kalau Joan berkata,”Bapak ajak Joan ke Ancol” dan saya menjawab will berarti saya mau (maybe want). Tetapi kalau dijawab I
shall (definitely will) berarti pasti.
Kita akan dibangkitkan. Caranya : tubuh tetap ada tetapi ditelan. Tubuh Yesus menjadi
prototipe dari kebangkitan itu. Ketika Ia bangkit, tubuhnya tetap sama (ada
lobang bekas paku dan ditusuk). Tetapi yang menarik Ia tetap makan (minta ikan
dan makan). Sekali pun Ia bisa dijamah dan disentuh, makan yang menunjukkan Ia
bukan setan tetapi tidak bisa dicegah ruang tertutup tidak bisa mencegah Dia menemui
murid-muridNya. Ada bentuk tubuh yang
tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu, itulah tubuh kemuliaan.
Dalam Pengakuan Iman Rasuli dikatakan, Aku percaya
kepada kebangkitan daging (dari bahasa Latin, (sarca resurectionem di mana sarca = daging, resuretionem = kebangkitan). Kita bicara tentang sesuatu yang
berbeda (certain kind of flesh).
Sesuatu yang tidak bisa digambarkan oleh tubuh ini, tidak ada bandingannya
dalam dunia karena Yesus satu-satunya prototipe yang bisa dilihat. Kalau orang
Yunani berkata tidak ada kebangkitan karena tubuh begitu kotor, tetapi ada
kebangkitan bukan dengan tubuh kotor dan hina tetapi tubuh kita diubahkan
menjadi tubuh yang mulia. Bagi saya, ini adalah kabar baik. Jika Ia bangkit,
maka kebangkitan itu pasti terjadi, kita akan dibangkitkan dalam tubuh
kemuliaan.
Beberapa tahun ini, saya tidak
terlalu suka dengan hidup ini. Bukan saya tidak bahagia dengan hidup saya
karena saya merasa bahagia. Tetapi saya menemui fakta yang tidak menyenangkan .
Yang pertama yang mengguncangkan adalah saat saya melihat papa saya yang dulunya
kekar, tegap dan selalu bicara “Papa kuat”. Kalau mau dibantu selalu ditolak
karena ia merasa kuat. Papa saya kuat karena dari kecil ia latihan Jujutsu.
Sering saya melihat ia berkelahi dan tidak pernah kalah. Padahal tubuhnya
pendek dan lawannya yang jauh lebih tinggi pingsan dengan sekali gebrakan. Ia
latihan jujutsu zaman dulu. Ia figure yang luar bisa bagi saya. Ia penuh kasih
sayang dan memberi yang terbaik bagi keluarganya. Orang yang hangat , menerima
apa adanya, lepas dari semua hal yang buruk dan kegagalan dari anak-anaknya. Kalau
ada reinkarnasi dan ditanya, “Kamu mau Bapak yang mana?” maka saya mau Bapak yang itu lagi. Walaupun ia
miskin dan tidak punya apa-apa” Hubungan papa dengan anak-anaknya sangat erat.
Suatu kali ia makan soto tangkar, walau tahu tapi ia lupa minum obat
kolesterol. Setelah makan, tiba-tiba ia muntah dan tiduran. Ketika bangun ia muntah lagi dan
tiba-tiba ia minta dibawa ke rumah sakit. Dalam perjalanan ia tidak sadarkan
diri, pembuluh darah di otak belakang pecah.
Itu kejadian 4 tahun lalu dan sampai hari ini papa saya terbaring lumpuh total.
Tidak bisa makan dengan normal dan bicara. Matanya tidak bisa melihat tetapi
ingatannya tajam. Kalau ditanya, “Kung, siapa yang datang?” Ia akan menunjukkan
1 jari yang berarti anak yang pertama (=saya) yang datang. Kalau datang, saya melatih
anak saya berteriak memanggilnya. Tiap kali ia mendengar teriakan “Kungkung” maka
ia akan mengacungkan jempol. Saat imlek mama memakaikan baju imlek dan ia berusaha
mengangkat tangan dan membalas salam kiong hie. Setiap kali datang dan melihat papa,
saya tidak bisa menahan untuk tidak menangis. Saya ingat ia yang begitu gagah,
kuat dan dibanggakan, tiba-tiba terbaring lumpuh. Saya merasa marah karena
tidak bisa apa-apa. Kami sudah habis-habisan mengeluarkan uang. Lebih dari Rp 1
miliar sudah dihabiskan selama 4 tahun tetapi tidak ada perubahan signifikan. Saya
merasa marah sekali dan tidak berguna. Tiap kali mau pulang, saya memegang
tangannya, berdoa untuknya , mencium keningnya dan pulang meneteskan air mata.
Sampai anak saya bertanya, “Mengapa papa menangis setiap kali datang ke rumah
Kung-Kung”? Itu sebabnya saya tidak suka dengan hidup saya. Saya orang yang
ramah dan terbuka untuk bersahabat dengan siapa saja. Ketika mendekati orang ,
saya mendekati dengan tulus. Saya sangat menghargai ketulusan. Jiwa pendekar
terkadang lebih dari pendeta, karena mau bicara apa adanya. Saya berjiwa seperti
itu tetapi saya dihianati oleh orang-orang terdekat. Ditusuk dari belakang dan
dampaknya dirasakan sampai sekarang. Orang y ang dihianti adalah orang yang
bingung, “Gua apakan kamu sampai kamu hianati dan jahatin saya?” Orang yang dikhianiti
merasa bingung : siapa yang bisa dipercaya? Bagaimana saya bisa percaya orang
lain? Sejak dikhianati saya sulit percaya orang. Saya orang yang begitu polos,
semua yang bergaul dengan saya bisa tahu siapa saya. Tetapi sejak dikhianti
saya merasa sulit percaya, bahkan untuk mengenakan jubah pendeta sulit. Orang
yang menghujam saya adalah orang yang saya anggap kakak tingkat (orang yang saya
datangi untuk curhat). Ia menusuk saya sehingga saya tidak bisa mengenakan baju
pendeta saya. Saya lebih suka hidup santai. Saya tidak punya gereja, dan tidak
pernah bernaung di bawah gereja mana pun. Tetapi saya berkata kepada diri
sendiri,”Panggilan tidak bisa dibohongi dan diingkari”. Walau tidak di bawah
naungan gereja mana pun, saya tetap seorang rohaniawan. Apapun yang orang
lakukan pada saya, saya akan tetap melayani. Itu karena Tuhan! Saya bukan orang
dengan pendidikan dan nama baik, saya penuh kegagalan. Maka saya lebih suka melayani
di sport ministry sehingga saya buka dojo (tempat latihan) sendiri karena
saya tidak bisa main baket dan sepakbola. Pada satu-satunya kesempatan main
bola, saya menggiring bola dan tidak ada yang menghalangi sehingga saya langsung
tembak ke gawang sendiri. Dan saya dan lawan saya berteriak gol!! Hal itu
terjadi karena begitu berada di lapangan saya mengalami disorientasi
(kehilangan arah). Saya bingung mana Utara , Selatan, Barat dan Timur. Tanah lapangan
di mata saya seakan sejajar sehingga saya tidak bisa main sepabola , volley dan
hanya bisa berolah-raga bela diri sejak kecil. Kebetulan banyak orang Kristen
yang senang berolah raga bela diri.
Jadi
saya kontrak sebuah ruko dan mendirikan perguruan beli diri (ada 7 jenis bela
diri) dan 4 orang guru yang mengajar. Semuanya bekerjasama dengan baik dan
semuanya tidak butuh uang. Guru yang satu pengacara dan yang lain punya bengkel
custom motor dan penterjemah bahasa Mandarin
ke bahasa Indonesia. Semuanya sudah memiliki pekerjaan. Namun saya tahu aturan,
orang datang mengajar perlu diberikan sesuatu, sehingga saya kutip bayaran dari
para murid. Bayaran tersebut bukan untuk guru tapi untuk operasional dojo
(listrik, air, telpon, uang bensin guru, keamanan, kebersihan, perpanjang kontrak
ruko dll). Satu orang hanya membayar Rp 300.000. Saya kerja keras , bagaimana agar setiap hari
ada orang latihan. Bagaimana caranya kirim brosur? Maka saya copi dan bawa flyer keliling kompleks dengan berjalan
kaki. Masukan flyer ke rumah. Satu
kali saya masukan ke rumah yang dijaga oleh seekor anjing Pitbull sehingga flyer dimasukan secara perpelan, jangan
sampai anjing itu bangun dan menggigit tangan. Guru yang datang tinggal mengajar.
Kalau ada murid baru datang, saya menemani murid tersebut dan orang tuanya
(bila ikut) dan bertanya kabarnya. Selesai ngajar, saya yang membersihkan dan
melap dojo. Semalam, dari pk 13.30 sampai pk 22.30 saya tidak makan setelah itu
baru makan. Mengapa begitu susah? Kapan saya bisa santai? Buat saya,
menyampaikan khotbah seperti ini adalah santai. Jadi saya tidak begitu suka
dengan hidup saya.
Tetapi melihat salib Yesus, saya tahu satu hal. Tubuh
papaku akan diubah menjadi tubuh kemuliaan dan kembali ke sorga. Di sana tidak ada ratap
tangis, kertak gigi, duka cita, kesusahan, pengkhianatan, tusukan dari
belakang, hinaan, kematian, cacian dan makian. Semua orang hidup dalam kasih, damai-sejahtera,
sukacita dan pintu sorga terbuka lebar karena Yesus bangkit dari antara orang
mati. Saat percaya Yesus, maka pintu sorga terbuka bagimu. Tubuhmu diubahkan. Akan
tiba saatnya tubuh kemuliaan menjadi bagianmu., kewarganegaraan di sorga
dikukuhkan. Itulah apa yang kita miliki.
Penutup
Saya punya
teman-teman yang berbadan kekar berbeda dengan kebanyakan orang di gereja tubuhnya
hanya 1 pack (alias gemuk). Saya pergi melihat
pertandingan Karate. Yang satu berusia 50 tahun dan lawannya berusia 40 tahun ,
mereka bertarung habis-habisan dan pukulan lawan diterima dengan sukacita.
Suatu kali dogi (seragam untuk latihan
Karate) mereka terlepas saat dipukul-pukul sehingga terlihat badan mereka yang kekar.
Untuk mendapatkan tubuh yang kekar perlu latihan bertahun-tahun. Namun
sayangnya itu hanya bentuk luar tubuh tapi tidak bisa mengendalikan bagian
dalam tubuh. Kita bisa membentuk tubuh tapi tidak bisa mengendalikan munculnya kanker
yang menggerogoti tubuh. Kita akan mengalami sakit dan penderitaan yang luar
bisa, dan tiba-tiba saat menghadapi kematian maka kekayaan, kepandaian,
kekuatan semuanya pucat pasi. Itulah berita buruknya. Tapi masih ada berita
baiknya yaitu Yesus bangkit dari antara orang mati. Ketika terhisap dalam
kematian dan kebangkitanNya, tubuh kita akan binasa tetapi digantikan dengan tubuh
kemuliaan. Tidak ada sakit penyakit, tidak ada kanker, serangan jantung , kolesterol,
keriput yang memalukan semua diganti dengan tubuh kemuliaan.
Apa yang kau punya kalau tidak memiliki Yesus? Kalau tidak punya Yesus,
apakah engkau akan melihat tubuh kemuliaan, pintu surga terbuka? Tanpa Yesus, engkau
tidak memiliki apa-apa! Bila memiliki Yesus berarti kita memiliki apa yang dijanjikanNya yaitu hidup
yang cheer up. Kalau hidup sulit maka
sifatnya sementara dan hidup menyusahkan bukan selamanya, karena akan tiba
saatnya kita mengenakan tubuh kemuliaan, iblis dikalahkan, maut dan dosa dikalahkan. Satu-satunya kemenangan
adalah mereka yang tinggal bersama Yesus.
No comments:
Post a Comment