Oleh Pdt. Stephen Tong
Bagaimana cara yang baik untuk mengalahkan
kesulitan sehingga kita tidak takut pada kesulitan? Bagaimana memperalat
kesulitan untuk memajukan kehidupan kita?
Waktu saya kelas 2 SMP ada 1 makalah yang
mengatakan hal yang paradoksal bunyinya : kekuatan yang bergesek yang tidak
licin, yang membuat kita tidak maju , justru itu yang memajukan manusia. Apa
ini? Kalau berjalan di tempat yang tidak licin, karena tidak licin kita merasa tidak
gampang maju. Tetapi justru pijakan yang tidak gampang maju itu justru menjadi
pangkalan kita untuk bisa maju ke depan. Kita pijak di tempat yang tidak licin
lalu maju lagi. Kalau kita berjalan di tempat yang licin, maka kita akan
terjatuh. Apa beda maju dan jatuh? Jatuh berada di dalam kelicinan yang tidak
menolong kita. Maju karena berada di pangkalan menjadi sesuatu yang sulit
tetapi menjadi pondasi untuk menjadi ke depan. Saya membaca makalah ini sehingga
mendapat inspirasi luar biasa.
Banyak orang terlalu cepat maju sehingga akhirnya
licin dan jatuh. Banyak orang yang mengalami banyak kesulitan sehngga
menjadikan dia terus berjuang. Ini paradok yang dibutuhkan. Mengapa bangsa di
daerah yang susah hidup adalah bangsa yang maju? Contoh : Kanada, Perancis,
Jerman, Norwegia mengalami musim dingin yang sangat dingin , susah tanam, susah
mendapat hasil bumi tetapi mereka justru maju? Mengapa negara di Khatulistiwa (tropikal)
dan Afrika tidak maju? Karena hidup terlalu enak. Kesulitan jangan dianggap musuh.
Harusnya kita bersyukur . Kita dipersulit dan dipekerjakan oleh kesulitan atau
kita menggunakan menggunakan kesulitan untuk menjadi bahan memajukan diri kita.
Jikalau ada 2 orang yang sama-sama tuanya dikunjungi
dan ditanya apa pengalaman hidup mereka dan kebijaksanaan apa yang dapat
ditarik dari pengalaman hidup mereka? Orang tua pertama mengatakan ,”Seluruh
hidup saya : makan ,tidur, tidur, makan. Terus begitu. Mendengar hal ini kita
tidak mendapat apa-apa. Orang tua kedua berkata,”Saya mengalamai peperangan,
kelaparan, penyakit, patah hati, bahaya kecelakaan, lalu bagaimana saya satu
per satu mengatasi dan menggeser sehingga saya sekarang saya tidak takut , perang,
dingin dan sakit? Kita akan mengalaminya dan akhir berkata,’Terima kasih Bapak.’”
Pergumulan yang dialami menjadi bekal saya untuk menghadapi kesulitan di depan.
Celakalah mereka yang dilahirkan dalam kelancaran, kekayaan dan tidak pernah mengalami
kesulitan. Berbahagialah mereka yang diancam oleh kesulitan , bahaya dan
akhirnya bisa tetap hidup.
Tuhan tidak menciptakan manusia untuk hanya
menikmati, tetapi Tuhan menciptakan manusia untuk berjuang, melintasi kesulitan
dan akhirnya menikmati kemenangan setelah bergumul. Kita besyukur kepada Tuhan
di mana kalau ada kesempatan kita bergumul , kalau ada kesulitan kita tempuh.
Ini kesempatan untuk membuktikan anugerah itu cukup buat kita. Paulus memiliki
satu duri sehingga berdoa, “Tuhan kalau bisa mencabut duri itu.” Tetapi Tuhan tidak
mencabutnya. Malah Tuhan berkata, “AnugerahKu cukup.” Kalau duri dicabut tidak
ada musiknya. Seperti piringan hitam bila tidak ada jarum yang tusuk dia maka tidak
ada musik yang keluar. Saya dulu menikmati musik dengan jarum. Pertama-tama
jarum ini kalau sudah rusak dibuang. Akhirnya saya membeli jarum dari berlian
walau harganya mahal. Kalau perempuan pakai berlian, makin besar berliannya
makin mahal tetapi untuk jarum makin kecil makin mahal. Makin kecil makin bisa
masuk ke saluran piringan hitam. Tuhan terkadang memberikan jarum dan duri
menusuk kita , membiarkan jarum itu mengukir dan menghasilkan suara yang indah.
Orang yang mengalami kesulitan selalu memuji Tuhan dengan suara yang paling
dalam. Orang yang hidupnya dangkal, selalu kalau bicara tentang anugerah Tuhan,
kalimatnya tidak menyentuh sama sekali. Sama-sama memuji Tuhan, ada yang memuji
dari bibir dan ada yang dari dalam batin. Ada yang memuji dengan teknik dan
yang menyanyi dari pergumulan jiwa. Lain sekali . Padahal satu lagu yang sama
dinyanyikan oleh dua orang yang rohani yang berbeda menghasilkan kekuatan yang
sama sekali tidak sama.
No comments:
Post a Comment