Ev. Airin Litasari
Mat 9:35-38
35 Demikianlah Yesus berkeliling
ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan
Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati
Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.
37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya:
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya
tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Pendahuluan
Tema hari ini adalah
Hati yang Berbelas Kasih (Tidak bisa Tidak, Hanya Memberitakan Kristus). Kalau
diperhatikan berita dalam media sosial, kenyataan yang kita hadapi, berita di TV
dan lingkungan kita, kita bertanya-tanya, “Mau kemana dunia ini? Mengapa hari-sekarang
ini makin mengerikan dan mengkhawatirkan?” Bencana alam terjadi di mana-mana,
sakit penyakit yang tadinya musim-musiman sekarang tidak lagi menunggu musim tetapi
muncul karena cuaca yang sangat ekstrim. Bahkan terorisme sekarang sudah masuk
ke Indonesia atau ada di dekat kita. Kita melihat bagaimana kaum radikal
berusaha menekan kaum minoritas yang ada di Indonesia seperti keturunan
Tionghoa dan beragama Kristen khususnya. Melihat kondisi seperti ini tentu kita
merasa sedih dan khawatir. Tetapi sebagai murid-murid Tuhan , anak-anak Tuhan dan jemaat Kristus , kita yakin ,
percaya dan punya iman bahwa Tuhan akan menolong kita. Di tengah kondisi
seperti itu, apa yang harus kita kerjakan untuk menyatakan kasih Tuhan? Secara langsung dan tidak langsung, Tuhan
rindu memakai kita sebagai alatnya, memberi penghiburan, perlindungan dan
kekuatan, dan Tuhan rindu kita mengikuti Dia.
Pada Mat 9:35-38, Tuhan Yesus berkeliling dari kota
dan desa untuk mengajar (berkhotbah) dan memberitakan Injil dan bahkan Tuhan
Yesus menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tuhan Yesus digambarkan sebagai
Mesias yang datang di tengah umatNya. Ia datang untuk menunaikan visi dan misi Allah
yang diberikan kepadaNya. Ia datang untuk menyelamatkan manusia untuk
menyatakan kasih Allah yang tiada batasnya. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa,
Allah berbelaskasihan kepada manusia. Sejak zaman penciptaan dan kejatuhan
manusia ke dalam dosa, Allah terus
menyatakan belas kasihanNya melalui nabi. Manusia sudah jatuh hingga Allah
sendiri turun ke dalam dunia dan menjelma sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus.
Yesus Kristus hadir untuk menyatakan kasih Allah yang begitu besar. Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal. Saat Yesus datang ke dalam dunia, Ia mengajak para muridNya untuk melakukan
hal yang sama yaitu memiliki hati yang berbelaskasihan bagi mereka yang
terlantar, yang lelah dan bagi mereka yang memerlukan keselamatan. Hati yang
bebelaskasihan yang bagaimana yang kita bisa miliki secara konkrit dan terlihat
nyata dalam hidup untuk memberitakan siapa itu Yesus Kristus?
Ketika kita dikatakan memiliki rasa belas-kasihan, apa
artinya? Dalam bahasa Yunani, kata
“belas kasihan” ialah “elios” atau “kane” dalam bahasa Ibrani yang berarti hati
yang penuh rasa iba. Kita seringkali memahami belas kasihan secara umum yaitu
perasaan iba, perasaan ingin menolong orang sekedarnya dan setelah itu lupa.
Perasaan simpati, empati yang biasa saja. Menolong begitu saja setelah itu
lupa. Tetapi Tuhan mengajarkan belas kasihan yang berbeda. Belas kasihan yang
sungguh-sungguh ditaruh Allah dalam setiap hati orang percaya. Roma 9:15 Sebab Ia berfirman kepada Musa:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan
dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Berarti belas kasihan yang dunia berikan
dengan yang Tuhan berikan sangatlah berbeda jauh yaitu belas kasihan yang mencari
orang-orang berdosa untuk percaya kepada
Tuhan.
Bagaimana kita memperoleh belas
kasihan yang seperti Tuhan?
1. Kita harus memiliki kesungguhan iman.
Banyak orang yang di-KTP tercantum
beragama Kristen namun yang secara perbuatan bukan. KTP-nya Kristen tetapi
tanpa pertobatan. Di sini Tuhan ingin kita bukan hanya sekedar membicarakan keselamatan
kepada orang lain, tetapi diri kita saja imannya tidak bertumbuh. Ada pepatah
berbunyi, tong kosong nyaring bunyinya. Kita berkata tapi perkataan kita tidak
berisi. Kita tidak bertumbuh dan kerohanian tidak nyata dalam kehidupan kita. Matius 9:36
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan
kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
bergembala. Dikatakan,”Lihat mereka seperti domba yang tidak bergembala” padahal
pada waktu itu ada ahli agama dan hukum Taurat. Mengapa dikatakan demikian? Karena
di tengah mereka ada orang yang seharusnya menjadi teladan yang mengayomi tetapi
mereka tidak lakukan. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, tetapi tidak mengajarkan kebenaran yang diajakan
dalam hukum Taurat dan para nabi. Mereka tidak memiliki teladan yang baik. Tetapi
dengan kehadiran Tuhan Yesus di tengah mereka, Tuhan Yesus mempraktekkan visi
dan misi Allah di tengah dunia yang berbeda dengan manusia yaitu menyatakan
belas kasihan secara konkrit kepada manusia. Dengan cara : mengajar, melayani
orang sakit , memberitakan firman Tuhan tentang Kerajaan Sorga dan Injil. Yesus
sendiri mempraktekkan hal itu di tengah para muridNya yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet penginjilan ini di
tengah dunia. Tuhan Yesus memberikan teladan dalam mengabarkan Injil supaya
orang banyak melihat siapa Dia sesungguhnya. Supaya orang merasakan siapa Mesias
itu, jamahan kasih Tuhan yang nyata dan begitu indah kepada mereka.
Orang Kristen rindu dipanggil sebagai
murid Yesus. Kerinduan yang sama dari Tuhan : mari kita memilliki pertumbuhan
dan kesungguhan iman yang nyata di hadapan Tuhan dan manusia agar apa yang
dikatakan menjadi berkat bagi orang-orang yang belum percaya. Kita bertumbuh melalui
kebenaran firman Tuhan, dengan menerima Kristus secara pribadi sebagai
satu-satunya Juruselamat. Setelah itu,
kita harus mengerti bagaimana kehidupan kita harus menyenangkan hati Tuhan,
bertumbuh sesuai kebenaran firman Tuhan, membaca firman Tuhan setiap hari, berdoa
di hadapan Tuhan, beribadah secara rutin dengan motivasi yang indah di
hadapanNya. Supaya apa yang kita lakukan, kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan
kita dan ketika kita keluar melayani Tuhan serta memberitakan Injil maka orang
yang berhadapan dengan kita, merasakan kuasa Tuhan bekerja dan menjamah hati
mereka. Tuhan memberikan kepada kita Amanat Agung yang merupakan perintah Tuhan
“Pergilah, beritakanlah, baptislah!”
Hal pertama yang paling penting dalam kehidupan kita agar menjadi berkat dan
alat Tuhan dalam memberitakan Injil adalah kesungguhan dan pertumbuhan iman
kita di hadapan Tuhan sehingga saat kita pergi menyatakan belas kasihan Allah
melalui Yesus Kristus kepada orang lain adalah nyata dan benar adanya. Orang
yang berdekatan dengan kita bisa merasakan pelayanan kita dan merasakan Yesus dan
kasih Tuhan dalam hidup kita.
Ilustrasi Gadis Penjual Apel. Beberapa waktu lalu sebuah kelompok penjual (salesman) menghadiri sebuah konferensi
di Chicago. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah
pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka
terburu-buru mengejar pesawat mereka sambil membawa koper-kopernya. Namun saat
menuju ruang pemeriksaan boarding pass
untuk naik pesawat ,tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang tengah dijajakan. Kotak
itu terguling dan apel-apel-nya berhamburan kemana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas mengejar
pesawat mereka, karena jika tidak maka mereka akan terlambat. Tapi satu orang
di antara mereka tiba-tiba berhenti. Dia merasa bimbang sejenak dan kemudian mengambil
nafas dalam-dalam. Dia mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan
belas kasihan pada gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu
teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari
mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Pria itu
kemudian kembali ke lokasi dimana apel-apel tadi berhamburan ke lantai. Pria
itu bersyukur telah membuat keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu
ternyata buta! Gadis itu menangis dan rasa frustasi terlihat jelas di wajahnya.
Dia mencoba meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan
untuk mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli. Salesman itu berlutut memunguti apel itu
bersama gadis itu. Setelah berhasil mengumpulkannya, ia membantu menatanya
kembali di meja. Saat ia melihat banyak di antara apel itu yang rusak, ia pun memisahkannya.
Usai melakukannya, ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 40 dolar, tolong
ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi. Apakah kamu baik-baik saja?” Gadis
itu menghapus air matanya. Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami
lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.” Ketika pria itu hendak pergi
meninggalkannya, gadis buta itu memanggilnya kembali. ”Tuan..” Pria itu
berbalik menatap gadis itu. ”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu. Pria itu
hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke
arah penjual tiket untuk membeli tiket pulang ke rumahnya dengan penerbangan selanjutnya.
Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau
Yesus?” Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu, mereka dalam keadaan buta (gelalp)
dan meraba-raba (membutuhkan pertolongan). Namun kita yang telah dicelikkan
oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti sejenak dan menolong mereka. Jika
kita menyatakan mengenal Yesus, seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Tuhan
Yesus hidup. Sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita,
dia dapat merasakan kasih Tuhan Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan
kehidupan Tuhan Yesus? Kebenaran firman Tuhan mengingatkan kita bahwa
kesungguhan iman harus nyata dalam hidup kita terlebih dahulu supaya mata hati
mereka dicelikkan dan melihat Tuhan dalam kehidupan kita dan selanjutnya mereka
pun percaya kepada Tuhan secara langsung.
2.
Kita
harus memiliki ketulusan.
Seorang tokoh misionaris Amerika Dwight L.
Moody (1837-1899) berdoa, “Pakailah aku ,Juruselamatku, untuk apapun alasan dan
cara yang Kau hendaki. Inilah hatiku yang miskin dan kosong, penuhilah dengan
kasih karuniaMu.” Doa yang begitu indah. Dia rindu hatinya diisi oleh Tuhan dan
dipakai oleh Juruselamatnya. Seorang misionaris yang penuh ketulusan memberikan
hatinya untuk Tuhan untuk dipakai bagi orang lain. Ia siap untuk menerima kasih
karunia Tuhan. Doa ini bisa memberi kita contoh, sehingga sebagai murid-murid
dan anak-anak Tuhan memiliki hati yang tulus
seperti yang Tuhan mau dan lakukan. Pada Mat 9:35-38, kita membaca bagaimana Tuhan
Yesus mengajar, memberitakan firman Tuhan dan menyembuhkan orang-orang yang
sakit. Bukan sakit jasmani saja karena saat itu mereka sedang lelah, terlantar,
putus atas. Sakit secara jasmani diderita akibat serangan dari bangsa lain saat
itu. Mereka mengalami tekanan sebagai
pengikut Kristus, tetapi Yesus menyembuhkan kerohanian mereka dengan
kedatanganNya sebagai Mesias saat itu. Tuhan Yesus melihat orang-orang yang dihormati
seperti tokoh agama dan ahli Taurat tidak melakukan apa-apa. Yesus melihat
keegoisan tokoh agama dan ahli Taurat. Tuhan Yesus melihat ada hal yang salah
dalam kehidupan tokoh agama dan ahli Taurat ini. Dan mereka ditentang oleh Tuhan
Yesus supaya murid-muridNya tidak melihat ‘keteladan’ dalam diri mereka. Tuhan
Yesus mengajarkan nilai-nilai kerajaan surga. Supaya nilai ini sampai ke orang
banyak dan dimengerti oleh murid-muridNya, maka Tuhan Yesus mengetuk hati
murid-muridNya supaya tidak egois karena Tuhan Yesus menentang hal ini.
Kita seharusnya memiliki sifat yang altruistik yaitu tindakan sukarela yang yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang tanpa mengharapkan imbalan. Perbuatan yang menolong orang
lain sehingga orang itu merasa diberkati oleh perbuatannya. Tindakan memberi bukan
secara materi saja tetapi juga memberi waktu kepada orang itu sehingga menjadi
berkat. Tuhan Yesus memberikan teladan kehidupan spiritual kepada orang-orang
yang belum mengenal Tuhan . Hal ini telah dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Ia memberikan hidupNya dengan rela berada di atas kayu salib. Ia rela untuk disiksa dan mati untuk menolong mereka
yang berdosa. HidupNya dalam ketulusan untuk menyatakan belas kasihan Allah kepada
mereka , yaitu suatu tindakan yang bukan hanya perasaan atau emosi sesaat saja,
tetapi hidup dalam ketulusan adalah hidup yang bersandarkan kepada Allah ,
hidup yang mencari kehendak Allah dan menghidupi kebenaran, membangun relasi
dengan Allah dan sesama (baik orang yang sudah percaya maupun belum mengenal
Tuhan). Untuk menyatakan cinta kasih Tuhan, kepedulian kita kepada sesama kita dengan
penuh kasih. Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus ajarkan dalam hukum kasih. Mat
22:39b dikatakan ,”Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.”. Pribadi yang memiliki ketulusan hati
adalah pribadi yang memiliki kualifikasi
Tuhan inginkan sebagai pekerja-pekerja Kristus nantinya. Yang Tuhan Yesus
inginkan adalah estafet tongkat penginjilan diteruskan oleh murid-muridNya dan
kepada kita saat ini. Hati yang tulus ini tidak akan pernah memiliki pikiran
dan melakukan perbuatan yang jahat terhadap sesamanya. Inilah yang Tuhan Yesus
ajarkan. Memiliki hati yang berbelaskasihan sesuai kehendak Allah. Yesus
mencari domba yang sesat dan hilang. Kita dipakai Tuhansebagai rekan untuk
mencari domba seperti itu (orang-orang yang belum percaya). Yang sakit dipulihkan
melalui kehadiran dan penghiburan kita. Yang sakit disembuhkan bukan saja
secara kerohanian melalui mulut kita tetapi juga keberadaan kita sehingga
mereka memperoleh kemenangan yaitu dengan melihat Krustus dalam hidup kita.
Mereka percaya kepada Tuhan, Sang Juruselamat kita. Inilah yang menyukakan hati
Allah dan membawa kemenangan bagi orang lain , baik secara jasmani maupun
secara rohani.
Suatu kali saat melayani di luar kota, saya
sedang berdiam diri. Tiba-tiba saya digerakkan oleh Tuhan untuk pergi ke suatu
tempat dan saya pun pergi. Di situ saya bertemu dengan seorang remaja dan kami
pun berdialog. Sang remaja berkata,”Saya ingin papa dan mama mau pergi ke
gereja bersama saya, supaya kita bisa melayani dan membangun iman yang benar di
dalam Tuhan.” Saya yakin dan percaya langkah saya untuk bertemu dengan remaja
itu dan saya pun meminta alamatnya. Keesokan harinya saya pergi mengunjungi
rumahnya. Setelah bertemu mamanya, Sang Mama menceritakan kesedihannya karena masalah keluarga. Saya pun menyampaikan
hiburan sebagai seorang teman dan sahabat. Dan dari sana saya masuk ke penginjilan.
Akhirnya saya mengerti, Tuhan ingin memakai saya untuk menyampaikan kebenaran
firman Tuhan ke ibu ini agar ia dimenangkan. Bahkan setelah sang mama percaya,
akhirnya suaminya juga dimenangkan. Tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya
saya menindaklanjuti sampai mereka dibaptis di suatu gereja. Saya bersyukur
karena Tuhan telah memampukan saya untuk memberikan ketulusan saat mencari ‘domba-domba’
itu.
3.
Kerendahan
hati untuk berkomitmen di dalam menjalankan tugas dan pelayanan.
Kerendahan hati untuk melayani Tuhan dan
pergi mencari jiwa-jiwa yang hilang. Tuhan Yesus ingin melihat hati murid-muridNya
mengikuti Dia bukan karena Tuhan Yesus
melakukan perkara-perkara besar dan bisa mendapatkan makanan ketika melayani
bersama-sama. Tidak! Yang Tuhan Yesus inginkan dalam kehidupan kita adalah mencari
tuaian yang harus dituai. Ia mencari pekerja-pekerja yang mengurus tuaian. Dikatakan, “Maka dari
itu mintalah!”. Maksudnya mintalah hati yang seperti hati Kristus untuk
melakukan keteladanan yang Tuhan Yesus telah contohkan dalam hadapan mereka. Minta
agar hati kita siap dipakai Tuhan, mintalah kepada Tuan yang mempunyai tuaian.
Saat mau mengabarkan Injil kepada keluarga dan orang-orang yang belum percaya
(mengenal) kepada Tuhan maka berdoalah kepada Tuhan terlebih dahulu. Mintalah
kehendak Tuhan yang jadi. Di sini Tuhan Yesus rindu, agar setiap kita sebagai
murid mengobarkan api untuk melayani Tuhan, memiliki hati seperti Kristus, semangat
yang teguh, berdiri teguh dan tidak goyah dalam memberitakan Injil. 1 Kor 15:58
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Giat dalam pekerjaan Tuhan bukan saja
melayani dengan motivasi yang baik tetapi juga menjadi berkat bagi orang-orang
yang belum mengenal Tuhan di tengah keluarga termasuk pasangan , anak atau
orang tua yang belum mengenal Tuhan. Katakan kepada Tuhan, “Tuhan ini aku. Pakailah
aku.” Jangan berkata,”Ini aku. Utuslah dia!” Bukan seperti itu. Mari kita penuh
semangat melayani Tuhan di dalam gerejaNya dan melayani Tuhan di luar sana karena ini juga
tugas dari Allah. Tugas untuk bersaksi dan menjadi murid-murid Tuhan. Kerja buat Tuhan, Selalu manise. Biar
pikul salib. Selalu manise. Ayo kerja buat Tuhan. Sungguh senang-senange.
Dipanggil Tuhan. Selalu manise. Serahkan diri ke ladang Tuhan saudaraSerta
Tuhan selalu manise (Lagu “Kerja Buat Tuhan”). Kerja buat Tuhan tidak bisa selalu mulus. Pasti banyak
tantangannya. Saya juga pernah mengalami saat menyampaikan Injil. Ternyata
mengerikan dan diteror. Setelah saya balik ke gereja , ternyata gereja nya di
lempar. Siapkah kita? Kita harus siap. Itu yang Tuhan inginkan dalam hidup kita
sebagai murid Tuhan, kita harus siap dan berani menjadi laskar Kristus. Sungguh
indah firman Tuhan , biarlah setiap yang mendengarkan mendapat berkat, biarlah
kita memiliki hati yang berbelaskasihan seperti Krsitus, dengan terus bertumbuh
dalam iman yang benar. Dengan hati yang tulus dalam melihat mereka yang sakit
dan terhilang . Supaya mereka percaya kepada Tuhan, kita harus serius memiliki hati
yang rendah hati dalam melayani Tuhan (komitmen di hadapan Tuhan) agar banyak
jiwa dimenangkan dalam Tuhan dan kita berani follow up mereka dan mereka bisa hadir di gereja , menjadi bagian
dalam Kerajaan Allah dan melayani bersama kita.
No comments:
Post a Comment