Thursday, June 22, 2017

Mengapa Gereja di Eropa Sepi?


Oleh Pdt. Stephen Tong
Mengapa kekristenan sangat merosot di Eropa? Apakah kemakmuran membuat orang meninggalkan agama?

Saya percaya ada unsur paling sedikit 20 persen kemakmuran membuat orang merasa tidak perlu Tuhan. Tetapi kalau orang hanya perlu Tuhan karena penyakit dan kemiskinan, orang itu tidak beres imannya. Mungkinkah pada waktu miskin, engkau berdoa dengan tekun, mencari Tuhan dan memerlukan Tuhan? Sampai waktu kaya tetap mencari Tuhan , baru imannya benar. Waktu miskin berdoa, “Tuhan.. Tuhan !!” waktu kaya berkata ,”Hantu...Hantu”. Waktu sakit berdoa kepada Tuhan, waktu sehat cari pelacur. Ini tidak beres.  Seharusnya dalam situasi bagaimana pun miskin-kaya, sehat-sakit, berliku-liku sampai lancar hatinya stabil untuk Tuhan. Ini penting sekali.

Ibu saya waktu jadi janda merasa sedih sekali. Umurnya 33 tahun dengan 8 anak, saat ia ditinggalkan suaminya karena suaminya meninggal dunia. Waktu itu saya berumur 3 tahun dan adik saya terkecil berumur 21 bulan dan digendong di tangannya. Ia berlutut dan berdoa,”Tuhan saya minta 2 hal. Jangan membiarkan saya terlalu miskin. Karena saya takut kalau terlalu miskin, saya mencuri. Jangan membiarkan saya terlalu kaya, karena kalau demikian saya takut melupakan Engkau.” Doa itu didengarkan Tuhan. Sehingga saat keluarga kita sangat sulit , Tuhan pelihara.  Yang paling susah selama 48 hari sekeluarga tidak makan nasi dan hanya makan kulit ketela. Mama tertahan di tempat lain. Ia sedang pergi menjual kain di pulau lain untuk menghidupkan keluarga di zaman Jepang, karena putusnya hubungan dengan pulau itu. Keluarga ini tidak ada mama. Pembantu memakai kulit-kulit ketela untuk menghidupkan anak-anak selama 48 hari. Setelah itu tidak terlalu susah, masih bisa hidup baik-baik. Pada waktu anak sudah dewasa semua dapat pekerjaan yang baik. Honor saya saat berumur 17 tahun 2 kali lebih besar dari pendeta terbesar di gereja terbesar di Surabaya. Mendadak anak-anak dipanggil menjadi hamba Tuhan. Satu per satu meninggalkan jabatan. Dari 7 anak, 5 orang menjadi hamba Tuhan (pendeta). Semua mendadak tidak ada penghasilan. Keluarga menjadi merosot dan ekonomi susah sekali. Ibu saya berdoa,”Tuhan mengapa menjadi begini? Engkau memanggil anak-anak saya menjadi hamba Tuhan. Saya besok tua, siapa yang memelihara?” Tuhan mengingatkan,”Bukankah engkau berdoa, jangan terlalu kaya sehingga engkau melupakan Aku?” Caranya dengan anakmu menjadi hamba Tuhan sehingga engkau tidak terlalu kaya. Puji Tuhan! Tuhan menyisakan 2 orang anak untuk berdagang sehingga bisa menunjang Ibu. Akhirnya anak-anak dipimpin Tuhan. Sehingga waktu mama saya tua, 5 tahun terakhir ia hidup, ia bisa mengunjungi anak di sana-sini dan semuanya menyambutnya dengan baik. Karena Tuhan mendengar doa kita.

Di Eropa mereka menghindarkan diri dari segala kesulitan. Semua sudah mewah dan lancar sehingga merosot rohaninya. Ini hanya 20%. Yang lain tidak menginjili lagi. Ini kan masyarakat dan anak-anak Kristen. Anak-anak saya bila tidak saya ingatkan terus mungkin pelan-pelan juga lupa kekristenan itu apa. Juga cucu saya karena sudah lahir dalam keluarga Kristen dan merasa tidak perlu diinjili lagi.

3 tokoh Kristen di Indonesia. Yang pertama ibu Manaputi, ketua GPMI Ambon , bicara kepada saya. tolong datang ke Ambon untuk menginjili orang-orang muda. Kalau GPMI tidak diinjili lagi maka generasi muda akan jauh dari Tuhan. Pdt. Wenas tahun 1966 , waktu saya sedang berenang di laut, Wenas datang,”Stephen Tong silahkan datang ke Menado. Karena sudah lama kita sudah menjadi orang Kristen.  Kalau anak-anak Kristen tidak diinjili lagi maka gereja akan merosot. Saya iyakan dan saya mau. Eporus Purba , GKPS, di Simanlungun Raya bicara,”Silahkan datang ke Simalungun menginjili pemuda-pemudi supaya mereka jangan hilang. Saya mengunjungi Sumatra Utara, Minahasa dan Ambon berkali-kali. Terakhir di Ambon, yaitu beberapa bulan lalu 7.000 orang mendengar khotbah dan saya sakit. Melalui tayangan mereka tetap tenang mendengar firman Tuhan. Khotbah yang diputar di situ adalah khotbah yang saya sampaikan di Irian Jaya.  2 jam lebih tidak berhenti-henti. Semua duduk padahal tidak ada orang yang berkhotbah dan hanya lihat VCD saja. Akhirnya waktu hujan turun, saya berkata, “Jangan pergi! Anggaplah engkau sedang berenang di kolam renang di mana di atas sedang hujan. Basah tetapi tidak sakit kok”. Hebat , betul-betul dari 7.000 orang hanya beberapa orang bergerak dan semua tenang mendengar sampai selesai. Puji Tuhan!

Eropa merosot karena tidak lagi beribadat pada Tuhan dan tidak lagi mengabarkan Injil. Terlalu bersandar pada bijaksana manusia. Sigmund Freud dari Eropa. Orang-orang yang melawan Tuhan, Karl Marx dari Eropa. Darwin dari Eropa. Positivisme dari Eropa. Eksistensialisme dari Eropa. Karl Justice, Martin Heidegar, Nietszhe dari Eropa. Filsafat – filsafat yang melawan Tuhan yang akhirnya mereka menghina Tuhan.  Penginjilan –penginjilan tidak dilakukan, mengakibatkan mereka tidak lagi berfirman. Teologi-teologi modern yang tidak percaya mujizat, tidak percaya Yesus, salib Yesus dan kebangkitan Yesus, mengakibatkan iman mereka tumpul. Musik-musik yang meninggalkan Tuhan  menjadikan mereka sekuler dan menghujat Tuhan dalam musik. Salah satu musisi yang paling menghujat Tuhan adalah Karina Buranak. Tahun lalu ada yang mau menyewa gedung ini dan menyanyikan lagunya, saya tolak. Gedung ini dibangun untuk tidak menghujat Tuhan tetapi memuliakan Tuhan.  Ia (Karina Buranak) dari Eropa.

Eropa meninggalkan Tuhan maka Tuhan tinggalkan mereka. Selama 19 tahun, Ekonomi Tiongkok menanjak 2 digit. 15%, 13 %, 11% , 17%. Eropa hanya 1% pertumbuhan ekonominya dan akhirnya minus.
Mereka dengan mata merah melihat Tiongkok terus kaya, mereka makin miskin. Hatinya kecut sekali. Karena Eropa tidak mau bertobat maka Eropa akan makin lama makin rusak. Sejak puluhan tahun lalu sudah ada tempat di mana semua orang yang tidak berpakaian hidup bersama di sana . Katanya itu tubuh alamiah dan dunia modern. Bagi saya itu dunia binatang. Tidak ada binatang pakai pakaian. Tidak ada masyarakat manusia yang mau telanjang hidup bersama. Sekarang setelah 40 tahun, satu per satu tempat itu tidak laku dan tutup karena melanggar firman Tuhan. Karena pelan-pelan yang muda-mudi terus di situ. Pelan-pelan selama 40 tahun jadi tua. Yang muda tidak mau bercampur dengan orang jelek. Mereka tidak mau masuk. Sisanya yang jelek ketemu yang jelek. Makin lihat makin jelek. Tidak ada orang mau pergi ke sana. Satu-satu malu sendiri. Satu-satu pulang ke kampung sendiri. Sekarang tempat seperti itu sudah tidak laku lagi. Tuhan sedang menghukum Eropa.

Profesor Kiste Maker mengatakan di rumah saya, “Europe is finished.” Saya tidak percaya Eropa mutlak finished. Maksudnya iman Kristen di Eropa sudah mati. Mungkin besok kita harus mengutus orang ke Eropa memberi kebangunan rohani kepada mereka. Dari dulu sudah saya katakan, “Jangan  mengikuti Barat. Banyak orang sekolah di Barat dan pulang dari Barat tidak hormat kepada orang tua, melupakan usulnya dari mana.” Pokoknya yang penting Barat, Barat. Sekarang Barat mau belajar dari Timur. Peter Liuberg paling sedikit 8 kali berkata, “I learn from you.” Skillen berkata, I should learn from you.” Profesor Husmuis ,”We should send our student to learn from you.” Apa yang saya kerjakan 30 tahun lalu dihina, khususnya oleh lulusan Barat,”Stephen Tong mau apa?” 30 tahun kemudian gereja mereka merosot, tetapi gerakan ini bertumbuh terus. Saya tahan sabar, dihina dan diejek. Tetapi rencana untuk Tuhan tidak berubah. Jangan main-main.

Mengapa kekristenan merosot di Eropa? Karena di sana tidak ada lagi yang berdoa pada Tuhan. Di Amsterdam bila bertanya,”Are you Christian?” 10 yang ditanya, 9 menjawab,”No!” Di antara 10% orang Kristen yang bilang ”Yes”, ditanya, “Do you go to churh regularly?” . Di antara 10 orang, 9 bilang,”No!” Yang masuk gereja tidak sampai 1%. Jakarta 7,9% Kristen. Jabodebatek ada 21 juta orang. Jakpus mungkin 9-10 juta orang. Di antara 10 juta, paling sedikit kira-kira hampir 1 juta masuk ke gereja. Di antara 21 juta orang di Banten yang sedikit orang Kristennya, mungkin 1,7 juta orang yang masuk gereja. Mana lebih Kristen? Jerman , Amsterdem? Tidak! Jakarta lebih Kristen dari Eropa karena mereka melupakan Tuhan. Di sini mengejar ketuhanan.


No comments:

Post a Comment