Oleh Pdt. Stephen Tong
Mengapa
kekristenan sangat merosot di Eropa? Apakah kemakmuran membuat orang
meninggalkan agama?
Saya
percaya ada unsur paling sedikit 20 persen kemakmuran membuat orang merasa tidak
perlu Tuhan. Tetapi kalau orang hanya perlu Tuhan karena penyakit dan kemiskinan,
orang itu tidak beres imannya. Mungkinkah pada waktu miskin, engkau berdoa dengan
tekun, mencari Tuhan dan memerlukan Tuhan? Sampai waktu kaya tetap mencari Tuhan
, baru imannya benar. Waktu miskin berdoa, “Tuhan.. Tuhan !!” waktu kaya berkata
,”Hantu...Hantu”. Waktu sakit berdoa kepada Tuhan, waktu sehat cari pelacur.
Ini tidak beres. Seharusnya dalam situasi
bagaimana pun miskin-kaya, sehat-sakit, berliku-liku sampai lancar hatinya
stabil untuk Tuhan. Ini penting sekali.
Ibu saya
waktu jadi janda merasa sedih sekali. Umurnya 33 tahun dengan 8 anak, saat ia
ditinggalkan suaminya karena suaminya meninggal dunia. Waktu itu saya berumur 3
tahun dan adik saya terkecil berumur 21 bulan dan digendong di tangannya. Ia berlutut
dan berdoa,”Tuhan saya minta 2 hal. Jangan membiarkan saya terlalu miskin. Karena
saya takut kalau terlalu miskin, saya mencuri. Jangan membiarkan saya terlalu
kaya, karena kalau demikian saya takut melupakan Engkau.” Doa itu didengarkan
Tuhan. Sehingga saat keluarga kita sangat sulit , Tuhan pelihara. Yang paling susah selama 48 hari sekeluarga tidak
makan nasi dan hanya makan kulit ketela. Mama tertahan di tempat lain. Ia sedang
pergi menjual kain di pulau lain untuk menghidupkan keluarga di zaman Jepang,
karena putusnya hubungan dengan pulau itu. Keluarga ini tidak ada mama.
Pembantu memakai kulit-kulit ketela untuk menghidupkan anak-anak selama 48 hari.
Setelah itu tidak terlalu susah, masih bisa hidup baik-baik. Pada waktu anak
sudah dewasa semua dapat pekerjaan yang baik. Honor saya saat berumur 17 tahun
2 kali lebih besar dari pendeta terbesar di gereja terbesar di Surabaya.
Mendadak anak-anak dipanggil menjadi hamba Tuhan. Satu per satu meninggalkan jabatan.
Dari 7 anak, 5 orang menjadi hamba Tuhan (pendeta). Semua mendadak tidak ada
penghasilan. Keluarga menjadi merosot dan ekonomi susah sekali. Ibu saya
berdoa,”Tuhan mengapa menjadi begini? Engkau memanggil anak-anak saya menjadi hamba
Tuhan. Saya besok tua, siapa yang memelihara?” Tuhan mengingatkan,”Bukankah engkau
berdoa, jangan terlalu kaya sehingga engkau melupakan Aku?” Caranya dengan anakmu
menjadi hamba Tuhan sehingga engkau tidak terlalu kaya. Puji Tuhan! Tuhan menyisakan
2 orang anak untuk berdagang sehingga bisa menunjang Ibu. Akhirnya anak-anak
dipimpin Tuhan. Sehingga waktu mama saya tua, 5 tahun terakhir ia hidup, ia bisa
mengunjungi anak di sana-sini dan semuanya menyambutnya dengan baik. Karena Tuhan
mendengar doa kita.
Di Eropa
mereka menghindarkan diri dari segala kesulitan. Semua sudah mewah dan lancar
sehingga merosot rohaninya. Ini hanya 20%. Yang lain tidak menginjili lagi. Ini
kan masyarakat dan anak-anak Kristen. Anak-anak saya bila tidak saya ingatkan
terus mungkin pelan-pelan juga lupa kekristenan itu apa. Juga cucu saya karena
sudah lahir dalam keluarga Kristen dan merasa tidak perlu diinjili lagi.
3 tokoh Kristen
di Indonesia. Yang pertama ibu Manaputi, ketua GPMI Ambon , bicara kepada saya.
tolong datang ke Ambon untuk menginjili orang-orang muda. Kalau GPMI tidak
diinjili lagi maka generasi muda akan jauh dari Tuhan. Pdt. Wenas tahun 1966 ,
waktu saya sedang berenang di laut, Wenas datang,”Stephen Tong silahkan datang
ke Menado. Karena sudah lama kita sudah menjadi orang Kristen. Kalau anak-anak Kristen tidak diinjili lagi maka
gereja akan merosot. Saya iyakan dan saya mau. Eporus Purba , GKPS, di
Simanlungun Raya bicara,”Silahkan datang ke Simalungun menginjili pemuda-pemudi
supaya mereka jangan hilang. Saya mengunjungi Sumatra Utara, Minahasa dan Ambon
berkali-kali. Terakhir di Ambon, yaitu beberapa bulan lalu 7.000 orang
mendengar khotbah dan saya sakit. Melalui tayangan mereka tetap tenang mendengar
firman Tuhan. Khotbah yang diputar di situ adalah khotbah yang saya sampaikan
di Irian Jaya. 2 jam lebih tidak
berhenti-henti. Semua duduk padahal tidak ada orang yang berkhotbah dan hanya
lihat VCD saja. Akhirnya waktu hujan turun, saya berkata, “Jangan pergi!
Anggaplah engkau sedang berenang di kolam renang di mana di atas sedang hujan. Basah
tetapi tidak sakit kok”. Hebat , betul-betul dari 7.000 orang hanya beberapa
orang bergerak dan semua tenang mendengar sampai selesai. Puji Tuhan!
Eropa
merosot karena tidak lagi beribadat pada Tuhan dan tidak lagi mengabarkan Injil.
Terlalu bersandar pada bijaksana manusia. Sigmund Freud dari Eropa. Orang-orang
yang melawan Tuhan, Karl Marx dari Eropa. Darwin dari Eropa. Positivisme dari
Eropa. Eksistensialisme dari Eropa. Karl Justice, Martin Heidegar, Nietszhe dari
Eropa. Filsafat – filsafat yang melawan Tuhan yang akhirnya mereka menghina
Tuhan. Penginjilan –penginjilan tidak
dilakukan, mengakibatkan mereka tidak lagi berfirman. Teologi-teologi modern
yang tidak percaya mujizat, tidak percaya Yesus, salib Yesus dan kebangkitan
Yesus, mengakibatkan iman mereka tumpul. Musik-musik yang meninggalkan Tuhan menjadikan mereka sekuler dan menghujat Tuhan
dalam musik. Salah satu musisi yang paling menghujat Tuhan adalah Karina
Buranak. Tahun lalu ada yang mau menyewa gedung ini dan menyanyikan lagunya,
saya tolak. Gedung ini dibangun untuk tidak menghujat Tuhan tetapi memuliakan
Tuhan. Ia (Karina Buranak) dari Eropa.
Eropa meninggalkan
Tuhan maka Tuhan tinggalkan mereka. Selama 19 tahun, Ekonomi Tiongkok menanjak
2 digit. 15%, 13 %, 11% , 17%. Eropa hanya 1% pertumbuhan ekonominya dan
akhirnya minus.
Mereka dengan
mata merah melihat Tiongkok terus kaya, mereka makin miskin. Hatinya kecut
sekali. Karena Eropa tidak mau bertobat maka Eropa akan makin lama makin rusak.
Sejak puluhan tahun lalu sudah ada tempat di mana semua orang yang tidak
berpakaian hidup bersama di sana . Katanya itu tubuh alamiah dan dunia modern. Bagi
saya itu dunia binatang. Tidak ada binatang pakai pakaian. Tidak ada masyarakat
manusia yang mau telanjang hidup bersama. Sekarang setelah 40 tahun, satu per
satu tempat itu tidak laku dan tutup karena melanggar firman Tuhan. Karena
pelan-pelan yang muda-mudi terus di situ. Pelan-pelan selama 40 tahun jadi tua.
Yang muda tidak mau bercampur dengan orang jelek. Mereka tidak mau masuk.
Sisanya yang jelek ketemu yang jelek. Makin lihat makin jelek. Tidak ada orang
mau pergi ke sana. Satu-satu malu sendiri. Satu-satu pulang ke kampung sendiri.
Sekarang tempat seperti itu sudah tidak laku lagi. Tuhan sedang menghukum
Eropa.
Profesor
Kiste Maker mengatakan di rumah saya, “Europe
is finished.” Saya tidak percaya Eropa mutlak finished. Maksudnya iman Kristen di Eropa sudah mati. Mungkin besok
kita harus mengutus orang ke Eropa memberi kebangunan rohani kepada mereka.
Dari dulu sudah saya katakan, “Jangan
mengikuti Barat. Banyak orang sekolah di Barat dan pulang dari Barat tidak
hormat kepada orang tua, melupakan usulnya dari mana.” Pokoknya yang penting
Barat, Barat. Sekarang Barat mau belajar dari Timur. Peter Liuberg paling
sedikit 8 kali berkata, “I learn from you.” Skillen berkata, I should learn
from you.” Profesor Husmuis ,”We should send our student to learn from you.” Apa
yang saya kerjakan 30 tahun lalu dihina, khususnya oleh lulusan Barat,”Stephen
Tong mau apa?” 30 tahun kemudian gereja mereka merosot, tetapi gerakan ini
bertumbuh terus. Saya tahan sabar, dihina dan diejek. Tetapi rencana untuk
Tuhan tidak berubah. Jangan main-main.
Mengapa
kekristenan merosot di Eropa? Karena di sana tidak ada lagi yang berdoa pada
Tuhan. Di Amsterdam bila bertanya,”Are you Christian?” 10 yang ditanya, 9 menjawab,”No!”
Di antara 10% orang Kristen yang bilang ”Yes”, ditanya, “Do you go to churh
regularly?” . Di antara 10 orang, 9 bilang,”No!” Yang masuk gereja tidak sampai
1%. Jakarta 7,9% Kristen. Jabodebatek ada 21 juta orang. Jakpus mungkin 9-10 juta
orang. Di antara 10 juta, paling sedikit kira-kira hampir 1 juta masuk ke
gereja. Di antara 21 juta orang di Banten yang sedikit orang Kristennya, mungkin
1,7 juta orang yang masuk gereja. Mana lebih Kristen? Jerman , Amsterdem?
Tidak! Jakarta lebih Kristen dari Eropa karena mereka melupakan Tuhan. Di sini
mengejar ketuhanan.
No comments:
Post a Comment