Pdt. Hery Kwok
Maz 1:1-6
1 Berbahagialah
orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di
jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang
kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam.
3 Ia seperti
pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan
demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
5 Sebab itu
orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam
perkumpulan orang benar;
6 sebab TUHAN
mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Amsal 23:17-18
17 Janganlah
hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN
senantiasa.
18 Karena masa
depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Pendahuluan
Harga-harga barang
di Indonesia di akhir tahun ini mengalami kenaikan. Hal ini dipicu oleh nilai
tukar Rupiah yang melemah terhadap mata uang lainnya sehingga harga barang di
Indonesia yang masih sangat tergantung dari barang impor, juga ikut mengalami
kenaikan. Saat gereja akan melengkapi fasilitas untuk keperluan Sekolah Minggu
berupa mainan anak-anak yang dibuat dari bahan fibre glass harganya juga sudah melonjak. Demikian juga dengan
barang elektronik, makanan dan
lain-lainnya naik dengan cepat. Dulu dengan uang Rp 100.000 bisa membeli banyak
barang, sekarang sudah tidak bisa lagi. Kondisinya sudah berbeda. Tahun mendatang bukan tahun yang gampang. Menjelang imlek yang jatuh di
akhir Januari 2014, sudah terbit buku-buku yang dikarang oleh peramal yang
menggambarkan tahun depan makin susah. Secara logis dengan berlakunya hukum
permintaan dan penawaran, dimana jumlah barang yang tersedia semakin berkurang
karena keterbatasan jumlah sumber daya alam (seperti minyak bumi, mineral dll)
sedangkan permintaan semakin meningkat karena jumlah penduduk dunia yang semakin
banyak, maka tidak mengherankan harga barang-barang akan terus meningkat. Kemerosotan
melanda berbagai hal sehingga hidup semakin tidak mudah. Bukan saja terjadi
kemerosotan ekonomi, tetapi juga moral dan etika.
Paradoks Masa Depan Sungguh Masih Ada
Kesulitan akan melanda
dunia di masa mendatang. Orang akan sulit mendapat pekerjaan, bertambahnya pergumulan
hidup sehari-hari, biaya kesehatan semakin mahal. Realita hidup memang tidak
mudah sehingga tema “Masa Depan Sungguh Masih Ada” apakah relevan? Sepertinya
timbul paradoks antara tema dan realita. Sewaktu kecil, saya harus menunggu kuah
bakso dari kedai saudara kami. Jadi saya pernah mengalami kesulitan. Untuk
hidup memang tidak gampang. Tetapi Alkitab mengatakan “masa depan sungguh ada”
(Amsal 23:18a). Namun ayat Ini tidak bisa dipecahkan dari ayat sebelumnya. Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang
berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa (Amsal 23:17). Kata sambung
“karena” pada ayat 18 menunjukkan ayat 18 tidak terlepas dari ayat 17.
Ada 2 hal yang akan
kita pelajari saat memasuki tahun 2014 supaya kita yakin bahwa harapan itu ada
:
1.
Janganlah hatimu iri kepada orang yang berbuat dosa. Pasal 1 kitab Mazmur sangat tepat diletakkan di paling
awal dari kitab Mazmur. Pada pasal 1 ditulis, “berbahagilah orang yang tidak menuruti jalan orang fasik”. Berarti
penulis kitab Mazmur (pemazmur) dan kitab Amsal memiliki pikirannya yang sama
yakni “jangan iri dengan orang fasik”. Sewaktu dunia tidak punya harapan, maka orang
yang ikut dengan permainan dunia akan terjebak di dalamnya, sehingga pemazmur
dan penulis Amsal mengingatkan untuk tidak hidup dalam dosa. Minggu lalu (29 Des 2013), saya diundang
makan malam oleh sahabat kami yang menjadi agen perusahaan elektronik dan lampu
perusahaan Jerman. Ada seorang karyawannya yang mencoba mencuri gulungan kabel (tembaga).
Saat gulungan tersebut dimasukkan ke tas dan ia tergesa-gesa keluar dari
pabrik, ada teknisi lain yang melihatnya. Waktu ditegur, ia kabur dan satpam yang
menjaga di depan menahannya. Waktu diperiksa, memang benar orang itu mencuri
barang perusahaan dan dia sudah melakukannya selama 2 tahun. Dia memahami
peralatan listrik sehingga bisa memadamkan sementara CCTV yang dipasang sehingga
ia bisa memasukkan barang perusahaan ke tasnya dan baru setelah itu pesawat
CCTV nya dinyalakan lagi. Setelah 2 tahun baru ketahuan. Ia melakukan pencurian
karena ia merasa tuntutan dunia sangat
tinggi, sehingga ia ingin mendapat uang dengan cara apapun juga. Alkitab mengatakan,
“Janganlah hatimu iri dengan orang berhasil dengan cara yang tidak benar”. Ia
juga pernah bertemu dengan salah satu anggota kamar dagang dari provinsi Papua.
Pejabat tersebut menawarkan, “Kalau kamu mau bisnis yang empuk di Irian Jaya,
saya bisa kasih kamu tapi kamu harus kasih persentase. Saat ditawari komisi 5%
dia menampiknya. Dia ingin mendapatkan penawaran yang fantastis. Misalnya : kalau
nilai proyek 10 miliar, dia minta Rp 4-5 miliar. Jadi sangat besar. Setelah
mempelajari transaksi tersebut, bagian legalnya memberikan nasehat, “Kalau Bapak
mau makan dan tidur enak, jangan ambil penawaran ini walaupun untungnya besar!
Karena akan berbahaya.” Kedua cerita itu membuat saya berpikir, dunia membuat
tuntutan hidup yang tinggi dan menimbulkan irihati melihat cara orang yang
berdosa. Dengan semakin berkembangnya cara yang tidak benar, maka engkau akan berpikir
untuk mengikutinya. Dunia dengan hebat menarik kita dengan sistemnya dan membuat
kita iri kepada cara yang sia-sia. Banyak bisnisman
Kristen terjebak mengikutinya. Ini yang diperingati pemazmur dan Amsal. Orang
percaya jangan mengikuti orang fasik dan jangan iri dengan orang yang berbuat
dosa. Tuntutan hidup bisa membawa kita berpikir untuk mengikuti dunia dengan
caranya. Kalau kita melihat dunia , maka bisa membawa ikut jalan pikiran dunia
dan membuat kita iri hati. Alkitab memberi sinyal, jangan engkau mengikuti gaya
hidup sia-sia yang ada di dunia ini.
Jangan mengikuti jalan orang fasik, karena dunia menawarkan pola hidup instan dan enak. Walau
hal ini tidak berarti pola hidup enak tidak boleh dinikmati. Tetapi biasanya
cara hidup instan, caranya tidak sesuai
prosedur dan dapat menghasilkan uang dengan cepat. Ada orang yang bekerja
mati-matian dari pagi hingga malam tetapi hasilnya biasa saja. Namun ada juga yang
buka pk 10-pk 13 hasilnya luar biasa. Rupanya ada cara yang tidak benar (potong
kompas) dan membuat kita terjebak mengikuti cara dunia. Iklan cereal memberi pemawaran, betapa
sempitnya waktu para pekerja sehingga makan pagi juga tidak sempat. Lalu cereal
membuatnya menjadi sempat. Aktivitas di dunia bisnis dan keluarga serta
kegiatan sehari-hari harus cepat. Pola instan untuk hidup enak membuat kita terjebak
dalam hidup yang tidak benar. Dalam salah satu wawancara di salah satu TV
swasta di Sukamiskin, Gayus diwawancara. Dulu sewaktu dia mengambil uang dari
terdakwa pajak alasannya karena dia ingin hidup enak dengan cara yang cepat.
Dunia menawarkan hidup enak dengan cara yang tidak sesuai dengan Firman. Pada
waktu mengikutinya dan menganggap Alkitab tidak usah dipusingkan maka dia hidup
dalam 2 dunia yakni dunia hitam (hidup mengikuti cara dunia yang ingin cepat
cara dengan menghalalkan berbagai cara) dan dunia putih (datang ke gereja). Itu
yang tidak boleh. Kita jangan iri dengan orang fasik yang kaya lalu terpincut
hidup di dalamnya.
2
Takutlah akan Tuhan senantiasa
Terdapat
2 pengertian tentang “Takut akan Tuhan” yakni :
a.
Mengenal Allah dengan baik. Waktu semakin mengenal Tuhan dengan baik, hidup
takutmu semakin nyata. Hidup takut Allah dalam perjalananmu , disebut sebagai
kenallah Tuhan dengan baik seperti yang dikatakan penulis kitab Amsal dan
Mazmur. Ini yang membuat kita bisa melihat ayat 18 di mana Allah menegur
Abrahan, “hiduplah dengan tidak bercela”. Jangan kamu tidak mengenal akan Aku. Karena
di Kejadian pasal 17, Abraham mencoba dengan caranya sendiri untuk mendapat
anak sementara Sara, istrinya, mandul
dan kepadanya Allah menjanjikan keturunan dan negeri impian. Abraham mengira
melalui Ismail janji Tuhan akan digenapi. Lalu Allah menegurnya. Waktu kita
mengenal Allah dengan baik, maka masa depan sungguh ada dan harapan tidak
hilang. Pada film Titanik dikisahkan ada sepasang kekasih yakni Jack dan Rose
sedang mempertahankan cinta mereka sementara kapal tenggelam. Sebelumnya Jack ditangkap
dengan tuduhan mencuri mantel. Ia diborgol sementara air yang masuk kapal yang
sudah bocor semakin meninggi. Rose mencari Jack. Jack merasa heran Rose tidak
meninggalkan dia dalam kondisi tersebut. Terjadilah dialog. “Rose , kamu
percaya saya tidak melakukan itu?” kata Jack. Rose menjawab, “Saya percaya”. Saat bilang saya
percaya menunjukkan Rose mengenal Jack dengan baik. Dengan semakin dekat dengan
pasangan, atau orang tua dekat dengan anak, maka nilai percaya tidak akan
dikoyakkan oleh apapun termasuk oleh ketidaksetiaan. Ini sesuatu yang tidak
sederhana. Saya punya papa yang lumpuh karena waktu kecil disuntik polio. Waktu
kecil saya “dikerjai” karena bermata sipit. Tapi waktu kecil, papa saya jauh
dari kehidupan “preman”. Karena mengenal papa, saya percaya. Masa depan tidak
hilang, yang menjaminnya Allah yang menciptakan langit. Allah memelihara dan
menuntun perjalanan hidup kita dan menjaga hidup kita dalam dunia yang jahat. Dia
yang perkasa ada dalam perjalanan engkau dan saya. Sehingga ada masa depan dan
harapan. Jangan pernah takut dan khawatir karena Allah yang kita kenal dengan
baik bisa dipercaya!
b.
Dalam konteks Perjanjian
Lama, bukan saja mengenal tetapi menggantungkan
hidup kepada Allah, menaruh harapan kepada Dia. Waktu menaruh harapan,
Allah punya cara untuk mematangkan iman kita. Allah ingin anak-anakNya
bergantung kepadaNya 100%. Ia mau agar kita percaya sepenuhnya. Caranya, Dia
berikan tantangan yang mungkin disebut dengan kesulitan. Dalam hidup yang naik
turun membuat kita semakin bergantung kepadaNya, mendewasakan pengenalan kita
kepadaNya. Prosesnya seperti ibu yang mengandung anaknya selama 9 bulan 10 hari
agar pertumbuhan janin menjadi matang. Kalau lahir sebelum waktunya dikatakan
lahir premature dan biasanya punya masalah. Pematangan janin ada dalam proses
waktu, setelah waktunya ia akan keluar. Kalau hari ini masalah kita sepertinya
tidak ada pintu (jalan keluar) dan dunia
terasa gelap sekali, tetapi waktu kenal dengan baik dan menaruh harapannya
dengan baik, maka kita dimatangkan dan didewasakan dalam pengenalan akan Allah.
Allah senang dengan iman yang dewasa sehingga tidak akan terjebak dan tidak
goyah dengan tawaran apapun. Keponakan dari istri saya ada 3 orang. Papa mereka
adalah dosen SAAT dan melarang mereka untuk memakan makanan yang tidak sehat.
Lalu saya kasih cobaan, “Ayo makan. Tidak apa”. Dia menjawab, “Kata papa tidak
boleh.” Saya coba lagi,” Nanti kalau dicari papa, katakana aja paman yang
bilang”. Saya jadi penasaran dengan keteguhan hatinya. Hal ini seperti pada Matius 4 sewaktu Tuhan Yesus
tidak mau mengikuti keinginan iblis, iblis terus menunggu waktu yang tepat.
Jadi saya cari cara agar anak tersebut mengambil makanan yang dilarang. Tapi
anak itu tetap tidak mau makan. Dalam hati saya berkata, “Hebat! Perkataan
papanya dipegang”. Padahal dia masih kecil. Seperti juga orang yang menaruh
harapan kepada Dia, ada kematangan dalam ketaatan kepada Tuhan, kematangan yang
membuat kita takut dan bergantung pada Tuhan. Jangan pernah mencari pertolongan
dunia dan mengikuti cara dunia. Waktu belajar dari Tuhan akan memunculkan
harapan yang ada, memberikan masa depan di dalam Dia. Mari jalani tahun ini
yang masih pajang, yang kita tidak tahu apakah kesulitan kita semakin besar
seperti kesehatan menurun, usaha tidak ada harapan atau tidak dapat pekerjaan.
Waktu mencapai titik yang rendah, ingat masih ada harapan! Waktu engkau percaya
kepada Tuhan dan menggantungkan hidup kepada Tuhan, di situlah akan dilihat
kehebatan Tuhan dalam menyertai kita dalam menghadapi masalah hidup. Rajinlah membaca
ALkitab, rajinlah beribadah, hiduplah dalam firmanNya!
No comments:
Post a Comment