Ev. Anne Kartawijaya
Hakim-Hakim 2:10-13
10 Setelah
seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah
mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang
dilakukan-Nya bagi orang Israel.
11 Lalu orang
Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para
Baal.
12 Mereka
meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar
dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di
sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti
hati TUHAN.
13 Demikianlah
mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret.
Kitab Ester
Pendahuluan
Hari
ini kita berkumpul sebagai anak-anak yang diberikan kesempatan untuk mengenal
Tuhan tetapi hari ini kita membahas tema yang menyedihkan : Generasi yang
Hilang (Lost Generation) bertepatan dengan hari ini kita merayakan
kemerdekaan 17 Agustus 1945-2019 (74 tahun kemerdekaan Indonesia). Bangsa
Indonesia tidak bisa merdeka kalau tidak karena jasa-jasa pahlawan. Hakim-Hakim
2:10 Setelah seluruh angkatan itu
dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang
lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang
Israel. Disebutkan pada ayat di
bawahnya bahwa angkatan-angkatan itu kemudian hidup melakukan apa yang jahat di
mata Tuhan dan mereka beribadah kepada Baal. Dikisahkan dalam Perjanjian Lama, Nabi
Musa mempunyai seorang murid yang bernama Yosua. Yosua ini kemudian
menggantikan Nabi Musa untuk memimpin Bangsa Israel memasuki tanah Kanaan yang luar
biasa susu, madunya dan sangat subur. Namun kemudian, setelah berada di Tanah
Perjanjian itu ada dosa yang dilakukan mereka. Walaupun Tuhan sudah mengingatkan
agar jangan melupakan Tuhan dan perbuatanNya tetapi mereka ternyata melupakan
Tuhan. Apa yang terjadi? Generasi hilang! Satu angkatan hilang, tidak mengenal
lagi Tuhan dan lupa perbuatan Tuhan. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah
1.
Orang tua yang
tidak mengajarkan kebenaran dan tidak melakukan pesan Nabi Musa sebelum masuk
tanah Kanaan yaitu “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau
sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”
(Ulangan 6:7). Lakukanlah itu supaya generasi itu mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, jiwa dan kekuatan.
2.
Anak-anak yang
tidak mau mendengar dan taat serta memperhatikan.
Dalam sejarah bangsa Israel itu yang terjadi. Jadi
keduanya harus aktif terlibat yakni orang tua-nya mengajarkan dan anaknya
mendengarkan.
Dalam suratnya ke jemaat di Efesus, Rasul Paulus mengingatkan
bapak-bapak untuk mendidik anak-anaknya dengan kasih bukan sebaliknya dengan
membuat anak-anak tawar hati, ibu-ibu mengasihi dan tunduk kepada suami dan anak – anak taat pada
orang tua.
Hari ini saya mau menceritakan sebuah generasi yang
hampir hilang (musnah). Sebuah generasi (satu bangsa) yang hampir musnah.
Musnah : artinya apa? Bayangkan saja sekumpulan balon tiba-tiba meletus dan
hilang musnah yang artinya tidak ada lagi. Bisa bayangkan tidak kalau bangsa
Indonesia (yaitu saya dan kamu mau dari
keturunan apapun seperti Khe, Hokian, Batak,
Sunda, Jawa dll) musnah? Dalam Kitab Ester ada bangsa Yahudi yang hampir musnah.
Generasi hampir hilang tetapi akhirnya generasi ini diselamatkan oleh seorang
anak yang taat yaitu Ester.
Kisah Ester
Ester
adalah kitab yang sangat menarik karena di dalam kitab Ester tidak kita temukan
kata ‘Tuhan’. Tetapi di dalam kitab Ester jelas sekali perbuatan tangan Tuhan.
Waktu itu Raja Ahasyweros mempunyai istri yang sangat cantik yaitu Ratu Wasti. Namun
karena Ratu Wasti tidak mau melakukan permintaan Raja Ahasyweros akhirnya diusir
keluar dan tidak bisa bertemu raja. Dan raja mencari gantinya. Setelah Ratu
Wasti tidak lagi menjadi ratu, yang menjadi ratu penggantinya adalah Ester.
Ester ini sangat cantik. Dia juga baik hatinya sehingga orang-orang di Benteng
Susan (tempat di mana ia tinggal) sangat menyukai. Sedari kecil, Ester diasuh oleh
Mordekhai (pamannya) karena ayah-ibu-nya sudah tiada. Mereka adalah bangsa
Yahudi, bangsa yang mengenal dan menyembah kepada Allah. Suatu hari, ada orang yang
bernama Haman. Haman adalah pembesar negeri yang baru naik jabatan dan dia adalah
tangan kanan raja. Suatu kali Haman berjalan di pintu gerbang kota dengan
sombong sekali dan semua orang menghormatinya.
Namun ada satu orang yaitu Modekhai yang tidak menghormati Haman. Dia
tidak mau sujud menyembah Haman. Haman mencari tahu tentang Mordekhai. Akhirnya
dia mengetahui namanya Mordekhai ,seorang Yahudi. Karena marah, Haman menganggap
Yahudi adalah musuh bangsa Agag dan ia pun bermaksud membunuh semua orang
Yahudi hingga tidak ada yang tersisa. Haman mau membuktikan bahwa bangsa Agag adalah
bangsa yang terkuat. Bagaimana cara membunuh Mordekhai? Haman adalah pembesar
sehingga ia bisa datang kepada raja. Pada waktu yang sudah dijadwalkan, Haman
mau bertemu dengan raja. Haman ingin mendapat izin dari raja untuk mengeluarkan
surat perintah pembunuhan Bangsa Yahudi besar-besaran. Semuanya akan dibunuh. Haman
mengajukan surat yang harus dicap oleh raja. Rencana Haman berhasil. Saat itu
Haman menawarkan 10.000 talenta perak agar ia diberi izin membunuh orang-orang
Yahudi. Dipanggillah prajurit untuk menyampaikan bahwa pada tanggal yang
ditetapkan dalam surat, semua orang Yahudi harus dibunuh!
Kalau sudah ada surat perintah yang dicap dengan
cincin raja, maka perintah itu tidak bisa ditarik lagi. Ini sangat mengejutkan
bangsa Yahudi Mordekhai mendengar hal
itu dan merasa sangat terkejut dan sedih karena ia adalah orang Yahudi. Ia pun
mengoyak jubahnya sambil menangis (melolong-lolong dengan keras). Mordekhai
melolong di dekat tempat Ester tinggal. Ester belum tahu. Dayang-dayang Ester saat
itu ada di dekat sana. Mereka berlari dan menanyakan Mordekhai. Mordekhai
berpesan kepada dayang untuk menyampaikan kepada Ester bahwa Bangsa Yahudi
sedang dalam keadaan bahaya. Maka cepat-cepat dayang melapor ke Ester dan memberitahu
Ester apa yang terjadi. Mordekhai minta agar Ratu Ester menghadap raja untuk
meminta belas kasihan raja karena orang Yahudi mau dibunuh. Ester pun bersedih.
Tetapi Ester berkata, “Kalau tidak dipanggil tidak boleh menemui raja karena
ancamannya mati! Sudah 30 hari raja tidak memanggil ratu. Jadi ratu tidak bisa
membantu dan merasa sedih.” Akhirnya dayang datang lagi dan melapor ke
Mordekhai menyampaikan bahwa sudah 30 hari ratu belum dipanggil raja, bagaimana
caranya ia dipanggil oleh raja. Mordekhai berkata, “Ester, Ester. Jangan engkau
berpikir karena engkau ada di istana maka engkau bisa aman. Sekarang pergi kepada
nya dan katakan,’Jangan berpikir dia berada di istana dia pasti lolos dari
malapetaka ini. Tetapi bangsaku bisa ditolong oleh tangan orang lain’. Sekarang
pergilah dan katakanlah hal itu kepada Ratu Ester”. Dayang pun menghadap Ester
kembali. Ester takut karena kalau datang ke raja tanpa dipanggil pasilah
dibunuh karena raja saat itu tidak mengenal Tuhan. Ester berada di istana dan dipilih
menjadi ratu, jangan-jangan untuk hal seperti ini dan sekarang Mordekhai
mengingatkan kalau Ester tidak taat maka nasib bangsa ini bagaimana? Tetapi Tuhan
pasti bisa menolong dengan cara lain hanya
kesempatan bagi Ester untuk dipakai bisa lewat. Akhirnya Ester setuju dengan
syarat agar semua bangsa Yahudi di benteng Susan bersama-sama dengan Ester berpuasa
3 hari lamanya. Setelah itu Ester akan menghadap raja. Jikalau Ester harus mati
dia siap.
Akankah sang ratu tenang hatinya mendengar bangsanya
akan binasa? Walaupun ada di istana akankah sang ratu tenang hatinya? Akankah
sang ratu taat perintah memohon belas kasih dari sang raja? Walau dia akan
pertaruhkan nyawa, akankah sang ratu berani melangkah? Taat itu memang susah,
tetapi justru di sinilah Ester bergantung pada Tuhan. Dia puasa untuk berdoa
minta tolong kepada Tuhan. Jadi dalam kisah ini ada Tuhan. Inilah indahnya
kitab Ester. Walaupun tidak ada nama Allah di dalamnya tetapi Ester bergantung
kepada Allah. Kita melihat bagaimana Allah bekerja dengan luar biasa. Sementara
itu di istana , Allah membuat raja tidak bisa tidur dan kemudian ia minta agar diadakan
nyanyian-nyanyian. Namun karena belum bisa tidur juga kemudian kepadanya dibacakan
kitab sejarah. Sewaktu dibacakan ternyata raja baru tahu bahwa ada orang yang
berjasa karena melaporkan rencana pemberontakan untuk membunuh raja sehingga
raja tidak mati dan pahlawan itu bernama Mordekhai. Mordekhai berjasa tetapi kerajaan
belum memberi penghargaan dan hadiah. Negara seharusnya menghargai orang yang
berjasa.
Hingga dinihari raja terus memikirkan apa yang ingin dia
lakukan untuk menghargai Mordekhai. Semenara itu raja melihat Haman di depan
istana. Haman kebetulan ingin meminta izin kepada raja untuk menyulakan dan
menghukum mati Mordekhai. Raja memanggil Haman dan bertanya kepadanya,”Saya mau
tanya kepadamu. Saya sedang memikirkan apa hadiah penghargaan yang bisa
diberikan setinggi-tingginya kepada orang yang berjasa kepada negeri ini”.
Haman mengira bahwa dialah orang yang akan dikasih hadiah penghargaan itu.
Haman pun mengusulkan agar orang itu harus diberikan pakaian yang biasa raja kenakan,
orang itu harus diberikan kuda dan dikenakan mahkota yang biasa dikenakan oleh raja. Orang
itu harus dibawa keliling kota melewati lapangan , diarak dan disorak-sorak.
Orang di depannya harus berteriak,’Inilah orang yang sangat dihormati oleh raja”.
Raja merasa usulan itu sangat baik dan memerintahkan Haman untuk melakukannya
kepada orang yang paling berjasa yaitu Mordekhai.
Ini cara humoris Tuhan untuk menunjukkan bahwa Tuhan
itu baik. Surat yang sudah dicap oleh raja belum ditarik akan tetapi ini
menjadi kesempatan. Maka Mordekhai diarak-arak sekeliling kota dan Haman
berjalan di depannya berteriak,”Inilah orang yang dihormati oleh Raja!”. Haman
dan istrinya sangat kesal, karena istri Haman sudah menyiapkan tiang sula untuk
membunuh Mordekhai. Padahal istri Haman sangat narsis, matre dan pamer
kehormatan suaminya dan miliknya. Dalam kesempatan itu, Tuhan membeikan
kesempatan untuk Ester. Jadi waktu Mordekhai sudah ada di hati raja, kemudian
Ester mengundang raja dan Haman untuk datang ke perjamuan. Kalau raja tidak
setuju, maka Ester akan dihukum mati. Raja bertanya, “Mengapa ratuku yang cantik
bermuram durja? Apakah engkau tidak tahu kalau engkau meminta kepada rajamu, setengah dari kerajaan ini akan diberikan.” Ester
memohon kepada raja,”Ada seseorang yang mau membunuh bangsa hamba dan hamba”. Raja
merasa gusar dan menanyakan siapa orang itu. Ester pun menunjuk kepada Haman. Raja
pun merasa marah. Haman mohon ampun kepada raja. Raja pun meminta prajurit menangkap
dan menghukum Haman. Tuhan membalikan apa
yang tadinya mau mencelakakan akhirnya dia kena celaka sendiri. Dalam
kesempatan inilah Tuhan menyiapkan hati raja mendengar permohonan yang sangat
penting dan sulit yaitu menarik kembali perintah yang sudah dibuat raja sendiri
untuk membunuh orang-orang Yahudi karena Raja pernah mencap surat perintah
berisikan pembunuhan bangsa Yahudi. Surat tidak bisa ditarik sehingga Raja
mengeluarkan surat yang isinya raja
mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan
nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan
anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang
mereka, dan untuk merampas harta miliknya. Akhirnya Haman dihukum dan seluruh
hartanya disita dan diberikan untuk Ratu
Ester. Karena ketaatan Ester dan kasih karunia Allah kepada orang-orang Yahudi saat
itu maka bangsa Yahudi tidak hilang.
Bangsa
Indonesia juga mendapat kasih karunia Allah. Tahun 1945, kedua kota di Jepang
yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom Amerika. Kesempatan ini dgunakan Bung Karno memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun perlu diingat bahwa sekarang kita masih ada
ancaman. Ancaman apa? Kalau orang Yahudi bisa merayakan Purim, karena mereka
diselamatkan. Kita sebenarnya belum benar-benar merdeka kerohanian kita. Karena
di gereja dan kalangan orang Kristen, ada ancaman generasi hilang. Salah
satunya adalah dengan kemajuan teknologi. Kalau dulu ada Haman yang mau memberi
10.000 talenta perak untuk membinasakan bangsa Yahudi dan sekarang ada orang
yang meraup banyak uang dengan memproduksi games dan apa saja di dalam
media online yang membuat anak-anak hilang karena lupa akan Tuhan dan perbuatan
Tuhan. Jadi anak-anak kecil bisa hilang dalam arti mereka melupakan Tuhan. Jadi
orang tua harus mengajarkan firman Tuhan.
Generasi tunduk seperti apa? Control this madness
before it’s too late. Saat ini, untuk mencari jodoh dilakukan secara online.
Generasi ini adalah generasi yang cuek, tidak peduli , tidak terlibat, tidak
ada empati bahkan mem-bully. Banyak anak-anak yang kesepian, banyak orang-orang
yang karena media ingin menjadi cantik sehingga
melakukan operasi plastic di sana-sini, tidak sedikit anak-anak yang mau bunuh diri karena kesepian. Tetapi ketika
ada masalah terjadi, masyarakat pun tidak punya empati. Hanya difoto saja lalu masukkan
ke media. Generasi kita sebenarnya
generasi yang menyedihkan , tidak beda banyak dengan orang-orang Yahudi yang hampir
hilang. Ini adalah sebuah peringatan bagi kita bahwa generasi kita pun bisa terhilang. Generasi
yang hilang (kita adalah orang-orang berdosa dan pasti dihukum dalam neraka,
tetapi Tuhan Yesus sudah memberikan diri, Tuhan Yesus tidak menghindari diri dari
sula dan salib. Waktu Tuhan berkata,”Semua orang berdosa dan upah dosa adalah maut
serta harus dihukum. Allah sendiri yang datang
dalam dunia dalam bentuk Yesus Kristus dan Ia sendiri yang mengorbankan diriNya
dan mempertaruhkan nyawaNya, agar kita bisa menikmati kebahagiaan sebagai
anak-anak Tuhan. Agar generasi manusia diselamatkan. Namun kita perlu taat
menerima panggilan itu dan taat menjawab panggilan itu. Panggilan bagi orang
tua, maukah orang tua mengajarkan kebenaran? Seperti Mordekhai mengingatkan
Ester sehingga Ester bisa berjalan di dalam panggilan Tuhan yang sudah
ditetapkan oleh Tuhan.
Kalau orang tua tidak memberi peringatan, maka anak
bisa tersesat, tidak mendapat kesempatan dipakai oleh Tuhan. Anak-anak yang tidak taat, maka
mulai hari ini taatlah! Bila papa-mama berkata, “Sudah waktunya, jangan main handphone!
jangan marah-marah tetapi taatilah!” Papa-mama juga jangan main handphone terus.
Panggilan untuk orang muda dan ayah, akankah taat pada panggilan Tuhan? Tuhan memberikan
kita sebuah rencana dalam sejarah hidup ini seperti Tuhan sudah merencanakan Ester
berada istana. Kita ada di posisi kita masing-masing untuk sebuah rencana Tuhan.
Peka-kah kita ? Tahukah kita akan rencana itu? Tanyakan mengapa kita ada di
Indonesia, Jakarta atau di GKKK Mangga Besar? Apa yang Tuhan maksudkan? Mengapa
Tuhan memberikan pekerjaan ini? Mengapa Tuhan memberikan suami/istri seperti ini? Mengapa Tuhan memberikan
anak seperti ini? Tuhan mempunyai rencana. Adakah Tuhan memanggil kita untuk
menyelamatkan generasi di masa mendatang. Generasi ini satu demi satu akan
meninggalkan gereja. Amerika sudah kehilangan 70% anak-anak mudanya di gereja.
Gereja Tionghoa sudah hilang minimal 30%. Lima tahun mendatang akan kehilangan
banyak anak. Dalam survey pemimpin gereja ada 50% anak-anak yang mogok datang ke gereja. Maukah kita
melakukan sesuatu bagi Tuhan? Maukah kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk
menyelamatkan generasi yang akan hilang? Kesempatan itu hanya sebentar. Saya bicara
khusus kepada para ayah, “Anda sangat berperan memegang satu generasi bukan untuk
anak-anak sendiri, tetapi juga anak-anak yang orang tuanya bukan orang-orang
yang percaya Tuhan.” Kalau tidak, kesempatan itu akan berlalu.
Daddy you can let go now
Tuhan mengutus setiap orang tua untuk memimpin
anak-anaknya menuliskan sejarahNya dalam kehidupan setiap anak. Di dalam
bahtera yang aman bersama orangtua, setiap anak menuliskan sejarah hidup sesuai
dengan rencana Allah. Dj dalam pimpinan dan pemeliharaan Allah, setiap kisah
menjadi indah pada waktuNya. Angin bertiup menerpa wajah ketika aku mengendarai
sepeda. Untuk .pertama kali aku merasakan apa itu kebebasan. Ayah berlari-lari
di sebelahku memegangi kursi sepeda. Aku menarik nafas panjang seraya meluncur
ke jalan sendiri. Sekarang papa bisa membiarkan aku berjalan sendiri. Rasanya
saya sudah siap. Masih sedikit takut, sih. Tapi aku ingin papa tahu. Aku akan
baik-baik saja. Aku berdiri di antara 2 orang yang aku cintai. Sebagai seorang
anak dan sebagai calon istri bagi yang lain.
Ketika pendeta bertanya : siapa yang memberikan wanita ini , mata papa
penuh dengan air mata. Papa terus memegang tanganku dengan kuat. Sampai aku
berbisik di telinganya,”Relakan papa, biarkan aku pergi. Aku rasa aku sudah
siap menjalankan hidupku sendiri. Masih sedikit menakutkan, tetapi akau mau papa
tahu sekarang saya akan baik-baik saja.” Beberapa waktu kemudian, sangat sulit
melihat orang yang paling kuat bagiku, terbaring tak berdaya.”Dia hanya
bertahan untukmu”, kata seorang suster di suatu malam. Suaraku parau, hatiku
hancur. Sambil merangkak ke atas tempat tidurnya aku berkata,”Relakan papa…
relakan.. Anak perempuan kecilmu sudah siap menjalankan kehidupanku sendiri” Ada
waktu untuk memeluk. Ada waktu untuk menahan diri dari memeluk. Ia membuat
segala sesuatu indah pada waktunya. Terima kasih papa, untuk semua
perlindunganmu. Kami merasa aman berada di dalam bahteramu. Terima kasih mama,
sikap hormat mama pada papa menjadi teladan untuk kami. Kami anak-anak mau
taat, karena kami mau menuliskan kisah-kisah indah sampai akhirnya kami
menjalani hidup sendiri. Happy parents’ day.
Suatu saat anak-anak kecil, remaja-pemuda akan
mengambil jalannya sendiri dan mereka akan menemukan jalannya sendiri dan
mereka akan mengatakan,“Relakan kami berjalan sendiri. Kami sudah siap karena
papa-mama waktu kami kecil sudah menyiapkan kami sedemikian rupa sehingga kami
menjadi seperti Ester yang berpengaruh bagi negara, bangsa dan gereja”.
No comments:
Post a Comment