Ev. Thomy Matakupan
Sesi 2
Allah penuh humor dalam
pergumulan hidup dan pelayanan. Allah penuh dengan hal-hal yang mengejutkan (hal-hal
yang membuat surprise). Ia muncul
dengan tidak terduga dan membuat kita tersenyum. Hal yang tak terduga membuat
kita menata ulang tentang aspek keberadaan kita. Saya membaca buku Chicken soup for the souls. Ada cerita tentang seorang mantan
militer : Kamu berkata,”Allah dapat ditemukan di dalam deretan bangku gereja
yang rapi.” Saya tidak. Kamu katakan,”Allah dapat ditemukan dalam kehikmadan
sebuah gereja dengan tata liturgi yang
mengagungkan Tuhan” tetapi saya tidak. Kamu berkata,”Allah dapat dijumpai dalam
doa-doa yang dipanjatkan dengan sepenuh hati” itu pun saya tidak. Justru aku
menemukan Allah, pada waktu berada di medan peperangan di tengah desingan
peluru di tengah ledakan mortir di kiri-kanan, di situ aku menemukan Allah. Aku
menemukan Allah saat mengangkat serpihan-serpihan tubuh temanku” Saya tertegun
membacanya. Allah tidak selalu hadir. Ia hadir di tempat-tempat yang hancur
hati. Di tempat di mana kita salah mengerti atau putus asa. Justru dengan belas
kasihanNya Ia hadir. Ia hadir di tempat yang tidak terduga. Mengejutkan sekali!
Masa seperti itu?
Saya seorang pasien kanker. Suatu
kali karena dampak dari kemoterapi membuat badan saya hancur. Mulut saya susah
untuk makan, semua makanan yang masuk terasa tidak enak. Baru makan sekali - dua
suap, saya minta makanannya disimpan di lemari es. Istri saya pergi mencari makanan
lain karena saya harus punya berat yang cukup agar bisa menjalani kemo kedua.
Dia pergi untuk menemukan makanan yang sesuai dengan kondisi saya. Saya dirawat
di rumah sakit di Singapore sedangkan istri saya pergi mencari makanan. Mulut
saya penuh seriawan sehingga susah makan. Air itu seperti api di ujung
tenggorokan. Waktu saya isap air, rasanya seperti terbakar di tenggorokan
karena penuh seriawan. Ia akhirnya pulang dengan membawa es krim dan itu
membuat sedikit rasa. Akhirnya semua model Haagen Dazs pernah saya rasakan dan
enak. Dengan es krim itu saya bisa makan. Istri saya bercerita “Waktu pergi ke
luar rumah sakit, saya tidak tahu harus berbuat apa? Mau membeli makanan apa?
Saya telusuri jalan di Orchard Road. Akhirnya saya berhenti dan menangis lalu berdoa,’Tuhan,
apa yang harus saya perbuat?’ Di Takashimaya , saya bertemu orang yang
bertanya, ‘Ibu sedang membawa orang yang sedang dirawat. Sakit apa?’” Ia pun
mengusulkan untuk diberi madu. Akhirnya istri saya membeli madu. Saya pun
meminumnya hingga bersih sariawannya. Madu itu merk-nya Manuka Honey. Istri
saya berkata, “Saya masuk ke suatu sudut di Orchad Road. Saya berdoa dan
menangis.” Mendengarnya, saya tertegun. Salah satu jalan itu adalah tempat
kudusnya Tuhan. Ia hadir di tempat yang tak terduga. Lalu ia bercerita juga
bahwa waktu pertama kali ia mau memberitahu kepada saya bahwa saya terkena
kanker, dia tidak tahu bagaimana. Dia
berkata,”Saya masuk ke kamar mandi di toilet dan berdoa.” Itu pun tempat
kudusnya Tuhan. Tuhan hadir di tempat yang tak terduga dan membuat tersenyum
pada akhirnya. Tuhan berkata,”Musa copot sepatumu, karena tempat di mana kamu
berdiri adalah kudus” Di gereja seharusnya lebih bersih dan menjadi tempat
kudusnya Tuhan tapi kalau bukan tempat kudus maka statusnya tetap tidak bersih.
Dalam adegan akhir film Air Force One (1997), Harrison Ford berperan menyelamatkan
pesawat presiden Amerika Serikat yang dibajak dan ia memindahkan sang presiden
ke pesawat Hercules. Lalu crew pesawat Hercules berdiri dan memberi hormat kepada
sang presiden. Lalu dari pesawat itu ada pengumuman bahwa pesawat itu sudah
berubah menjadi Air Force One. Tempat di mana Allah hadir menjadi tempat kudus.
Itu surprise.
B. Allah mendelegasikan kekuasaanNya
Dia berhak memberikan kekuasaanNya kepada :
1. Kekuatan – Samson
2. Kekayaan – Abraham
3. Kemampuan
4. Kehidupan – Metusalah
Allah tidak memberikan kepada semua orang tanpa
terkecuali.
Dia memberikan kekuasaanNya kepada Samson untuk
menunjukkan tentang Allahnya seperti apa. Meskipun pada akhirnya Samson mati untuk
membalaskan matanya yang dibutakan orang Filistin. Sebelum mati ia meminta
Allah memberikannya kekuatan sekali lagi untuk membalaskan matanya. Tetapi
Allah berkuasa lebih dari allah bangsa Filistin (dagon). Allah mendelegasikan
kekuasaanNya untuk menunjukkan siapakah diriNya. Allah akan memberikan catatan
sedikit tentang siapakah Aku (bukan kamu). Allah juga memberikan kekuasaanNya
kepada Abraham.
Allah memberikan kemampuan
kepada seorang tukang kayu untuk mengerjakan bait Allah. Roh Kudus turun kepada
orang ini supaya bisa menyerut kayu dengan bagus. Allah memberikan kemampuan
dan talenta itu adalah bukti dari pekerjaan Roh Kudus. Semua yang paling bagus,
tinggi, mulia, sempurna itu punyanya Tuhan. Sebab Ia memberikannya dengan tujuan
agar yang paling sempurna untukKu.
Dalam melayani, ada banyak
hal di mana kita tidak boleh bertanya lagi. Itu sudah konsekuensi logis. Kita
harus beranjak dari pertanyaan itu. Misalnya : saat melayani jangan bertanya
tentang pengorbanan. Kalau masih bertanya hal itu , berarti kita masih di level
kindergarden. Pengorbanan itu konsekuensi
logis dari sebuah pelayanan. Jangan bicarakan tentang kesempurnaan. Kesempurnaan
itu juga konsekuensi logis. Tapi apakah semua dilakukan dengan ketaatan dan
kepuasan hati? Tuhan tidak butuh semua itu, itu konsekuensi logis. Tuhan mau
kita beranjak lebih. Jangan tanyakan aspek waktu (sampai kapan ya?) tetapi
berpikirlah tentang apakah aku dapat mempertanggungjawabannya di hadapan Tuhan?
Melakukan pelayanan itu baik, itu namanya kontrak kekal. Jangan coba memikirkan
tentang kebanyakan dalam pelayanan dan minta dikurangi. Harusnya kita bertanya,
“Apalagi? Apalagi?” maka Tuhan senang. Ada
yang merasa keberatan melayani? Jadi tanyalah,”Apalagi?” karena pelayanan itu
kontrak kekal. Jangan berpikir untuk pensiun dari pelayanan. Kita pensiun hanya
pada waktu Tuhan sudah mencabut napas kita.
Suatu kali pembantu di rumah
berkata, “Pa-nyonya adalagi pekerjaan yang bisa dilakukan? Jangan khawatir gaji
tetap.” Maka sebagai tuannya kita akan senang (wuih mahluk langka). Jadi jangan
bilang,”Tuhan, kebanyakan” tapi tanyalah,”Apalagi Tuhan?” karena Tuhan senang. Di
situ baru gereja bisa maju. Kalau jemaat bilang,”Kebanyakan. Capai” maka perlu
dipikirkan apakah pelayanannya perlu dibatasi agar jangan sampai jadi parasit. Tapi kalau mau usulkan sesuatu, dipersilahkan
dan saya katakana,”kita tunggu dulu 6 bulan. Kita berdoa dahulu agar jangan
sampai mendahului pekerjaan Allah.” Kita lihat dahulu bagaimana pergumulan dan
perjuangan seperti apa. Kalau ia pikirkan tentang pelayanan itu, maka ia
pertama-tama harus berjuang. Kita lihat konsukeunsinya. Kalau ia bisa share dan orang lain menangkap beban itu,
maka baru kita mulai membuka pelayanannya.” Jadi tunggu dulu, jangan
mendahului, tanya, “Tuhan maunya apa?” Kalau sudah sesuai dengan maunya Tuhan
maka saat bicara, semuanya akan menyambarnya. Target saya 70% dari jemaat
terlibat dalam pelananan.
Allah mendelegasikan
hidupnya kepada Metusaleh yang paling panjang umurnya. Allah ingin menunjukkan tentang
aspek kekekalan Allah. Allah juga mendelegasikan hidupNya kepada seorang Henokh.
Ia adalah orang yang dicatat pada awal Perjanjian Lama (kitab Kejadian). Upah
dosa adalah maut, tetapi menariknya Henokh tidak pernah mengalaminya. Apakah
Tuhan konflik? Allah ingin mengatakan,”Dosa tidak bisa mengubah dan mengganggu
rencana Tuhan. Kalau Aku mau, kamu mau apa?” Henokh diangkat dan tidak ada
lagi. Juga Nabi Elia yang saat diangkat
hanya dipandangi oleh Elisa pada saat Tuhan mengirim kereta api mengangkatnya. Itulah
kedaulatan Allah terhadap dosa. Aspek ini tidak diberikan kepada semua orang
tanpa kecuali. Allah memberikan kepada semua orang yang kepadanya Allah ingin menyatakan
siapa diriNya. Kita diberi kesempatan melayani baik-baik untuk mengekspresikan
keberadaan Allah dalam pelayanan itu. Jangan mengekspresikan kelakuanmu karena
engkau akan kecewa, tetapi keberadaan Allah dalam hidupmu. Saya menerapkan
prinsip, “Kalau berkhotbah tapi tidak melihat kehadiran Allah dalam khotbah
maka khotbah saya adalah fail.” Walau
struktur dalam khotbah baik, sistematika bagus, bahasa baik tetapi tidak
menunjukkan Allah, maka fail. Maka
Tuhan mendelegasikan kekuasaanNya agar orang melihatNya bukan melihat sang pengkhotbah.
Setiap kali ingin berkhotbah saya berdoa,”Tuhan , ijinkan kami berbicara
tentang Engkau dan kehendakMu. Jaga jangan sampai saya salah menyampaikannya”. Mimbar
itu tempat sendiri di kolong langit antara saya dan Him. Inilah tempat yang
paling menakutkan (the most sacred place
in the church). Setiap kali kebaktian , maka orang tua harus menjaga jangan
sampai anak-anak main di atas mimbar, karena di tempat itu adalah tempat di mana Allah berbicara. Allah
mendelegasikan tugas itu dan tidak kepada setiap orang tetapi kepada orang yang
Ia mau untuk menyatakan diriNya.
C. Kedaulatan Allah
dalam kemurahanNya (Allah menyatakan kedaulatan dalam kemurahanNya)
Ini adalah demonstrasi kebaikan Allah atas dosa dari
kehidupan seorang Henokh dan Elia dan Allah juga memberikan keselamatan pada
orang-orang tersebut.
1. Dominasi Allah terhadap dosa : hidup dan mati.
2. Pemberian Keselamatan menurut kesenangan dan
kemauanNya sendiri (suka-suka Allah, itu demonstrasi).
3. Hak Allah dan tidakberhakan Manusia
4. Tindakan spesifik – penguasaan kehendak.
Ulangan 3:25, 2 Raja-raja 20:1-6 . Roma 9:15
Dalam kedaulatan Allah kita tidak bisa bicara dalam
konteks sama rasa dan sama rata. Dalam arti kalau Allah menyelamatkan aku,
mengapa Allah tidak menyelamatkan orang lain. Itu bicara tentang konteks
pemilihan. Allah memilih mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kenapa ada aspek
kebencian di dalamnya? Memangnya mengapa? Bila dijawab,”Allah itu harus baik
dan tidak boleh benci”, maka kalau Allah tidak boleh membenci maka ada bagian
yang Allah tidak punya dan itu berarti Ia bukan Allah tidak sempurna.” Di
Alkitab ada ditulis,”Aku membenci pengikut-pengikut si ini”. Jangan melihat
secara parsial tetapi lihatlah secara keseluruhan. Aku memilih engkau dan bukan
yang lain. Ini pemilihan predestinasi. Ide ini membangkitkan pikiran logis,
kalau ada yang dipilih maka ada yang tidak dipilih (ada sekelompok orang yang
tidak dipilih).
Untuk menjelaskannya, orang yang dipilih dan yang
tidak dipilih, yang membedakannya adalah : orang yang dipilih adalah orang yang
mendapat anugerah keselamatan dan yang lain tidak. Kalau anugerah Allah tidak
ada, maka posisi keduanya sama yaitu orang berdosa, orang yang berada di tempat
sampah - dibuang dan berakhir di tempat pembuangan. Yang berbeda, yang satu
diberikan anugerah. Tapi ada yang minta anugerah ini juga tetapi Allah tidak memberinya.
Saat hari libur pernah bersih-bersih rumah (nyapu dan
ngepel)? Jongkok dan lihatlah banyak sampah di rumah. Lalu kita lihat tempat
sampah tersebut, rasanya ada benda yang masih bagus lalu diambil dan disimpan.
Kalau saat datang dan tidak diambil, maka benda itu ada di tempat sampah. Kalau
tidak ada anugerah maka kedua jenis orang tersebut akan dibuang ke tempat
sampah. Tetapi karena anugerah Tuhan, orang yang dipilih akan diambil. Orang yang
dibuang ini bukanlah dibuang Allah tapi dibuang sendiri. Waktu manusia
memutuskan berdosa, maka ia mengambil keputusan sendiri membuang diri ke tempat
sampah. Itu keputusan yang mereka buat sendiri dan Allah biarkan. Orang seperti
ini adalah orang yang tidak Allah pilih. Tapi bukankah Alkitab berkata bahwa Allah
mengasihi seluruh isi dunia? Bukankah Alkitab berkata: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16). Bukankah ada kata-kata “semua”? Bukankah
dikatakan kesabaran Allah menunggu agar semua orang bertobat? Jawabannya sederhana
: istilah ‘semua’ bukan bicara semua tanpa kecuali tetapi semua dalam limitasi.
Bandingkan pada Lukas 2:1 dikatakan Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan
suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Di sini
ada kata ‘semua’. Pengertian ‘semua’ bukan semua ‘bulat’, tetapi semua yang
berada di bawah kekuasaan Kaisar Agustus. Jadi bukan dunia bulat (hanya
sebagian). Ini dunia dalam limitasi. Jadi bukan semua bulat tanpa kecuali
melainkan semua dalam limitasi. Jangan ajukan keberatan (jangan pandailah awak
bercakap atau jangan banyak bicara).
Anak saya suatu kali komplain,
“Kenapa harus begini?” saya pun menjawabnya. Dia terus bertanya dan saya
menjawab dan seterusnya. Suatu kali saya merasa mulai mentok dengan jawabannya
dan saya berkata,”Karena papa yang omong. Titik! Jangan banyak awak bercakap”. Ini
menunjukkan kedaulatan saya. Maka ia pun ngedumel. Pernahkah kita berdoa,”Terima
kasih Tuhan, engkau tidak menjawab doaku?”. Kalau doa dijawab maka tidak usah
ngomong, karena itu lumrah. Tuhan katakan,”Itu kehendakKu. Janganlah engkau pandai
bercakap”. Terusannya kalau engkau menjawabnya aku tidak tahu nasibku
bagaimana. Ini seakan-akan lambat di belakang. Kita memilah-milah di mana Allah
boleh ada dan tidak. Contoh : kalau makan maka sebelumnya kita berdoa terlebih
dahulu. Tadi waktu makan snack tidak
berdoa karena dianggap makanan kecil. Makan kwaci kita juga tidak berdoa. Jadi
dianggap kecil. Saat minum juga kita tidak berdoa. Karena itu satu paket
(dengan makanan). Kalau malam mau tidur berdoa, kalau siang tidak berdoa. Kita
bisa berkata, “Terima kasih Tuhan atas makanan ini.” Tuhan melatih kita untuk berterima
kasih atas semua makanan. Mungkin saja kita sakit setelah makan snack.
Ujung-ujungnya kita masuk rumah sakit dan meninggal. Tuhan mengajarkan kita
pada perkara sederhana yang dapat kita menanggungnya dan suatu kali Tuhan akan membawa
kita agar dapat menanggung hal-hal yang lebih besar. Tuhan menunjukkan
dominasinya dalam kemurahanNya dan keselamatan. Jangan jadi orang Kristen yang
ge-er.
Contoh : kita baru melewati
Paskah di mana ada kalimat yang sering muncul di dalam kebaktian, “Allah
menyelamatkan kita orang berdosa.” Yesus datang menyelamatkan orang berdosa ,
itu yang kedua. Yang pertama Yesus mati untuk memuaskan keadilan Allah. Tidak
ada urusannya dengan penebusan dosa. Keselamatan manusia merupakan second place. Jadi jangan ge-er dan
mengatakan,”Aku biji mata Allah”, “Aku umat pilihan Tuhan yang dikasihi Tuhan”
itu ge-er. Kita hidup karena belas kasihan semata. Siapa yang bisa menyambung
kekhawatiran sehari ke sehari? Itu belas kasihan Tuhan. Ujung-ujungnya lupa
kebaikan hati Tuhan dan kita begging :
bahwa Allah berdaulat di dalam
kemurahanNya.
Aplikasi
1.
Takut akan Tuhan
Takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan. Kalau
kita tidak takut akan Tuhan, jangan harap kita punya pengertian tentang Tuhan.
Kalau takut akan Tuhan, maka kita akan tahu bagaimana bersikap kepada Tuhan?
Kepada orang ini Tuhan akan limpahkan pengetahuan akan Dia. Semua pengetahuan
membawa kita semakin menunduk (bow down)
kepadaNya. Hidup kita menyambung dan sangat tergantung kepada kekuasaan Allah. Terima kasih Tuhan untuk kasih setiaMu yang
kualami dalam hidupku, terima kasih Yesus untuk kebaikanMu sepanjang hidupku.
Terima kasih Yesusku buat anugerah yang kau beri sebab hari ini Tuhan adakan
syukur bagiMu. Di dalam takut akan Tuhan ada kelimpahan pengertian tentang Dia.
Jangan mendahului Dia dalam segala sesuatu, berhentilah sejenak dan bertanyalah
terlebih dahulu. Kalau punya masalah yang terjadi, coba pikirkan mana yang dikerjakan lebih dahulu : keinginan
menyelesaikan masalah atau berhenti dulu untuk berdoa? Rasanya ingin
cepat-cepat menyelesaikan masalah karena masalah itu nyata.
Suatu kali dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta
pada pagi hari saya bermaksud melakukan persiapan khotbah (sudah ada 3 naskah
khotbah) di pesawat dan finalisasi akan dilakukan di Jakarta. Setelah itu baru
terbang dari Jakarta ke Denpasar. Ternyata di Jakarta saya sibuk sekali,
sehingga tidak ada waktu sama sekali. Saya siapkan khotbah di pesawat. Seperti
nya saya merasa kurang sreg lalu pindah lagi ke naskah lainnya. Sampai saya
berkata, “Saya mau khotbah apa Tuhan?” Ketiga naskah khotbah yang ada saya merasa
tidak sreg sekali. Saya melihat pramugari dan pelayanannya. Lalu muncul
pertanyaan ini,”Mengapa tidak tanya kepadaNya?” Saya sebagai pendeta yang sudah
memiliki jam terbang tinggi merasa malu. Saya merasa bingung dan hati yang
tidak sreg. Dekat dengan Tuhan berarti tidak ada kesulitan logika tentang Allah
di kepala dan tidak ada lagi masalah di hati maka jalannya. Kalau ada kesulitan
di salah satu kepala atau hati , maka berhentilah. Ditanya begitu, saya malu
hati dan bertanya , “Kalau Tuhan tidak berikan Firman , saya mau bicara apa
besok?” Pendeta bergantung kepada Tuhan. Pendeta tergantung belas kasihan Tuhan
untuk mau menyampaikan apa. Tiba-tiba saat diam, ayat muncul lalu saya catat.
Lalu keluarlah poin-poin khutbah dengan lancar. Saya coba membawakannya. Ketika
pesawat mendarat di Ngurah Rai saya masih sempat makan rawon. Saya bisa masuk
kamar hotel sekitar pk 0.30 dan tidur hingga pk 3 pagi dengan tahu mau khotbah
apa. Jadi ask him. Saya suka membaca
buku karangan John Piper, “Brothers , We Are Not Professionals” (2002). Coba beli
bukunya dan baca. Dalam bukunya ini, John Piper meminta kepada rekan-rekan
sesama hamba Tuhan untuk meninggalkan sekularisasi pastoral dan mengejar
panggilan profetik yang Alkitabiah untuk masuk dalam pelayanan yang radikal. Para
pendeta sedang sekarat oleh adanya upaya profesionalisasi terhadap pelayanan
pastoral. Mentalitas kaum professional bukanlah mentalis para nabi. Itu bukan
mentalitas seorang hamba Kristus. Profesionalisme tidak sedikit pun memiliki
keterkaitan dengan esensi dan jiwa pelayanan Kristen. Semakin rindu untuk
menjadi profesional, semakin pula hamba Tuhan akan mati secara rohani. Sebab
memang tidak ada keluguan professional; tidak ada empati professional, tidak
ada hasrat profesional akan Allah.
2.
Tidak mendahului
Tuhan – Yakobus 4:13-16; Amsal 16:9; 19:21.
3.
Kepercayaan yang
Teguh Jaya – Yesaya 7:9
Yesaya 7:9 Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak
Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak
teguh jaya." Cerita ini diceritakan saat Yesaya berhadapan dengan Raja
Ahas yang sudah meminta bantuan Mesir untuk melawan Asyur. Yesaya berkata,”Jangan!
Jangan percaya kepada Mesir. Jangan mengandalkan kepada kereta-kereta perang
Mesir. Mintalah tanda bahwa Tuhan akan menolong. Jangan takut kepada kedua puntung berasap
itu!” Tetapi Raja Ahas tidak percaya kepada seruan dari Yesaya. Dan hal ini sangat
rohani sendiri. Dia berkata,”Aku tidak mau mencobai Tuhan.” Tetapi Tuhan tidak
berkenan. Jangan membuat kesan rohani di hadapan Tuhan. Jangan cari muka.
Sepertinya rohani sekali, tapi Dia tahu dan marah sekali. Saya kesal dengan
orang yang cari muka. Kita perlu pondasi iman yang benar. Kita bisa manipulasi aspek
rohani namun Tuhan marah.
4.
Ketenangan &
Sukacita.
Pada Mazmur 23 kita melihat pergumulan seorang Daud tentang
apa yang ia kenal akan Allah dan bagaimana sikap akhir dari Daud. Pengalaman
dia dengan Allah lahir dari konteks kehidupannya.
Dulu dia seorang gembala dan sekarang ia melihat Allah sebagai gembala. Dulu ia
menggembalakan domba dan sekarang ia melihat dirinya sebagai domba dan Allah
sebagai gembala. Jangan abaikan konteks hidup. Allah bekerja dalam konteks
hidup. Inkarnasi dalam konteks hidup. Ada yang berkata,”Iman kita jangan
bergantung pengalaman”, itu betul tetapi
jangan abaikan pengalaman karena pengalaman dipakai Allah sebagai bukti bahwa
iman kita betul. Jangan menghina pengalaman karena Tuhan pakai. Daud salah satu
contohnya. Ia katakan Tuhan adalah gembala karena ia pernah menjadi gembala
(sekarang ia menjadi dombanya). Kita lihat pergumulan Daud dengan cara berpikir
yang terbalik baru kita melihat Maz 23. “Tuhan
adalah gembalaku , takkan kekurangan aku” hal ini berarti Daud pernah
mengalami merasa kekurangan. Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, ia memimpin aku ke air yang
tenang artinya Daud ingin berbicara bahwa ia mengalami keletihin dan
membutuhkan tempat peristirahatan. Ia dahaga dan capai. Ia menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya berarti Daud merasa jengah dengan jiwanya dan pernah
tersesat. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
berarti dia pernah mengalami ketakutan akan kematian (sewaktu ia dikejar Saul mau
dibunuh). sebab Engkau besertaku; gada-Mu
dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku artinya Daud pernah mengalami kesedihan
yang amat sangat. Itulah cara Daud mengungkapkannya, Kesimpulan dari proses berpikir terbalik
tentang bagaimana Daud menemukan Allahnya. Pertama dia melihat Allah sebagai
pemimpin yang berjalan di depan dan ia merasa cukup puas (karena ada yang
berjalan di depan). Tapi pada saat tertentu ia terkejut karena ia tidak melihat
Allah berjalan di depan sehingga ia merasa kecewa kepada Tuhan. Namun Allah
berkata, “Memang Aku tidak berjalan di depan, tetapi Aku berjalan di
sampingmu”. Allah penuh dengan kejutan. Orang seperti ini adalah orang yang
dulu mengenal Allah tetapi kemudian ia merasa Allah menjadi sangat asing (aku
tidak tahu bagaimana cara Kamu memimpin aku. Asing sekali).
Saya lahir, TK, SD, SMP,
SMA, kuliah STT di Jakarta. Dari SD -SMA saya tinggal di bilangan Senayan
karena sekolahnya juga di Jakarta Selatan (Di jalan Hang Lekir). SMP 11 di Mayestik
(Jl. Bumi). SMA 70 di Bulungan. Setiap kali pergi sekolah jalan kaki sekian
waktu , sampai saya hapal mati rinciannya. Ada batu, kios, rumah teropong, rumah terompet dll. Suatu
kali ketika sudah menikah dan berpergian, saya ingin mengajak anak saya pergi ke sekolah. Anak
saya bertanya,”Papa mau ke mana? Aku mau mengajak ke tempat papa sekolah SD dulu”.
Saya mulai mengumpulkan memori untuk mengingat-ingat jalannya. Suatu kali saya hentikan
mobil dan keluar untuk mencari tahu jalannya. Anak saya bertanya, “Kita mau
kemana sih pa?” Saya menjawab,”Mau ke sekolah papa dulu, tetapi papa tidak tahu
sampai di mana karena jalannya sudah berubah.” Akhirnya sampai juga. Jalanan
yang dulu saya kenal sekarang jadi asing karena banyak sekali perubahannya.
Satu kali saya katakan,”Ada hal-hal baru yang Ia ingin nyatakan kepada kita.
Jalan yang dulu kita pahami sekarang jadi asing. Jadi jangan banyak komplain. Ajarkan
sesuatu tentang Engkau dan kehendakMu.” Allah tidak membiarkan diri kita
tersesat, Ia akan beritahu. Pengaturan kembali itu bersifat positif. Ini catatan
Daud saat dirinya menjadi gembala. Sebagai gembala, setiap hari Daud mau
menuntun dombanya sambil menghadapi bahaya ia menjaga keselamatan dirinya
sendiri (dari terkaman si jahat) sehingga semua domba mendapat makanan dan air
yang baik. Satu hari telah dilewati dengan selamat. Semua domba dibawa pulang
dan dimasukkan kandang lagi. Hari itu pun selesai. Setelah itu keesokan harinya
gembala itu akan membawa domba-dombanya ke luar lagi, ia ulangi membawa mereka
ke tempat yang sama untuk makan dan menghadapi resiko. Jadi bukanlah I’ll live ever dan after. Iman kita
,”Aku akan tinggal di rumah Tuhan sepanjang masa. Tapi tidak ada jaminan.”. Saya
menggaribawahi kata ‘sepanjang masa”. Kita punya pengalaman, Dia pernah membawa
kita keluar dan Dia akan membawa kita keluar lagi lalu membawa pulang lagi. Itu
terjadi sepanjang masa. Puji Tuhan, di sini kita belajar cara berseru dan minta
tolong kepada Dia. Tidak ada jaminan tapi satu hal aku tahu bahwa Ia pernah selamatkan
aku dan bisa terus mengerjakannya. Ia akan membawa kita pada ketenangannya dan
membawa kita kepadaNya.
Tanya Jawab
1.
Tanya :
Ada seorang Kristen yang awalnya bergereja di Gereja Reform
lalu pindah ke gereja lain walau telah dicoba dirangkul (didekati). Apakah pembiaran Allah ini merupakan
kedaulatan Allah untuk membiarkan anaknya ‘jajan’ di gereja lain walau ternyata
akhirnya kembali karena dia menilai doktrin gereja tempatnya pindah tidak benar?
Ini salah satu contoh kasus. Kasus lain : ada seseorang pemuda Kristen naksir seorang
gadis tapi mamanya tidak setuju karena tidak seiman. Pemuda tersebut dan mamanya
membawanya dalam doa, namun akhirnya sang pemuda tetap mengikuti keinginan dan
suara hatinya sendiri. Terjadilah pembiaran Allah sehingga pemuda itu menikah
dengan orang yang tidak seiman. Bagaimana dengan kedaulatan Allah?
Jawab :
Pembiaran Allah nampaknya merupakan salah satu bagian
yang ada di dalam blue print Allah. Contoh
: waktu Adam dan Hawa datang ke taman Eden dan mengambil dan memakan buah dari
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, mengapa Allah tidak mencegahnya?
Kalau Allah mau manusia tidak berdosa, mengapa Allah menciptakan pohon itu?
Lalu kalau ia ciptakan pohon itu, kenapa Dia tidak diam saja tapi
memberitahunya? Mengapa Allah membiarkan saja Adam dan Hawa datang ke taman
Eden? Kalau tahu manusia akan berdosa, mengapa Allah tidak menghilangkan saja
pohon itu agar aman? Kenapa saat Adam dan Hawa datang, mengapa Allah tidak
mengutus malaikatNya datang mencegah mereka datang? Allah membiarkan karena
manusia memiliki sifat moralnya Allah yaitu kesucian, kebenaran dan percaya.
Tapi waktu itu, maksudNya sempurna namun manusia dengan kesadaran utuh
mengambil buah itu. Waktu diputuskan untuk mengambil buah, sudah masuk ke
pertimbangan dengan pengertian dan kesadaran penuh untuk mengambil alih posisi
Allah. Dosa bukan merupakan accident
tapi terjadi melalui engan pertimbangan yang cukup panjang. Allah membiarkan
untuk melihat bagaimana manusia menggunakan peta dan teladan. Allah biarkan dan
tidak cegah. Allah ingin melihat. Memang ada aspek itu bukan dengan pengertian
negative (rasain, biar mampus). Tuhan ada ungkapan kasihNya. Sehingga waktu
masuk dalam dosa, Allah menjadi susah hati karena peta dan teladan merupakan gambar
kesempurnaan Allah. Itu berkaitan dengan label Allah sendiri. Ia (=Kristus)
adalah gambar kesempurnaan Allah. Yesus memulihkan konsep tentang Allah di dalam dunia penciptaan.m
Kalau tidak suka seseorang jangan pakai alasan rohani.
Ada yang menetapkan kekasih dengan kriteria anak Tuhan, cinta Tuhan, rajin
pelayanan, anak pendeta dll. Ini adalah alasan untuk membatasi orang lain untuk
mendekat. Misal : waktu kuliah ada yang naksir anak Pdt. Tong yang lalu meminta
untuk menyebutkan five ways of Immanuel
Kant, kalau seperti itu bisa buyar dan mengurangi pangsa pasar anak pendeta.
Contoh lalu : saat ada pemuda yang menaksir anak saya datang mengetuk pintu.
Saat menemuinya saya memasang muka datar. Selama bertemu dengan anak saya, saya
sengaja turun ke bawah lalu naik ke atas lagi supaya ia tahu anakku sudah ada ‘penunggunya’
(supaya tidak mudah). Jangan terpesona dengan hal-hal rohani seperti hari minggu
datang mau menjemput atau minta untuk pimpin doa dll. Banyak pemuda pakai
senjata dengan menebar pesona melalui hal-hal rohani. Jangan terpesona hal
seperti itu, tapi biarkan waktu menguji. Kita senang bila anak jatuh ke tangan
yang tepat. Jadi kalau mendekati seorang gadis yang tidak disukai mamanya, maka
perhatikan nasehat orang tua. Sebab Allah memberikan orang tua untuk bertanggung
jawab atas hidup anaknya (secara khusus papanya). Kalau ada sesuatu maka orang
tuanya yang akan ditanya. Dengarkanlah nasehat orang tua karena mereka dengan
susah payah menjaga dengan susah dari kecil. Saat malam anak menderita sakit,
mereka kebingunan dan bela-belain untuk bangun tidur dan membeli obat. Mereka menangis
dan berdoa. Hormatilah ayah ibumu supaya lanjut usiamu! Itu cara Tuhan
menjagamu. Tuhan hanya akan memberkatimu kalau engkau menghormati ayah dan
ibumu. Jadi kalau ia memberikan pendapat dengarkanlah baik-baik.
Tuhan bisa pakai untuk memberikan peringatan. Atau
kalau aku suka tetapi mama tidak suka, bisa jadi kita belum memberikan
penjelasan yang cukup. Jangan bilang dengan atau tanpa persetujuan mama , saya
akan jalan terus, karena akan kualat. Para pemudi/a menangkan hati orang tua
dapatkan anaknya. Kalau dia tidak suka, menangkan hati orang tua-nya. Kalau
ortu sudah tercantol hatinya, ia akan menjadi agenmu. Hari dimana saya mau ‘menembak’
Mercy (calon istri), saya duduk manis dan saya membuat diagram pohon.
Pertanyaan pertama : aku suka kau, ada pertanyaan? Jawabannya : ya atau tidak. Kalau
jawabannya ya, berhenti semua kesusahan. Kalau tidak, mungkin jawabannya mau
sekolah, belum kepikiran, nanti saja, aku sudah punya pacar. Kita lihat
jawabannya seperti apa. Saya sudah punya peta apa yang akan dijawab. Jadi saya
melangkah dengan tenang. Akhirnya saya berhasil mengurung sedemikian rupa dan memojokkannya
sehingga menjawab : Ya!. Berperanglah dengan strategi. Roh Kudus adalah roh strategi
(roh yang pakai strategi). Jadi waktu mau ‘nembak’, berdoa dahulu agar siap
menerima semua jawabannya. Kalau berani naksir seseorang maka harus berani
patah hati, kalau tidak susah. Kalau dia penggemarnya banyak maka aturlah
strategi dengan jalan menutup jalan yang lain setelah itu baru melangkah.
2.
Tanya :
Bicara tentang
kedaulatan seperti membicarakan kedaulatan sebuah negara. Bagaimana pandangan
Bapak untuk pendapat, “Kalau mau tahu sebuah negara berdaulat atau tidak maka
harus dilanggar terlebih dahulu.” Bagaimana pandangan Bapak dengan Yakub saat
bergumul dengan Tuhan dan mengalahkanNya? Di mana kedaulatan Tuhan?
Jawab :
Apakah untuk bertemu dengan Allah harus melalui sebuah
pelanggaran? Apakah untuk mengetahui betapa menakutkannya dosa perzinahan dilakukan
dengan berzina terlebih dahulu? Tidak bukan. Kita cukup mengetahui dan
mewaspainya. Apakah Allah pernah mengatakan Dia Allah berdaulat? Iya. Di
Alkitab banyak sekali Allah mengatakan,”Aku mau”, “Inilah kehendakKu”. Jadi untuk
mengetahui kedaulatan Allah, tidak perlu kita melawan kedaulatan Allah.
Pada Jemaat
Pergamum ada jemaat yang mengikuti pengajaran Nikolaus. Kalau kamu berdosa,
buatlah dosa aja untuk memberikan kesempatan kepada Allah untuk menunjukkan
kemuliaanNya. Rasul Paulus menjawab
dalam kitab Roma , “Apakah dengan dosa semakin banyak, maka akan semakin banyak
anugerah Allah bagimu? Sekali-kali tidak!” Jadi tidak harus melanggar sebuah kedaulatan
untuk membuktikan kedaulatanNya. Tapi kalau melanggar hanya untuk merupakan konfirmasi
atas kedaulatan Allah.
Yakub bergumul
dengan Allah di mana kedaulatanNya? Yakub bergumul dan bertarung dengan Tuhan semalam-malaman.
Yakub berkata,”Aku tidak akan pernah mau melepaskan Engkau sebelum Engkau
memberkati aku.” Allah membiarkan diriNya bertarung dengan Yakub. Ini merupakan
prinsip penting tentang bagaimana kita berproses dalam mengenal Allah. Engkau
mau bertarung dengan Allah, silahkan. Tetapi kita harus siap hati karena setiap
kali Allah akan memukul ‘pangkal paha’-mu dan berjalan dengan terpelecok
sebagai monument engkau telah bertarung denganNya. Allah menikmati pertarungan
itu bahwa ada tanda di pangkal paha sehingga Yakub menjadi pincang. Allah membiarkan
Yakub memenangkan pertarungan itu dengan meninggalkan sebuah tanda berupa monumen.
Ini menunjukkan kedaulatanNya.
Allah memberi saya tanda berupa hasil biopsi. Saya
bertarung dengan Tuhan. Dokter berani melakukan biopsi. Ia berani memberi dignosa
setelah dilakukan biopsi untuk memberikan pengobatan. Biopsi ini untuk memberikan
konfirmasi ulang dengan teori dia. Ternyata kanker saya tidak boleh
dikutak-katik, begitu diganggu sedikit maka kankernya akan mengamuk (menyebar).
Waktu saya di Surabaya saya biopsi 7 cm ternyata hasilnya meleset sehingga perlu
dibiopsi ulang walau tanpa biaya tambahan. Seharusnya tidak boleh dioperasi
(dibiopsi). Saya bertarung sebulan lamanya,”Tuhan , apakah kehendakMu?” “Tuhan,aku
ingin mengerti dan mengikuti kehendakMu”, “Tuhan, aku janji kalau Engkau
sembuhkan, aku akan melayani Mu lebih giat lagi” Jangan coba-coba negosiasi karena
pasti kalah. Kita tidak punya hak untuk negosiasi dengan Allah. Doanya
macam-macam dari doa model reform, semi reform, seperempat reform atau no
reform sampai dengan gaya suka-suka. Saya berutang 2 kali ke istri saya. Ia
berkata sambil menunjuk-nunjuk ke saya,”Kamu ya, kalau kamu tidak berdoa dan menundukkan
kepala di lantai, jangan harap kamu mendengar suara Tuhan.” Tidak ada yang
marahi pendeta kecuali istri pendeta walau membuat saya gondok. Seorang laki-laki
(suami) tidak suka 3 hal : tidak suka diperintah, dinasehati dan diajari. Kalau
diperintah, dinasehati dan diajari maka ia akan berkata, “Who do you think you are?” Tetapi istri tetap harus nasehati ,
perintah dan ajari suami. Maksudnya pakailah filsafat muterisasi. Tunggu
suasana hati, buat teh dulu dll setelah ngobrol ngalor-ngidul baru sampaikan
maksudnya sehingga suaminya akan berkata,”Oh gitu”. Waktu itu saya dongkol
sekali tetapi perkataan itu mengganggu saya. Jadi pk 3 saya bangun dan berdoa
sampai pagi hingga matahari muncul. Saya berdoa, “Tuhan saya tidak tahu mau doa
apa lagi, stock sudah habis. Terserah Tuhan saja.” Saat berdoa seperti itu, lalu
terlintas ayat,”Serahkan segala kekuatiranmu kepadaNya sebab Dia yang
memelihara kamu.” Jadi itu cukup. Pagi hari, saya buka horden melihat matahari
pagi dan berkata, “now I’m different”.
Itu saya tidak jumpai di bangku kelas teologi. Saya berjalan ke kamar mandi dan
berkata, “Jangan takut untuk putus asa, merasa takut, merasa tidak ada pengharapan.
Kalau engkau memelihara cintamu pada Tuhan maka Dia akan menjawab dan meredakan
semua gejolak kekuatiran dalam hatimu. Tuhan kita punya banyak kejutan. Bagi
laki-laki, “Hai para suami, istrimu membutuhkan tiga hal yaitu rasa nyaman,
aman dan kestabilan.” Berikan kepadanya maka ia akan tunduk dengan rela (tanpa
paksa) dan dengan kesenangan hati.
3.
Tanya :
Tuhan itu
semau-maunya, seakan-akan menimbulkan kesewenang-wenangan. Apakah Tuhan itu
ketika melakukannya ada pilihan atau tidak? Contoh : waktu Dia menciptakan
manusia, apakah Dia punya pilihan atau tidak untuk menciptakannya? Pada
akhirnya bukankah tidak dapat dikatakan “Tuhan semau-maunya karena ketika Dia
melakukan sesuatu Dia tahu yang terbaik” (Dia menjadi tidak sewenang-wenang
karena Dia memilih yang terbaik)?
Jawab :
Pertanyaannya saya kembangkan. Mengapa Tuhan Yesus harus
mati di kayu salib? Bukankah Allah dapat mengampuni orang berdosa tanpa Yesus
mati di kayu salib? Mengapa harus kayu salib ? Bukankah ada bentuk penghukuman lain
yang lebih keji dan hina? Dalam seluruh bijaksana yang Tuhan punya, Dia tahu
semua pilihan. Tetapi dari banyak pilihan, Dia harus melakukan apa yang Dia mau
untuk memuaskanNya. Jadi pada akhirnya, yang terbaik adalah puncak dari
semau-maunya Dia. Dalam bijaksana Dia, ia memutuskan. Ada aspek kemauanNya. Dalam
aspek kemahatauanNya dibungkus dengan bijaksana. Sewenang-wenangnya adalah terhadap
diriNya sendiri.
Sebelum
Allah menciptakan manusia, Ia mendiskusikannya sendiri di antara 3 pihak (Allah
Tritunggal) tidak ada siapa-siapa lagi. Lalu Allah menghadirkan manusia (Adam
dan Hawa), itu keputusan dari Allah . Kalau digunakan kata sewenang-wenang,
maka tidak perlu nasehat dan masukan dari siapa pun. Sebelum ada keberatan dari
pikiran dari orang yang merasa susah (merasa tidak bisa begitu), Allah sudah
mengerjakannya. Mereka diberi kesempatan untuk ada, berkembang dan berpikir
bahwa Ia sewenang-wenang. Allah tidak akan pernah terganggu dengan aspek itu.
Yang terganggu adalah kita. Dia dengan sabar akan menuntun pikiran kita yaitu “Dia
itu seperti apa”. Suatu kali Ia berkata, “Kita mau bertarung dengan Dia maka kita
harus siap hati karena membutuhkan tenaga yang besar.” Mari kita mencoba menyusun
ulang ide kita tentang kesewenang-wenangan dikaitkan dengan dirinya Allah. Jaga pikiran kita, jangan sampai kita bicara tentang
Allah dengan tidak cara yang tidak hormat. Kalau orang bilang Allah tidak adil maka
ia harus tahu bahwa Allah punya konsep kedaulatan. Saat Dia didudukkan di kursi terdakwa
jangan kita mengatakan bahwa Engkau tidak adil. Maka itu kita harus serba hati-hati
sekali saat berpikir tentang Tuhan karena takut salah. Termasuk saat belajar
Alkitab dan bertemu dengan kalimat yang susah, saya berkata,”Sabar ya Tuhan,
saya belum bisa mengerti. Aku lambata sekali buat mengerti. Tapi tolong kesabaranMu
mengajarku Tuhan.”
4.
Tanya :
Saat mau ‘nembak’
calon pacar , bagaimana caranya?
Jawab :
Waktu mau
menembak calon pacar, saya berdoa terus karena saingan saya banyak, “Bagaimana
caranya Tuhan? Tolong!” Selain berusaha untuk masuk tetapi juga berusaha untuk
bertemu. Saya terus berdoa. Saya tahu ini seperti pungguk merindukan bulan. Saya
mengumpulkan sedikit keberanian karena ada orang yang mau memisahkan. Setelah
doa, baru menyusun strategi dan ajak bertemu. Kata pendahuluannya saat bertemu,
“Aku punya masalah, aku suka dengan seorang gadis, tapi saya tidak tahu apakah ia
suka kepadaku tidak. Aku mau tahu caranya bagaimana?” Jadi ia bercerita panjang
tentang bagaimana caranya bersikap. Setelah itu saya tanya,”Kamu tahu tidak
gadis itu siapa?” Dia bertanya,”Siapa?” Saya langsung tembak,”Kamu!”
No comments:
Post a Comment