Ev. Susan Kwok
Yos 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak
baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu
akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang
sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku
dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
1 Raja-Raja 15:3 Abiam hidup dalam segala
dosa yang telah dilakukan ayahnya sebelumnya, dan ia tidak dengan sepenuh hati
berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, moyangnya.
1 Raja-Raja 15:11-13
11
Asa melakukan apa yang benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa
leluhurnya.
12
Ia menyingkirkan pelacuran bakti dari negeri itu dan menjauhkan segala
berhala yang dibuat oleh nenek moyangnya.
13 Bahkan
ia memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat
patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu dan membakarnya di
lembah Kidron.
1 Raja-Raja 22:41-43
41 Yosafat, anak Asa, menjadi raja atas
Yehuda dalam tahun keempat zaman Ahab, raja Israel.
42
Yosafat berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua
puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba,
anak Silhi.
43
Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya
dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN.
2 Tim 1:5 Sebab aku teringat akan imanmu
yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan
di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Pendahuluan
Yang dimaksud kalimat pada tema kali
ini “Hidup Hanya untuk Hari Ini” sebenarnya
merupakan kalimat sindiran atau peringatan untuk mengevaluasi diri : apakah
kita adalah orang-orang yang hanya memikirkan hidup sebatas hari ini saja? Tema
ini sebaliknya hendak mengingatkan bahwa kita harus mempersiapkan hari-hari
mendatang dan generasi-generasi penerus kita. Ini bukan pekerjaan mudah. Hanya
dengan pertolongan Tuhan kita dapat melakukannya. Tema GKKK Mabes 2017 adalah
generasi yang sehat dan kuat. Siapakah generasi itu? Dia adalah anak-anak kita.
Dia adalah anak-anak didik kita. Dia adalah orang-orang yang bekerja dan
melayani bersama-sama kita. Mereka adalah orang-orang yang hidup bersama kita
dan suatu hari akan menggantikan kita. Apa yang akan kita persiapkan untuk
mereka? Pondasi apa yang akan kita tanamkan untuk mereka? Apa dasar yang kuat,
teguh dan kokoh yang kita tanamkan untuk mereka? Dalam hal iman, kehidupan
sosial, moral, pekerjaan, mental yang baik, apa yang kita tanamkan? Apa
pengaruh yang kita berikan? Oleh karena itu kita mau melihatnya dari Alkitab
dan belajar dari sejarah yang ada di dalamnya.
Yosua : Teladan dalam Mengikut Allah
bersama keluarganya serta Menyaksikannya.
Yosua adalah orang muda yang
mempertahankan imannya sampai tua. Dia memimpin suatu bangsa yang tidak mudah
ditangani. Suatu bangsa yang selalu ingin hidup seenaknya sendiri. Berkali-kali
Yosua harus mengingatkan orang-orang ini. Sampai kemudian dia menjadi tua dan akan
meninggal. Sebelum meninggal ia mengeluarkan kalimat yang tertera pada Yos 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik
untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan
beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai
Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan
seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Ia memberikan suatu tantangan dan pilihan pada
umat Israel. Kamu mau beribadah pada Allah siapa : allah orang Amori , allah
bangsa lainnya atau kepada Allah orang Israel? Israel harus membuat suatu keputusan untuk dirinya sendiri, karena iman
tidak bisa ikut-ikutan (hanya meniru-niru saja), tetapi iman itu harus
diputuskan dari dalam diri sendiri. Sama seperti kalau mempunyai anak, kita tidak
bisa memutuskan iman anak kita harus kepada siapa demikian juga Yosua tidak
bisa memutuskan iman bangsa Israel. Namun dia melakukan hal-hal untuk memberikan
pondasi selama perjalanan hidupnya agar umat Israel bisa melihat dan dapat
memberikan hatinya kepada Allah. Jadi Yosua memberikan teladan hidup. Ia
memberikan contoh dan model bagaimana dan seperti apa orang yang takut akan
Tuhan (lihat diriku, perbuatanku dan kata-kataku). Inilah contoh orang yang
percaya pada Tuhan. Pada suatu hari Yosua berharap orang Israel memilih Tuhan
sebagai Allah orang Israel. Demikian pula kita harapkan anak –anak kita memilih
iman kepercayaan yang tepat dengan menjadi model atau contoh (teladan).
Yang kedua yang dilakukan Yosua adalah
walaupun ia memberikan pilihan pada Israel tetapi dengan tegas ia
menyatakan kepada bangsa Israel bahwa pilihanku adalah kepada Allah. Ketegasan
ini harus nyata dalam diri Yosua. Sebagai seorang pemimpin, senior dan orang tua biasanya diikuti oleh yang lebih
muda, sehingga Yosua mengatakan “Tetapi
aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!". Itu yang
harus kita lakukan kepada keluarga kita. Meskipun tidak bisa mengambil keputusan
bagi anak-cucu kita untuk percaya, tapi dengan teladan kita menunjukkan pilihan
kita. Itu sebabnya Yosua menjadi tokoh iman yang luar biasa bagi bangsa Israel.
Ia mempersiapkan generasi Israel dalam masa sukar untuk memilih Allah yang
benar.
Asa : Pengaruh Orang Tua Penting Pada
Anak-Anaknya
Yang kedua lihat 1 Raja-Raja 15:3
Abiam hidup dalam segala dosa yang telah dilakukan ayahnya sebelumnya, dan ia
tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud,
moyangnya. Salah seorang putra Raja Daud adalah Salomo yang punya kemudian
berputra Rehabeam. Selanjutnya Rehabeam mempunyai anak yang bernama Abiam. Daud
sangat terkenal akan hatinya yang lembut sehingga kalau dia berbuat dosa dan
ditegur Allah, langsung ia bertobat. Sebagai orang tua Daud pasti telah mengajarkan
anak-anaknya bagaimana ia hidup di hadapan Allah. Tetapi beberapa anak dari
beberapa istrinya ada yang ikut dan ada juga yang tidak ikut jalan Tuhan. Anaknya
Salomo pada awalnya sangat mencintai Tuhan. Waktu Salomo ditanya olehTuhan, “Kamu
mau meminta apa Salomo? Kamu meminta apa saja akan Saya kasih.” Suatu kali
kalau Tuhan datang dan bertanya kepada kita,”Kamu mau minta apa?” Pasti ada
yang mau ini, ada yang mau itu. Namun permintaan Salomo berbeda. Ia berkata,”Tuhan
saya tidak minta uang yang banyak dan umur yang panjang.” Keduanya merupakan hal
yang kalau ditanya menjadi jawaban banyak orang : “Tuhan aku mau umur panjang,
sehat , makmur, kaya serta uangnya banyak”. Tetapi Salomo berkata,”Tuhan aku
tidak minta uang dan umur panjang. Ya Tuhan jadikan aku orang yang bijaksana
dan berhikmat.” Diminta keduanya karena dengan hikmat dan bijaksana ia akan bisa
memimpin kerajaan dan keluarga dengan baik. Bila punya uang tapi tidak
bijaksana maka kerajaan atau keluarga bisa bubar. Punya usia panjang, tetapi
tidak pintar dan bijakasana, juga bisa bubar. Tetapi bila berhikmat dan bijaksana
bisa berusia panjang dan langgeng kerajaan dan keluarganya. Sayangnya Salomo
jatuh dalam dosa seks. Ia memperistri orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan,
sehingga hatinya berubah kepada Tuhan. Akhirnya kejahatan demi kejahatan dia mulai
lakukan. Itu yang dia perlihatkan kepada anak-anaknya. Anak-anaknya mencontoh
apa yang telah diperbuatnya. Sehingga Rehabeam menjadi anak yang jahat. Demikian pula dengan Abiam, anaknya Rehabeam yang
ternyata juga jahat. Jadi dua generasi di bawah Salomo adalah raja yang jahat.
Rehabeam dan Abiam membawa bangsa Israel menjadi bangsa yang jahat juga, tetapi
anugerah Tuhan ada untuk bangsa Israel.
1 Raja-Raja 15:11-13 Asa melakukan apa yang benar di mata TUHAN
seperti Daud, bapa leluhurnya. Ia menyingkirkan
pelacuran bakti dari negeri itu dan menjauhkan segala berhala yang dibuat oleh
nenek moyangnya. Bahkan ia memecat
Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung
Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu dan membakarnya di lembah
Kidron. Siapa Raja Asa?
Asa adalah anak dari Abiam. Allah melindungi Bangsa Israel. Ketika menggantikan
Abiam, Asa banyak melakukan reformasi (perubahan). Yang pertama, Ia menghapus
pelacuran bakti yakni persetubuhan yang diijinkan dilakukan oleh kepada
siapapun dan dianggap sebagai persembahan kepada dewa. Hal ini seperti yang terjadi beberapa puluh tahun
lalu di mana dunia kekristenan digegerkan oleh satu bentuk agama yang
membolehkan orang yang selesai ibadah melakukan hubungan seks dengan siapa pun,
karena itu dianggap sebagai salah satu bentuk liturgi penyembahan. Betapa jahat
yang dilakukan manusia dengan begitu bebas melakukan hubungan seks. Itu
sebabnya ketika Asa menjadi raja ia bertekad menghapus pelacuran bakti. Nenek
kandungnya sendiri kemudian dipecat sebagai ibu suri karena ia membangun patung
Asyera. Apakah Asa kurang ajar? Bukan! Hal ini dilakukan karena neneknya kurang
ajar kepada Tuhan yang telah membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir
sehingga Asa memecatnya.
Asa memiliki seorang anak yang juga seorang reformator alias pembawa pembaharuan. 1 Raja-Raja 22:41-43 Yosafat, anak Asa, menjadi raja atas Yehuda dalam
tahun keempat zaman Ahab, raja Israel. Yosafat berumur tiga puluh lima tahun
pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di
Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi.
Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya
dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Asa seorang reformator yang
melahirkan anak yang juga melakukan pembaharuan. Ia melakukan apa yang benar seperti
ayahnya. Tadi Abiam juga melakukan apa yang jahat seperti ayahnya. Hal ini berarti
apa? Berarti orang tua mempunyai pengaruh penting terhadap anaknya seperti apa
di masa depannya. Tentu hal ini bukan bermaksud menyalahkan orang tua seratus
persen, karena ada faktor lain yang juga mempengaruhi perkembangan anak seperti
media dan lingkungan (pergaulan). Namun yang penting sebagai orang tua,
kita harus mengevaluasi diri apakah kita sudah menjadi orang
tua dan memberi contoh yang baik. Kita tidak bisa mengawasi anak 24 jam, tidak
menutup gelombang perkembangan teknologi, namun yang dilakukan di dalam rumah sendiri
atau saat sedang berada bersama, maka saat itu kita bertanggung jawab atas anak-cucu
kita.
Timotius : Pengaruh dari Ibu dan Nenek
2 Tim 1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman
yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan
yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Rasul
Paulus sangat menghormati , sangat bangga dan bersyukur akan ibu dari Timotius.
Kemungkinan ayah Timotius sudah meninggal sehingga tidak dibicarakan pada nats
ini. Pengaruh nenek dan ibu membuat Timotius mempunyai dasar yang kuat sebagai
seorang anak. Sehingga ketika Timotius bertemu Rasul Paulus ,seorang profesor yang
hebat di bidang teologi, maka Timotius bisa terasah dengan baik.
Tanpa pondasi yang baik, generasi
mendatang jadi tidak baik
Raja, orang tua, pemimpin yang hidup
hanya untuk hari ini (tidak pikir panjang untuk masa depan), mereka akan
mencetak generasi-generasi yang tidak baik. Tetapi orang tua, pemimpin dan
generasi yang takut akan Tuhan akan memikirkan bagaimana hidup generasi ke
depan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah memberikan pondasi yang kuat
untuk generasi penerus kita supaya nanti mereka lebih baik dari kita? Ada 2
jenis pekerjaan yang sangat menyadari pentingnya regenerasi (kelanjutan
pekerjaan). Yang pertama adalah orang yang berkecimpung dalam dunia bisnis dan yang
kedua adalah orang yang berkecimpung dalam politik. Orang yang berkecimpung
dalam bisnis, apalagi bisnis keluarga, maka ia sebisa mungkin mendidik generasi
penerusnya agar hartanya tidak beralih. Segala macam cara dilakukan. Bagi anak berasal
dari keluarga yang sangat kaya, sebelum penikahan dibuat perjanjian pra nikah.
Untuk berjaga-jaga agar kalau orang tuanya meninggal atau bercerai maka
hartanya tidak jatuh ke tangan orang lain. Kalau Di Indonesia dikenal sebagai harta
gono-gini. Misalnya : pengusaha sepatu. Bila usaha sepatunya sudah berkembang dan merambah ke seluruh dunia, maka ia ingin
anaknya yang meneruskan dan berharap anaknya jauh lebih berkembang. Anaknya akan
dididik segala hal tentang sepatu. Supaya anaknya ini bisa menggantinya. Demikian
juga dengan seorang politikus. Politikus identik dengan dunia kotor walaupun
tidak semuanya kotor. Orang tua yang berkecimpung dalam dunia politik akan mencoba
mewariskan pengetahuan kepada anaknya dengan tujuan, minimal kalau sudah tidak
menjabat lagi maka kekayaan dan kesalahan saya tidak dikutak-katik. Itu sering
terjadi di negara kita. Pengusaha dan politikus sangat mementingkan regenerasi.
Bagaimana dengan keluarga dan gereja kita? Bagaimana kita mempersiapkan (menganggap
penting) iman dalam hal regenerasi ini?
Ada seorang teman yang tahun lalu
anak perempuan satu-satunya yang pintar sekali ternyata jatuh cinta pada seorang
supir taksi. Bukan masalah pada pekerjaan supir taksi. Masalahnya : ayahnya
yang aktifis gereja serius dalam pelayanan. Anaknya juga serius dalam
pelayanan. Namun begitu cinta datang maka tahi kucing terasa coklat (irasional, tidak masuk
akal, otaknya tidak jalan). Dia sudah seperti lupa akan Tuhan yang sudah menyelamatkannya
dan lupa pada pelayanan yang sudah diambil. Dia mulai pakai ATM dengan limit
yang tidak kira-kira. Papanya tahunya ia kuliah tetapi ternyata ia tidak kuliah
dan ia pergi jalan dengan cowonya. Suatu kali ia pergi dan tidak pulang-pulang.
Papanya bingung , telepon tidak diangkat-angkat. Tetapi tagihan kartu kredit
jalan terus. Akhirnya oleh bapaknya diblokir. Ternyata ia berada di salah satu pelosok
terpencil di Sukabumi , mereka hidup bersama. Pasangannya muslim dan jelas ia
tidak ke gereja. Papanya coba cari dengan membawa pendeta, malah pendetanya mau
dipukul oleh cowonya. Akhirnya papanya marah besar dan memutuskan hubungan.
Beberapa bulan kemudian, ia mendengar kabar, anaknya sudah hamil 6 bulan. Tambah
pusing papanya. Masing-masing orang harus punya keputusan sendiri. Orang tua memberikan
pondasi tetapi anak harus memutuskan sendiri. Jangan bilang itu ujian dari
Tuhan. Bukan, itu penyakit yang dicari sendiri.
Contoh kedua. Seorang teman meminta tolong, karena suaminya sedang tergila-gila.
Awalnya saya pikir gila judi ternyata gila perempuan. Mereka sebenarnya sudah punya
anak. Tetapi ia tergila-gila pada seorang perempuan muda yang jauh beda usianya.
Apa yang terjadi? Siapa perempuan muda itu? Saya waktu mendengarnya terkejut.
Sebagai hamba Tuhan saya juga merasa ditampar. Ternyata anak perempuan itu
adalah anak dari pendeta. Saya tidak salahkan bapaknya yang tidak saya kenal. Ternyata
sang bapak, istrinya lebih dari 1 alias ada 3 tetapi bisa jadi pendeta. Buat
malu saja. Perempuan masih muda anak pendeta, ternyata pendeta itu punya istri
3. Kita sebagai orang Kristen malu. Saya sebagai hamba Tuhan merasa malu. Apa
kata Tuhan itu yang penting. Tidak mau berpikir, mereka berdua hanya hidup
untuk hari ini, kesenangan hari ini, kepuasan hari ini. Tidak berpikir anak-cucu
dan bagaimana nantinya. Kalau dengan gereja bagaimana?
Saya punya pengalaman tidak enak berkaitan dengan gereja. Lebih dari 10
tahun lalu, ketika terjadi peralihan pimpinan, pemimpin sebelumnya tidak dipersiapkan
oleh gereja untuk menerima saya yang lebih muda. Semua yang saya lakukan dianggap
salah. Kemudian terjadi sedikit permasalahan di tengah jemaat. Karena jemaat merasa
bahwa kehadiran saya untuk meniadakan pelayanan si Bapak Tua itu. Waktu itu
usia saya masih cukup muda dan mengikuti emosi anak muda. Saya langsung marah
dan langsung berkata, “Kalau memang begitu, hari ini juga saya berhenti. Saya
tidak mau gereja ribut.” Akhirnya setelah beberapa hari, saya seperti ditegur
oleh Tuhan. Mengapa kamu pakai emosi seperti itu? Coba adakan pertemuan dengan
pusat. Akhirnya diadakan pertemuan dengan pusat dan semua hamba Tuhan hadir dan
bicara. Semua dibukakan dan diketahui bahwa regenerasi di dalam gereja tidak
disiapkan dengan baik. Peralihan kepemimpinan tidak dipersiapkan dengan baik.
Orang yang akan diganti dan akan mengganti tidak diberitahu dengan baik.
Akhirnya saya menangis karena kesal, sedih dan kecewa. Tiba-tiba hamba Tuhan
itu menangis juga dengan suara kencang. Saya sampai terkejut. Yang membuat saya
kaget , dia menghampiri saya dan memeluk saya seakan-akan saya anaknya.
Langsung kemarahan dan kekecewaan saya hilang. Saya menyesal mengapa saya
marah-marah dengan dia. Sesudah itu pelayanan jadi indah karena saling
mendukung satu dengan lain. Itu regenerasi yang baik.
Penutup
Bagaimana dengan jemaat GKKK Mabes? Bulan Januari 2017 di pelataran parkir digelar
acara talent fair yakni pameran talenta (pelayanan) yang
bertujuan untuk mencari dan mempersiapkan kader agar pergantian pelayanan
berjalan mulus (tidak terjadi kepincangan dalam usia). Contoh : pelatih paduan suara
Hosana ,Sung shimu, sudah harus berpikir bahwa tidak selamanya shi mu bisa hidup dan memimpin
latihan paduan suara. Siapa penerusnya di paduan suara Hosana. Sehingga Sung
shi mu harus mempersiapkan pelatih yang lebih muda untuk mengambil alih
tugasnya. Pengganti anggota paduan suara Hosana juga perlu disiapkan. Suatu
kali anggota paduan suara Jubilate (paduan suara anak muda) akan menjadi tua dan menggantikan asuk-asuk di
Hosana. Anggota Jubilate harus mempersiapkan anak-anak remaja di bawahnya. Sedangkan
para remaja akan meninggalkan masa remaja dan menjadi anggota Jubilate. Anak-anak
sekolah minggu akan menggantikan remaja. Talent
fair untuk segala usia. Majelis dan rohaniawan memikirkan harus ada regenerasi
yang baik di GKKK Mabes. Gereja ini tidak boleh berjalan secara tidak jelas urutan
dan tujuannya. Itu sebabnya saat ini saya bersusah-susah dalam mengikuti kuliah
bahasa Mandarin. Saya baru tahu kata ‘de’ ada 3 macam. De yang harus ada di
belakang kata benda, kata kerja dan di belakang menyusul kata kerja. Supaya tidak
salah dalam hal pemakaian dan terutama dalam tulisan. Kita harus ada regenerasi
juga dalam hal pemusik (termasuk pianis) dan pengurus sound system harus mendidik juniornya. Siapa yang harus
menggantikan mereka? Pengertian regenerasi tidak boleh terbalik, di mana yang
tua menggantikan yang muda. Gereja bisa saja berpikir tidak perlu pusing tentang
penyanyi, pemusik, sound system, operator LCD karena untuk menggantikannya
dengan menyewa orang. Tetapi itu hal yang paling jelek yang bisa dilakukan oleh
gereja. Kalau sudah begitu, gereja tidak berdiri di atas kaki jemaat melainkan
di atas uang. Suatu kali Tuhan tidak kasih uang, bagaimana gereja mau berjalan bila
tidak ada generasi yang disiapkan? Oleh karena itu hidup hanya untuk hari ini
adalah hidup yang mempersiapkan generasi dalam segala hal. Amin.
No comments:
Post a Comment