Pdt. Arision Halim
Yer 1:4-7
4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam
rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari
kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi
nabi bagi bangsa-bangsa."
6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH!
Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."
7 Tetapi TUHAN berfirman
kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun
engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu,
haruslah kausampaikan.
Pendahuluan
Tema “Allah Panggil
Kaum Muda” kesannya ditujukan bagi anak muda dalam menghadapi kehidupan yang
berat. Namun orang tua bertanggung jawab bukan saja membesarkan tetapi juga
mendidik anak-anaknya bahkan juga cucu-cucunya supaya takut akan Tuhan. Jadi bukan saja anak tetapi
cucu juga harus didoakan agar percaya , taat , takut kepada Tuhan dan hidup
bersaksi bagi Tuhan. Ada banyak budaya yang mengatakan tidak level bagi anak
muda untuk berbicara tentang kebenaran (termasuk standar Yahudi yang mengatakan
bahwa sebelum orang berumur 50 tahun tidak boleh mengajar tentang kebenaran). Pada
usia 20-50 tahun, jemaat baru bisa menjadi penatalayan (aktifis) tetapi tidak
mengajar kebenaran firman Tuhan. Maka Tuhan Yesus disindir karena umurNya belum
50 tahun saat mengajar kebenaran. Orang muda sangat krusial. Di satu sisi
menjadi tulang punggung (sandaran) keluarga, gereja dan bangsa-negara tapi di
sisi lain menjadi pembuat onar. Orang muda yang pintar memang berpotensi untuk berubah
menjadi berbahaya saat kehidupannya tidak diarahkan dan diserahkan kepada Tuhan
sehingga banyak orang tua yang mengucurkan air mata. Anak muda banyak yang hanya
senang main game. Banyak anak muda Kristen
yang tidak bisa membuka Alkitab tapi bisa menggunakan media sosial dan game dengan canggih.
Nabi Yeremia dikenal sejak dari kandungan oleh
Allah, didisain menjadi nabi bangsa-bangsa bukan hanya bangsa Israel. Tetapi ia
mengatakan bahwa ia masih muda, tidak cocok untuk itu (tidak bisa atau mahir bicara).
Tetapi Yer 1:7 "Janganlah
katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah
engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.Tidak
ada alasan untuk mengelak bagi Yeremia yang kemudian menjalani kehidupan
sebagai nabi selama 40 tahun. Selama itu ia banyak mengalami pergumulan dan selama
pelayanannya hampir tidak ada yang bertobat dan bahkan ia pernah menyesal menjadi
hamba Tuhan dan mengatakan Tuhan penipu. Namun kemudian kehidupannya menjadi
begitu luar biasa dan unik. Banyak orang enggan dipanggil oleh Allah karena
tidak mau jadi pendeta / penginjil melainkan mau hidup seperti apa yang gua mau (ini hidupku, biarkan aku begini).
Orang muda tidak dipanggil menjadi nabi, tetapi dipanggil menjadi saksi. Sama
seperti Nabi Yeremia, tidak kebetulan kita hidup tetapi sejak dalam kandungan
Ia memanggil kita menjadi anak-anakNya. Ia memberikan kekuatan untuk hidup
menjadi saksi Tuhan dengan diberikannya Roh Kudus. Jadi tidak ada orang Kristen
yang malu untuk menjadi saksi Tuhan di tengah masyarakat. Orang muda bisa mengalahkan
dunia dengan segala kesenangannya, tidak peduli sebrengsek apa hidup di tengah
keluarga, segelap dan sebejat apapun hidup ktia sebelumnya tapi Allah memanggil setiap
orang untuk menjadi saksi.
Samson dan Nabi Yeremia
gagal. Tetapi panggilan Tuhan tidak pernah gagal dalam kehidupan anak-anakNya.
Kehidupan kita di tangan Tuhan dan dibentuk Tuhan menjadi begitu indah, hidup
kita didisain menjadi anak terang untuk berbuat kebenaran. Ini panggilan untuk
setiap anak muda, remaja dan Sekolah Minggu yang harus dididik oleh orang tua
(terang hanya berbuahkan kebenaran dan kebaikan). Tidak semua kita akan menjadi
kaya, sarjana atau pun pengusaha besar, tetapi pastikan anak kita menjadi anak yang
baik , benar dan adil dalam profesi apapun, tidak melulu menjadi pendeta atau
penginjil. Media sosial mengangkat banyak kehidupan orang Kristen yang berantakan
bahkan ada yang menyuap (kasus Patrialis Akbar). Kondisi seperti itu menjadi
mengerikan. Pdt. David Yonggi Cho dari gereja di Korea masuk penjara selama 5
tahun karena melakukan korupsi (penggelapan dana gereja) sebesar 13,1 miliar
Won (setara Rp 1,4 triliun) , Pdt. Alex
Abraham masuk penjara karena kasus Rp 4,7 triliun di gereja Surabaya , Pendeta Kong
Hee dari gereja City Harvest Singapore yang dinyatakan bersalah karena
menggelapkan dana gereja sebesar 35 juta dolar AS sehingga diganjar hukuman
penjara selama 8 tahun. Anak muda bisa mengatakan bahwa yang ada di gereja saja
belum tentu beres. Namun hal itu tidak
membuat kita gelisah. Walau bukan sarjana, orang kaya, tidak berbuat apa-apa
dalam pelayanan atau pun kehidupan saya miskin dan berantakan. Jangan katakan kita
tidak bisa berbuat apa-apa. “Saya miskin atau hidup berantakan” bukanlah alasan.
Kesaksian Pdt Arision
Kakek saya memakai peci, syal dan menjadi
paranormal di Bogor dan bernama Wahid. Ada juga paman yang saya panggil Encing.
Ia orang pertama yang mau ke rumah kami saat mama percaya Tuhan Yesus. Mama
saya orang Betawi Asli. Saat lebaran orang datang ke paman saya dan meminta
supaya dagang laku atau enteng jodoh (ujung-ujungnya minta kemakmuran). Waktu
mama saya ditanya kenapa tidak minta hal yang sama, mama saya menjawab, “Tidak!
Sudah cukup karena saya sudah punya Tuhan Yesus.” Tidak mudah hidup dalam
lingkungan seperti itu. Sebagai anak pertama hidup saya dulunya sangat
berantakan. Saya menggelandang di jalan
pada usia 8 tahun. Saya pernah makan bekas makanan orang di restoran dan
bekas makanan teman yang jatuh. Saya bersekolah di SMA 21 di Kampung Ambon yang
favorit saat itu. Suatu kali saya mendengar khotbah yang mengatakan bahwa kita
adalah kepala bukan ekor (anak Tuhan tidak pernah mengemis dan minta roti). Walau sedang resesi, akan sangat menyakitkan
mendengar khotbah seperti itu saat perut kelaparan. Saat persembahan saya tidak
punya uang sepeser pun. Tidak adil rasanya punya orang tua yang berantakan, tidak
sayang dengan keluarga. Papa saya tidak miskin tetapi ia penjudi dan istrinya 4
orang (dari Betawi, Jawa , Jepang dan Arab). Ayah saya kerjanya hanya adu ayam.
Bukan hal yang mudah hidup di tengah lingkungan seperti itu dan rasanya tidak
mungkin saya bisa melayani Tuhan. 3 kali sudah saya berdoa minta Tuhan agar
mati, beruntung tidak dikabulkan. 6 kali saya mengalami tabrakan (motor hancur
3 kali) 2 kali di Bali, 2 kali di Jakarta dan 2 kali di Palembang. Yang paling
parah di Palembang di mana kepala saya pecah sehingga dampaknya masih terasa
sampai sekarang. Saya tidak punya uang dan waktu masuk kuliah di I3 Malang
tidak punya sponsor. Saya tidak tahu siapa yang membayarkan uang kuliah setiap
semester. Padahal walau makan gratis tapi tetap perlu uang misalnya untuk
fotocopi. Kondisi seperti itulah yang saya jalanai. Untuk singkatnya dapat
dilihat pada film yang ditayangkan dalam program Life Transformers. Saya ingin
menguatkan kehidupan rekan-rekan muda-mudi. Tidak peduli seberapa gagal dan berantakannya
hidup kita, tetap bisa dipakai Tuhan. Pada tahun 2000 dan 2005 kesaksian hidup
saya dibuat dan ditayangkan di acara program TV Solusi, namun apa yang
digambarkan di film ini hanya sebagian. Tuhan tidak membuat miskin seperti kami
yang dulunya terkadang masalah dengan kemiksinan. Suatu kali saat kebanjiran, saya
dan adik saya bermain di tempat tidur. Adik saya mendapat “kacang sukro”. Ia
pun memakannya dan rasanya tidak enak. Ternyata itu telor cecak jadi dia
keluarkan lagi. Memang luar biasa. Dalam
kehidupan suatu kali saya berpikir bahwa betapa Tuhan hanya memakai orang yang
pintar, ganteng , kaya dan bukan orang miskin, gelandangan, jelek, paling
pendek di rumah dan banyak kegagalan. Bahkan kakak rohani pernah mengusir saya
pergi.
Arision Halim merupakan anak pertama dari 7
bersaudara. Di masa kecilnya, ia harus menanggung penyiksaan dari ayahnya. Hal
ini disebabkan oleh kebiasaan ayahnya yang suka berjudi sabung ayam. Ayahnya
punya banyak ayam bangkok aduan. Bila saat diadu ayamnya kalah atau luka maka
anak-anaknya akan kena marah dan ayahnya bisa mengamuk. Sehingga timbul
keributan di rumah. Suatu ketika ayahnya meninggalkan rumah dan keluarganya
tanpa diketahui penyebabnya. Kepergian ayahnya yang tidak pernah kembali lagi membuat
mama Arision menjadi sakit-sakitan padahal anak-anaknya masih kecil. Saudara-saudara
tidak ada yang banyak membantu. Kadangkala ada juga saudara yang membantu namun
karena terus-menerus dipinjami akhirnya mereka menjadi bosan. Hal ini mendorong
Arision mencari uang dengan jalan mengamen. Ia pun meminjam gitar dan setelah mendapat
uang untuk membeli beras 1-2 liter lalu ia pun pulang. Arision masuk ke sekolah
favorit (unggulan) SMA 21 namun dia tidak punya seragam untuk dikenakan. Setiap
hari ia berangkat ke pasar pk 5 saat pasar dibuka. Pk 6 pasar mulai ramai
sampai pk 11. Ia membantu menimbang, membungkus ikan dan menerima bayaran. Di
tengah himpitan ekonomi, ia hampir saja kehilangan harapan. Ia sempat kecewa ,”Mengapa saya hidup seperti ini? Tuhan ini
tidak adil.” Sampai tiga kali saya berdoa. Kalau hidup seperti ini lebih baik
saya mati saja. Saya pernah makan di simpang tiga Rawamangun dengan mengambil
makanan yang telah dibuang orang di tempat sampah. Melihat itu teman saya berkata,
“Kamu gila! itu kan kotor!” Saya katakan, “Tidak apa, saya lapar.” Tapi saat makan
ada suara yang mengiang di telinga yang mengingatkan, “Masa depan kamu tidak
akan seperti ini.” Sejak itu saya mencari Tuhan lebih sungguh-sungguh lagi, bukan kata orang atau pendeta. Saya
mencari satu tempat lalu membaca 40-60 pasal Alkitab setiap hari sehingga
membuat saya bisa melihat dengan jelas rencana Tuhan. Setelah itu saya berusaha
mengampuni papa dan ibu tiri saya walaupun awalnya susah. Kehidupan Arision
juga berubah. Lalu ia melanjutkan kuliah sampai ke jenjang S2 dan kemudian
menikah. Dari kehidupan tidak punya apa-apa gelandangan di jalan, ngamen,
ngenek, sampai kuliah S2, lalu melayani banyak orang di bidang pendidikan. Jadi
walaupun dari keluarga broken home, ia
tidak berakhir dengan keburukan dan penjara. Jadi broken home tidak membuat
broken heart. Luka yang ada juga bisa memulihkan luka orang lain. Air mata
yang mengalir bisa menjadi air mata bagi orang lain. Saya bersyukur pada akhirnya keluarga kami
yang sudah banyak dibina oleh banyak orang, akhirnya bisa menikmati hidup dalam
pemeliharaan Tuhan, kesejahteraan dan kecukupan.
Ada
yang lebih miskin dari saya? Banyak dari kita yang mengalami banyak kesusahan, tetapi
belum banyak yang makan makanan yang berasal dari tong sampah. Tetapi di tempat
itulah Tuhan berbicara dan menjanjikan hidup damai sejatera. Saya tidak pernah
menyesal dipanggil menjadi hamba Tuhan. Saya pernah ditawarkan pekerjaan oleh
perusahaan sebanyak 2-3 kali, supaya hidup saya tidak tergantung pada amplop
persembahan. Kemana pun saya mau pelayanan, tetap bebas bisa dilakukan. Saya berkata
bahwa panggilan saya adalah menjadi hamba Tuhan bukan menjadi pengusaha. Hidup
saya cukup walau tidak akan sekaya pengusaha. Mama saya mengatakan sebelum meninggal
ingin makan salju. Jadi saya pun membawanya ke Alaska Amerika (main salju di
sana 4 bulan). Tuhan menjaga kita. Banyak yang berhitungan bahwa kalau melayani
Tuhan apa yang saya dapat dariNya? Kita mendapat segalanya. Kita diberikan
pengampunan, kehidupan untuk bisa menghayati kehidupan setiap hari. Saya di
Alaska ditawari menjadi pendeta oleh orang bule dengan gaji 4,000 dolar Amerika
sebulan. Adik ipar saya berkata bahwa
gaji saya bisa mencapai 5,000 dolar Amerika. Itu jumlah yang besar buat mantan gelandangan.
Kalau dipikir bangga juga jemaatnya orang-orang bule. Tetapi saya akhirnya
kembali. Orang di sana berkata, “Are you
crazy ? Banyak yang secara tidak legal menjadi pendeta di sana. Mengapa
tidak mau?” Saya menjawab, “Karena saya berutang nyawa. Saya ingin melakukan kontribusi
langsung di Indonesia. Saya hidup hanya sekali dan ingin memberikan usaha yang maksimal.
Ada kontribusi langsung bukan sekedar kirim uang. Akhirnya setelah 2 minggu
menjelaskan, mereka mengerti panggilan saya. Saya pernah 5 tahun menjadi rektor
tanpa gaji. Sebagian besar mahasiswa nya tidak bisa bayar, baik yang dari Poso
atau yang dari Nias (korban Tsunami). Sekarang sebagian siswanya sudah bergelar
MTh bahkan DTh. Saya bersyukur kehidupan saya menjadi berkat. Kalau Tuhan panggil,
ia akan menjaga. 35 tahun setelah pelayanan, saya tidak punya rumah sendiri dan
mobil. Istri saya pernah mengalami keguguran selagi di Hawai. Kami jalani
bersama. Saya tidak punya gaji karena tidak punya jemaat. Di Hagai tidak punya
gaji, tetapi Tuhan cukupkan tiap hari dan di sana ada banyak anak dari pemulung
,dari SD sampai mahasiswa. Sekarang saya sedang membangun rumah 200-300 meter
dengan luas halaman 2.500 meter. Saya pesan kayu jati dari Klaten. Kadang kami
berpikir darimana kita hidup? Yang sulit sewaktu mau menikah. Walau banyak yang
senang anaknya dibina oleh pendeta tapi tidak ada yang mau memiliki menantu seorang
hamba Tuhan. Dengan orang Batak saya ditolak. Pacaran dengan keturunan Tionghoa
dianggap fankui dan miskin (miskinnya
yang jadi masalah). Kekasih saya kuliah S1 di Taiwan, S2 di Amerika, lalu
pacaran. Orang tua pacar bertanya,”Sudah punya rumah?” Saya menjawab,”Tidak.” Akhirnya
hubungan kami putus. Lalu pacaran lagi selama 8 bulan lagi. Seminggu sebelum
tunangan dan orang tua sudah setuju, pacar saya berkata bahwa ia bosan pacaran
dengan orang miskin. Akhirnya putus. Sehingga setelah berusia 42 tahun saya baru
menikah dengan orang Tionghoa. Keluarganya banyak yang masih pegang hio. Saya
berkata,”Saya pendeta, tidak pegang hio dan tidak ke kuburan.” Tapi diterima dan
dimengerti. Kami menjalani berdua. Tuhan berikan yang terbaik dalam hidup.
Tuhan telah menentukan dan menetapkan, hidup kita jauh lebih indah. Banyak yang
tidak serahkan hidup pada Tuhan berakhir dengan kegagalan dan masalah.
Rumitnya permasalahan
Yeremia mengingatkan bahwa tidak ada alasan kita muda,
miskin , keluarga broken home, masa
lalu yang gelap, berdosa dan punya banyak kegagalan Yeremia 1:6-7 Maka aku menjawab:
"Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini
masih muda." Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku
ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi,
dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Kita semua
punya banyak kegagalan. Samson berulang kali gagal dengan perempuan dan
berakhir dengan bunuh diri. Nabi Yeremia juga pernah gagal dalam pergumulan dan
panggilan Tuhan. Tuhan berkata, kalau engkau mau kembali kepadaKu maka engkau akan
menjadi penyambung lidah. Ada pergumulan dan pertobatan. Problem yang dihadapi
tidak mudah. Realitias banyak anak muda yang hidupnya berantakan. Tidak ada
keluarga yang bisa membentengi anak-anaknya dari media sosial. Apa yang
diperbuat anak-anak sudah seperti kelakuan anak dewasa. Anak-anak SD sudah
mengerti sex. 62,7 persen remaja SMP tercatat tidak perawan. Komnas
Perlindungan Anak merilis pengumuman tentang Perilaku Seksual Anak SMP dan SMU
sebagai berikut :
-
93,7 % pernah ciuman, petting dan oral sex.
-
62,7 % remaja SMP tidak perawan
-
21,2 % remaja SMU pernah melakukan aborsi
-
97% pernah menonton film porno
Pornografi memang tidak mudah. Anak kelas 3 SD
sudah tahu sex. Waktu mengerjakan tugas di internet untuk mencari vitamin dalam
buah pepaya , saat diklik yang keluar bukan buah pepaya tetapi buah dada. Dalam
seminar sex education, ada anak kelas
4 SD bertanya di depan orang tua, guru dan pembina tentang bagaimana caranya
sperma bertemu dengan sel telur. Orang muda mudah bicara dengan orang
sepantaran. Namun kita lebih maju karena memiliki jalan keluar dalam Kristus.
Kita telah mengalami kasihNya. Bagi anak yang punya cucu, apakah normal bila
cucunya selfi dengan pose yang sexy dan ingin di-like? Cukup klik like,
bila ada yang ingin dia membuka roknya sampai kelihatan paha atau pun membuka
bajunya bila ingin melihat dadanya? Cinta tidak kenal batas usia. Guru Sekolah
Minggu mengerti apa artinya mengajar yang tidak mudah. Anak SD sudah punya soul mate . Anak SD yang sudah mengerti uang,
bisa menjual diri untuk mendapatkannya. Berapa banyak anak yang hidup di gang-gang
telah menjadi rusak? Anak SD sudah jajan ke pelacur. Mereka anak teman kita.
Mereka teman kita. Jajan dengan hanya membayar Rp 2.000 ke pelacur yang sama nilainya
dengan harga krupuk. Dunia begitu berbeda. Ada anak SD yang menJadi PSK di Bandung, Usia wanita
panggilan di Kota Bandung semakin muda saja. Bulan Ramadhan lalu, Polrestabes
Bandung menemukan anak yang dilacurkan baru duduk di kelas VI SD atau berumur
sekitar 12 tahun. Ada 100
lebih anak SD-SMP jadi pelacur untuk LGBT. Tidak bisa dikatakan itu urusan
mereka. Sekolah Kristen ada yang mendukung LGBT. Di depan guru dan teman, siswa-siswanya
bisa ciuman dan difoto. Ada banyak pendeta yang tidak sadar. Ada banyak sekolah
yang tidak sadar, padahal mereka berada di sekolah mahal. Guru ada yang
berkata, mereka menjadi LGBT bukan karena setan tapi keturunan, sehingga LGBT
dihalalkan. Saya punya siswa lesbian, teman pemuridan yang gay tetapi mereka
bisa bertobat dan berubah. Ada juga yang tidak menikah karena tidak tertarik
dengan laki-laki dan jadi pendeta. Mereka bisa berubah apakah gen berubah saat mereka
lahir baru? Tidak! Saya kumpulkan dokter spesialis anak, bedah, gen,
onkologi di RS Darmais dalam seminar yang
dihadiri para dokter, psikologi dan pendeta. Hasilnya tidak ada 1/10.000 gen bermutasi
sehingga orang berubah menjadi LGBT. Tetapi pergaulan membuat mereka menjadi LGBT
di sekolah dan kampus. Sedangkan GKKK berbuahkan kebenaran, keadilan dan
kebaikan. Kalam terus harus ada dalam hidup kita. Kalau kudus , maka di mana
pun berada maka pemuda GKKK akan berbeda.
AWAS, JKT48 menyebarkan
lagu lesbian untuk generasi muda Indonesia. JKT48 mendukung LGBT dengan lagunya
Cinta Terlarang, Kinjirareta Futari. Sherina
Sinna mengatakan Banzai! Same sex
marriage is now legal accross the US. The dream : next, world! Wherever you are
, be proud of who you are. #LGBT Rights. Mimpinya agar LGBT diterima di seluruh dunia.
Banyak artis mendukung LGBT. Anak kelas 7 Sekolah Tirta Marga mengatakan bahwa
ia tidak peduli dengan keperawanan di hadapan guru dan orang tua murid. Sekolah
Kristen banyak yang jadi pendukung LGBT. Ada juga anak SMP kelas 2 yang menjadi
germo termuda. Ia menjual temannya. Belasan anak muda yang menyetor uang balas
jasa ke dia . Apakah anak SMP seperti ini tidak mengerti apa-apa? Apakah anak
SMA masih terlalu jauh untuk bicara kebenaran? Tidak! Kita harus bicara di
tengah dunia. Kita harus menjadi saksi Tuhan di tengah dekadensi moral. Indonesia
adalah sorga bagi kaum pedofilia. Ribuan anak diperkosa tiap tahun. Indonesia
jadi sorga untuk narkoba. Banyak yang mati kena narkoba. Saat teman bergaul
bebas, mereka bicara dengan mudah tentang dosa yang mereka lakukan. Kita harus
berbicara apa ke mereka? Orang tua bicara apa kepada mereka? Sekolah Kristen
tidak menjamin terhindar dari masalah ini, sekolah negeri apalagi. Ada yang
melahirkan di luar dengan bantuan tukang ojeg saat masih dalam seragam sekolah.
Realita itu membuat kita tidak bisa diam. Lesbian ada di mana-mana termasuk food
court bioskop 21. Kalau orang tua mengajarkan di sekolah minggu dengan kondisi seperi
itu, akan jadi apa mereka? Persekutuan doa LGBT ada 2 di Denpasar. Mereka tetap
ingin jadi Kristen tanpa mengubah kehidupan mereka. Di Jakarta lebih banyak lagi persekutuan LGBT. Kita mau bicara apa kalau gereja tidak
ada garis batas (embakarsi) mana kehidupan yang rusak dan benar. Ada worhsip leader di New York Church Hillsong setelah 5 tahun heboh
baru dipecat. Kehidupan menjadi rancu. Pemuda dipanggil untuk menjadi saksi
Kristus. Pdt.Ngeo Boon Lin (dari Malaysia), yang menceraikan istrinya dan
menikah dengan sineas dari Amerika-Afrika. Ia banyak diundang oleh
gereja-gereja di Indonesia untuk bicara tentang LGBT yang menurutnya bisa berjalan
dengan kebenaran firman Tuhan. Dunia berbeda dengan firman Tuhan. Pimpinan dan
pengijil dari Association Evangelical America Ted Haggard saat ditanya apakah kamu gay? Ia membenarkannya.
Ada juga 2 orang pendeta gay menikah. Dunia begitu berbeda sekarang. Sekolah
berubah menjadi pelangi. Eddie Long banyak menulis tentang keluarga dan diterjemahkan
bukunya (I Don’t Want Delilah. I Need You) di seluruh dunia. 2 tahun lalu
terbukti gay. Kehidupan menjadi rumit. Ada laki-laki yang melahirkan dari rahimnya.
Apakah Alkitab menjadi kuno? Namanya Thomas, anaknya kembar. Aslinya bernama Tracy,
seorang perempuan. Ia merasa dirinya laki-laki lalu suntik hormon, sehingga
keluar kumis dan badannya sixpack tetapi masih ada rahim. Dengan bank sperma ia
bisa melahirkan.
Quo Vadis Youth Ministry?
Dunia sudah berubah. Bagaimana kalau kita tidak
mengerti apa yang diyakini, siapa yang dipercaya, Kalam itu seperti apa? Walau ada
lesbian yang sudah nenek-nenek tetapi saat menikah tetap ingin diberkati di
gereja. Mereka tetap ingin di gereja dengan cara yang salah. Di situlah anak
muda dipanggil untuk bicara tentang kebenaran. Karena walau ada bait Allah , ada korban pagi dan petang namun arah ibadah di gereja tersebut melenceng, Gereja
menjadi berbeda. Kondisi seperti ini kita dipanggil untuk berbeda dengan dunia.
Kalau ditanya, “Orang muda di GKKK , apa yang kau alami dan dipelajari setelah
bertahun-tahun di persekutuan pemuda? Apakah tambah rohani? Inikah kehidupan
pemuda yang kita inginkan?” Inikah kehidupan remaja yang kita inginkan
sekarang? Siapa pemuda yang setiap hari membaca Alkitab? Siapa yang sudah membaca
Alkitab selesai dari Kejadian – Wahyu?
Pagar kita bukan di pelayanan
dan hidup kudus dengan menjadi orang Kristen. Pemuda remaja dan orang tua bisa
kudus hanya bila mengikuti Maz 119:9
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya
sesuai dengan firman-Mu. Tanpa Firman Tuhan kita bisa aktif di gereja namun
bisa berakhir dengan kegagalan karena tidak ada ‘benteng’. Seperti Raja Salomo
hancur dan Samson berantakan. Tidak bisa kita bersandarkan kekuatan sendiri.
Banyak hamba Tuhan yang tumbang satu per satu. Pemuda dipanggil untuk mentaati
kebenaran firman Tuhan, baru ia bisa menjadi saksi Tuhan. Pemuda yang tidak
suka baca Firman maju ke medan pertempuran ibarat maju perang tanpa
perlengkapan senjata rohani, itu misi bunuh diri. Orang tua yang tidak mengajar
anak-anak membaca Alkitab berdosa di hadapan Tuhan. Tidak mungkin mengharapkan
anak bertumbuh secara rohani tanpa mendidik mereka secara rohani. Sejak
kandungan, Allah punya disain dalam hidup kita. Dia Allah yang berdaulat dan menghukum
orang yang berdosa. Ulangan 6:5-7
Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan, haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Sehingga orang tua tidak takut anaknya sekolah
teologia atau melayani Tuhan. Tidak semua yang belajar di sekolah Alkitab akan
menjadi hamba Tuhan. Ayat 7 merupakan tanggung jawab orang tua di setiap gesture (gerak) dan momen hidup kita. Everytime we take our breath. Dalam setiap
nafas kita. Itu yang diinginkan pemuda yang masuk klub studi, olah raga, medsos,
di gereja dan kantor, masyarakat bukan untuk kotbah tetapi menjadi saksi dalam
kekudusan, kebenaran dan keadilan dan bicara tetang kebenaran firman Tuhan. Kita
tidak mungkin bicara, kalau tidak mengerti isi Alkitab. Jangan harap masuk
sorga kalau buka Alkitab saja tidak bisa. Ada pendeta yang juga tidak suka baca
Alkitab. Kalau sudah menjadi pendeta selama 5 tahun, tapi jemaat tidak membaca
Alkitab dan tidak merasa berdosa ke gereja, khotbah apa setiap minggu? Peti
mati tidak pernah menyelamatkan orang di dalamnya. Engkau di panggil untuk
hidup dengan Tuhan sebelum masuk peti mati dan setelah mati kita akan hidup
besama dengan Tuhan. Kalau hidup jauh dari
Tuhan, jangan harap setelah mati dekat dengan Tuhan. Kematian tidak mengubah
fakta relasi kita dengan Yesus. Waktu bicara dan dipanggil oleh Allah sebagai
orang muda : betulkah Kristus hidup
dalam dirimu? Setiap melayani pemuda dan remaja. Tuhan minta ktia berbeda dan
berubah. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna. Pola pikir , perasaan, pola laku, nonton, pakaian
berubah. Kita bisa lakukan apapun, selagi itu memuliakan Tuhan. Membangun sesama
diri kita sendiri. Tahu apa yang baik, yang berkenan pada Allah dan sempurna. Sesederhana
itu. Tuhan hanya minta kita selangkah lebih maju. Apakah ada Kristus tidak? Kalau
tidak, kita tidak akan tahan menghadapi gempuran walau beragama Kristen kita
jauh dari kekudusan. Kita tidak berbakti kepada Tuhan karena kita tidak menghargai firman Tuhan.
Tidak ada garansi kita akan hidup aman di dunia ini. Jelas prinsipnya : siapa
mendengar firman Tuhan dan tidak
melakukan nya berarti membangun rumah di atas pasir. Maka seberapa pun hebat
hidupnya bagi dunia berarti gagal! GAGAL! Saat ada hujan angin dan banjir maka
hebat kerusakannya. Kita harus sadar di mana posisi kita di hadapan Tuhan. 2017
lebih berat dari 2016. Hanya orang yang berjalan dengan Tuhan, hari esok lebih
baik dari hari ini. Di luar itu tidak mungkin. Terlalu banyak air mata. Apa
bukti kita di dalam dia? Panggilan Tuhan membuat kita eksis walau tidak
bergelar (tidak kuliah). Sehingga di Hagai ada 2 orang yang hanya tamat SMP.
Ada pimpinan perusahaan yang hanya tamat SMP. Ada yang memiliki perusahaan distributor
panasonic, konsultan PBB dan trainer Metro TV. Bahkan pengurus Budha Suci memintanya
jadi pengurus. Padahal hanya tamatan SMA. Hidup tetap indah bukan?
Apakah ini
menjadi pemikiran Kita ? The
Transformers
Komunitas
Pelayanan Pemuda tidak pernah ditujukan untuk kepentingan Gereja. Itu ditujukan
untuk kepentingan pemuda. Tidak
hanya berbeda dengan dunia; kita bertumbuh untuk membawa perubahan. Hidup
sesuai dengan Firman Tuhan, sebagai Terang dan Garam dunia. 1 Timotius 4:12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah
karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu.
1 Yoh 2:5
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah
sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Ayat ini menjadi modal
saat menerima panggilan Tuhan, menjadi dasar dalam kehidupan berjemaat
sekarang, menjadi pondasi kehidupan saat kita menjawab panggilan Tuhan untuk
menjadi saksiNya. Segala perkara dapat ditanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaKu. Bukti bahwa kita ada di dalam Dia adalah dengan melakukan perintahNya.
Di dalam Dia, sungguh sudah sempurna kasih Allah. Rasul Paulus mengatakan dalam
Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan
kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau
kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tidak ada! Itu garansi. Tidak peduli seberapa
berat hidupnya, masa depan akan indah. 1
Yoh 2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti
perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Semua yang mengaku pengikut Tuhan Yesus (pendeta,
hamba Tuhan, majelis, aktifis, jemaat) namun
tidak mengikuti firman Tuhan maka kita jadi anak pendusta. Iblis adalah bapak
pendusta. Kekristenan bukan ritual, atau sekedar doktrin (teologia), aktifitas,
tetapi kekristenan adalah relasi dengan Pencipta yang telah menebus kita
sehingga kita bisa hidup memuliakan Dia sesuai kehendakNya. Walau apa pun
profesi kita, (pedagang, supir, pembantu rumah tangga dll) kita harus menjadi
saksi Kristus.
Saya berharap pagi ini saya bisa menggelisahkan,
membuat marah semuanya dan mengingatkan bahwa hidup dengan Tuhan bukan basa-basi.
Bila tidak menuruti firman Tuhan, kita gagal. Pendusta adalah orang yang
menyangkal Yesus Kristus. Siapa pun menyangkal Yesus Kristus adalah anti-Kristus.
Yang menyangkal adalah orang yang tidak peduli dengan kebenaran firman Tuhan
dan panggilan Tuhan untuk hidup sebagai saksi
Kristus di tengah sekolah, kampus dan masyarakat. Bapak ibu juga harus menjadi teladan
bagi anak-anak dalam perkataan, tingkah
laku, kesucian dan kasihmu. Amin.