Pdt. Hery Kwok
Ibrani 1:2
1
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
2
maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima
segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
3
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi,
4
jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang
dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Pendahuluan
Hari
ini adalah hari pra-Paskah ke-6. Di GKI , Gereja Kristus atau gereja Injil
lainnya ada yang menyalakan 5 buah lilin minggu ini karena tanggal 19 April
saat Jumat Agung dikategorikan sebagai pra-Paskah ke-7 sedangkan GKKK hanya
menghitung hari Minggu saja. Dalam minggu-minggu pra-Paskah tema-nya tentang
Kristus yang dilihat dari beraneka sudut (kristology). Hari ini kita akan melihat
Yesus Kristus dari sudut pandang penulis kitab Ibrani. Hari ini nats diambil
dari kitab Ibrani 1:1-4 yang perlu dibaca dan dipelihara. Metode untuk
mengingat dan memelihara (menaruh, mengingat , menghafal dan melakukannya) yang
saat ini dipakai lagi di sekolah-sekolah Alkitab (sekolah teologia). Para siswa diminta
untuk membaca dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu serta menghafalkannya. Hal
ini perlu dilakukan karena sewaktu orang Kristen bergumul dan mengalami
kesulitan maka ayat yang ditaruh di dalam hati akan muncul sehingga kita bisa
melewati masa-masa yang sulit. Yang berbahagia adalah orang yang membaca,
memelihara (menyimpan dan melakukannya) sehingga kita akan punya kekuatan.
Tema
hari ini adalah “Kristus Juru Bicara Allah”. Di film Mandarin bergenre silat,
sutradaranya sering memberi beberapa penekanan pada alur ceritanya. Misal : saat
sang kaisar mengirim utusannya (seperti seorang menteri) untuk datang ke suatu
wilayah atau propinsi, maka para pejabat dan rakyat di provinsi itu akan
menerimanya dengan hormat karena bagi mereka utusan itu adalah orang yang
memiliki tempat yang terhormat. Bahasa sekarang-nya adalah VIP (very
important person atau orang yang istimewa). Namun sutradara saat menggambarkan
anak kaisar sebagai utusan biasanya menggambarkannya sebagai utusan yang sangat
istimewa melebihi utusan lainnya. Ini menyangkut bagaimana (cara) dan kualitas
penyambutannya karena yang diutus adalah anak kaisar sendiri.
Yesus Kristus dalam Kitab Ibrani
Kitab
Ibrani ditulis oleh penulisnya (yang tidak diketahui siapa penulisnya. Ada penafsir
Alkitab yang mengatakan kitab ini ditulis oleh Rasul Paulus). Ia ingin menulis surat
yang ditujukan kepada orang-orang percaya (baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang non Yahudi) di masa-masa
susah yang menguji iman mereka untuk menguatkan perjalanan iman mereka. Ia
ingin meneguhkan iman mereka khususnya kepercayaan mereka yang hanya kepada Yesus Kristus. Maka pada Kitab Ibrani pasal 1-7
penulis ingin membawa pembacanya untuk berjumpa dengan Kristus yang sangat
berbeda dengan seluruh utusan Allah lainnya. Karena ia menyampaikan bahwa cara Yesus
Kristus bicara yang berbeda dengan nabi , malaikat (mahluk surgawi) atau Musa (tokoh
legendaris orang Yahudi dan sangat berkarismatik), Melkisedek (imam besar yang
kepadanya Abraham memberikan perpuluhan). Dengan kata lain, penulis kitab
Ibrani ingin mengatakan bahwa Yesus Kristus berbeda dengan utusan-utusan Allah sebelumnya.
Penulis Ibrani ini mau menekankan tentang Kristus yang sejati. Maka pada ayat
1, penulis Ibrani memberi sebuah penekanan bahwa setelah pada zaman dahulu,
Allah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi. Alkitab kita dibagi dalam 2 buku besar yaitu Perjanjian
Baru dan Perjanjian Lama. Ini merupakan sebuah masa di mana Allah memberikan
anugerah pada masa itu. Waktu Alalh memberikan anugerah pada Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru itu baik, keduanya adalah anugerah Allah yang menjelaskan
hati Allah yang ingin menyelamatkan manusia. Pada masa Perjanjian Lama, Allah menggunakan berbagai cara dengan berbagai
orang untuk menyampaikan isi hatiNya. Allah menjanjikan tentang keselamatan.
Masa Perjanjian Lama adalah masa di mana Allah menjanjikan kepada orang berdosa
untuk memberikan Juruselamat. Jadi isinya janji agar orang-orang di Perjanjian Lama
sungguh-sungguh memahami bahwa Allah itu
baik dan mereka diberikan janjiNya. Pada Perjanjian Baru , Allah menggenapi
janji-janjiNya sehingga seluruh apa yang dinubuatkan oleh janji tersebut
digenapkan pada Yesus Kristus yang final.
Tema-tema
untuk Kelompok Sel dimulai dari apa itu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian
Lama berbicara tentang janji-janji Allah tentang apa yang akan diberikan nanti
kelak. Perjanjian Baru adalah realisasinya. Apa yang Allah janjikan dinyatakan
dalam Yesus Kristus. Di komsel, ada di bulan terakhir 2018 di mana pada bulan November 2018 diadakan launching (perkenalan) komsel. Sedang
tema pada bulan Januari 2019 – Maret
2019 berbicara tentang berbuah dan pokok anggur dan lainnya. Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru adalah 2 masa yang dipakai Allah apa yang diberikan dalam
keselamatan.
Allah Berbicara melalui Pelbagai Orang
dan Berbagai Cara
1.
Melalui Pelbagai Orang
Pada Ibrani 1:1 dikatakan Setelah pada zaman dahulu Allah
berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, Apa maksudnya ‘berbagai cara’? Yaitu dengan
penekanan bahwa nanti (dari) perempuan itu akan datang Mesias. Jadi caranya, mulai
dari Kitab Kejadian Allah sudah memberi penekanan bahwa Ia akan memberikan Penebus.
Allah menekankan nanti dari perempuan itu akan lahir Juruselamat. Pada zaman
Abraham, Allah memberikan penekanan kepada Abraham, “Yang berasal daripadamulah
yang akan menjadi orang yang akan Kuutus”. Dari keturunan sah Abraham masuk ke
Ishak lalu ke Yakub yang dikenal sebagai bapak-bapak orang percaya. Allah menyampaikan
pesan ke Yakub, “Nanti dari suku Yehuda akan lahir Sang Mesias”. Kita melihat
berbagai cara masuk dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Lalu masuk zaman Raja Daud,
Allah akan membangkitkan tunas yaitu Juruselamat. Nabi Mikha berkata,”Nanti
akan lahir dari Betlehem (kota yang tidak pernah diperhitungkan) akan muncul
Sang Raja”. Nabi Yesaya memberi penekanan bahwa yang nanti di Betlehem akan lahir
dari Sang Perawan. Dari perempuan yang masih perawan akan lahir Sang Juruselamat.
Mulai dari Kitab Kejadian Dia berbicara tentang keturunan perempuan dan
ditekankan melalui perempuan yang masih perawan akan lahir Juruselamat.
2.
Melalui Berbagai Cara
Pada ayat
1 dikatakan Allah menggunakan berbagai cara. Waktu Abraham duduk di bawah pohon
tarbantin, Allah menyatakan diri (teofani). Allah bisa menyatakan keinginanNya
melalui penglihatan dan berbicara melalui suara-suara. Seperti sewaktu Samuel masih
kecil, ia dipanggil oleh Tuhan. Karena tidak tahu siapa yang memanggilnya, ia
datang kepada Imam Eli dan bertanya, “Bapak, memanggil aku?” Dijawab “tidak”
sehingga ia tidur lagi. Allah berbicara (teofani) dan bentuknya bisa berupa suara
atau penglihatan dan tidak bisa diberikan
satu patokan tapi melalui berbagai cara. Allah bisa menyatakan diri melalui :
-
Berbicara melalui
suaraNya
-
Penglihatan-penglihatan
yang diberikan kepada orang-orang tertentu
-
Tulisan-tulisan.
Contoh : Allah bisa menyatakan diriNya langsung seperti saat Allah menulis 10
Perintah Allah di loh batu pada zaman Musa, atau tangan Allah menulis di dinding
saat Raja Bersyazar berpesta. Allah mengunakan berbagai metode di Perjanjian Lama karena Allah ingin
menyatakan kepada umatNya tentang janjiNya.
Janji Allah Sudah Sempurna melalui Yesus
Kristus
Pada
pasal 2 penulis Ibrani memberi penekanan yang hebat. Pada zaman akhir ini (Perjanjian
Baru), Ia telah berbicara dengan perantaraan anakNya. Ini penting, karena penulis
kitab Ibrani ingin memberi penekanan kepada kita bahwa janji Allah yang
diberikan sejak manusia jatuh dalam dosa, melalui nabi dan melalui berbagai
cara dan sekarang Allah mengutus anakNya. Pada zaman akhir masa di mana
anugerah Allah (janji Allah) telah final (sempurna) dinyatakan melalui Yesus.
Setelah itu tidak ada lagi cara-cara lain. Allah sudah menggunakan firmanNya
untuk menyatakan kehendakNya.
Ayat
kedua ini menjadi penting karena sekarang banyak jemaat Tuhan khususnya gereja-gereja
yang terbius dengan cerita dari orang-orang yang berani memberikan kesaksian
hebat karena telah bertemu Tuhan lalu berbicara dengan-‘Nya’. Sehingga
mengatakan ada yang terkecoh dan berkata,”Ia hebat sekali”. Mereka mengklaim ,”Tuhan
Yesus bicara dengan saya dan saya melihat Tuhan Yesus.” Membaca kesaksian
seperti ini saya suka tersenyum karena cukup banyak yang tidak memahami Allah
yang menyatakan diriNya dan kehendak Allah di dalam diri Yesus Kristus sudah final. Sehingga Rasul Yohanes berkata
dalam suratnya bahwa apa yang aku tulis meskipun hanya dalam sekian pasal,
sudah cukup menjelaskan tentang anak Allah (Yesus Kristus). Waktu membaca Firman
Tuhan, kita dibawa dalam pengenalan yang sempurna tentang Allah di dalam Yesus
Kristus, tidak perlu yang lain dan tidak ada cara yang lain. Waktu ada yang
berkata ,”Tuhan Yesus datang kepada saya dan berbicara” maka muka Yesus Kristus yang mana yang
datang?. Muka Yesus yang mana yang dilihat? Pertanyaannya : muka Yesus yang ada
di gambar-gambar? Karena berbeda-beda. Ada yang dari artis pemeran film Passion of Christ atau tokoh yang lain,
itu semua gambaran yang mencoba mencari gambaran raut muka Tuhan Yesus. Kalau ada
yang berkata bahwa Yesus berbicara kepadanya, pertanyaannya : Yesus yang mana?
Saya
pernah bertanya, waktu berdoa boleh tidak kita membayangkan wajah Yesus Kristus?
Pertanyaannya : wajah yang mana? Karena kita hanya membayangkan gambaran yang
sudah ada. Ada orang-orang yang senang dengan berita yang spektakuler tentang
adanya orang yang bertemu dan berbicara dengan Tuhan Yesus. Apalagi kalau suka
‘jajan’ untuk melihat dan mendengar pengalaman rohani dari pimpinan rohani yang
‘luar biasa’. Padahal kanonisasi selesai waktu Yesus hadir. Dan Allah
menulisnya dan sudah selesai. Allah mengutus Yesus Kristus sebagai juru
bicaranya yang final. Kalau kita menemukan kebenaran dalam kitab Ibrani yang
memberi suatu penekanan tentang Yesus. Kristus yang bagaimana?
Kemuliaan jabatan Yesus Kristus
1.
Yesus berhak menerima segala yang ada
Ibrani 1:2a 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada.. Yang berhak menerima yang ada. Penulis
Ibrani ingin mebawa kepada kita kemuliaan jabatan Yesus Kristus yang menjadi
jurubicara dimulai dari kemuliaan jabatanNya. Jabatan sebagai juru bicara luar
biasa mulia. Ia berhak menerima segala yang ada. Pada abad pertama pribadi Yesus
Kristus (Allah Anak) dipertentangkan sehingga pada Pengakuan Iman Rasuli
pengakuan Allah Bapa hanya sepotong (Aku percaya kepada Allah Bapa) sedangkan
Yesus Kristus (Allah Anak) digambarkan sampai Allah Anak yang naik ke surga.
Saat itu sulit diterima rasio karena pribadi Yesus, Ia adalah Allah dan manusia.
Ia manusia 100% sekaligus Allah 100%. Sebagai Allah Ia mempunyai segala-galanya,
sebagai manusia Ia adalah utusan yang Allah Bapa suruh, sehingga dikatakan Ia
menerima hak yang diberikan. Penulis Ibrani ingin mengatakan Yesus Kristus
sebagai Allah manusia, diberikan hak untuk menerima segala yang ada yaitu Yesus
yang mempunyai kedaulatan, kemampuan menetapkan sanggup mengendalikan dan mempunyai
kemampuan memerintah. Di dalam kitab Injil, kita menemukan penulis Injil
mencatat kedaulatan yang dinyatakan Yesus Kristus. Waktu Yesus Kristus bicara
kepada angin “Diamlah!” maka angin pun diam. Siapa yang bisa melakukan itu? Hanya
Allah! Itu sebabnya penulis Injil ingin mengatakan siapa Dia, waktu
murid-muridNya ada di atas perahu. Waktu itu murid bertanya-tanya,”Siapa orang
ini?” Ini pertanyaan kepada pribadi yang sanggup menaklukkan alam semesta.
Angin diminta berhenti. Ini hebat sekali. Kalau kita berada di angin ribut dan
ada pribadi yang mengatakan angin berhenti, lalu angin berhenti, ini luar
biasa. Siapa yang bisa menghentikan angin? Tidak ada yang bisa menahannya. Bahkan
gedung dan tiang bisa dihancurkan. Saat angin tornado melanda, bangunan, mobil
truk yang paling besar dan kapal terbawa. Angin yang mengerikan seperti ini pun
tahluk dibawah kaki Tuhan.
Waktu penulis Ibrani mengatakan ia berhak menerima segala
yang ada. Ia berhak menerima kedaulutan yang berada dan menjadi milik Allah. Ia
yang menetapkan, memerintah dan sungguh-ssungguh mengendalikan. Yesus berani
bicara, “Sembuhllah engkau” dan kepada Setan, “Keluarlah engkau!” atau berkata “Dosamu
diampuni”, karena ia punya kedaulataan untuk melakukannya. Sehingga penulis
Ibrani menyarikannya : Kristus dalam kemuliaan jabatannya telah menerima hak
yang Allah telah tetapkan untukNya.
Maka waktu Yesus berbicara kepada murid-muridnya setelah
kebangkitan, "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu.” Karena ia punya kuasa di dalam tanganNya yang sungguh menyertai
kita. Sehingga Yesus Kristus adalah juru bicara yang final dan telah ditetapkan
, sehingga semua tertuju padaNya.
2.
Oleh Yesuslah Allah menjadikan alam semesta
Ibrani
1:2b Oleh Dia Allah telah menjadikan alam
semesta. Oleh dialah Allah menjadikan alam semesta yang kelihatan dan tidak
kelihatan, dunia pada zaman lalu dan akan datang. Dialah Allah yang menciptakan
semuanya dan Kristus menguasai seluruh ciptaan yang ada. Kadang waktu melihat
orang membuat mobil terdiri dari berbagai ahli, baik ahli mesin atau spare-part
lain. Waktu rusak, ahli mesin belum tentu mengatasi nya. Padahal mobil
diciptakan oleh berbagai orang. Karena setiap orang punya keahlian dan tidak
bisa mengambil bagian lain. Waktu dikatakan, alam semesta, itu semua dari
Allah, sebab itu Ia berkuasa menaklukan semuanya baik yang kelihatan maupun
tidak kelihatan.
Sebagai pencipta , Ia sungguh-sungguh punya kemampuan
mengatur mengolah ciptaanNya. Maka votum dimulai dengan perkataan, “Kiranya
turun kasih kurnia dari Allah Bapa dan Allah Anak karena Ialah yang menciptakan
alam semesta dan memeliharanya.” Maka
saat menghayati ciptaan dunia ini, kita
kagum. Seluruh alam semesta diatur secara sempurna oleh Allah, kapan adanya
pagi-siang-malam, ia turunkan hujan, berikan salju, tumbuhkan bunga ini dan
melayukannya. Itu ada di dalam kekuatan Allah dan agenda Dia untuk melakukan
semuanya. Ini merupakan gambaran Allah yang hebat. Maka di dalam Yesus Kristus,
kemuliaan jabatan ada padaNya.
3. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan menopang
segalaNya dengan penuh kekuasaan
Ibrani 1:3b Ia menopang segala yang ada dengan
firman-Nya yang penuh kekuasaan. Ia
menggambarkan dunia yang ditopang Allah adalah dunia yang hancur. Kapan hancurnya?
Karena kita membaca dari sudut fiksi seperti benda yang terbakar hancur.
Istilah yang digunakan penulis Ibrani adalah dunia yang sudah hancur karena
dosa, itu digambarkan dengan kehancuran yang
berkeping – keeping dan mengerikan. Dosa bila tidak dipandang dengan sedemikian
benar maka kita tidak akan merasa dosa itu
luar bisa menakutkan dan itu menjadi kutukan yang membuat kita hidup
dalam kesengsaraan. Kalau kita tidak memahami dosa seperti ini maka kita tidak
memahami bahwa Yesus menopang dunia yang
sudah berkeping-keping hancur karena dosa (berarti tidak ada harapan di dunia
ini). Yesus Kristus yang menopang dengan kasihNya yang menyelematkan sehingga
penulis Ibrani menyampaikan kebenaran bahwa Yesus Kristus memang Jurubicara Allah. Karena di
dalam diriNya mencerminkan siapa Dia.
4.
Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah
Penulis
Ibrani menutup ayat 3 dan 4, bagaimana jabatan itu dipegang oleh pribadi yang
mulia. Keluhuran dan keagungan dari pribadi yang mulia ini. Ibrani 1: 3
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi, Dikatakan pada awal
ayat tersebut, “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah” Ini menarik sekali. Penulis
Ibrani merujuk pada pribadi Yesus Kristus,
pribadi yang mencerminkan kemuliaan Allah.
Ciri dari
pribadi adalah Dia hidup dan punya kehendak. Maka dalam pelajaran katekisasi
tentang Allah , kita diajar bahwa Allah adalah pribadi. Pribadi artinya Dia
hidup. Kalau benda bukan pribadi karena tidak hidup dan tidak punya kehendak.
Jadi bicara pribadi tidak bisa ditujukan juga pada binatang seperti macan yang
hidup tapi tidak punya kehendak dan keinginan yang sama seperti manusia. Waktu berbicara
Yesus yang adalah pribadi , penulis Ibrani ingin mengatakan bahwa Ia pribadi
yang hidup, punya kehendak yang kodratnya sama dengan Allah Bapa.
Contoh sederhana : waktu manusia membantai orang lain, maka
kita mengatakan , “Gila, ini bukan manusia!” Saya saja mau bunuh ayam takut
sedangkan ia membunuh sesame manusia. Itu bukan sifat manusia , karena sifat
manusia tidak seperti itu. Berani membunuh itu adalah sifat binatang. Di film
digambarkan ada harimau (raja hutan) dikelilingi oleh segerombolan Cheetah. Mereka
mengerubuti raja hutan sampai mati. Padahal itu raja hutan yang biasanya waktu
ia mengaum binatang yang lain takut. Namun ternyata waktu dikerumuni,ia kalah.
Naluri membunuh ada pada binatang. Sehingga manusia yang membunuh sifatnya seperti
binatang.
Waktu penulis Ibrani mengatakan bahwa Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah , maka ia bicara tentang Yesus yang sifatnya sama dengan Bapa
di sorga yang adalah Allah. Apa yang
dikatakan oleh Rasul Yohanes pada pasal 14 (ayat 9 dan 11), “Siapa melihat Anak
berarti ia melihat Bapa. Siapa yang percaya kepada Anak, percaya kepada Bapa”. Penulis
kitab Ibrani memberi penekanan bahwa Ialah sungguh-sungguh memiliki keluhuran pribadi Allah.
Penutup
Sewaktu
Ibrani membawa kita kepada Yesus sebagai Jurubicara Allah, apa respon kita? Apakah
respon kita seperti tertulis pada kitab Injil yang mencatat tentang perumpamaan
Allah tentang penggarap kebun anggur. Utusan yang dikirim oleh pemilik kebun
malah disakiti dan dianiaya sehingga akhirnya pemilik kebun mengirim anaknya
sebagai utusan. Waktu para penggarap melihat nya, mereka malah berkata,”Anaknya
datang, mari kita bunuh dia!” Penggarap kebun adalah orang-orang yang menolak
Kristus. Apakah kita sungguh-sungguh percaya atau malah menolakNya? Tidak ada
pilihan lain. Kalau kita berkata ‘percaya’ betulkah? Karena di kitab Injil
banyak yang berkata ‘percaya’ tapi sebenarnya tidak percaya. Yesus bertanya,”Di
mana imanmu kamu yang kurang (tidak) percaya?” Kemuliaan jabatan Yesus ada di dalam diriNya. Bagaimana respon kita
terhadap Yesus? Kita hanya percaya secara kognitif (dalam pikiran saja) atau kita juga melakukan
perintahNya? Alkitab berkata,”Jangan kamu khawatir / takut / gelisah” (dikatakan
sebanyak 365 kali di Alkitab). Artinya sebanyak 365 hari kita diberikan setiap
tahunnya, sehingga setiap hari kita tidak perlu takut. Waktu seminar kebangsaan
kemarin, isunya pada tanggal 17 April 2019 mendatang akan ada huru-hara dan pemerkosaan
seperti peristiwa pada Mei 1998 dan diharapkan banyak orang termakan isu ini
sehingga takut untuk memberikan suara saat pemilu. Pada seminar tersebut
diimbau agar kita jangan golput. Mana
yang kita percaya? Pesan di whatsapp
yang menakut-nakuti atau firman Allah yang mengatakan ‘jangan takut!’. Pada
waktu kita sakit dan terkapar, apakah kita yakin Tuhan Yesus sungguh-sungguh akan
menolong?
Waktu
saya pelayanan di Sumatra, ada seorang ibu yang terkena kanker. Ia sebenarnya
seorang yang sangat teliti menjaga badannya. Tiap tahun ia memeriksa kesehatan,
bandingkan dengan saya yang hanya pernah mengecek kesehatan selama 2 kali
selama hidup. Karena ia orang kaya, saat dokter mengatakan tentang penyakitnya,
ia merasa sangat terpukul sekali. Ia berkata,”Setiap kali saya mendengar orang
bicara tentang kanker, hati saya takut sekali. Karena saya punya keturunan
penderita kanker sehingga saya minta dicek setiap tahun”. Semua organ tubuh
dicek, namun sekarang ternyata terkena kanker. Akhir tahun 2018 ia cek kesehatan
dan dinyatakan bersih. Ternyata di bulan Februari 2019 saat dicek ternyata ia terkena
kanker, sehingga ia merasa down
sekali.
Saya
berkata, “Ini berat karena penyakit ini dipukul dan dialami. Tetapi Yesus
Tuhan kita tahu memelihara kita. Ia
sanggup mengangkat ketakutan.” Karena ibu ini memiliki ketakutan yang
berlebihan. Saat membaca Alkitab seolah-olah tidak bicara, saat menjalani
ibadah terasa hampa. Yesus Kristus sanggup memelihara. Sejauh mana keyakinan
kita bukan hanya kognitif tapi sungguh masuk dalam hati kita. Kalau cuma
sebatas pengetahuan, tapi sewaktu menjalani hidup belum tentu merasakannya.
Tetapi kalau Kristus benar-benar ada dalam pemahaman dan hati saya pasti berbeda.
Orang yang percaya dengan hatinya berbeda sekali. Ia akan berani mengatakan apa
yang Yesus katakan.
Kitab
Injil mencatat wanita yang pendarahan selama 12 tahun seluruh uangnya habis. Ia
hanya punya harapan, waktu ada Yesus Kristus , ia hanya ingin menjamah jubah Yesus
Kristus. Waktu itu pada orang banyak, tapi hatinya menggerakan-nya untuk
menghampiri Yesus Kristus. Kalau kognitif, maka hanya sifatnya pengetahuan
sehingga hampa, karena kita tidak mengalami perjumpaan dengan firmanNya. Yesus
dalam kita Ibrani digambarkan dengan jelas sekali.
Memasuki
minggu paskah terakhir, seberapa jauh kita mengalami Yesus Kristus yang sungguh
hadir dan membawa langkah hidup kita.
Kiranya Tuhan menolong kita.
No comments:
Post a Comment